Sesudah perpecahan yang disebabkan oleh pengajar-pengajar sesat, maka orang-orang beriman di Asia Kecil dipanggil oleh Rasul Yohanes untuk setia pada kasih Allah. Kasih Allah itu dinyatakan-Nya dengan mengi rim Anak-Nya yang menjadi manusia untuk pendamaian dosa kita. Kasih Allah itu mengandung juga kasih persaudaraan.
No | Referensi | Keterangan |
---|---|---|
I | 1:1-4 | Firman menjadi manusia—Yohanes sendiri adalah saksi |
II | 1:5-2:176 | Persekutuan dengan Allah mengecualikan kegelapan |
III | a. 2:18–3:24 | Melawan fitnah tentang Yesus Kristus: Allah menyerahkan Anak-Nya untuk membinasakan perbuatan Iblis |
b. 4:1–5:12 | Melawan fitnah tentang Yesus Kristus: Anak itu menjadi manusia sejati untuk pendamaian dosa kita | |
IV | 5:13-21 | Kata penutup: Tentang doa |
Surat ini (bersama dng surat kedua dan ketiga) tidak menyebut nama penulisnya. Tetapi menurut kesaksian gerejawi yang diberikan pada abad ke-1 hingga abad ke-3, Rasul Yohanes adalah penulisnya: satu dari antara kedua belas murid Tuhan Yesus, yang juga menulis kitab Injil dan Wahyu. Dalam surat-surat ini, Yohanes menyebut dirinya: penatua (Yunani: presbuteros). Ternyata ia berusia lanjut, karena baikpemuda-pemuda maupun bapak-bapak disebutnya ”anak-anakku”. Menurut tradisi gerejawi (tidak ada petunjuk Alkitab sendiri!)yohanes bekerja di Asia Kecil, terutama di kota Efesus, sampai lanjut umurnya. Itulah sebabnya mungkin sekali ketiga surat serta kitab Injil ditulisnya di Efesus, antara 70 dan 95. Tentang mana yang ditulis lebih dahulu, Injil Yohanes atau surat-surat Yohanes, tidak dapat dikatakan dengan pasti.
Tentang orang-orang Kristen yang menerima surat ini tidak diketahui banyak. Ternyata di antara mereka muncul perpecahan (2:19). Jemaat itu sudah menolak ajaran sesat, tetapi mungkin masih adaanggota-anggota yang masih memegang ajaran itu. Pengajar-pengajar sesat itu tidak menilai ”tubuh”. Tetapi akibatnya bukan kehidupan yang buruk (seperti dahulu di Korintus), melainkan penyangkalan tentang hal Kristus menjadi darah dan daging seperti kita (kemanusiaan-Nya). Ada dua unsur yang kemudian timbul pula dalam sejarah gereja, yaitu anggapan bahwa Kristus tidak menjadi manusia badani yang sejati dan anggapan bahwa Yesus tidak tepat sama dengan Kristus (Anak Allah).
Apa yang telah kami lihat dan telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. (1Yoh 1:3)
Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah.... (1Yoh 5:1)