Apakah artinya ini?
Bahwa Allah memelihara saya sebagai seorang Bapa. Ia memenuhi segala sesuatu dalam kehidupan saya dan bahkan mengendalikan kejahatan untuk mendatangkan kebaikan. Karena itu, saya memercayakan diri saya sepenuhnya kepada Dia.
Allah mengendalikan kejahatan untuk mendatangkan kebaikan
Bandingkan kalimat ini dalam formulir baptisan reformed klasik: ”Karena itu Ia mau memelihara kita dengan segala yang baik, bahkan mencegah semua kejahatan atau bekerja melalui hal-hal yang jahat itu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (lih. Rm. 8:28).”
Apakah artinya ini bagi imanmu?
Bahwa dalam kesulitan saya dapat bersabar dan di dalam kelim-pahan, saya boleh bersyukur, dan bahwa saya memiliki keyakinan tentang masa depan.
Aku percaya bahwa Allah memelihara dan memerintah ciptaan-Nya dengan penuh kuasa dan kebijaksanaan. Tanpa sepengeta-huan-Nya tidak ada satu hal yang terjadi dalam hidupku dan dunia ini. Aku mengakui kasih dan kesetiaan Allah dalam pemeli-ha raan-Nya. Keseluruhan sejarah datang dari tangan-Nya dan berada dalam tangan-Nya. Ia mengawasi segala sesuatu dan memeliharanya. Aku tahu bahwa ada berbagai karikatur tentang pemeliharaan Allah. Kadang kala orang berpikir bahwa pemeliharaan Allah berarti: semua ada seperti sebagaimana seharusnya. Anda tidak dapat berbuat sesuatu untuk mengubah sesuatu. Pemikiran ini mirip dengan percaya nasib. Kita tergantung seluruhnya kepada kesewenang-wenangan Allah. Orang lain berpendapat: rencana dan keinginanku adalah rencana dan keinginan Allah. Bukankah Allah memimpin segala sesuatu? Dalam sejarah dunia pikiran ini telah menyebabkan banyak sekali kejahatan dan kerusakan ”atas nama Tuhan!” (umpamanya perang salib, Hitler, dan Yoseph Kony dari Uganda). Pandangan-pandangan seperti ini sama sekali tidak sesuai maksud dan tujuan Alkitab dengan pemeliharaan Allah, tetapi berasal dari takhayul kekafiran dan pikiran manusia demi kepentingannya sendiri.
Ada cerita terkenal mengenai Abraham, harus mengurbankan anaknya, Ishak (Kej. 22). Ia sama sekali tidak mengertinya, tetapi dalam ketaatannya ia pergi ke gunung Moria untuk melakukan apa yang telah Allah tugaskan kepadanya. Ishak bertanya kepada bapanya, di tengah perjalanan mereka, ”Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?” Abraham berkata kepadanya, ”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku.” Itulah hidup yang memahami dan berserah kepada pemeliharaan Allah. Itulah percaya bahwa Allah memang memimpin segala sesuatu sedemikian rupa, sehingga Allah akan menyediakan apa saja yang perlu disediakan. Iman Abraham tidaklah dipermalukan. Allah menyelamatkan Ishak dari kematian dan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran. Itu merupakan rahasia terdalam pemeliharaan Allah. Saya memuji Dia dan percaya dengan sungguh bahwa Ia juga menyediakan hal-hal bagi hidupku, bagi keluargaku, bagi jemaat saya, dan juga bagi dunia. Menyadari kenyataan itu, bahwa Ialah yang memimpin segala hal dan memerintah dunia, membuat saya merasa sangat kecil, ”sebutir debu pada neraca” (Yes. 40:15). Betapa besar dan kuat Bapa surgawi saya! Betapa kecil kemampuan dan pengetahuan kita manusia. Kendatipun demikian, kepercayaan akan pemeliharaan Allah tidak membuat saya menjadi pasif. Allah memimpin hidup saya dengan cara melibatkan saya; Ia memberikan tanggung jawab kepada saya dan kepada manusia pada umumnya. Contohnya, aku memakai obat jika aku sakit. Sebab aku percaya bahwa kesem-buhan bukanlah suatu kebetulan, tetapi terjadi sesuai kepemim-pinan Allah. Sungguh benar apa yang tertulis dalam Tata Cara Pelayanan Baptis kepada Anak-anak (Gereja Reformasi, 1586): ”Allah hendak menyediakan segala kebaikan bagi kita, sekaligus menjaga kita terhadap apa saja yang jahat ataupun mengubahnya menjadi kebaikan bagi kita”.
Hal percaya bahwa Allah memimpin hidupku, juga diiringi dengan sikap hidup yang positif. Aku belajar untuk menjadi sabar dalam masa-masa sulit; saya bersyukur dalam masa-masa baik; secara tidak takut saya hidup dengan mata terarah kepada masa depan. Karena segala hal datang dari tangan Bapa saya. Penghayatan dan penerimaan itu bukan satu hal gampang bagi saya sebagai manusia. Tetapi, saya dalam kehidupan saya belajar untuk menyerahkan diri sendiri kepada pemeliharaan Allah. Saya belajar itu melalui pergumulan, secara jatuh bangun. Tetapi, saya semakin mengalami sokongan dan penghiburan yang ada dalam Yesus Kristus, Juru Selamatku.
”Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu” (1Ptr. 5:7).
Serahkan pada Tuhan seluruh jalanmu; kuatirmu semua ditanggung-Nya penuh. Sedangkan angin lalu dituntun tangan-Nya, Pun jalan di depanmu, Tuhan mengaturnya.
Alihkanlah, ya Tuhan, segala kemelut dan ajar kami pula berjuang bertekun.
Setia Kau menjaga, membimbing umat-Mu Di dalam perjalanan menuju sorga-Mu.
Tuhan, ajarlah aku untuk mengikuti Yesus sebagai gembalaku yang baik. Gelisah hatiku sampai beristirahat di dalam Engkau, ya Tuhan. Ketika jalan hidupku berat dan sulit, maka aku berdoa dengan kata-kata tata cara baptisan: kiranya Engkau memper-hatikan saya dengan penuh rahmat supaya saya belajar memikul salibku dengan sukacita sambil mengikut Yesus setiap hari dalam hidup, melekat pada-Nya dengan iman yang sungguh-sungguh, pengharapan yang teguh, dan kasih yang menyala-nyala. Amin!