Apakah yang kita doakan dengan kata-kata ”Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat”?
Maukah Engkau menyokong kami melalui Roh-Mu dalam pertempuran iman. Engkau mengenal kami. Engkau mengetahui betapa kami lemah melawan tiga musuh terbesar kami yakni setan, dunia, dan dosa di dalam kami. Hanya oleh kuasa-Mu kami dapat mengalahkan mereka dalam pertempuran iman ini.
Pencobaan
Setan mencobai, artinya: ia berusaha membawa kita kepada dosa dan dengan demikian membawa kita pada kejatuhan.
Dunia
Yang dimaksud dengan istilah ”dunia” di sini bukanlah penciptaan atau alam semesta tempat tinggal manusia, tetapi dunia yang berdosa, dunia dalam permusuhannya dengan Allah.
Apakah yang kita doakan dengan kata-kata ”Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan dan sampai selama-lamanya”?
Kami doakan semuanya ini kepada-Mu karena kami percaya bahwa Engkau sebagai Raja kami dapat dan mau memberikan apa yang baik bagi kami. Kerinduan kami yang terdalam adalah memuji nama-Mu selamanya.
Apakah arti kata ”Amin”?
Kata ”amin” berarti: hal ini benar dan pasti. Kita percaya bahwa doa kita lebih pasti dikabulkan dibandingkan dengan kerinduan kita pada pengabulan itu.
Amin
Kata ”amin” berasal dari salah satu kata Ibrani, yang berarti pasti, dapat dipercaya. Mengatakan ”amin” terhadap Firman Allah berarti setuju dengan segenap hati dan menerimanya sebagai yang pasti dan dapat dipercaya. Kadang-kadang Yesus memulai perkataan-Nya dengan ungkapan amin (sesungguhnya). Ini menunjukkan bahwa apa yang akan Ia katakan itu pasti atau benar dan dapat dipercaya.
Dalam doa yang terakhir dari Doa Bapa Kami, saya berdoa untuk dibebaskan dari kuasa Si Jahat. Sebagai orang percaya saya berurusan dengan kuasa jahat ini setiap hari. Ini berarti bahwa hidup saya dicirikan oleh pergumulan rohani. Selalu ada musuh-musuh di sekitar saya, yang suka mengincar relasi saya dengan Yesus untuk merusakkannya. Ada ”Iblis” (Si Jahat) dan ”dunia” (dalam arti kuasa anti-Allah). Tambahan lagi, ada juga keinginan dosa yang tersembunyi di dalam hati saya sendiri (celakalah aku manusia!). Yesus mengajar saya berdoa: ”Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat (Iblis).” Janganlah aku menganggap bahwa Allah sendiri harus diminta untuk tidak menuntun kita ke dalam pencobaan, seakan-akan Dialah yang sengaja menggoda kita. Iblislah yang tidak pernah lalai mencobai kita.. Doa ini berarti bahwa saya harus mengakui bahwa saya membutuhkan kuasa Allah agar terlepas dari pencobaan Iblis, dan berdiri tegak pada saat godaan itu. Kuasa Allah ini adalah kuasa Roh Kudus. Dengan kuasa ini saya dapat bertahan dalam perjuangan melawan Iblis dan kuasa dosa. Saya boleh mendapat bagian dalam kemenangan Yesus. Paulus mengakhiri seruan keluhannya ”Aku, manusia celaka! Siapa yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” dengan seruan kemenangan: ”Syukur kepada Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan kita!” (lih. Rm. 7:24,25).
Pada saat Yesus datang kembali, pergumulan saya akan berakhir dan penebusan dari yang jahat akan sempurna. Karena pandang panorama yang serbaindah ini, sekarang saya sudah menyanyi lantang mengenai kenyataan kedatangan Kerajaan Allah, kuasa Kristus sebagai Raja dunia, dan kemuliaan-Nya. Saya sangat yakin bahwa Raja kami Yang Mahakuasa, beritikad dan berkuasa mengaruniakan kepada kami segala hal yang baik, apa saja yang dibutuhkan saya untuk hidup sebagai anak-Nya dan sebagai milik Yesus Kristus. Amin!
Amin. Itulah kata yang terakhir doa Bapa Kami berbunyi.
Kata ini berasal dari bahasa Ibrani Alkitab dan berarti: benar! Pasti benar! Allah benar-benar mendengar dan mengabulkan doa saya. Bahkan lebih benar dari jawaban doa yang saya harapkan: ”Jauh lebih pasti daripada perasaan hatiku bahwa hal itu kuinginkan dari-Nya.” Karena Allah adalah Amin, Yang Mahasetia. Demikianlah doa saya menjadi persembahan. Inilah penghiburan saya, penghiburan saya yang satu-satunya dalam Minggu 1. Saya milik Yesus Kristus Allah tidak berbohong, Ia sangat Benar dan sangat Setia. Dengan demikian lingkaran kehidupan iman saya dibulatkan. Kidung Cinta dari Heidelberg selesai. Pujilah Tuhan! Amin.
”Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia” (Yak. 1:12).
Tak kita menyerahkan kepada musuh-Nya, pelita yang bersinar di dalam dunia. Tak boleh Firman Allah yang sungguh dan teguh, Alkitab yang mulia diambil seteru. Penyokong orang tua dan orang yang lemah, pemimpin orang muda dan sukacitanya. Senjata perjuangan di p’rang penggodaan dan bantal perhentian di jam kematian. Yang dapat memecahkan segala hati k’ras, yang mencurahkan hidup di hati yang lemas, yang menyembuhkan luka, mujarab obatnya, yaitu Firman Allah, penuh anugerah.
Di hati kami, Tuhan Kautulis sabda-Mu, supaya kami juga setia dan teguh. Kendati gunung goyah, binasa dunia, kekallah Firman Allah, selama-lamanya.
Bapa di surga, sajikanlah kepadaku, melalui Roh-Mu, pertahanan dalam pertempuran iman agar tetap berdiri tegak. Engkau mengenal saya. Engkau mengenal kelemahan saya, melawan ketiga musuh saya yang terbesar, yaitu Iblis, dunia, dan dosa batinku. Hanya oleh kekuatan-Mu, aku dapat mengalahkan mereka dan menang. Aku mendoakan hal ini kepada-Mu, Bapa, karena aku percaya bahwa Engkau sebagai Rajaku berkenan memberikan apa yang baik bagiku. Kerinduanku yang terbesar adalah bahwa melalui itu nama-Mu dipuji untuk selama-lamanya. Aku bersyukur kepada-Mu dengan segenap jiwa dan hatiku bahwa aku dapat hidup berdasarkan penghiburan Minggu 1, yang Engkau telah berikan kepadaku dan kepada seluruh dunia melalui Katekismus Heidelberg. Latihlah saya untuk mengiringi hidup saya dengan Kidung Cinta-Mu dalam Yesus Kristus, saya berdoa, supaya saya bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu! Amin.
1. Apakah pencobaan-pencobaan itu? Apakah Anda bergumul dengan pencobaan-pencobaan itu?
2. ”Mengalahkan Iblis” apakah itu bisa terjadi?
3. Apakah artinya bagi kita jika kita menutup doa kita dengan ”amin”?