Pada akhir masa jabatannya sebagai rasul, Paulus menghibur anaknya yang kekasih Timotius supaya mengobarkan semangatnya untuk bertekun dalam pelayanan, terutama melawan pengajar-pengajar sesat. Surat ini mengandung wasiat rohani dari Rasul Paulus kepada anaknya Timotius, yang akan melanjutkan pekerjaannya.
I | 1:1–2:13 | Panggilan untuk bertekun dalam pelayanan |
II | 2:14–4:5 | Panggilan untuk menghadapi pengajar-pengajar sesat |
III | 4:6-22 | Kata perpisahan Paulus |
Tentang Timotius, lihatlah catatan pada surat pertama. Pada waktu itu, penginjil Timotius ternyata masih berada di Efesus (salam kepada Priska dan Akwila dan terutama kepada Onesiforus). Paulus mengundang Timotius untuk datang kepadanya dengan membawa Markus. Mungkin Tikhikus dikirim sebagai penginjil untuk menggantikan Timotius. Pada perjalanan ke Roma, Timotius harus membawa jubah dan kitab-kitab yang ditinggalkan Paulus di Troas.
Lihatlah catatan pada surat yang pertama; pada waktu Paulus menulis surat ini, dia dipenjarakan sekali lagi (1:8; 2:9) di Roma. Sekarang tidak ada harapan untuk segera dibebaskan: ia menantikan bahwa ia sekarang akan dihukum mati (4:6-8). Itulah sebabnya, penahanan ini berbeda dengan Kis 28. Tahun kematian Paulus tidak dapat ditetapkan dengan tepat karena ia dibunuh pada masa Kaisar Nero (yg akhirnya membunuh dirinya sendiri pada 68), kematian Paulus harus ditetapkan waktunya sebelum tahun 68. Jadi, mungkin 2 Timotius ditulis pada tahun 67.
Surat ini bersifat pribadi, walaupun ada juga petunjuk-petunjuk untuk jemaat-jemaat. Paulus minta diri dari anaknya-dalam-iman. Ia memper-ingatkan Timotius akan karunia-karunianya dan menasihatinya untuk bertekun dalam tugasnya (ps 1). Sebagai prajurit Kristus ia harus berjuang, terutama melawan ajaran sesat yang semakin hebat (2 dan 3). Timotius harus tetap berpegang pada Kitab Suci dan pada kebenaran yang diajarkan Paulus kepadanya (3 dan 4).
Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. (2Tim 1:14)
Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk men- didik orang dalam kebenaran. (2Tim 3:16)
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku.... (2Tim 4:7-8)