Apakah yang dituntut Allah dalam perintah yang keenam?
Bahwa kita tidak boleh membenci sesama kita, menganiaya atau membunuh di dalam pemikiran, perkataan atau perbuatan. Kita juga tidak boleh membahayakan diri kita dengan sengaja. Pemerintah memang menyandang pedang (lih. Rm. 13:4), tetapi itu untuk mencegah pembunuhan.
Pemerintah menyandang pedang
Dalam Roma 13:4, Paulus tidak bermaksud untuk menyatakan bahwa pemerintah boleh membunuh sesuka hati dengan pedang, tetapi pemerintah memiliki tugas untuk mencegah atau menghukum orang yang membunuh.
Apakah dalam perintah ini Allah hanya melarang kita membunuh sesama kita?
Tidak, juga perasaan benci dan hal-hal lain yang serupa dengan itu dilarang Allah. Hal-hal ini adalah akar dari pembunuhan.
Akar dari pembunuhan
Sama seperti sebatang pohon atau tanaman bertumbuh dari akar, demikian jugalah pembunuhan berasal dari kebencian, yang (kadang-kadang sudah sangat lama) hidup dalam hati kita terhadap sesama.
Apakah Allah hanya menghendaki supaya kita tidak membenci atau membunuh sesama kita?
Tidak, Ia menghendaki juga agar kita mengasihi mereka seperti diri kita sendiri, juga musuh-musuh kita.
Mengasihi musuh
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu.
Di dalam Hukum yang keenam Allah melindungi kehidupan manusia dengan perisai perlindungan. Kehidupan manusia adalah kehidupan yang unik. Ada perbedaan penting dengan kehidupan binatang dan semua makhluk yang lain. Kita manusia memiliki jiwa dan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Siapa yang mengganggu kehidupan manusia, mengganggu kesayangan Allah. Bukan hanya terbatas ketika manusia dimatikan atau dibunuh, melainkan juga ketika ia dihina, dibenci, dilukai, dianiaya, didendam, dsb. Allah menyuruh saya menjauhkan diri dari segala dosa semacam itu dan mencelanya dengan tajam. Sebaliknya, sebagai anak Allah saya harus melindungi kehidupan sesamaku.
Allah juga menghendaki agar saya melindungi kehidupan dan kesehatan tubuh saya sendiri. Ia tidak mau saya dengan sengaja membahayakan kesehatan saya (umpamanya dengan minuman keras, narkotika, atau bunuh diri). Saat lahir dan saat mati tidak ditentukan saya, tetapi ditentukan Allah. Sumpah Hipokrates (yang secara tradisional dilakukan oleh para dokter tentang etika medis, dan berasal dari kebudayaan agama Yunani-Romawi: ”Demi Apollo, Sang Tabib dan di bawah kesaksian Asclepius dan Hygieia dan Panacceia dan semua dewa dan dewi”) adalah satu contoh baik dari apa yang Allah kehendaki:
Saya akan memenuhi sebaik mungkin menurut ke-mampuan dan pertimbangan saya, sumpah dan janji berikut ini: Menganggap orang yang mengajarkan keahlian ini sama seperti orang tua saya dan meng-hayati hidup saya dalam hubungan kerja sama de ngan dia, dan jikalau ia ada dalam kesulitan keuangan, saya akan membagikan milik saya, dan memandang anak-anaknya sama seperti saudara; dan mengajar-kan kepada mereka keahlian ini jikalau mereka mau mempelajarinya tanpa pungutan biaya; me-nyumbangkan pengetahuan tentang aturan-aturan dan instruksi oral dan pembelajaran lainnya kepada anak-anak saya dan anak-anak orang yang telah mengajari saya itu; dan kepada para murid lain yang telah menandatangani janji ini dan telah mengambil sumpah menurut hukum medis, dan bukan kepada sembarang orang lain. Saya akan menerapkan ukur-an-ukuran diet untuk keuntungan Si Sakit menurut kemampuan dan pertimbangan saya; saya akan men-jaga mereka dari kerugian dan ketidakadilan. Saya tidak akan memberikan bius yang mematikan ke-pada siapa pun kendati diminta, juga tak akan saya menganjurkan untuk menggunakannya. Demikian juga saya tak akan memberikan kepada wanita peng-obatan yang bersifat aborsi. Dalam kemurnian dan kesucian, saya akan menjaga hidup dan keahlian saya ini. Saya tidak akan melakukan bedah, pun untuk se-buah batu, tetapi saya akan menyerahkan prosedur ini kepada yang ahli di bidang ini. Rumah apa pun yang saya kunjungi akan saya datangi demi kebaikan Si Sakit, membebaskan diri dari maksud-maksud ti-dak adil, penipuan, dan khususnya dari hubungan seksual dengan pasien laki-laki atau perempuan, baik budak maupun orang bebas. Apa yang mungkin saya lihat atau dengar dalam rangka penanganan ataupun di luar penanganan untuk kepentingan kehidupan manusia, yang tidak boleh disebarluaskan demi per-timbangan apa pun, akan saya jaga untuk diri saya, dengan berpegang prinsip bahwa membicarakan hal-hal seperti itu memalukan.
Hukum ke-6 juga berdampak dan berarti dalam hal perang. Banyak perang tidak dapat dibenarkan di mata Tuhan. Namun, ada juga perang yang dibutuhkan setelah mencoba segala hal lain untuk meredakan sesuatu konflik antarbangsa. Kendati pun begitu, tetaplah berlaku kaidah Tuhan bahwa pembunuhan manusia bertentangan dengan maksud penciptaan Allah. Perang adalah sesuatu yang mengerikan.
Dampak hukum keenam baik di dalam kehidupan saya, maupun masyarakat, sangat jauh dan dalam. Allah tidak hanya melarang membunuh sesamaku, tetapi juga semua rasa keben cian seperti kecemburuan dan kemarahan. Sebaliknya Allah meng-hendaki supaya saya mengupayakan kebaikan sesama saya dan mendoakan kehidupan yang sehat dan segala yang baik untuknya. Berkaitan dengan ini, Yesus berkata, ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (lih. Mat. 7:12). Dalam dua kata saja: lakukanlah kasih.
”Kamu telah mendengar yang difirmankan, Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:43-44).
Alangkah baiknya duduknya saudara yang bersehati, satupun bicara, yang sungguh kasih sayangnya. Berbagialah rumah itupun yang orangnya sehati bertekun; kudus persekutuannya.
Bapa surgawi, Engkau menyayangi saya, padahal saya patut mendapat murka-Mu. Kiranya kenyataan yang indah ini menjadi sumber bagiku untuk mengasihi sesamaku. Secara khusus saya mengingat mereka yang sulit saya kasihi. Saya mengingat … (isilah dengan nama-nama mereka). Ya Allah yang Mulia, yang adalah kasih, taruhlah di dalam hatiku pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, sehingga saya semakin ikut teladan-Nya. Amin.
1. Mengapa pembunuhan dihakimi begitu tajam di dalam Alkitab?
2. Apa pendapat Anda tentang pandangan berikut ini: ”Tidak ada masalah apakah saya secara pribadi menginginkan bantuan kematian ketika saat dan situasinya ada. Harus ada bantuan yang profesional dan baik pada saat itu bila ada orang yang sudah lanjut usia yang pada akhir hidup mereka meminta bantuan itu. Itu adalah hak mereka.’
3. Apakah penggenapan hukum keenam secara positif?