18. Ayub

1. Ciri

Tuhan berperkara dengan Iblis tentang Ayub dan membuktikan bahwa Ia mempertahankan pekerjaan-Nya; juga waktu pencobaan-pencobaan menjadi berat sekali, Ayub harus percaya bahwa Tuhanlah yang adil dan berdaulat dan manusia patut memuji-Nya.

2. Pembagian


No Referensi Keterangan
I 1, 2 (prosa) Pencobaan atas Ayub karena perkara di surga
II 3-42a (puisi) Keadilan TUHAN
3 Ayub mengutuki hari kelahirannya
4-14 Percakapan pertama dengan sahabat-sahabat (Elifas, Bidad, dan Zofar)
15-21 Percakapan kedua
22-26 Percakapan ketiga
27-31 Ceramah Ayub yang terakhir: Aku tak bersalah!
32-37 Elihu menegur Ayub dan sahabat-sahabatnya
38-42a Jawab TUHAN dari dalam badai
III 42b (prosa) Ayub merendahkan diri dan dibenarkan dalam perkara

3. Penulis dan waktu

Tidak ada kepastian apaapa tentang penulis dan masa penulisan Kitab Ayub, bahkan tidak ada persetujuan antara para teolog tentang masa kehidupan Ayub ataupun tentang tempat kediamannya, tanah Us―ada berbagai anggapan berkaitan dengan letaknya; ada yang menganggap di Aram, di Babel, di tanah Edom, di daerah Sinai, dan seterusnya. Ayub sendiri mungkin hidup pada masa purbakala, pada zaman atau sebelum zaman Abram: tidak ada petunjuk di kitab ini bahwa Hukum Taurat sudah diketahui, tambahan pula cara hidup Ayub sebagai raja gembala rupanya sama dengan cara hidup Abram.

Tradisi Yahudi menunjuk Musa sebagai penulisnya, yaitu waktu Musa di tanah Midian, tetapi hal itu juga tidak dapat dibuktikan.

4. Ikhtisar

Kitab Ayub termasuk ”Kesusastraan Hikmat”, yang terdiri atas Ayub, Amsal, Pengkhotbah, dan beberapa Mazmur. Kitab-kitab itu mengan-dung hasil dari pikiran orang-orang bijak tentang masalah kehidupan manusia.pokok besar di Kitab Ayub adalah ”teodike”, yaitu masalah keadilan Allah, terutama pada waktu Allah menghukum orang-orang saleh. Kitab Ayub memberikan rangka pokoknya dengan dua bagian prosa, sehingga para pembaca mengerti latar belakang pencobaan-pencobaan Ayub, yaitu perkara yang diperjuangkan di surga antara Tuhan dan Iblis. Walaupun pencobaan itu bertambah berat, Ayub bertekun dalam imannya. Tetapi ternyata ia sama sekali tidak mengerti mengapa Allah membiarkannya dalam penderitaan itu. Dan dalam kesusahannya yang hebat itu sobat-sobatnya mempersalahkan dia: bagi mereka cukup jelas bahwa penderitaannya disebabkan oleh dosanya. Pada akhirnya mereka ditegur Elihu, demikian juga Ayub sendiri juga ditegur oleh Elihu. Kenyataannya:tuhan adalah yang berdaulat, yang mengalahkan Iblis oleh kemuliaan-Nya dan kesetiaan-Nya.

5. Nas

Maka jawab Ayub kepada Tuhan: ”Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang halhal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.” (Ayb 42:1-3)

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Daan J. Zandbergen
  3. ISBN:
    978-602-8009-50-8
  4. Copyright:
    © 2011 LITINDO
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih