Bagaimana Anda dapat membagi pasal-pasal Pengakuan Iman ini?
Dalam tiga bagian. Aku percaya: Kepada Allah Bapa, yang telah menciptakan kita (1) Kepada Allah Anak, yang telah menebus kita (2-7) Kepada Allah Roh Kudus, yang menguduskan kita (8-12)
Menguduskan atau membuat kudus
Menguduskan atau membuat kudus berarti bahwa Roh Kudus mengerjakan iman di dalam hati kita, yang melaluinya kita mengambil bagian dalam penebusan yang dikerjakan oleh Anak Allah dan hidup kita diperbarui sehingga kita hidup untuk kemuliaan Allah.
Jika Anda mengatakan demikian, kelihatannya kita percaya kepada tiga Allah. Bukankah hanya ada satu Allah?
Memang demikian, atas dasar Alkitab kita tidak percaya kepada tiga Allah, tetapi kepada Allah Tritunggal: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Dalam ke-12 artikel Pengakuan Iman Rasuli, saya mengaku imanku kepada Allah Bapa, Khalik saya (1); Allah Anak, Penebus saya (2–7); Allah Roh Kudus, Pengudus dan Pembaru saya (8–12). Jadi saya percaya kepada Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, sebagai Allah yang Esa dan Tritunggal. Mengapa? Karena Allah menyatakan Diri-Nya secara demikian kepada kita dalam Alkitab, yang adalah satu-satunya sumber penyataan-Nya.6 Ia menyatakan Diri sebagai Allah yang Esa dan juga sebagai tiga pribadi.
Tuhan, Allah kita, Tuhan itu esa. Tidak banyak allah, seperti dipikirkan orang-orang Yunani dan Romawi (mis. Zeus, Venus, dll.). Alkitab mencela dengan tajam segala kepercayaan dan penyembahan allah-allah lain.
Allah yang esa (”satu zat Ilahi”) telah menyatakan wujud-Nya sebagai Tritunggal. Alkitab berbicara tentang Bapa, kemudian tentang Anak, kemudian tentang Roh Kudus. Tetapi, tidak pernah terlepas antara satu dengan yang lain.
Umpamanya di dalam Matius 3:16-17. Ketika Yesus dibaptis di sungai Yordan, terdengarlah suara Bapa; Anak (Yesus) dibaptis, dan Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam rupa seekor burung merpati. Contoh lain dapat kita temukan dalam amanat agung. Yesus memberikan perintah kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa dan untuk membaptis mereka di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Mat. 28:19).
Kepercayaan akan Allah yang Tritunggal membentuk inti pusat iman saya. Saya percaya Allah sebagai Bapa Pencipta-ku; sebagai Anak Penebus-ku; sebagai Roh Kudus Pembina imanku (Penasihat, Pengajar, Penghibur, Pembaru, Pengudus, dst.). Semua pekerjaan Allah Tritunggal ini dibutuhkan saya untuk hidup terhibur dan terlepas dari dosa dan kesengsaraannya, bebas dari ketakutan akan kematian, penuh kasih akan Allah dan sesamaku. Dalam hal ini terletak perbedaan mendasar dengan agama-agama lain. Agama Islam menolak jauh kepercayaan akan Allah yang mempunyai Anak. Ketritunggalan Allah dibuang Islam sebagai konstruksi yang berlawanan dengan konsep keesaan Allah. Menurut Islam Yesus memang nabi besar, melainkan semata-Nya adalah suatu keajaiban. Bnd. J. A. Boersema dan H. Venema, dan Yoel M. Indrasmoro, Berteologi Abad XXI, Jakarta (Perkantas) 2015, hlm. 16 dst.
mata makhluk seperti orang lain. Agama Islam melihat agama Kristen sebagai agama politeistis (pengakuan dan penyembahan banyak allah). Itu, dalam mata Islam, merupakan dosa besar karena menghina keakbaran Allah yang Esa.
”Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2Kor. 13:13).
Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya, hormat bagi Roh Penghibur, ketiganya yang Esa. Haleluya, haleluya, Ketiganya yang Esa
Tuhan, Allah yang Esa, saya memuji Engkau sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Engkaulah yang sebagai Bapa telah memberikan hidup kepadaku dan bimbingan. Sebagai Anak Engkau telah menebus hidupku dari kebinasaan. Sebagai Roh Kudus Engkau yang memperbarui hidupku. Allah Tritunggal, bagi-Mulah segala kemuliaan, sampai selama-lamanya. Amin.
Bagaimana pentingnya ajaran bahwa Allah sebagai Bapa adalah Penciptaku, sebagai Anak adalah Penebusku, sebagai Roh adalah Pembaruku?
3. Apakah Anda dapat memahami keberatan Islam terhadap ide Allah Tritunggal? Bagaimana penjelasan Anda dalam dialog dengan Islam?