Nabi Hosea bernubuat di daerah Israel (kerajaan sepuluh suku) tentang hukuman Allah yang adil atas ketidaksetiaan bangsa itu. Baik dengan perkataan maupun dengan perbuatannya. Hosea melukiskan keadaan bangsa yang buruk; perkawinannya dengan seorang perempuan sundal, Gomer, digunakan Allah untuk menyatakan ketidaksetiaan istri-Nya, Israel.
Kitab Hosea dapat dibagi atas empat bagian (kecuali judul dan penu-tupnya, 1:1 dan 14:10). Bagian pertama bersuasana tersendiri karena menuruti perintah Allah Hosea kawin dengan Gomer. Dan perkawinannya itu menjadi lambang ketidaksetiaan Israel. Bagian-bagian berikutnya melukiskan beratnya hukuman yang akan menimpa Israel (Efraim), terutama karena ibadahnya yang palsu. Namun, tiap-tiap bagian dilanjutkan dengan nubuat keselamatan.
I | 1-3 | Perkawinan Hosea dengan Gomer melukiskan perjanjian Allah dengan Israel, yang dirasuki oleh ketidaksetiaan bangsa dan dibarui oleh kasih setia Allah |
II | 4, 5 | Nubuat pada masa Zakharia, Salum, Menahem, Pekahya (yaitu sesudah jatuhnya dinasti Yehu) |
III | 6-11 | Nubuat pada masa Pekah dan Hosea |
IV | 12-14 | Nubuat pada masa Hosea |
Hosea bekerja di Kerajaan Utara. Karena ia menyebut raja Israel ”raja kita”mungkin sekali ia sendiri juga berasal dari sepuluh suku, tetapi tidak diketahui lebih tentang dia selain dari nama bapaknya―Beeri. Nama Hosea berarti: ”tuhan telah melepaskan” sama dengan nama Yosua dan Yesus. Hosea menyebut beberapa kota dari daerah utara: Samaria, Sikhem, BetAwen (Betel), Gilgal, dan lain-lain. Menurut judulnya, ada penetapan yang cukup tepat. Tetapi pada penetapan itu hanya disebut satu raja dari Yehuda, yaitu Yerobeam, dan raja-raja lain adalah raja Yehuda; mungkin Hosea tidak mau menyebut nama raja-raja pembunuh itu. De ngan penetapan tersebut dapat dipastikan masa kerja Nabi Hosea: dari ± 760 sampai ± 720. Mungkin Hosea menyaksikan jatuhnya Sama-ria pada 722 dengan mata kepala sendiri. Pada masa itu ada dua nabi lain, yang bernubuat di Kerajaan Utara, yaitu Amos (sebelum Hosea) dan Mikha (semasa dng dia); lihat ikhtisar halaman 65.
4. Keadaan politikpada masa pemerintahan Yerobeam II makmurlah keadaan Israel, tetapi sesudah jatuhnya dinasti Yehu kejayaan ambruk dan kekayaannya habis. Di dunia sekitar Israel ada bahaya yang mengancamnya: Raja Tiglat-Pileser dari Asyur, yang telah mengalahkan Siria pada 732.Pembesar-Pembesar di Samaria selalu bimbang apakah mereka harus bersahabat dengan Asyur atau dengan Mesir. Pada 738 Menahem mulai membayar upeti kepada Raja Asyur; Pekah dipaksa menyerahkan sebagian tanah kepadanya; pada akhirnya Raja Hosea (yg meminta bantuan dari Mesir)dikalahkan oleh Asyur: Samaria dikepung dan dijatuhkan Sargon pada 722.
Berfirmanlah Tuhan kepada Hosea: ”Berilah nama LoRuhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel” Lalu berfirman Ia: ”Berilah nama LoAmi kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu.” (Hos 1:6b, 9)
Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah.... (Hos 4:6)