Apakah yang kita doakan dengan kata-kata ”Berikanlah kepada kami makanan kami yang secukupnya”?
Maukah Engkau memberikan apa yang kami butuhkan setiap hari, sehingga kami boleh mengaku Engkau sebagai satu-satunya Sumber dari semua yang baik. Ajarilah kami juga bahwa tanpa berkat-Mu apa yang kami lakukan tidak akan bertumbuh atau berkembang. Berikanlah agar kami hanya percaya kepada-Mu.
Bertumbuh
Tanpa berkat Allah, apa yang kita kerjakan tidak bertumbuh. Itu berarti: tetap tidak subur dan kita sungguh-sungguh tidak bahagia.
Tiga doa pertama dalam doa Bapa Kami berbicara tentang Allah: nama-Nya, kerajaan-Nya dan kehendak-Nya. Kemudian, sejak doa yang keempat, saya sendiri boleh menjadi pokok doa. Bersama-sama dengan orang lain saya selalu berdoa untuk makanan kami yang secukupnya, artinya makanan dan minuman yang kita butuhkan setiap hari. Dengan doa ini saya berdoa untuk seluruh kebutuhan hidup saya. Jadi juga untuk pekerjaan, dan lain-lain. Bisa saja bahwa saya memiliki persediaan makan dan segala sesuatu yang lain, yang sangat cukup di dalam rumah saya (di dalam gudang atau kulkas) dan bahwa supermarket dekat rumah saya dan uang saya cukup untuk membeli seluruh kebutuhan hidup saya. Apakah doa keempat ini masih diperlukan dalam situasi seperti ini? Tentu saja, karena justru dalam situasi seperti inilah saya perlu melatih diri setiap hari untuk mengingat bahwa saya bergantung kepada Bapa surgawi saya. Doa keempat ini bukan saja cocok untuk orang miskin dan lapar, sebaliknya juga cocok untuk saya. Setiap kata doa keempat ini memiliki makna tertentu: Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya:
Berikanlah: kita meminta kepada Bapa untuk memberikan apa yang kita butuhkan.
Kami: kita tidak hanya meminta untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Pada hari ini: jangan terlalu khawatir jikalau ada hanya cukup untuk hari ini. Makanan: asal ada nasi, melatih diri dalam kesederhanaan Kami: kita berdoa sebagai anak-anak Allah Bapa di dalam nama Yesus. Yang secukupnya: latihan untuk membatasi diri itu sangat sehat. Berkat Allah menghadiahkan pemberian-Nya kepada saya. Tanpa berkat ini kehidupan saya tidak akan bertumbuh. Karena itulah saya berdoa dan bersyukur di setiap meja makan setiap hari. Semua yang saya makan, seluruh kebutuhan hidup saya, semua itu baik selama saya mengucap syukur atas semuanya itu. Doa seperti ini merupakan suatu pengakuan iman. Dengan itu saya mengaku imanku bahwa Allah memberi makan kepada segala makhluk. Ada doa kuno yang berbunyi demikian: ”Ya Allah yang memberi makanan kepada semua hidup, mahkotailah meja ini dengan berkat-Mu.”
Sementara saya makan dan minum, mungkin ada orang-orang seperti Lazarus23 berbaring di pintu rumah saya. Orang-orang yang tidak memiliki rumah, orang-orang miskin, para pengungsi, anak-anak miskin, dsb. Semoga saya memandang mereka dengan mata Yesus, penuh belas kasihan. Dan bertindak sesuai kehendak-Nya.
”Karena itu, janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kekhawatirannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat. 6:34).
Gembalaku Tuhan! Domba-Nya senang: di rumput yang subur kenyang ’ku tertidur; dibimbing-Nya aku ke air tenang.
Gembalaku Tuhan! Jiwaku segar: demi harga tinggi nama-Nya sendiri dituntun-Nya aku di jalan yang benar.
Gembalaku Tuhan! Gentarku lenyap: kendati ancaman lembah kekelaman, petunjuk Tuhanku menghibur tetap.
Gembalaku Tuhan! Di gurun sepi diriku dijamu dimuka lawanku: baik roti, baik anggur padaku dib’ri.
Gembalaku Tuhan! Kudapat tempat di dalam rumah-Nya selama-lamanya; di sana selalu kut’rima berkat.
Bapa di surga, kiranya Engkau berkenan memberi kepadaku setiap hari apa yang saya butuhkan, supaya saya boleh mengakui Engkau sebagai satu-satunya sumber segala yang baik. Ajarilah saya juga bahwa semua yang saya kerjakan tidak akan bertumbuh atau berguna tanpa berkat-Mu sebagai mahkota di atas segala usaha saya. Amin.
1. Percakapkanlah tiga kata ini: ”kami”, ”yang secukupnya”, dan ”makanan”!
2. Apakah doa yang Anda ucapkan sebelum makan selagi masih kanak-kanak?
3. ”Ada pula seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu” (Luk. 16:20). Apa arti nas ini bagi Anda? Bagaimana sikap Anda seharusnya?