Dalam bentuk percakapan dengan Nabi Habakuk, Tuhan menyatakan bahwa orang-orang Kasdim (yaitu orang-orang Babel) akan digunakan-Nya untuk menghukum Yehuda karena kelalimannya, dan bahwa pada akhirnya orang-orang Kasdim itu akan dihukum oleh Allah sendiri kare-na ternyata mereka adalah musuh-musuh Allah dan umat-Nya.
I | 1:1-48 | Keluhan pertama:”Berapa lama lagi tidak ada hukuman karena kejahatan Yehuda?” |
II | 1:5-11 | Jawab Tuhan: ”Aku membangkitkan orang Kasdim.” |
III | 1:12-17 | Keluhan kedua: ”Bolehkah ia selalu membunuh bangsa-bangsa tanpa belas kasihan?” |
IV | 2:1-20 | Jawab Tuhan: ”Lima kali celaka atas Kasdim itu!” |
V | 3:1-19 | Mazmur: Penghakiman bangsa-bangsa berarti keselamatan umat Allah. |
Informasi tentang nabi ini hanya dari kitabnya. Namanya mungkin dari bahasa Asyur, yang berpengaruh besar pada abad ke-7 dan ke-6. Pada masa itu bangsa Babel sudah berkuasa sendiri: artinya nubuat ini diucapkan sesudah 612 (kejatuhan Niniwe). Pada 605 Jenderal Nebukadnezar merebut negeri Mesir (peperangan Karkemis), lalu ia menjadi raja Babel. Mungkin nubuat Habakuk dapat ditetapkan pada waktu sesudah peperangan itu, sebelum Nebukadnezar datang ke Yerusalem untuk pertama kalinya, 2Raj 24:10. Pada waktu itu Yehuda diperintah Raja Yoyakim (609–598).
Dalam percakapan dengan Tuhan Nabi Habakuk menekankan kebe-naran Tuhan, baik terhadap umat-Nya sendiri maupun terhadap bangsa-bangsa lain. Karena kebenaran itulah Tuhan tidak dapat membiarkan kefasikan dan kelaliman. Habakuk diperintahkan Tuhan untuk menulis penyataan (”pengli-hatan”, 2:2) di papan tulis, sehingga orang yang lewat dapat membaca nya. Mungkin sekali penyataan yang dimaksudkan ialah ayat 2:4. Kebe saran Tuhan nyatalah dari penghakiman-Nya atas bangsa-bangsa, namun Dialah yang menyelamatkan umat-Nya, yaitu ”yang diurapi-Nya”. Itulah sebabnya Nabi Habakuk menantikan penghakiman itu de ngan penuh kepercayaan.
Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. (Hab 2:4)
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. (Hab 3:17-18)