Apakah yang kita doakan dengan kata-kata ”Dikuduskanlah nama-Mu”?
Ajarlah kami untuk mengenal Engkau sebagaimana adanya Engkau, untuk memuji Engkau dalam segala sesuatu yang Engkau kerjakan. Ajarlah kami juga untuk berhati-hati agar dalam segala sesuatu yang kami kerjakan, nama-Mu tidak dihujat tetapi dimuliakan.
Yang dimaksudkan dengan nama Allah di dalam doa ini adalah nama Bapa. Saya boleh mengenal nama ini oleh kepercayaan saya dalam Juru Selamat saya, Yesus Kristus. ”Dikuduskanlah nama itu” berarti bahwa saya berdoa agar supaya nama Allah dikhususkan dan diistimewakan dari semua nama yang lain, dengan tujuan khusus bahwa saya menguduskan, memuliakan, dan memuji nama yang unik itu. Dengan ”nama Allah” yang dimaksudkan adalah Allah sendiri.
Saya berdoa supaya dalam perbuatan Allah saya boleh mengenal, memuji dan menghormati kemahakuasaan, hikmat, kebaikan, keadilan, kemurahan, dan kebenaran Allah, Bapa saya. Kalau saya membuat itu, maka nama-Nya dikuduskan.
Saya tahu satu cerita contoh yang baik untuk menjelaskan maksud doa ini, yaitu cerita mengenai seorang pemanah. Pertama-tama seorang pemanah membusungkan busurnya dan menaruh panah di atasnya. Kemudian ia mengarahkan panahnya tepat ke arah sasaran lalu ia melepaskan panah itu kepada sasaran. Seperti yang dilakukan oleh pemanah, demikianlah yang saya perbuat jika saya mengucapkan doa yang pertama. Saya memohon agar kehidupan saya menjadi seperti anak panah itu. Dikuatkan oleh Roh Kudus, saya berdoa agar kehidupan saya diarahkan kepada satu tujuan saja. Tujuan itu adalah pengudusan dan pemuliaan nama Bapaku. Memuliakan nama Allah saya lakukan dalam kehidupan pribadi saya. Misalnya, bernyanyi untuk kemuliaan Allah. Tetapi, memuliakan nama Allah juga merupakan bagian dari kehidupan umum. Saya memuliakan nama Bapa saya jikalau saya bersaksi tentang Dia melalui kata dan kelakuan saya. Nama Allah dikuduskan di mana saya membela kebenaran dan keadilan di tengah-tengah ketidakadilan. Nama Allah juga dikuduskan di bidang etika saya, misalnya cara menggunakan internet, sosial media, televisi, dst. Apa saja yang saya buat harus diiringi dengan nyanyian: Kudus, kudus, kuduslah, Tuhan Mahakuasa!
”Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin” (Mzm. 72:19).
Ya Tuhan, kami puji nama-Mu besar. Ya Bapa, makhluk-Mu menyanyi bergemar. Hai, langit, bumi, laut bersoraklah semua. Malaikat turutlah memuji Allah Hua. KemuliaanNya tetap senantiasa. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Mahakuasa.
Bapa di surga, ajarilah aku mengenal Engkau menurut keberadaan-Mu saja, untuk memuji nama-Mu dalam segala hal yang Engkau perbuat. Ajarilah aku juga berjaga diri agar dalam segala sesuatu yang kukerjakan nama-Mu tidak dihujat, tetapi dipuji untuk selama-lamanya. Amin.
1. Mengapa pengudusan nama Allah adalah doa pertama dalam doa Bapa Kami?
2. Bagaimanakah Anda belajar cara memanah yang baik? 3. Adakah Kemungkinan-kemungkinan dan hambatan-hambat-an yang Anda lihat dalam memuliakan Allah di tengah kehidupan masyarakat?