22. Kidung Agung

1. Ciri

Kidung Agung adalah nyanyian pesta kawin mengenai cinta dua anak perjanjian, yang dikaruniakan Allah seorang kepada yang lain, dan yang bersama-sama sangat berbahagia. Cinta antara laki-laki dan perempuan adalah hadiah Allah pada waktu penciptaan langit dan bumi, dan itulah sebabnya cinta bukanlah hal tabu kalau dibandingkan dengan ”yang rohani”. Demikianlah cinta dapat menjadi pokok dalam kitab ini.

2. Pembagian


I 1-2a Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan menyanyi bahwa mereka saling merindukan
II 2b-3a Mempelai laki-laki datang untuk membawa mempelai perempuan ke rumahnya; mempelai perempuan bermimpi tentang dia
III 3b-8a Pesta kawin dirayakan; perkawinan dinyanyikan dalam tujuh nyanyian
IV 8b Setelah pesta mempelai laki-laki dan mempelai perempuan saling mencintai dan memberikan dirinya kepada cinta itu

3. Penulis dan waktu

Sama seperti pada Kitab Pengkhotbah, rupanya di sini sama sekali tidak ada masalah mengenai penulis dan mengenai penetapan waktu penulisan kitab ini: Salomo sendiri disebut sebagai penulis di ayat pertama, bukan?

Ada cukup alasan untuk meragukan Salomo sebagai penulis: ia tidak dimahkotai oleh ibunya (yg disebut dl 3:11), Tirza bukanlah ibu kota pada waktu itu (tetapi pada waktu Yerobeam, 1Raj 14:17) karena Tirza dan Yerusalem disebut sebagai kedua ibu kota pada masa sesudah perpecahan kerajaan (6:4). Bagaimana judulnya? Mungkin perlu terjemah an lain, yaitu bukan ”dari Salomo”, tetapi ”bagi Salomo”, yang diizinkan oleh arti kata Ibrani yang digunakan. Mengenai waktunya tetap lah sulit: kedua kota yang disebut itu memperlihatkan masa antara Raja Yerobeam dan Raja Omri (yg memindahkan ibu kota dari Tirza ke Samaria, 1Raj 16:23), tetapi kata Yunani dan Persia yang digunakan menunjuk ke masa depan (sesudah pembuangan).

4. Ikhtisar

Dalam bagian pertama mempelai laki-laki dan mempelai perempuan menyanyikan keinginan seorang kepada yang lain (1, 2a), yang diteruskan dengan nyanyian berganti-ganti sewaktu mempelai laki-laki datang untuk pesta kawin (2, 3). Mereka tidak malu untuk menyanyikan cintanya: mempelai perempuan memuji kekuatan mempelai laki-lakinya dan mengaku betapa kuatnya ia tertarik akan dia, sehingga dia bermimpi tentang dia! (ps 3a). Demikian juga, mempelai laki-laki memuji kecantikan mempelai perempuannya (ps 4).

5. Arti

Dalam sejarah tafsiran Kitab Kidung Agung, terjadi cara tafsiran yang tidak baik, terutama cara tafsiran alegoris. Walaupun begitu, ingatlah selalu adanya arti ”kedua” juga: bnd Ef 5:32!

6. Nas

Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta.... (Kid 8:4)

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Daan J. Zandbergen
  3. ISBN:
    978-602-8009-50-8
  4. Copyright:
    © 2011 LITINDO
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih