Apakah Anda tidak dapat menjadi benar di hadapan Allah melalui perbuatan Anda sendiri?
Tidak, karena semua perbuatanku harus sempurna. Semua perbuatanku tidaklah sempurna. Semua perbuatanku telah ternodai oleh dosa.
Apakah Allah tidak memberi upah untuk perbuatan baik?
Ya, tetapi bukan karena saya layak untuk itu. Itu terjadi karena anugerah
Akan tetapi, tidakkah ajaran ini menjadikan manusia tidak peduli dan fasik?
Tidak, karena jika Anda percaya kepada Kristus dengan tulus, maka Anda juga menghasilkan buah yang timbul dari rasa syukur kepada Allah. Buah-buah itu adalah perbuatan-perbuatan baik.
Berkaitan dengan pengakuan bahwa saya dibenarkan oleh iman saja, Katekismus Heidelberg mengajukan beberapa pertanyaan.
Pertanyaan pertama: Apakah saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa untuk menambah pada pembenaran saya di hadapan Allah? Haruskah semuanya hanya berdasarkan pekerjaan Yesus, tidak ada sesuatu yang saya sendiri dapat dan boleh sumbang? Misalnya dengan perbuatan-perbuatan baik saya?
Jawaban: Memang benar, ada perbuatan-perbuatan baik saya. Tetapi walaupun demikian, perbuatan-perbuatan itu tidak akan diperhitungkan Allah sebagai sumbangan untuk membe-narkan saya dan meluputkan saya dari hukuman. Sebagai alas pembenaran, perbuatan terbaik saya pun tidak bertahan karena tidak sempurna. Semua yang saya lakukan, masih tetap dicemarkan karena dosa saya, sehingga saya tidak benar di hadapan Allah. Apa saja yang saya lakukan tidak pernah dapat menjadi fondasi keselamatanku. Hal itu juga tidak dibutuhkan lagi karena Yesus sudah menyelamatkan saya oleh kebenaran-Nya secara 100%.
Pertanyaan kedua: Di dalam Alkitab, saya membaca berkali-kali bahwa Allah memberikan ganjaran bagi segala perbuatan yang baik. Apakah artinya perbuatan-perbuatan itu dan ganjarannya, jika mereka tidak menghasilkan pembenaran di hadapan pengadilan Allah?
Jawaban: Tentu saja Allah memberikan ganjaran atas pekerjaan baikku. Tetapi ganjaran ini bukanlah terjadi berdasarkan amalku, tetapi semata-mata berdasarkan anugerah saja. Anugerah-Nya adalah satu-satunya alasan untuk mengupahi saya. Sebenarnya Allah mengupahi karya-Nya sendiri di dalam aku. Oleh rahmat-Nya saya berbuat baik. Karena itulah yang menghasilkan ganjaran. Dan ganjaran itu, yang dialami saya dalam kehidupan saya, mendorong saya untuk makin mengasihi Dia, dan sesamaku seperti diriku sendiri.
Pertanyaan ketiga: Apakah ajaran ini (yaitu pembenaran hanya karena anugerah saja, sola gratia) memang memiliki hikmat? Karena risikonya jelas, yaitu bahwa manusia tidak peduli lagi dan makin fasik… Ajaran ini dapat mengakibatkan sikap malas untuk melawan dosa dan untuk berbuat yang baik. Karena pada hakekatnya begini: bagaimanapun kehidupanmu, berdosa, jelek, apa saja, di hadapan Allah tidak menjadi soal selama Anda percaya kepada Yesus Kristus. Jawaban: Akibatnya itu tidak dapat ada dalam kehidupan seorang percaya. Mustahillah bahwa saya tidak ingin melakukan perbuatan-perbuatan baik. Iman yang benar tidak dapat tidak menghasilkan buah yang baik. Anugerah Allah kepadaku membangkitkan sikap baru dari dalam diri saya kepada Allah. Saya ingin membalas kasih-Nya dengan kasih dan syukur saya. Kasih dan syukur itu saya buktikan dengan kehidupan saya sebagai manusia baru. Yesus sendiri melalui Roh-Nya merawat saya sedemikian rupa, sehingga saya mulai melakukannya; sama seperti pokok anggur menumbuhkan buah-buah pada cabangnya (lih. Yoh. 15:1-8).
”Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal. 5:22-23).
Beri, ya Pokok Anggur sungguh, tetaplah aku padaMu, supaya dapat ’ku bertumbuh; Engkaulah pokok hidupku. B’ri oleh RohMu ’ku segar, sehingga buahku benar.
Tuhan Allah, betapa besar dan ajaiblah kasih-Mu terhadap saya! Oleh karena kasih-Mu begitu besar, maka aku hendak membuktikan syukurku dengan menyembah Engkau menjadi pelayan-Mu. Engkau layak untuk menerima hormat, puji-pujian, dan perbuatan-perbuatan baik saya! Patahkan, ya Tuhan Yesus, semua halangan yang menghalangi saya untuk melayani Engkau, buatlah aku bertumbuh bagaikan ranting yang subur, Tuhan Yesus, yang adalah Pokok Anggur yang benar. Terpujilah Engkau, Bapa, sebagai pengusaha pokok anggur itu. Ya Bapa dan Anak, curahkanlah Roh-Mu yang kudus kepadaku. Penuhilah aku dengan kuasa kasih-Mu yang menghidupkan. Aku berterima kasih kepada-Mu karena Engkau mengerjakan segala perbuatan-
perbuatan baik di dalam kehidupan saya sebagai anak-Mu. Kuduskanlah aku, kuatkanlah aku, demi pemujaan nama-Mu. Amin.