Kitab-kitab Sejarah Perjanjian Baru

1. Pembagian Perjanjian Baru

Perjanjian Baru terdiri atas:

5 kitab sejarah : Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul

21 surat : 13 dari Paulus, 1 kepada Ibrani, 1 dari Yakobus, 2 dari Petrus, 3 dari Yohanes, 1 dari Yudas

1 kitab nubuat : Wahyu

2. Maksud dan tujuan kitab-kitab sejarah, terutama kitab-kitab Injil

Maksud dan tujuan kitab-kitab sejarah bukanlah melukiskan sejarah (ump sejarah gereja atau riwayat Yesus Kristus), melainkan memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus serta karya-Nya. Dalam Kitab-kitab Injil, kesaksian itu diberikan sampai dengan waktu Tuhan Yesus terangkat ke surga, baru dalam Kisah Para Rasul tentang waktu sesudahnya. Kata Injil berasal dari bahasa Yunani: euanggelion (= ”berita yang baik”). Kata itu digunakan pada hari kelahiran seorang Kaisar, atau mulai masa baru dalam pemerintahan seorang Kaisar. Dalam Alkitab, kata itu terdapat dalam bentuk tunggal saja (mis Gal 1:6, dst). Sebenarnya nama seperti ”Injil Lukas” tidak tepat karena kitab itu mengandung Injil Yesus Kristus yang ditulis menurut Lukas, atau (sama seperti di TL) ”Injil tulisan Lukas”.

3. Harmonisasi dan ”soal sinoptis” ketiga kitab Injil pertama disebut ”sinopsis” (= ikhtisar). Kitab-ki tab itu (lain daripada Injil Yohanes) memberikan pandangan yang sama ten-tang riwayat Tuhan Yesus. Persamaan dari ketiga Injil tersebut, yaitu:matius sendiri adalah saksi mata, Markus memberikan kesaksian dari Petrus (saksi mata juga), dan Lukas telah menyelidiki banyak kesaksian sebelum ia menulis kitabnya. Tetapi juga ada perbedaannya, bahkan perbedaan yang tampak bertentangan.bagaimana hal itu diterangkan?

Contoh: cerita tentang pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun diberikan oleh ketiga penulis Injil; di Markus dengan dua ayat saja, di Matius dan Lukas lebih panjang―tetapi urutan pencobaan menurut Matius berbeda dari urutan menurut Lukas.

Contoh lain: menurut Matius dan Markus, pada kisah kebangkitan ada dua orang perempuan yang mendatangi kubur Tuhan Yesus, yaitu Maria Magdalena dan Maria yang lain (ibu Yakobus). Menurut Lukas, ada lebih banyak perempuan yang mendatangi kubur Yesus, yaitu Yohana dan ”perempuan-perempuan lain”.

Bagaimana kita dapat menilai perbedaan-perbedaan seperti itu?

Terlebih dahulu kita harus mengingat pengakuan bahwa Alkitab adalah firman Allah dan Alkitab adalah kesatuan. Artinya, jangan kita berkata, ”Ada kesalahan!”; karena kita percaya bahwa Roh Allah meng-ilhamkan Matius, Markus, dan Lukas sama seperti penulis Alkitab yang lain. Dalam soal sinoptis seperti yang diberikan dalam contoh-contoh tadi, kita juga perlu berusaha menyesuaikan pendapat dari kitab masing-masing: bandingkanlah Alkitab dengan Alkitab. Usaha itu selalu dilaksanakan para teolog seperti Augustinus dan Calvin, yang keduanya menulis sebuah buku tafsiran tentang ketiga Injil sinoptis. Mereka tidak saja mengikuti urutan pasal demi pasal, tetapi juga selalu berusaha untuk membandingkan tiap-tiap kenyataan dalam ketiga (atau keempat) kitab Injil. Tafsiran seperti itu, yang menurut kronologi kehidupan Tuhan Yesus, disebut harmonisasi (harmonia = selaras). Itulah tugas bagi teolog Kristen, yaitu berusaha untuk menyelaraskan atau menyesuaikan pendapat kitab-kitab Injil guna memecahkan persoalan sinoptis. Jangan kita meniadakan persoalan yang ada, dan jangan pula kita malu untuk mengakui bahwa suatu persoalan tidak dapat dipecahkan karena masih ada pertanyaan yang tidak (atau belum) dapat kita pecahkan!dalam usaha harmonisasi ini sangat penting untuk mengikuti contoh Augustinus dan Calvin: bandingkanlah Alkitab dengan Alkitab! Dalam contoh yang tadi diberikan tentang perempuan-perempuan yang mendatangi kubur Yesus, pembandingan pendapat sinopsis dengan Injil Yohanes sangat berguna, yaitu ternyata Maria Magdalena memegang peranan pada kisah kebangkitan Kristus, yang tidak diuraikan oleh para penulis sinopsis. Ada satu hal lain lagi yang perlu disebut di sini, yaitu para penulis kitab Injil masing-masing mempunyai maksud dan tujuan sendiri de ngan tulisannya. Matius menulis untuk orang-orang Yahudi, Markus menyim-pan pengajaran Rasul Petrus supaya tidak hilang sesudah kematiannya, dan Lukas menulis kitabnya untuk seseorang yang mungkin sekali dapat disebut ”yang takut akan Allah”, yaitu Teofilus.mungkin urutan pencobaan di padang gurun dapat dijelaskan dari sudut pandang itu. Ternyata, para penulis Injil tidak bermaksud memberikan riwayat hidup Yesus Kristus tepat secara kronologis. Atau persoalan itu tidak dapat dipecahkannya? Nah, ada jaminan bahwa tidak ada kesalahan di kitab-kitab Injil: Roh adalah penulis pertama, jadi tugas kita untuk menyelidiki apakah maksud-Nya dengan urutan yang khusus di Matius atau di Lukas.

Tetapi, ada juga beberapa teolog lain! Bila ada orang menganggap bahwa kitab-kitab suci sebagai tulisan manusia saja, maka pendapatnya lain sekali:

Tambah pula, kenyataan-kenyataan itu sendiri diragukan oleh para teo log sekarang: menurut pandangan banyak orang dari antara mereka, Kristus tidak benar-benar lahir dari seorang anak dara, dan memang Ia tidak bangkit secara badani dari tempat kubur. Semuanya dianggap seba-gai ”hiasan riwayat” di kemudian hari, waktu murid-murid Tuhan Yesus ”menghidupkan-Nya” lagi dalam khotbah-khotbah mereka. Karena Yesus hidup dalam hati mereka, maka mereka bercerita juga tentang Yesus yang hidup pula sesudah Ia mati.... ”Teologi jemaat” di kemudian hari merumuskan wujud pesan Kristus dalam bentuk mite tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya! Dalam rangka itu diberikan banyak teori tentang penulisan kitab-kitab Injil, terutama sejak awal abad ke-19.

Contoh:

Teori Dua Sumber; menurut teori itu Kitab Matius dan Lukas ditulis berdasarkan dua sumber; yang pertama adalah Markus, yang kedua disebut L atau Q (L dari Logion = kata kecil; Q dari Quelle = sumber). L yang belum pernah ditemukan kembali (!), adalah sebuah kumpulan pidato-pidato pendek dari Tuhan Yesus. Pada umumnya, teori seperti itu tak boleh ditelan bulat-bulat oleh orang yang percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah. Bukan karena para teolog itu mencari sumber-sumber; Lukas juga menggunakan sumber-sumber menurut pendahuluan kitabnya. Tetapi segala usaha untuk memecahkan ”soal sinoptis” itu tidak didapat kalau titik-tolaknya adalah pandangan yang tidak menganggap Roh Allah sebagai penulis pertama. (Lih apa yg tertulis pada pendahuluan buku ini, pada hlm 13.)

4. Kronologi kehidupan Yesus

Berdasarkan harmonisasi, riwayat Yesus dapat disampaikan dalam urutan kronologis. Pada halaman berikut terdapat kronologi atau ikhtisar pelayanan Yesus waktu dewasa. Ikhtisar itu sesuai dengan yang diberikan Prof. Dr. J. van Bruggen dalam bukunya Kristus di Bumi, Kampen, 1987. Ikhtisar itu berdasarkan urutan krono logis dari Injil Yohanes.

IKHTISAR KRISTUS DI BUMI

background image

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Daan J. Zandbergen
  3. ISBN:
    978-602-8009-50-8
  4. Copyright:
    © 2011 LITINDO
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih