Kita melihat bahwa iman dibutuhkan untuk mengambil bagian dalam keselamatan Kristus. Tetapi bagaimana kita mencapai iman itu?
Roh Kudus mengerjakan iman di dalam hati saya melalui pemberitaan Injil. Ia menguatkannya melalui penerimaan Sakramen.
Sakramen-sakramen
Kata Latin sacramentum merupakan terjemahan dari kata Yunani musterion, yang berarti keterikatan (Ef. 5:32). Pada masa Romawi kuno, sacramentum juga adalah janji atau sumpah setia dari seorang tentara kepada pemimpin pasukannya.
Apakah Sakramen itu?
Tanda dan meterai yang kudus serta kasat mata. Sakramen-sakramen membantu kita untuk mengerti dengan lebih jelas apa arti kurban Kristus dan untuk percaya bahwa kita mendapat bagian di dalamnya dengan tetap dan pasti.
Tanda-tanda dan meterai-meterai
Tanda-tanda: sakramen-sakramen memberikan pelajaran yang nyata.
Meterai-meterai: sakramen-sakramen memeteraikan janji-janji Allah.
Apakah keduanya, Firman dan Sakramen-sakramen mengarahkan kita kepada kurban dari Kristus?
Ya, karena Injil mengajarkan kita dan Sakramen-sakramen menyakinkan kita bahwa keselamatan kita berdasarkan pada satu-satunya kurban dari Kristus.
Ada berapa Sakramen yang ditetapkan oleh Yesus di dalam Perjanjian Baru?
Dua, Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.
Katekismus Heidelberg dalam Minggu 7-24 telah mengajar saya untuk mengungkapkan apa isi imanku dan apakah artinya bagi diriku sendiri. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana iman itu diciptakan di dalam aku, dari mana datangnya iman itu? Jawabannya jelas, yaitu dari Roh Kudus. Dialah yang bekerja menciptakan iman itu dalam hati saya melalui pelayanan Alkitab yang adalah Firman Allah.
Di dalam Alkitab, Allah memperkenalkan Diri kepadaku, khususnya dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Ketika saya membaca tentang Dia dan ketika saya menghadiri pelayanan Injil yang memberitakan tentang Dia, maka pada saat yang sama Roh Kudus bekerja dan mencoba menyentuh hatiku. Pemberitaan Yesus sebagai Penyelamat adalah ”pernyataan cinta” Allah kepadaku. Roh Kudus membuka hatiku bagi Yesus Kristus melalui pemberitahuan Injil dan menciptakan relasi saya dengan Dia. Karena itu, saya mulai percaya bahwa Yesus benar-benar Juru Selamatku juga.
Sering kali imanku lemah dan diserang. Kadang kala saya bimbang apakah Yesus benar-benar Penyelamatku. Karena siapakah sebenarnya saya bagi Dia? Bahkan ada saat-saat di mana saya ragu apakah Penyelamat saya memang ada. Saya tahu: pada-saat-saat seperti itu saya diserang Iblis. Perasaan saya jauh dari Yesus. Saya berdukacita karena hal itu. Saya sangat ingin akan situasi itu berubah. Tetapi heranlah, apa yang terjadi? Keajaiban sekali lagi. Roh Kudus mengenal hatiku dan pergumulan imanku. Ia menganugerahkan kepadaku sarana-sarana untuk meneguhkan iman saya. Untuk menguatkan hubunganku dengan Yesus. Pada dasarnya ada dua sarana penting. Pertama Firman Allah yang dapat didengar (dan dibaca), yaitu Alkitab. Kedua Firman Allah yang dapat dilihat, yaitu sakramen-sakramen (Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus). Melalui sarana-sarana ini, iman saya diteguhkan secara reguler. Saya mendengar dan melihat, sehingga saya makin tahu dengan pasti bahwa penyelamatan saya oleh Yesus tetap benar dan pasti, bukan untuk orang lain saja, melainkan untuk saya juga. Kepastian akan penyelamatan saya tidak tergantung dari naik turun perasaanku. Tanda-tanda sakramen memperlihatkan janji-janji Allah tentang keselamatan dan memeteraikan kebenarannya dalam hidupku. Saya merayakan sakramen-sakramen ini yang dilayani kepada saya. Pada lima Minggu yang akan datang (Minggu 26–30), Katekismus Heidelberg mengajar saya bagaimana Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus merupakan sarana untuk memperkuat imanku.
”Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Rm. 10:17).
Ajaiblah kasih Tuhan dan betapa besarnya pun, sebagai sayang bapa kepada sekalian anaknya. Diingatkan-Nya asal kita jua:
debu dan tanah kita pun semua dan kita hanya makhluk yang lemah.
Tuhan Allah, Engkaulah Yang telah menciptakan hubunganku dengan Anak-Mu Yesus, melalui Firman dan Roh-Mu. Engkaulah yang telah membuka rahasia kasih-Mu yang besar kepadaku. Aku bersyukur kepada-Mu dengan rendah hati. Saya juga mengaku kepada-Mu, Engkau mengenal aku. Engkau tahu segala kelemahanku dan tantanganku. Aku berdoa kepada-Mu kiranya Engkau mau meneguhkan iman saya dan memperbarui semangatku melalui tanda-tanda dan meterai-meterai Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Buatlah kasihku tetap membara bagi-Mu, untuk makin melayani Engkau dan terus menumbuhkan buah-buah iman, sesuai kehendak-Mu. Dalam nama Yesus saya berdoa. Amin.