Terdiri atas berapa banyak bagiankah pertobatan itu?
Terdiri atas dua bagian, manusia lama saya mati dan manusia baru saya bangkit.
Pertobatan
Di dalam Perjanjian Baru, kata-kata yang dipakai untuk pertobatan menunjuk pada berbaliknya manusia secara keseluruhan. Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang:
Manusia lama dan manusia baru
Manusia lama kita adalah keakuan kita selama kita membelakangi Allah. Pada saat yang sama, manusia baru kita adalah keakuan kita selama kita berorientasi kepada Allah.
Apa artinya bahwa manusia lama Anda mati?
Bahwa saya memiliki penyesalan yang sungguh-sungguh atas dosa-dosa saya, membencinya dan meninggalkannya.
Apa artinya bahwa manusia baru Anda bangkit?
Bahwa saya sungguh-sungguh bersukacita di dalam Allah melalui Kristus dan melakukan kehendak Allah melalui perbuatan-perbuatan baik.
Apa perbuatan-perbuatan baik itu?
Perbuatan-perbuatan yang saya lakukan melalui iman sesuai dengan hukum Allah dan untuk kemuliaan-Nya. Perbuatan-perbuatan baik itu tidak didasarkan atas pendapat atau perasaan saya sendiri.
”Pertobatan” merupakan kata kunci penghayatan iman saya. Pertobatan adalah aksi saya untuk berbalik dari dosa kepada Allah. Pada dasarnya kata ini berarti berubah pikiran. Bagaimana pikiran dan hati saya diubahkan? Keinginan saya yang terdalam berubah, yaitu saya tidak mau lagi hidup bagi diriku sendiri, tanpa Allah, tetapi saya ingin hidup bagi Dia dan mengatur kehidupan saya sesuai kehendak-Nya. Kata pertobatan mirip dengan kelahiran kembali. Istilah kelahiran kembali memiliki maksud yang sama dengan pertobatan. Perbedaannya adalah bahwa kelahiran kembali tidak dikerjakan saya. Saya pasif dalam kelahiran itu, saya menjadi obyek pembaruan. Saya dilahirkan kembali oleh karya Roh Kudus. Kelahiran kembali tidaklah perbuatan saya sendiri. Hal itu berbeda dengan pertobatan. Istilah itu berarti bahwa Roh Kudus melibatkan saya sehingga saya aktif masuk ke dalam kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah. Ia memberikan kepadaku tanggung jawab dan perintah untuk berubah. Jadi pertobatan dan kelahiran kembali adalah dua sisi dari koin yang sama. Tujuan utamanya adalah pembaruan kehidupanku secara total. Alkitab mengungkapkan pertobatan sebagai ”kematian manusia lama” dan ”kebangkitan manusia baru”. Manusiaku yang lama adalah sisi saya yang ingin hidup jauh dari Allah, bahkan menghina-Nya. Manusiaku yang baru adalah sisi saya yang ingin menuju kepada Allah dan memuji-Nya. Istilah ”lama” mengacu pada masa lalu saya yang cemar karena dosa, sedangkan istilah ”baru” merujuk kepada kehidupan depan, yang semakin baru dan suci oleh karena karya Roh Kudus. Kematian manusia lama saya berjalan berbarengan dengan penderitaan. Saya harus berpisah dari manusia lama saya. Itu tidak gampang dan menyakitkan. Sebaliknya, kebangkitan manusia baru berjalan berbarengan dengan sukacita. Saya semakin belajar melayani Allah dan pengalaman itu sangat menyenangkan hatiku. Proses kematian manusia lama dan kebangkitan manusia baru terjadi bersamaan: sakitlah saya untuk melepas dosa, senang dan tenanglah saya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.
Perbuatan-perbuatan baik adalah perbuatan-perbuatan yang
”… bahwa kamu … harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, … dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef. 4:22, 24)
Kiranya Kauterangi jalanku dengan cahaya wajah-Mu, ya Tuhan. Ajarkan aku undang-undang-Mu. Selalu kukasihi kesungguhan. Tetap mengalir air mataku melihat orang yang melawan Tuhan.
Bapa surgawi, saya sebagai manusia merasa kepribadian saya terpecah dua. Di satu sisi ada keinginan daging yang mendorong saya kepada dosa, semakin jauh dari Engkau. Di sisi lain ada iman saya dan keinginan untuk berbuat baik dan mengasihi Engkau sambil melayani-Mu. Saya berdoa, Tuhan, kiranya Engkau berkenan mematikan manusia lamaku dan kiranya Engkau berkenan membangkitkan manusia baruku. Berilah supaya rasa sakit karena kematian keinginan-keinginan dagingku dikalahkan sukacita untuk memuji dan mengagungkan-Mu. Amin.
1. Sering kali terdengar ungkapan: ”Manusia harus bertobat.” Bagaimana pendapat Anda mengenai pernyataan ini?
2. Kelahiran kembali dan pertobatan… apakah dua hal ini ada di dalam kehidupanmu juga terkait bagaikan dua sisi koin yang sama?
3. Kematian manusia lamaku menyakitkan. Kebangkitan manusia baruku menimbulkan sukacita. Dapatkah kedua pengalaman ini berjalan bersamaan?