ayat 1-2. Menurut petunjuk Lisias, kepala pasukan di Yerusalem (23:30), lima hari kemudian para penggugat Paulus sudah muncul untuk naik banding. Delegasi Mahkamah Agama tidak lain dan tidak bukan dipimpin Imam Besar Ananias. Mahkamah Agama itu sungguh serius. Imam Besar didamping beberapa tuatua, yakni orang-orang yang terlibat dalam komplotan untuk menghabisi Paulus (bnd 23:14).
Delegasi itu juga membawa seorang pakar hukum. Ia adalah pengacara bernama Tertulus. Melihat cara ia berbicara tentangorang-orang Yahudi, yaitu sebagai bangsa ini (ay 2),147 ada kemungkinan ia bukan orang Yahudi. Setelah Paulus dipanggil menghadap dan sidang pengadilan dibuka, Tertulus mulai menyampaikan dakwaannya.
Ayat-ayat berikut merupakan laporan tepercaya mengenai jalannya sidang. Mungkin Lukas hadir secara pribadi atau ia menulis laporan berdasarkan cerita Paulus.
ayat 3-4. Mula-mula Tertulus berusaha merayu gubernur agar ia bersimpati kepadanya, dengan cara memuji-mujinya setinggi langit. Dengan cara yang sangat berlebih-lebihan, disebutnya segala jasa Feliks. Ia berbicara tentang kebijaksanaan Feliks yang senantiasa dan di mana-mana disambut dengan sangat berterima kasih.
Pujian yang terlalu berlebihan.
Atas nama orang Yahudi, ia menyatakan penghargaannya atas tingkat kesejahteraan yang tinggi di Palestina dan atas segala per baikan yang telah terlaksana. Kesemuanya itu telah diusaha-kan oleh yang mulia Feliks sendiri. Rayuan gombal itu diobralnya dengan leluasa. Padahal kita tahu, gu bernur ini dikecam habis-habisan Tacitus, seorang penulis di zaman itu. Kalau ada satu gubernur yang ikut menyulut pecahnya pembe rontakan Yahudi tahun 66, orang itu adalah Feliks, dengan peme rintahannya yang semena-mena, dan berbagai tingkah lakunya yang menyebalkan orang-orang Yahudi.
Cara Tertulus mengakhiri rayuannya menunjukkan bahwa sebetulnya masih banyak yang dapat ditambahkannya pada daftar jasa-jasa Feliks, tetapi jelas, dalam sidang pengadilan, yang harus diselesaikan adalah urusan pengadilan. Sebelum itu, Tertulus menyuarakan rasa optimisnya bahwa orang Yahudi akan berhasil.
Hal itu terjamin melihat kemurahan hati gubernur.
ayat 5-6a. Jika terhadap Feliks Tertulus memuji secara berlebih-lebihan, terhadap Paulus terjadi hal sebaliknya, Tertulus mengecam-nya secara berlebih-lebihan. Dalam tu duhan yang ditujukan kepada Paulus kalimatnya pendek-pendek dengan suara setengah membentak, diiringi nada penuh ke bencian. Paulus disamakan dengan penyakit sam par, penyakit yang sangat menakutkan, yang sangat menular dan berbahaya bagi lingkungan. Persamaan yang mengerikan itu di uraikan dengan lebih jelas oleh Tertulus, dengan menyebut Paulus sebagai:
– pengacau yang menghasut semua orang Yahudi di seluruh dunia supaya memberontak. Padahal Feliks sudah sangat berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan (ay 2). Jadi, Paulus adalah penghasut yang di tataran politik pasti tidak dapat dipertahankan.
– pembawa aliran baru, seorang tokoh dari aliran Nasrani, yakni sekte (TB) pengikut Yesus orang Nazaret itu. Nada ejekan terdengar dalam kata ”Nasrani” itu. Apa kah mungkin sesuatu yang baik datang dari Nazaret (bnd Yoh 1:47; 7:41)?148
Di sini TB memakai kata sekte yang mempunyai arti negatif, sedangkan dalam 5:17 di pakai kata yang lebih ne tral, yaitu ”mazhab”. Dalam kedua ayat itu TB-2 memakai kata netral ”aliran”. Melihat konteksnya, kini kata ”sekte” lebih tepat, karena Tertulus dengan terang-terangan menjelekkan kaum Nasrani dan menuduh mereka berbuat murtad.149
– Pencemar Bait Allah yang berusaha melanggar kekudusan bangunan suci bangsa Yahudi, yaitu dengan mengantar masuk orang-orang yang dilarang keras hadir di situ (bnd 21:28).
ayat 6b-9. Ada kekeliruan tentang keaslian kata-kata Oleh karena itu (ay 6b) sampai ke para pendakwa datang menghadap engkau (ay 8). Edisi bahasa Yunani tidak mengan dung kata-kata tersebut karena kata-kata itu dianggap sebagai tambahan pada naskah asli (edisi pendek). Tetapi ada edisi lain yang menerima kata-kata tersebut sebagai kata-kata yang otentik (edisi panjang).150
Menurut edisi panjang itu orang-orang Yahudi mengemuka-kan bahwa sebetulnya perkara Paulus itu hendak mereka sele-saikan sendiri dengan cara mandiri pula (menurut hukum Taurat kami), seperti yang telah mereka lakukan pada Stefanus misalnya.
Dengan memberi keterangan itu, mereka sebenarnya hendak mengatakan tindakan campur tangan Lisias itu salah.
Demikian juga dengan melihat kenyataan bahwa Feliks nanti-nya ingin meminta nasihat dari ke pala pasukan Lisias (ay 22); edisi panjang itu agak nya merupakan tuduhan Tertulus yang asli. Jadi Lisias telah menghalangi usaha orang-orang Yahudi untuk menyelesaikan sendiri kasus Paulus. Untuk itu, ia bahkan menggunakan kekerasan yang hebat. Dengan cara paksa perkara ini direbut dari tangan orang-orang Yahudi, yaitu dengan memba-wa Paulus ke benteng Antonia, di luar jangkauan para hakim Yahudi. Tampak jelas di sini, duduk perkara yang sebenar nya disembunyikan. Tertulus tidak menyinggung dengan satu kata pun hukuman mati ilegal yang nyaris dijatuhkan kepada Paulus (21:31), juga tidak menceritakan huru-hara dalam sidang pemeriksaan Mahkamah Agama (23:10).
Setelah Tertulus memberi gambaran yang begitu memutar-balikkan fakta-fakta sebenarnya, ia mengakhiri pidato nya. Ia telah memberi bahan secukupnya untuk pemeriksaan selanjutnya. Kalau sekarang gubernur sendiri yang memeriksa si terdakwa dengan cermat, ia pasti dapat mengetahui segala se suatu yang menjadi pokok persoalan dan dasar segala tuduhan itu.
Setelah Tertulus selesai berpidato, Ananias dan para tuatua menguatkan semua penjelasannya. Mereka mendukung semua dakwaan yang diucapkan Tertulus agar tuduhannya lebih berkesan di hadapan gubernur.
ayat 10-11. Setelah itu gubernur mengizinkan si terdakwa berbicara. Ia memberi isyarat kepada Paulus bahwa ia boleh menang-gapi dakwaan Tertulus. Rasul tidak memulai dengan rayuan. Satu-satunya yang ia katakan pada pembukaan pidatonya ialah bahwa ia yakin perkara ini akan diputuskan dengan semestinya. Ia tahu bahwa Feliks bukan hakim yang baru saja mulai berfungsi dan bukan hakim yang belum tahu banyak mengenai urusan Yahudi, melainkan hakim yang dibandingkan dengan para pendahu-lunya sudah cukup lama melaksanakan tugas di kalangan bangsa Yahudi (sudah sekitar enam tahun).
Sejak awal pidatonya Paulus mengetengahkan fakta-fakta yang dapat diperiksa kebenaran nya. ”Baru 12 hari yang lalu aku dari Kaisarea datang ke Yerusalem,” katanya (21:15). Apakah dalam jumlah hari itu diperhitungkan juga kelima hari yang disebut dalam ayat 1, tidak dapat dipastikan. Pokoknya, Feliks dapat saja menanyaiorang-orang yang telah menyedia kan tempat peng inapan kepada Paulus (bnd 21:8, dst), maka kata-kata Paulus pasti dibenarkan.
Setiap orang yang berpikiran sehat langsung mengerti bahwa tidak mung kin seseorang mengorganisasikan pemberontakan besar dalam waktu sesingkat itu. Apalagi Paulus juga menyebutkan tujuan perjalanannya ke Yerusalem, yaitu untuk beribadah. Kemudian ia menambahkan keterangannya, ”untuk membawa pemberian dan mempersembahkan persembahan-persembahan” (ay 17). Jadi tujuan Paulus mengunjungi Yerusalem adalah untuk berziarah, bukan untuk memberontak .
ayat 12-13. Selama beberapa hari di Yerusalem itu Paulus sama sekali tidak melakukan kesalahan yang berhubungan dengan pemberontakan. Mereka tidak dapat menunjukkan satu pun tempat di Yerusalem yang dapat disebut sebagai tempat Paulus melakukan penghasutan. Ia tidak pernah bertengkar dengan siapa pun. Selain itu tidak mungkin orang-orang Yahudi dapat melihat huru-hara yang disebabkan oleh Paulus. Karena hal itu tidak pernah ada, baik di dalam Bait Allah maupun di dalam rumah ibadah atau di tempat lain di kota (mis salah satu lapangan kota). Tidak ada bukti sedikit pun mengenai hal itu.
Dalam keterangannya, Paulus membatasi diri pada masa ia tinggal di Yerusalem dan ia tidak menyinggung kegiatannya di dunia (bnd ay 5) karena gubernur juga harus membatasi diri pada kawasannya sendiri.
Dakwaan pertama bahwa Paulus seorang pengacau dan peng-hasut, sama sekali tidak dapat dipertahankan karena tidak ada bukti.
ayat 14. Dalam dakwaan kedua, Paulus diejek sebagai pembawa aliran baru. Ia dituduh mengingkari agama Yahudi dan menonjolkan dirinya sendiri sebagai pemimpin agama baru. Tertulus telah berbicara tentang sekte. Melihat kenyataan Paulus dengan jelas menjauhkan diri dari sebutan itu, dapat diperkirakan bahwa kata sekte itu dihubungkan dengan arti yang tidak baik, dan kira-kira sama artinya dengan ”kesesatan” (bnd 2Ptr 2:1).
Dengan sengaja Paulus tidak mengulangi kata itu, sebab hal itu akan berarti bahwa ia mengakui adanya ajaran baru yang belum dikenal. Dan itu sama sekali tidak benar. Paulus menegaskan, tidak ada pemutusan dengan masa lalu. Yang ada justru ke sinambungan.
Aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami, tuturnya (bnd 3:13). Artinya, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, dan bukan Allah lain. Paulus mengikuti Jalan Tuhan (bnd 9:2; 19:9, 23) yang sama yang telah ditempuh nenek mo yang sebelum Paulus. Ia bukan pendiri lembaga gereja baru, melainkan pelayan gereja segala zaman. Dan itu bukan per nyataan kosong. Sebab Kitab-kitab Allah yang digunakan umat Allah sebagai pedoman hidup, dipercayainya juga dari awal sampai akhir. Hukum Taurat dan kitab nabi-nabi adalah sebutan terkenal untuk seluruh Perjanjian Lama (mis Mat 22:40).
Kesimpulannya: siapa yang percaya kepada Allah nenek moyang dan kepada Allah Kitab-kitab Suci, tidak mungkin dianggap sebagai pembawa aliran baru.
ayat 15-16. Masalah yang telah menimbulkan diskusi sengit dalam sidang pengadilan Mahkamah Agama ialah harapan Paulus bahwa Allah akan membangkitkan orang mati (23:6), baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar. Paulus mengetahui bahwa kebanyakan orang Yahudi dan mungkin juga beberapa di antara para penggugat nya, sependapat dengannya mengenai keyakinan akan kebangkitan. Data-data Perjanjian Lama tampak jelas (bnd Yes 26:19; Dan 12:2; Ayb 19:25-27).
Setelah Paulus memberi kejelasan tentang ajarannya, ia memberi tahu bahwa ia selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk hidup sesuai dengan itu, yakni menurut hukum dan nabi-nabi. Dengan terang-terangan Paulus menyerang para penggugat nya (dan anggota komplotan itu, bnd 23:14). Ia senantiasa bertindak dengan maksud jujur dan dengan hati nurani yang murni (bnd 23:1).
ayat 17-18. Sekarang rasul membahas tuduhan yang ketiga dengan mengatakan bahwa maksud kunjungannya ke Yerusalem sama sekali bukan untuk mencemarkan Bait Allah. Pertama, setelah beberapa tahun berselang barulah ia kembali mengunjungi negeri dan kota Yahudi itu. Siapa yang benar-benar bertekad mencemarkan Bait Allah bangsa Yahudi, pasti akan segera melaksanakannya. Tetapi ”baru setelah banyak tahun berlalu aku datang,” tutur Paulus (sesudah kunjungan yg disebut dl 18:22). Dan kedua, tujuan perjalanan itu sama sekali berbeda dengan yang dituduhkan, yaitu pencemaran Bait Allah. Tujuan Paulus yang sebenarnya adalah untuk membawa pemberian dan persembahan-persembahan.
Yang dimaksud dengan ”pemberian” itu pasti uang kolekte yang telah dikumpulkan oleh Paulus dalam perjalanan-perjalanan pemberitaan Injil yang dilaksanakannya, khususnya untuk bangsa Yahudi, artinya untuk jemaat Kristus di Yerusalem (mengenai kolekte itu, bnd Gal 2:10; Rm 15:25; 1Kor 16:3; 2Kor 9:1-4). Di samping itu di sebut juga ”persembahan”, maksudnya kurban yang berhubungan dengan penyu cian Paulus dan saudara-sau-dara lain yang disebut dalam Kis 21:23, dan seterusnya. Ibadah yang disinggung dalam ayat 11 juga boleh dianggap termasuk persembahan itu. Ingat pada kurban wangi-wangian (bnd 3:1).
Pada saat Paulus sedang mempersembahkan kurban, keha-dirannya di dalam Bait Allah dilihat oleh beberapa orang Yahudi dari Asia. Perhatikan, justru pada saat itu rasul dengan seluruh sikapnya menunjukkan segala hormat bagi Bait Allah dan bagi persembahan kurban. Jadi, ia tidak menimbulkan kerusuhan atau huru-hara sama sekali. Justru orang-orang Yahudi dari Asia itu yang menyebabkan terjadinya keributan, yaitu dengan tiba-tiba menangkap seorang pengunjung Bait Allah yang sedang mempersembahkan kurban dengan khusyuk.
ayat 19-21. Seharusnya orang-orang Yahudi dari Asia yang telah mulai menyulut semua keributan itu, tampil sebagai peng gugat, seandainya mereka dapat menunjukkan sesuatu pada diri Paulus yang dapat dijadikan alasan hingga ia patut dihukum. Dengan kata lain, orang-orang Yahudi yang kini berdiri di depan Feliks, sulit bertindak sebagai saksi salah satu keributan yang tidak mereka lihat dengan mata kepala sendiri. Mereka hanya mendengar desas-desus yang sumbernya berasal dari orang-orang Yahudi dari Asia itu.
Yang memang dapat dibicarakan oleh orang-orang Yahudi yang kini hadir itu, hanya tentang sidang pengadilan Mahkamah Agama yang diadakan untuk memeriksa kasus Paulus. Sidang itu telah mereka hadiri. Tetapi, dari sidang Mahkamah Agama itu tidak ada satu pun kejahatan yang dapat dilaporkan. Satu-satunya perkara yang sangat menyibukkan para anggota Mahkamah Agama ialah hal kebangkitan orang-orang mati (bnd 23:6; 24:15). Tetapi, mengenai hal tersebut ternyata Mahkamah Agama tidak punya daya untuk mengutarakan pendapatnya. Dalam membahas kasus Paulus, mereka telah merendahkan dera jat mereka sendiri dari hakim menjadi tukang berkelahi (bnd 23:10). Kesimpulan terakhir sudah jelas: para penggugat seakan-akan sudah menembakkan sejumlah meriam, tetapi tidak satu pun peluru yang mengenai sasaran. Mereka sama sekali tidak mempunyai bukti yang sah.
ayat 22-23. Feliks tidak mengambil keputusan tentang kasus itu, meskipun ia cukup mengetahui seluk beluk para pengikut Yesus dan titik-titik sengketa antara orang Kristen dan Yahudi. Ia juga tahu bahwa orang-orang Kristen tidak bersikap revo lusioner dan juga tidak memakai kekerasan. Meskipun begitu, ia belum berani memberi keputusan pengadilan. Barangkali karena ia enggan menyinggung perasaan orang Yahudi (bnd ay 27), selain itu, dalam ayat 26 masih terdapat motif lain lagi (uang).
Dalam gugatan dan pembelaan tadi, telah terungkap beberapa hal yang dapat ia pegang untuk menuntut pemeriksaan lebih teliti. Dengan demikian ia dapat menunda penetapan keputusannya. Apa persisnya yang terjadi dalam Bait Allah dan bagaimana sikap Paulus di situ? Di situ gugatan (ay 6) dan pem belaan (ay 12 dan 18) tidak sesuai satu dengan lainnya. Feliks berpen dapat, sebaiknya ia memanggil kepala pasukan Lisias sebagai saksi untuk mendengarkan laporan yang saksama dari mulutnya.
Sesudah sidang ini, Paulus mendapat sedikit keringanan hukuman penjara. Orang-orang Kristen di Kaisarea dapat lebih leluasa mengunjungi dan membantunya (mis. mengantar paket makanan sehari-hari,. menulis surat, dsb; bnd 21:8, 16). Dari tindakan Feliks ini tampak jelas penilaiannya tentang Paulus. Ia tidak begitu yakin bahwa Paulus bersalah.
ayat 24-25. Beberapa hari kemudian Feliks bersama dengan istrinya Drusila kembali ke Kaisarea. Agaknya mereka telah berkunjung ke tempat lain. Kemudian Feliks mengambil prakarsa untuk bersama dengan istrinya bercakap-cakap dengan Paulus dan mendengar dia berbicara tentang keper cayaan kepada Yesus Kristus. Mula-mula tampaknya pra karsa itu menyenangkan, tetapi motif yang mendorong Feliks melakukannya sungguh jahat, yakni rakus akan uang. Tujuannya ialah mendapat uang tebusan. Ia seorang hakim yang suka sogokan. Itulah ciri-ciri gubernur ini.
Celakanya, istrinya Drusila punya sifat yang sama persis dengan Feliks. Ia putri Herodes Agripa. (bnd 12:1) dan saudara Agripa II (bnd 25:13, dst). Untuk dapat menikahi Feliks, ia telah meninggalkan suami sebelumnya. Ia wanita yang kurang memperhatikan atau sama sekali tidak menghiraukan firman ketujuh per janjian Tuhan, ”Jangan berzina”. Padahal, ia seorang Yahudi, jadi sudah pasti tahu benar mengenai firman Allah.
Dalam percakapan dengan suami-istri ini Paulus berbicara secara terbuka. Ia mengucapkan kata-kata yang pasti menya kiti perasaan gubernur. Yang dibicarakannya ialah:
– Kebenaran, padahal gubernur adalah hakim yang bersalah karena menerima suap (bnd ay 26) dan yang bertindak dengan semaunya dan keras hati;
– Penguasaan diri (atau kesopanan), padahal suami-istri ini tidak mengindahkan norma-norma Allah, tetapi mereka dikuasai hawa nafsu mereka sendiri. Mengenai penguasaan diri, kata ini juga dipakai dalam 2Ptr 1:6 dan Gal 5:22-23. Penguasaan diri merupakan buah pekerjaan Roh;
– Penghakiman yang akan datang (bnd Kis 17:31), padahal kedua orang ini sama sekali tidak merasa terbebani hal itu (bnd Mat 16:26) dan tidak mau mempertimbangkan bahwa pada akhir hidup mereka nanti harus menghadap Hakim yang Mahatinggi.
Orang yang dibelenggu memberitakan firman yang tidak terbelenggu (bnd 2Tim 2:9) dan yang tidak pernah meleset pengaruhnya (bnd Yes 55:11). Semakin lama Feliks mendengar kata-kata Paulus, semakin ia merasa terpojok. Pesan yang disampaikan Paulus itu memintanya supaya ia mengubah total perilaku hidupnya. Si hakim kian takut akan penghakiman yang nanti harus ia alami sendiri.
Ia mengakhiri pertemuan itu dengan alasan bahwa nanti, kalau ada kesempatan, percakapan dengan Paulus akan dilanjut-kannya. Ia menunda keputusan untuk bertobat, tetapi itu se kaligus berarti penolakan untuk bertobat sebelum terlambat (bnd Mrk 6:20). Tangan yang menyelamatkan, yang dalam Injil diulurkan kepadanya, ditolaknya. Ia memilih untuk tetap bergelimang dalam hidup lamanya, yang penuh dosa. Itulah kebodohan orang yang tidak beriman.
ayat 26-27. Feliks terus menunda-nunda pemberian keputusan dalam perkara pengadilan itu dan dengan demikian ia mempermainkan Paulus. Dengan sewaktu-waktu memanggil Paulus, ia menunjukkan simpatinya terhadap tahanan ini dan menyiratkan adanya kemungkinan untuk ”mengurus sesuatu”.
Uang, itulah yang Feliks incar. Jiwanya lekat pada uang. Ia berpikir ada kemungkinan untuk memperoleh uang tebusan dari Paulus. Bukankah rasul da tang ke Yerusalem membawa uang (pemberian, bnd ay 17)? Dan kalau ia benar seorang tokoh di kelompoknya (bnd ay 5), teman-temannya pasti akan bersedia menebusnya.
Keadaan itu berlangsung sampai genap dua tahun. Ada berbagai alasan yang membuat Feliks menunda-nunda menetapkan keputusannya, karena ia berharap akan mendapat keuntungan keuangan, juga ada rasa takut bila putusan itu akan membangkit kan kemarahan orang Yahudi terhadap dirinya (bnd juga 25:9). Tidak perlu dijelaskan bahwa sungguh tidak adil bila hakim menahan seseorang begitu lama tanpa memberi keputusan pengadilan, mesti dalam hati ia yakin bahwa si terdakwa tidak bersalah.
Selain itu, mengingat pentingnya pekerjaan pemberitaan In jil, sungguh tidak dapat dimengerti oleh akal manusia bahwa rasul ini harus begitu lama ditahan (sesudah ini ia ditahan selama dua tahun di Roma, 28:30). Coba pikirkan, alangkah banyak nya yang dapat Paulus lakukan selama tahun-tahun itu. Di mata manusia, tahun-tahun itu terbuang percuma. Tetapi, Tuhan segala kemuliaan berkenan bertindak demikian. Dia sendiri yang memilih saat-saat-Nya yang tepat dan dalam pilihan itu tampaklah hikmat dan kuat kuasa-Nya. Lagi pula, dalam masa dua tahun itu Dia membuat hamba-Nya menghayati seba gian dari penderitaan yang telah digariskan baginya (bnd 9:16). Sementara itu, sepanjang tahun-tahun tersebut Paulus tidak duduk berpangku tangan. Firman Tuhan tidak mungkin dikurung dalam empat dinding. Firman itu dapat juga disebar ke seluruh dunia secara tertulis. Dan akhirnya, di tahun-tahun itu bagian tertentu tugas Paulus mendapat perhatian besar, yakni ”memberitakan nama-Ku di hadapan raja-raja” (9:15). Tuhan semesta alam tidak melewati para pembesar bumi tanpa memberi peringatan (bnd 13:7; ps 24–26), tetapi mereka diperhadapkan kepada kuasa-Nya dengan Firman dan Roh. Orang-orang berpangkat tinggi, yang terpanggil untuk menjadi pemimpin rakyatnya, diakui sesuai tingkatannya, dan karena itu mereka mendapat tempat khusus dalam penugasan Paulus.
Pengganti Feliks ialah Festus. Ia keturunan keluarga terkemuka Porkius, keluarga senator (wakil rakyat) di Roma.151
Terjadilah sidang pengadilan di hadapan Feliks. Para penggugat, yakni Imam Besar Ananias dan beberapa tuatua bersama juru bicara mereka Tertulus, dipersilakan mulai dengan dakwaannya. Secara ringkas, dakwaan itu berbunyi: Paulus seorang pengacau yang menimbulkan huru-hara di mana-mana di dunia; ia seorang pembawa aliran baru yang memimpin salah satu sekte; dan ia pencemar Bait Allah yang bertekad menghina dan menyakiti hati orang-orang Yahudi. Ia ditangkap di Bait Allah dan pasti telah dihakimi oleh Mah kamah Agama, kalau kepala pasukan Romawi di Yerusalem tidak campur tangan.
Paulus menanggapi dakwaan itu dengan memberi penjelasan sederhana tentang segala fakta, yakni kapan ia datang ke Yeru-salem, dan dengan tujuan apa. Selama beberapa hari ia berada di Yerusalem, tidak seorang pun melihatnya menghasut orang. Jadi, tidak ada bukti sama sekali mengenai hal itu. Juga tuduhan ia pembawa ajaran baru sama sekali tidak benar. Ia melayani Allah nenek moyang dan Allah Kitab-kitab Suci. Ia berjalan mengikuti jejak lama dan percaya kepada kitab-kitab lama dari Allah.Orang-Orang Yahudi yang hadir hanya dapat menjadi saksi mengenai satu fakta, yakni pokok yang menim bulkan kesulitan besar bagi para hakim Mahkamah Agama dan pertengkaran di kalangan mereka sendiri. Pokok itu adalah keper cayaan akan kebangkitan orang mati.
Feliks menunda perkara itu dan berharap mendengar dari kepala pasukan Lisias apa yang telah terjadi di pelataran Bait Allah di Yerusalem. Sementara itu, Feliks ingin berbicara dengan Paulus mengenai kepercayaan kepada Yesus Kristus dalam percakapan priba di. Istrinya Drusila hadir juga. Berita Paulus mengenai kebenaran, penguasaan diri, dan penghakiman yang akan datang, sangat menusuk hati Feliks karena hidupnya penuh dosa. Tetapi ia menutup dirinya terhadap Injil dan membungkam suara yang menyelamatkan itu.
Dua tahun lamanya Feliks menahan Paulus, yakni sampai akhir masa jabatannya. Ia tidak mengungkapkan pendapatnya bahwa Paulus tidak bersalah karena ia ingin memelihara persahabatannya dengan orang Yahudi dan karena ia mengincar uang tebusan dari Paulus.
ka ajukan kepada hakim? Apakah ayat 3-9 memberi petunjuk konkret tentang hal itu?
2. Mengapa hal berbakti kepada Allah selalu disebut menganut Jalan Tuhan (ay 14)?