Pembagian Alkitab para ahli Taurat Yahudi pada masa Tuhan Yesus dan rasul-rasul-Nya berbeda dengan pembagian yang kita kenal. Mereka membedakan nabi-nabi lama dari nabi-nabi baru; nabi-nabi lama ialah Yosua hingga Raja-raja, sedang nabi-nabi baru ialah Yesaya hingga Maleakhi. Lihatlah catatan 6 di bagian pendahuluan, halaman 17. Biasanya, kita membedakan nabinabi besar dari nabinabi kecil―bukan karena arti ataupun pengaruhnya berbeda, tetapi karena panjang atau pendeknya tulisan! Yesaya hingga Daniel disebut ”besar” (walaupun menurut orang Yahudi Ratapan dan Daniel tidak termasuk kitab-kitab nabi), dan Hosea hingga Maleakhi di sebut kecil. Ratapan sebenarnya kitab nyanyi an; sebagian dari Daniel bersifat nubuat, sebagian bersifat sejarah atau riwayat. Dari nabi-nabi kecil, Yunus juga memberikan riwayat, lebih daripada nubuat.
”Nabi” (kata yg sama di bh Ibrani) artinya: ”pembicara”, ”pemberita”, dengan maksud: atas nama orang lain. Dalam Alkitab mereka juga disebut ”pelihat”, ”penilik”, ”abdi Allah” atau ”hamba Allah”. Jabat an mereka tidak dapat dibandingkan dengan tradisi ramalan di daerah Timur Tengah. Selain peramal-peramal bukan mewakili Tuhan, tugas nabi-nabi tidak terbatas untuk masa depan saja. Mereka menegur bangsa yang makin lama makin menyimpang dari dasarnya, yaitu dari hukum Taurat. Jabat an nabi adalah tugas untuk memberitahukan kehendak Allah kepada bangsa perjanjian, pada masa lampau, masa kini, dan masa depan.
Jadi, tugas pertama selalu mengingatkan akan kehendak Allah yang dahulu telah dinyatakan-Nya kepada umat-Nya itu, yakni di dalam Hukum Taurat. Jabatan itu berkembang pada zaman raja-raja; waktu bangsa masih di padang gurun, jabatan raja dan nabi masih tercampur, Musa, Yosua;demikian juga pada zaman hakim-hakim.
Pada masa Samuel jabatan nabi berkembang, sehingga nabi-nabi itu menjadi suatu golongan khusus―lihat 1Sam 10:5; 19:20; 1Raj 18:4. Juga di kemudian hari jumlah nabi cukup besar. Walaupun mereka ternyata hidup bersama dalam kelompok-kelompok (2Raj 2:3; 4:38) dan mungkin mendapat suatu pendidikan tertentu di sana juga, namun selalu jabatan mereka itu tergantung pada panggilan Allah sendiri. Bandingkanlah Elisa, yang dipanggil oleh atau dengan perantaraan Elia, ataupun Amos, yang menyebut dirinya seorang petani saja! Nabi-nabi palsu tidak memberitakan kehendak Allah, tetapi hanya menyuarakan pendapatnya sendiri (Yer 14:14; 23:16).
Jadi, nabi-nabi adalah alat penyataan Allah. Cara penyataan kepada mereka tidak selalu sama: kadang-kadang ada suara yang kedengaran (Samuel, 1Sam 3:10, mungkin juga Elia, 1Raj 19:13). Biasanya ada suara yang tidak kedengaran (Yer 15:16; Yeh 3:1-3). Allah menggunakan peng-lihatan juga, terutama untuk panggilan seseorang menjadi nabi (Yes 6; Yeh 1–3).seorang nabi bukan hanya meneruskan penyataan Allah secara lisan; sering kali ia menerangkan kehendak Allah dengan perbuatannya atau dengan kelakuannya: Ahia mengoyakkan jubahnya, Hosea kawin dengan seorang perempuan sundal, Yehezkiel tidak berkabung waktu istrinya mati. Kita biasa pula membedakan nabi-nabi lisan daripada nabi-nabi kitab; justru dalam pengkitaban nubuatnya itu faktor manusiawi menjadi nyata (lih pendahuluan 1.3 dan 3.1).
NABI-NABI PADA ZAMAN RAJA-RAJA