25. Ratapan

1. Ciri

Pada kematian seseorang umat Israel biasanya menyatakan dukacitanya dengan nyanyian ratapan, seperti dilakukan untuk Musa (Ul 34:8) dan untuk anak Yairus (Mat 9:23). Kitab Ratapan merupakan kumpulan lima syair ratapan seperti itu, bukan karena seorang meninggal dunia, melainkan karena Yerusalem dan Bait Suci diruntuhkan dan karena penduduknya dibuang. Yang mati ialah ”putri Sion”!

2. Pembagian


I 1 Ratapan pertama : Keruntuhan Yerusalem
II 2 Ratapan kedua: Murka Allah terhadap Sion
III 3 Ratapan ketiga: Penderitaan dan penghiburan
IV 4 Ratapan keempat : Sengsara Sion yang dahsyat
V 5 Ratapan kelima : Doa untuk pemulihan

3. Penulis dan waktu

Di TL kitab ini disebut Kitab Nudub Yeremia, sedangkan di TB digunakan nama Ratapan. Penggantian nama itu langsung menyatakan penda-pat para teolog pada masa kini tentang siapakah penulis Ratapan. Menu-rut tradisi kuno, Nabi Yeremialah penulisnya. Bukan saja karena isinya (tentang keruntuhan Yerusalem) sesuai dengan masa nabi itu, tetapi juga karena ada petunjuk pada 2Taw 35:25, di mana Yeremia membuat sebuah syair ratapan tentang kematian Raja Yosia. Tetapi, ratapan itu justru tidak termasuk Kitab Ratapan! Ada petunjuk lain, yang bertentang an dengan Ratapan adalah tulisan Yeremia.yang paling penting, rupanya kitab ini ditulis pada masa keturunan kedua dari orang-orang yang dibuang: 1:7; 5:3, 7. Jadi, tidak ada kepas-tian tentang siapa penulisnya: mungkin Yeremia, mungkin juga bukan!

4. Gaya bahasa

Tiap-tiap nyanyian disusun dalam 22 bait, yang terdiri atas masing-ma-sing enam baris (ps 1–3), empat baris (ps 4), ataupun dua baris (ps 5). Iramanya: setiap baris dengan tiga suku kata yang bertekanan diganti baris dengan dua suku kata yang bertekanan. Demikian:ah, beTApa terpenCILnya KOta itu, yang daHUlu RAmai! (1:1).memang itulah irama yang digunakan dalam bahasa asli; sulit sekali untuk menerjemahkan syair seperti itu. Sama seperti beberapa mazmur, syair-syair ratapan ini dibuat menurut abjad, kecuali yang kelima. Di syair yang ketiga bukan hanya tiap bait dimulai dengan huruf yang berikut, melainkan juga setiap ayat dari bait itu mulai de ngan huruf yang sama itu. Mungkin itulah sebabnya bahwa bilangan ayat pasal 3 berbeda dari pasal 1 dan 2.

5. Ikhtisar

Ratapan kedua dan keempat bersifat sama: pemusnahan Yerusalem dilukiskan dengan jelas; rupanya penulisnya sendiri adalah saksi mata dari pemusnahan itu. Dalam ratapan ini (dan juga di ratapan yg pertama) ternyata bahwa penulis sadar akan sebab pemusnahan itu: dosa dan pelanggaran kota itu. Ratapan ketiga menyanyikan sengsara yang dialami penulis sendiri; ia masih berharap akan Tuhan. Pada akhirnya di ratapan kelima penulis berani mendoakan pemulihan dari keadaan perhambaan, yang disebabkan oleh dosa nenek moyang: ”Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama?” (5:20).

Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan.Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia. (Rat 3:31-33)

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Daan J. Zandbergen
  3. ISBN:
    978-602-8009-50-8
  4. Copyright:
    © 2011 LITINDO
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih