MINGGU 3&4: Kejatuhanku ke dalam Dosa

Pertanyaan 6

Apakah Allah telah menciptakan kita dengan baik?

Jawaban

Ya, Allah telah menciptakan kita dengan sangat baik, menurut gambar-Nya. Kita telah mengenal Dia di Taman Eden dan telah mengasihi Dia. Kita telah memuji Dia dan kebahagiaan kita sempurna.

Pertanyaan 7

Bagaimana ceritanya sehingga sekarang Anda adalah orang berdosa?

Jawaban

Melalui kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa (Kej. 3). Karena itu, saya telah berdosa sejak saya dikandung dan dilahirkan.

Dikandung dalam dosa; dosa turunan

Sejak saya terbentuk dalam kandungan ibu, saya sudah memiliki dosa ayah dan ibu.

Pertanyaan 8

Apakah Anda tidak dapat melakukan apa yang diminta Allah darimu?

Jawaban

Dari diri saya sendiri tidak dapat. Hanya jika saya dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.

Lahir kembali

Lahir kembali adalah kelahiran dari atas (Yoh. 3:3). Itu merupakan keseluruhan pembaruan dari pikiran, keinginan, perasaan, perilaku dan perbuatan saya oleh Roh Kudus.

Pertanyaan 9

Anda tidak dapat menyelesaikan hukum Taurat Allah. Bukankah itu sesuatu yang tidak adil dari Allah, bahwa walaupun demikian Ia tetap meminta dari Anda?

Jawaban

Tidak, karena jika saya tidak melakukan hukum Taurat Allah, maka itu adalah kesalahan saya sendiri.

Pertanyaan 10

Apakah artinya bagi Anda?

Jawaban

Bahwa saya bersalah dan menerima hukuman Allah.

Pertanyaan 11

Tetapi, bukankah Allah adalah kasih?

Jawaban

Ya, tetapi Ia juga adalah adil.

Adil

Allah adalah adil, berarti: Ia bertindak menurut keadilan dari hukum Taurat-Nya.

Renungan

Dari mana datangnya kesengsaraan itu bahwa saya ini berdosa? Bukankah Allah pernah menciptakan kita manusia baik dan bagus? Apakah kita makhluk-makhluk yang berdosa sejak awal dunia? Tidak, Allah telah menciptakan kita dengan baik, ya bahkan menurut gambar-Nya. Hal ini dapat kita baca secara jelas dalam dua pasal pertama Alkitab. Di dalam Taman Firdaus, kita manusia dari berbagai sudut pandang hidup bagaikan Allah. Kita hidup benar dan kudus. Kita mengasihi Allah, kita memuji dan mengagungkan-Nya, sesuai maksud-Nya. Jadi kesengsaraan saya tidak berasal dari Allah. Kalau tidak dari Allah, dari manakah datangnya keadaan sengsara saya itu?

Alkitab menceritakannya dalam Kejadian 3. Itulah saat yang paling gelap dalam sejarah kehidupan manusia dan juga bagi saya. Iblis, dalam rupa seekor ular, telah merusak ciptaan Allah yang baik. Ia memulai dengan mempersalahkan Allah, yang menurut dia, tidak benar dan bohong. Ia berkata kepada Adam dan Hawa, nenek moyang saya yang pertama: ”Allah telah melarang kalian untuk makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tahukah kalian alasan-Nya? Untuk menjaga supaya kalian jangan menjadi seperti Dia dan tahu tentang yang baik dan yang jahat. Ia mau bahwa kalian tetap bodoh dan tergantung dari Dia. Janganlah percaya kepada-Nya, tetapi percaya saya. Lakukanlah apa yang baik dalam mata kalian sendiri. Ambillah dan makanlah buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Anda akan memiliki pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Sehingga Anda akan menjadi benar-benar seorang manusia, yang benar-benar mandiri dan bebas.”

Saat itulah segala sesuatu menjadi rusak karena nenek moyang saya melakukan apa yang dikatakan oleh Iblis. Mereka mengambil buah itu dan memakannya. Tepat pada saat itu mereka langsung mengetahui bahwa mereka sama sekali tidak bebas. Sebaliknya. Suatu perasaan baru memenuhi mereka, mereka merasa takut dan melarikan diri dari Allah. Terbukalah mata mereka dan mereka tahu bahwa mereka telanjang. Demikianlah nenek moyang saya putus hubungan dengan Allah. Karena perbuatan ketidaktaatan, maka saya pun tidak bebas, tetapi terikat dengan kejahatan. Kejahatan itu ada dalam gen-gen rohani saya. Karena Adam dan Hawa adalah nenek moyang semua manusia, juga saya. Dengan sangat terbuka Alkitab berbicara tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa dan menunjuk dosa

turunan sebagai sumber kesengsaraan saya. Atau, mungkin istilah dosa asal lebih tepat.4

Yang penting di sini: dosa Adam dan Hawa adalah asal-usul kesengsaraan saya sehingga kodrat saya menjadi sangat buruk. Menurut kodratku aku cenderung membenci Allah dan sesamaku manusia.

Saya, sama seperti semua orang lain, dikandung dan dilahirkan dalam dosa. Jadi saya bersalah kepada Allah. Saya tidak dapat menepati perintah-perintah-Nya. Dan kesalahan tidak terletak pada-Nya tetapi pada kita, manusia. Sepantasnya, jika kesalahan itu dihukum-Nya, bahkan dengan hukuman yang paling tinggi, hukuman mati. Allah memang murah hati, tetapi tidak dengan membuang keadilan-Nya. Karena saya percaya, maka saya telah menjadi milik Yesus Kristus dan dapat melihat bagaimana status kehidupan saya dan akhirnya yang kejam, jika Allah tidak bertindak dalam kehidupan saya. Sekarang saya tahu bahwa memang benar bahwa saya harus dilahirkan kembali melalui iman kepada Yesus Kristus. Hanya dengan demikian hubungan antara Allah dan saya akan pulih kembali.

Alkitab

”Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan melalui dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Rm. 5:12).

Mazmur 51:2

Kepada-Mu, kepada-Mu, ya Hu, t’lah ’ku berdosa dan berkesalahan. Hak kebenaran-Mu Engkau pertahan di dalam keputusan hukum-Mu. T’lah lahir aku di kejahatan, t’lah dikandungkan dengan dosa jua. Kautuntut padaku kesungguhan; b’ri hikmat dalam batinku, ya Hua.

Doa

Tuhan, aku lelah karena dosa-dosaku dan pertobatanku aku lelah karena diriku sendiri dan aku lelah mencari-Mu, yang tidak aku kenal yang ingin saya kenal dengan segenap hatiku. Aku capai kelemahanku dan kesedihanku, pekerjaanku, harapanku dan hawa-nafsuku; tetapi terutama saya capai mencari Engkau, Allahku! Aku lelah dan capai mencari Tetapi Engkau tidak. Engkau melihat dan mengenal dosa-dosaku dan mengampuninya tujuh puluh kali tujuh kali dan lebih. Engkau enggan melihat jiwaku mati, Engkau mau jiwaku hidup! Kebaikan hati-Mu yang luar biasa, ya Tuhan; Kebaikan hati-Mu yang tidak pernah lelah mencari jiwa yang sedemikian putus asa; yang menanggung segala hal bagi kita bahkan dari hari ke hari Ia memikul beban saya.

Bahan percakapan

1. Ada orang yang berkata: ”Tidak adil jikalau Allah memper-salahkan aku dengan dosa yang diperbuat Adam dan Hawa.” Apakah tanggapan Anda?
2. Dapatkah kita terlalu banyak menekankan beratnya dosa manusia? Mengapa?
3. Doa di atas disusun bagaikan puisi. Kalimat mana yang menyentuh hati atau menarik perhatian Anda?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Wim Verboom
  3. ISBN:
    978-602-0904-24-5
  4. Copyright:
    © Wim Verboom
  5. Penerbit:
    Literatur Perkantas