MINGGU 38: Perintah yang Keempat: Kasih terhadap Hari Sabat

Pertanyaan 103

Apakah yang Allah perintahkan dalam perintah yang keempat?

Jawaban

Pertama, harus ada pendeta-pendeta yang diajar untuk mengkhot-bahkan Firman Allah. Kedua, kita harus setia pergi ke gereja pada hari Minggu untuk mendengar Firman Allah, melaksanakan sakramen, berdoa, dan memberi persembahan. Ketiga, kita juga harus menjauhi dosa sepanjang minggu. Sehingga, sesuatu dari hari istirahat kekal yang akan datang itu akan terasa setiap hari.

Setia pergi ke gereja

Lukas 4:16: Menurut kebiasaan-Nya, pada hari Sabat Yesus pergi ke sinagoge. Ibrani 10:25: Janganlah kita melalaikan pertemuan-pertemuan ibadah kita.

Renungan

Sebagai Kristen saya merayakan hari Minggu sebagai hari istirahat atau hari perhentian. Sehingga saya mengingat bahwa Yesus telah bangkit dari kematian pada hari pertama Minggu baru, setelah kematian-Nya di kayu salib pada hari Jumat. Dengan itu Ia telah mendatangkan istirahat yang sesungguhnya, juga untuk saya. Orang-orang Israel diperintahkan Allah untuk merayakan hari ketujuh (Hari Sabtu) sebagai hari istirahat. Hari itu disebut ”Sabat” yang masih tepat dirayakan orang Yahudi ortodoks. Ada dua hal penting di sini. Pertama, sebagai peringatan akan istirahatnya Allah setelah penciptaan langit dan bumi. Kedua, perayaan keluarnya bangsa Israel ke luar dari Mesir, tempat perbudakan.20 Bagi saya hari perhentian dan penebusan ini disempurnakan dan digenapkan dalam hari perhentian dan penebusan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Karena itulah, bagi saya hari Minggu, sebagai hari raya kebangkitan Tuhan Yesus, adalah penggenapan hari Sabat.

Masa istirahat dan ketenangan hari Minggu dimaksudkan Allah sebagai berkat yang sangat berguna, juga secara sosial. Di dalam Perjanjian Lama negara mempunyai pemerintahan teokratis, sehingga seluruh masyarakat mengingat dan menjaga hari Sabat. Di negara saya (Belanda) pemerintahan negara sejak lama bersifat Kristiani, sehingga Hari Minggu ditentukan sebagai hari perhentian seluruh masyarakat. Pada masa kini situasi itu sangat berubah, sehingga hari Minggu semakin kurang diingatkan dan dikuduskan. Perkembangan ini saya alami dengan dukacita dan perasaan kehilangan suatu hal yang penting sekali, bukan saja bagi gereja, tetapi bagi seluruh negara. Perubahan ini mendatangkan bentuk perbudakan yang baru. Di banyak negara di dunia Hari Minggu juga masih merupakan hari khusus yang dipakai banyak orang sebagai hari libur untuk santai-santai atau belanja. Bagi saya sebagai orang Kristen, Hari Minggu adalah hari untuk saya bersekutu dengan jemaat Kristen. Kita merayakan kebangkitan Yesus dan melalui pemberitaan Injil kita menerima ketenangan hati yang sesungguhnya, yang dicurahkan oleh Allah di dalam hati kita. Saya bergabung dengan jemaat Allah untuk mendengarkan Firman Allah, menerima Baptisan dan Perjamuan Kudus, memuji nama Allah, berdoa, dan berderma kepada orang-orang miskin secara Kristen. Inilah perayaan Injil yang sesungguhnya, ibadah kita, di mana Tuhan bertemu dengan umat-Nya di bumi. Setelah perayaan dan pertemuan ini saya boleh pulang ke rumah saya, sangat terberkati dan dengan semangat baru untuk masuk minggu yang baru. Perayaan istirahat tidak dibatasi pada kebaktian gereja, melainkan memenuhi dan mewarnai seluruh Hari Minggu. Dan sama seperti kebaktian menyinarkan seluruh Hari Minggu, demikianlah Hari Minggu menyinarkan semua hari setiap minggu. Roh Kudus juga mengajarkan kepada saya apa yang bagi setiap hari kerja merupakan sumber ketenangan manusia. Kristus mendatangkan kepadaku kesentosaan dan ketenangan setiap hari; di dalamnya saya boleh mengecap perhentian kekal yang disiapkan bagiku di bumi baru.

Alkitab

”Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi” (Mzm. 92:1-2)

Mazmur 92:1

Baik puji Tuhan Allah setiba fajarlah, bermazmur bagi-Nya, yang murah sedekala. Senggara-Nya setia semalam-malaman. Baik bunyi-bunyian memuliakan Dia.

Doa

Alangkah elok Rumah-Mu Suci kudus ya Allahku Ya Tuhan bala tent’ra surga Kurindukan halamannya Baik hatiku baik tubuh juga Kepada-Mu, Allah Alhayat Yang hidup dan memb’ri berkat ! Amin

Bahan percakapan

1. Dua alasan manakah yang disebut Keluaran 20 dan Ulangan 5 untuk menguduskan dan mengadakan hari perhentian? Apakah kedua motif itu juga berlaku dalam Perjanjian Baru terhadap Hari Minggu yang dirayakan gereja masa kini?
2. Masalah apa yang Anda jumpai berhubungan dengan perayaan Hari Minggu? Bagaimanakah Anda sendiri mengindahkan Hari Minggu?
3. Bagian-bagian mana dalam ibadah Minggu disebut KH Minggu 38? Mana yang tidak?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Wim Verboom
  3. ISBN:
    978-602-0904-24-5
  4. Copyright:
    © Wim Verboom
  5. Penerbit:
    Literatur Perkantas