”Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes dengan perantaraan malaikat-Nya yang diutus-Nya” (Why 1:1).
No | Referensi | Keterangan |
---|---|---|
I | 1 | Anak Manusia menampakkan diri kepada Yohanes di Patmos |
II | 2, 3 | Surat-surat kepada jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia |
III | a. 4-11 | Penghakiman Allah atas dunia yg menolak kesaksian gereja |
b. 12-14 | Gereja dilindungi terhadap amukan Iblis | |
c. 15, 16 | Malapetaka-malapetaka yang mendahului akhir dunia | |
d. 17-19 | Kejatuhan Babel artinya kemenangan yang terakhir | |
e. 20 | Ikhtisar sejarah: kerajaan seribu tahun | |
f. 21 | Ikhtisar masa depan: semua menjadi baru | |
IV | 22 | Kata penutup: ciri ilahi buku Wahyu |
Sebenarnya, penulis Kitab Wahyu adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri:
1:1; 2:1, dan seterusnya, tetapi Ia memakai Rasul Yohanes, yang dibuang ke pulau Patmos oleh karena firman Allah. Pembuangan itu terjadi (menurut tradisi gerejawi) di bawah peme-rintahan Kaisar Domitianus (81–96). Yohanes dikeluarkan dari kota Efesus, di mana ia bekerja untuk jemaat-jemaat di Asia Kecil. Yohanes tidak menulis surat ini sebagai rasul, tetapi sebagai nabi (22:7, 10, 18). Itulah sebabnya ia tidak menyebut dirinya ”rasul” dalam kitab ini, tetapi ”hamba”.
Tulisan ini dengan nyata berbentuk surat: salam pada permulaan (1:4) dan pada akhirnya (22:21); tambah pula penyebutan alamat ketujuh jemaat oleh Yesus Kristus sendiri (ps 2–3) kebanyakan jemaat itu terkenal dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus.
Yohanes menerima wahyu ini di pulau Patmos, tetapi tidak diketahui apakah dia juga yang menulis seluruh kitab itu di sana. Menurut tradisi gerejawi ia dikembalikan dari pembuangannya oleh Kaisar Nerva, yang menggantikan Domitianus pada 96. Mungkin kitab ini ditulis sekitar tahun itu.
Sulit sekali untuk memberikan pembagian dan ikhtisar Kitab Wahyu, karena sering kali urutan penglihatan terganggu oleh penglihatan lainnya. Misalnya, pembukaan ketujuh meterai, yang dihentikan sesudah meterai yang keenam.
Maka sujudlah kedua puluh empat tuatua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selamalamanya. Mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata, ”Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa....” (Why 4:10-11)