Apakah yang Allah perintahkan dalam perintah yang ketiga?
Bahwa kita tidak menghujat nama-Nya dengan kutukan atau sumpah palsu, dan memberantas penyebutan nama-Nya dengan sembarangan. Ia menginginkan agar kita hanya menggunakan nama-Nya yang kudus dengan penuh rasa hormat dan memuji dalam semua perkataan dan perbuatan kita.
NAMA Allah
NAMA Allah adalah Allah sendiri. Allah bernama Tuhan dan Dia adalah Tuhan (lih. Kel. 3:14). Artinya: Aku adalah Aku. Aku tidak berubah, jujur dan teguh.
Apakah menghujat Nama Allah merupakan dosa yang begitu besar?
Ya, karena tidak ada dosa, yang lebih menimbulkan murka Allah daripada dosa menghujat Nama-Nya. Hukuman untuk dosa menghujat Nama Allah di Israel adalah kematian.
Hukuman mati
Dalam Imamat 24:10-23, kita membaca tentang seseorang yang benar-benar menghujat Allah. Ia dirajam.
Bolehkah Anda mengangkat sumpah?
Ya, kalau pemerintah memintanya. Sumpah ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa saya mengatakan kebenaran, demi kemuliaan Nama Allah dan kebaikan sesama kita manusia.
Apakah Anda juga boleh bersumpah demi ”orang-orang kudus” atau demi orang-orang lain?
Tidak, karena hanya Allah yang mengenal hati kita. Hanya Dia yang berhak mendapat kemuliaan itu.
Bersumpah demi orang-orang kudus
Latar belakang dari kalimat ini adalah bahwa dalam tradisi Katolik Roma selain bersumpah demi Nama Allah, orang mengenal juga pemakaian sumpah demi nama dari salah satu orang ”kudus”. Bandingkan seruan atau teriakan dari Luther sebelum pembaruan, yakni: ”Santa Anna, saya akan menjadi biarawan.”
Allah telah memperkenalkan nama-Nya kepada Musa (Kel. 3:14). Nama itu adalah YAHWEH, Tuhan. Artinya: Aku adalah Aku. Aku adalah yang dapat dipercaya, yang teguh dan jujur, yang melakukan apa yang dikatakan-Nya, setia. Allah tidak hanya memiliki nama itu, tetapi memang itulah Dia. Kebenaran nama-Nya terlihat terutama dalam kasih dan kesetiaan-Nya dalam Putra-Nya Yesus Kristus. Betapa kudus nama-Nya bagiku, betapa besar dan betapa baik!
Hukum yang ketiga tidak hanya melarang saya menghujat Nama Allah secara kasar dengan maksud menghina Dia. Tidak. Saya juga dilarang untuk menyebut nama-Nya dengan sembarangan, bukan hanya dengan mengumpat atau bersumpah dusta, melainkan juga dengan mengucapkan sumpah secara gegabah. Maksud Allah adalah bahwa nama-Nya tidak disebutkan begitu saja, dengan sia-sia, dengan sembarangan. Nama-Nya tidak boleh disebut dengan tujuan salah, hanya sesuai maksud-Nya sendiri. Saya tidak dapat memakai nama Allah untuk membesarkan diri, hormat saya, kekuasaan saya atau untuk hal-hal lain yang serupa dengan itu. Umpamanya dengan memanggil nama Allah untuk mengesahkan perbuatan saya atau pendapat saya. Terlalu gampang orang berkata, ”Inilah kehendak Allah!” Padahal, itu kehendak dan rencana mereka sendiri (umpamanya pada perang-perang salib abad ke-11–13). Berdasarkan hukum ini, orang-orang Yahudi sama sekali tidak berani menyebutkan nama Allah. Rasa hormat terhadap Allah yang besar menghalangi mereka untuk mengucapkan nama-Nya. Sebagai orang Kristen saya menghargai maksud dan alasan mereka. Tetapi saya sendiri memang mengucapkan nama Allah, selalu dengan penuh hormat. Saya boleh mengagungkan dan memuliakan nama ini. Saya melakukan hal itu ketika saya mengakui nama-Nya dengan penuh rasa hormat di hadapan dunia dan di dalam gereja. Membuka dan membela kasih yang terdapat dalam nama Allah, adalah senjata yang paling kuat untuk mencegah hujat dan penyalahgunaan nama-Nya. Adalah suatu hal yang baik bahwa pemerintah menjaga penghormatan nama Allah dalam kehidupan bermasyarakat. Di sisi lain, tidak baik jikalau orang dipaksa untuk menghormati atau mengakui nama Allah, yang mereka tidak percaya. Kebebasan beragama merupakan hak dasar negara demokratis. Sebagai orang Kristen saya merasa sedih ada begitu banyak orang yang tidak mengenal nama Allah dan yang tidak tahu menghormati nama-Nya.
”Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” (Mzm. 8:10).
Kami puji Engkaulah terpujilah Tuhan Hu, oleh kar’na nama-Mu dekat dengan kuatnya, dari hal mukjizatnya orang berceritera.
Ya Tuhan, Allah kami, nama-Mu begitu manis bagi hatiku. Kiranya Engkau bertindak, sehingga hujat nama-Mu ditiadakan dan nama-Mu tidak dicemarkan. Dalam nama-Mu hati-Mu terbuka, penuh kasih dan kesetiaan bagiku. Oleh karena itu, aku mau memuji dan mengagungkan nama-Mu. Saya berdoa kiranya kata-kata Mazmur 72 menjadi benar, ”Terpujilah Tuhan, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri! Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin.”
1. Bagaimana nama Allah dicemarkan atau dipakai sembarangan pada masa kita? Mengapa manusia cenderung menghujat?
2. Apa gereja Anda secara aktif melawan penyalahgunaan nama Allah dalam masyarakat? Bagaimana Anda sendiri?
3. Apakah Anda merasa bersalah jikalau Anda diam (dan tidak memberi nasihat) jikalau Anda mendengar seseorang menghujat nama Allah? Mungkin karena Anda malu bersaksi tentang Injil?