Paulus Berjalan ke Yerusalem, Menuju ke Penderitaannya

Pembahasan

ayat 1-3. Sungguh sulit bagi para penatua jemaat Efesus untuk berpisah dengan Paulus, tetapi rombongan seperjalanan itu harus berangkat lagi. Dengan kami yang dimaksudkan ialah Paulus, Lukas, dan mungkin orang-orang yang telah disebut dalam 20:4 (seorang di antara mereka, Trofimus, disebut lagi dl 21:29). Mereka berlayar dari Miletus ke pulau Kos, dan sesudah itu ke pulau Rodos, dan mendarat di Patara, kota pelabuhan di pantai Lisia.

Mereka turun dari kapal yang selama itu mereka tumpangi dan menemukan kapal lain yang akan menyeberang ke Tirus di Fenisia. Mereka berlayar melewati Siprus, pulau yang dalam perjalanan pemberitaan Injil pertama menjadi daerah pertama yang menyambut Paulus, utusan Allah (13:4). Kapal itu singgah di kota pelabuhan Tirus untuk membongkar muatannya di situ.

ayat 4. Di kota itu Paulus dan teman-temannya menemui ang gota-anggota jemaat (mungkin setelah mencari-cari beberapa waktu). Jemaat Tirus sudah lama berdiri (bnd 11:19; ingat juga Mzm 87:4). Mereka tinggal selama seminggu di tengah-tengah jemaat. Boleh jadi karena nakhoda memerlukan waktu seminggu untuk bongkar muat kapalnya.

Para anggota jemaat menyampaikan pesan kepada Paulus. Mereka berbicara atas nama Roh! Karena itu, pesan mereka menjadi sangat penting. Bagaimana tepatnya bunyi pesan itu? Ada dua kemungkinan yaitu:

a) Bahwa oleh bisikan Roh, mereka mengatakan agar Paulus jangan berlayar ke Yerusalem. Artinya, Roh Kudus melarangnya pergi ke Yerusalem. Tetapi itu tidak sesuai pemberi tahuan yang kita baca dalam Kis 20:22-23 dan 21:11. Kalau toh begitu, kali ini Roh Kudus mengatakan begini dan kali lain Dia mengatakan begitu.

b) Bahwa oleh bisikan Roh mereka mengatakan bahwa Paulus akan ditangkap di Yerusalem. Lalu mereka mengaitkan nya dengan peringatan supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. Peringatan itu mereka berikan atas prakarsa mereka sen diri karena dige-rakkan oleh kasih mereka kepada Paulus. Kalau begitu, ayat. berisi tanggapan mereka atas pesan yang sebenarnya berasal dari Roh.

Kemungkinan kedua itu lebih masuk akal. Mengingat apa yang selanjutnya Lukas ceritakan mengenai para anggota jemaat Tirus (ay 5). Sulit untuk membayang kan mereka bertindak sebagai nabi-nabi palsu (la wan Agabus dl ay 10-11). Apalagi Lukas meru-muskan kalimat itu tanpa membubuhi tanda tanya pada pesan tadi: ”Karena bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus.” Dengan demikian si penulis sendiri tidak menyangsikan mereka menerima pesan Ilahi. Sudah pasti Paulus merasa sulit ketika ia mendengar pesan itu. Perhatikan reaksinya dalam ayat 13.

ayat 5-8. Bagi rombongan Paulus waktu untuk mereka tinggal di Tirus sudah selesai. Rasul yang akan menghadapi banyak kesulitan menerima banyak ungkapan cinta kasih dari jemaat. Murid-murid semua mengantar Paulus dan teman-temannya sampai ke luar kota, baik anggota yang laki-laki maupun semua istri dan anak-anak mereka (meskipun anak-anak belum menyadari segala se suatu, mereka tentu harus belajar mengerti).134

Dari Tirus kapal berlayar ke Ptolemais, yakni Ako kuno. Di sana ju ga ada saudara-saudara seiman. Injil telah diberitakan di sana sebelum perjalanan pemberitaan Injil pertama (11:19).

Sesudah tinggal hanya satu hari saja, mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Perjalanan sejauh kira-kira 50 km harus mereka tempuh dengan menyeberangi beberapa sungai ke cil dan mendaki pegunungan Karmel, sebelum sam pai di kota Kaisarea, tempat pintu menuju bangsa-bangsa telah dibuka (Kis 10).

Paulus menginap di rumah Filipus (mengenai sikap memberi tumpangan, bnd Rm 12:13; 1Tim 3:2; 1Ptr 4:9). Filipus kita kenal dari Kis 6:5 sebagai salah satu dari ketujuh orang pelayan135, kemudian dari 8:5, dst sebagai pemberita Injil (bnd Ef 4:11; 2Tim 4:5).

ayat 9. Filipus mempunyai empat anak gadis yang masih lajang dan masih tinggal di rumah nya. Mereka terlibat sepenuhnya dalam pekerjaan Tuhan dan diperkenankan menyampaikan firman-Nya kepada orang lain. Sungguh menarik, dengan catatan yang singkat Lukas menam pilkan para perempuan itu untuk kita perhatikan. Mereka memang tidak menikah, tetapi itu tidak berarti hidup mereka gagal. Malah sebaliknya, mereka tidak disita olehurusan-urusan rumah tangga dan dengan demikian da pat membaktikan diri sepenuhnya pada karya Tuhan (bnd 1Kor 7:25-40). Kitab Suci mengajarkan kepada kita agar mendekati status lajang secara positif. Oleh sebab itu, dalam melayani Tuhan, keempat putri Filipus itu tidak tertinggal, mereka justru berjalan di depan.

Sebagai nabi mereka didahului oleh tokoh-tokoh terkenal, seperti Miryam (Kel 15:20), Debora (Hak 4:4), Hulda (2Raj 22:14), dan Hana (Luk 2:36). Agaknya mereka mengabdi kan diri kepada tugas mengajar bagi kaum perempuan dan anak-anak. Ruang (yg tentunya tidak sempit) di mana mereka boleh bekerja dibatasi oleh ayat-ayat seperti 1Kor 14:34 dan 1Tim 2:12.

ayat 10-11. Rombongan Paulus hanya satu hari tinggal di Ptolemais, selanjutnya menginap beberapa hari di Kaisarea. Apakah Paulus tidak tergesa-gesa lagi (bnd 20:16)? Atau apakah mungkin ia telah meng-hemat sedikit waktu karena perjalanannya berlangsung lancar?

Bagaimanapun Roh Kudus tetap menuntut perhatian Paulus terhadap penderitaannya di Yerusalem nanti. Agabus, nabi yang telah kita temui dalam 11:28, kini datang dari Yudea, khusus untuk menyampaikan berita kepada Paulus. Kenyataan itu pasti membuat pesan tersebut sangat berkesan bagi Paulus.

Sang rasul diberi gambaran nyata mengenai apa yang akan dialaminya. Kaki dan tangannya akan diikat, artinya Paulus akan ditaklukkan sepenuhnya oleh para musuhnya. Paulus sendiri. Yang dipakai nabi itu untuk menggambarkan penangkapan itu ialah ikat pinggang Paulus. Ini sungguh-sungguh mengenai pribadi Paulus. Kata-kata yang diucapkan Agabus menghapuspertanyaan-pertanyaan yang mungkin masih ada.

Paulus akan diborgol oleh orang-orang Yahudi dan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain (orang Romawi). Ia akan menem puh jalan yang sama seperti yang dilalui Gurunya. Memang benar, menurut 21:30 Paulus ditangkap oleh orang-orang Yahudi, lalu dikurung dalam penjara oleh serdadu-serdadu Romawi.

ayat 12-14. Agabus telah melaksanakan perintah Roh Kudus. Pesannya sangat menyedihkan seluruh hadirin. Meskipun selu-ruh rombongan seperjalanan itu sudah tahu tentang pen deritaan yang akan dialami Paulus, tetapi mereka begitu terharu oleh kata-kata dan penggambaran tersebut, sehingga mereka mengungkapkan keinginan mereka yang besar untuk memperta-hankan nyawa Paulus bagi tugas-tugasnya yang banyak dan untuk menyelamatkannya dari penderitaan.

Dengan serentak mereka mendesak Paulus supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. Desakan itu berlipat ganda kerasnya karena orang-orang Kristen di Kaisarea ikut memohon bersama-sama dengan rombongan Paulus. Tampaknya mereka semua menganggap pesan Agabus itu sebagai peringatan dari Roh yang tidak harus terwujud.

Hanya satu orang yang tetap sadar, yaitu Paulus sendiri. Namun ia hanya manusia. Ia sangat sedih melihat begitu banyak desakan dari teman-teman baiknya yang dengan menangis membujuknya supaya jangan berangkat. Tetapi se belum perta-hanannya bobol, ia menertibkan semua saudaranya itu. Paulus yakin bahwa Allah sendiri yang membimbingnya pada jalan ke Yerusalem, juga kalau ia ditunggu oleh maut di akhir jalan itu. Paulus menempuh perjalanan nya tidak dengan sembrono, tetapi dalam iman. Ia telah mempertim bangkan apa yang telah Kristus katakan pada awal pelayan annya (9:16). Demi Tuhannya, yang telah menyerahkan diri ke dalam neraka menggantikan dia, Paulus rela menyerahkan hidupnya di bumi. Nama Tuhan Yesus sungguh patut mene rima pengorbanan itu (bnd 5:41; 15:26).

Jemaat memahaminya. Mereka tidak lagi berusaha membu-juk Paulus supaya mengubah pikirannya. ”Jadilah kehendak Tuhan!

Itu tidak dimaksudkan sebagai nasib yang tak dapat di elakkan. Itu adalah kehendak Allah yang sudah dikenal dan yang minta ditaati (bnd Mat 6:10; Luk 22:42).

ayat 15-17. Perjalanan dilanjutkan lagi. Jarak antara Kaisarea dan Yerusalem kira-kira 100 km. Beberapa murid dari Kaisarea menguatkan hati Paulus dengan menemaninya sampai tempat persinggahan berikut. Mungkin tempat itu ialah rumah Manason.

Orang itu agaknya tinggal di tengah-tengah antara Kaisarea dan Yerusalem.136 Manason telah menjadi murid sejak semula dan seperti Barnabas berasal dari Siprus (bnd 4:26).

Kedatangan Paulus di Yerusalem menyenangkan. Pertama-tama ia mendapat sambutan ramah dari semua saudara se iman. Mereka gembira karena bertemu kembali dengannya. Itu hiburan besar bagi Paulus yang nanti harus menderita di kota yang sama.

Penyerahan kolekte tidak disebut di sini (tetapi dl 24:17). Yang merupakan inti dari perjalanan-perjalanan Paulus adalah pemberitaan Injil (bnd 1:8).

ayat 18-20. Sehari setelah Paulus tiba di Yerusalem, ia bertemu dengan majelis penatua yang dipimpin oleh Yakobus, saudara Yesus (bnd 12:17; 15:13). Para rasul tidak disebut.

Paulus memberi laporan secara terperinci mengenai pekerja annya pada perjalanan pemberitaan Injil ketiga, atau lebih tepatnya:

pekerjaan Allah melalui pelayanan Paulus, yang dilakukan di antara bangsa-bangsa lain. Bagaimana mungkin orang-orang yang begi-tu jauh dari Tuhan dan yang berkelakuan begitu bodoh, dapat bertobat? Itu pasti terjadi karena kuasa Allah sendiri. Sebab itu, perbuatan-perbuatan Allah memang pantas dilaporkan. Dalam semuanya itu Paulus bertindak sebagai pelayan (Lukas kembali memakai kata ”diaken”) yang melayani para pendengar nya.

Tanggapan semua saudara seiman di Yerusalem sangat meng-gem birakan. Mereka memuliakan Allah. Dia yang telah mengerja-kan banyak mukjizat. Dia yang patut dipuji. Para pena tua sendiri juga mempunyai berita yang menyenang kan bagi Paulus. Sementara segala pekerjaan Allah berlangsung di antara bangsa-bangsa lain, Allah juga tidak tinggal diam di antara orang Yahudi. Banyak sekali orang Yahudi yang menjadi percaya kepada Yesus.

Beribu-ribu orang, bahkan puluhan ribu orang dari Yerusalem dan Palestina menyata kan kepercayaannya setelah pertumbuhan jemaat yang dilaporkan dalam 2:41; 4:4; 5:14; 6:7.

Di samping itu, orang-orang Yahudi ini tetap ingin memelihara hukum Musa yang sejak masa kecil selalu mereka taati. Keinginan mereka itu tidak pernah dikecam. Kis 15 memang menyebutkan keputusan bagi orang Kristen yang bukan Yahudi, tetapi bagi orang Kristen Yahudi tidak ada ketetapan baru. Dapat dimengerti bahwa orang Kristen Yahudi dalam praktik kehidup an mereka137 masih tetap memelihara semua peraturan Perjanjian Lama (seperti menge nai persembahan kurban dan jamjam sembahyang).

Perhatikan juga sikap para rasul yang disinggung dalam 3:1.

ayat 21. Sehubungan dengan hal yang terakhir itu, para penatua mengemukakan suatu masalah. Di kalangan orang Kristen Yahudi beredar desas-desus bahwa Paulus mendorong orang-orang Yahudi di perantauan supaya jangan lagi menghiraukan hu kum Musa. Desas-desus itu pasti disebarkan oleh orang-orang seperti yang disebut dalam 15:5.

Bagaimana sikap Paulus yang sebenarnya terhadap hukum Musa itu? Pada umumnya dapat dikatakan bahwa dalam surat-suratnya, Paulus jelas menunjukkan bahwa ketaatan ke pada hukum Musa sama sekali tidak memberi sumbangan bagi perdamaian manusia dengan Allah. Manusia hanya menerima pembebasan utang dosanya melalui kepercayaan kepada Yesus Kristus (bnd Rm 3:20-22; Gal 3:11). Itulah sebabnya orang bukan Yahudi yang menjadi percaya kepada Kristus, ti dak perlu lagi menaati peraturan-peraturan itu karena semua hukum telah mendapat pemenuhannya dalam Kristus. Tetapi yang harus mereka taati ialah keputusan yang disebut dalam Kis 15. Keputusan itubetul-betul Paulus tekankan kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi dalam perjalanan-perjalanan pemberitaan Injil yang dilakukannya (bnd 15:30; 16:4).

Mengenai orang Kristen Yahudi, dapat dikatakan bahwa sejak penderitaan dan kematian Yesus, mereka tidak lagi terikat pada peraturan-peraturan itu. Tetapi dapat dimengerti bahwa mereka yang seumur hidupnya memelihara hukum-hukum itu, juga sesudah kematian Kristus tetap menaatinya. Lihat saja pada sikap para rasul dalam 16:3; 18:18; 21:26. Dalam seluruh Kitab Kisah Para Rasul kita tidak menemukan satu petunjuk pun bahwa langsung sesudah hari kematian Yesus, orang-orang Kristen Yahudi dilarang menaati lagi hukum-hukum itu. (Bnd juga 1Kor 7:17-24; 9:19-23.)

ayat 22-24. Mengingat desas-desus tentang Paulus itu, ada kemungkinan konflik akan timbul, jika orang-orang Yahudi dari perantauan, yang telah mendengar khotbah Paulus di rumah-rumah ibadah mereka, kini tahu bahwa ia ada di kota. Orang-orang Kristen Yahudi yang cenderung ke Yudais meagaknya dapat meman faatkan kehadiran Paulus itu dan menciptakan kesulitan baginya. Oleh sebab itu, para penatua mengajukan usul berikut kepada Paulus, ”Perlihatkan dengan nyata bahwa engkau sendiri sebagai orang Yahudi dan orang Kristen masih tetap mencintai hukum-hukum Musa, dan tidak menolak ketaatan pada hukum-hukum itu.”

Cinta itu dapat diperlihatkannya dalam peristiwa konkret. Di jemaat Yerusalem ternyata ada empat orang yang bernazar. Hal bernazar itu mengacu kepada hukum mengenai kenaziran (bnd Bil 6) karena dikatakan bahwa mereka harus menyucikan diri dan mencukur rambutnya. Mungkin dalam masa kenaziran itu, keempat orang tadi telah mencemarkan diri, sehingga diharuskan menyucikan diri dan mencukur rambut. Sekarang Paulus diminta supaya bergabung dengan keempat orang itu dan bersama-sama dengan mereka menyucikan diri (mungkin dia sendiri masih dl keadaan bernazar, bnd 18:18), serta menanggung seluruh ongkos mereka. Biaya yang dibutuhkan untuk kurban-kurban yang dipersembahkan pada upacara penyucian diri ini tidak sedikit (bnd Bil 6:14-15, di mana disebutkan jumlah kurban yg cukup banyak). Apalagi, keempat pria itu mungkin terlalu miskin untuk dapat membayar biaya tersebut.

Dengan memenuhi segala kewajiban di Bait Allah bersama-sama dengan keempat orang itu, Paulus dapat menunjukkan dengan jelas bagaimana pendapatnya tentang pemeliharaan hukum Musa oleh orang Kristen Yahudi.

ayat 25-26. Usul para penatua tidak berlawanan dengan keputusan yang diambil sebelum itu dan yang disebut dalam 15:29. Bukankah yang dibicarakan pada waktu itu ialah ketaatan kepada hukum-hukum Musa oleh orang Kristen bukan Yahudi?

Dengan demikian, para penatua telah membatasi usul mereka dan mencegah pengambilan kesimpulan-kesimpulan yang salah.

Paulus tidak keberatan. Banyak penafsir yang sama sekali tidak mengerti mengapa Paulus menyetujui usul itu. Bagaimana mungkin orang yang secara terang-terangan mengecam ketaatan kepada hukum Musa memenuhi usul itu?

Walaupun demikian, kesediaan Paulus itu tidak perlu menim-bulkan begitu banyak masalah. Sang rasul menolak pemeli haraan hukum itu, jika manusia mengharapkan keselamatan dari ketaatan itu. Bila hukum Musa mulai berfungsi sebagai jalan kedua di samping Kristus, dengan tegas ia tolak. Tetapi penolakan tegas itu selalu tertuju ke pendapat tertentu mengenai hukum. Hukum itu sendiri baik. Dan bagi orang Kristen Yahudi yang sejak kecil dididik untuk menaatinya, hukum itu tetap berharga sebagai ilustrasi mengenai jalan satu-satunya, yaitu Kristus (bnd Yoh 14:6).

Kemudian Paulus melaksanakan usul itu. Di Bait Allah ia melapor kepada imam bahwa pekan penyucian diri mereka mulai dan pada akhir pekan itu mereka berharap akan selesai dengan persembahan semua kurban (untuk setiap orang, masing-masing).

Ringkasan

Setelah mengadakan perpisahan yang penuh kesedihan dengan para penatua jemaat Efesus, Paulus dan rombongan seperjalanannya berangkat. Mereka berjalan dari Miletus ke Tirus tanpa ada masalah.

Di Tirus para murid memberitahu bahwa Paulus akan mengalami penderitaan dan penindasan di Yerusalem. Mereka mencoba menahannya supaya ia jangan melanjutkan perjalanannya. Hal yang sama terjadi di Kaisarea. Di situ Agabus memberitahukan penangkapan Paulus dengan kata-kata dan gambaran. Seluruh hadirin ingin agar Paulus terhindar dari penderitaan itu, tetapi kehendak Tuhan harus ditaati.

Perjalanan diteruskan ke Yerusalem. Sambutan di situ ramah dan tanggapan para penatua atas laporan mengenai perjalan an pemberitaan Injil ketiga penuh sukacita. Tetapi setelah Paulus berada di Yerusalem, para penatua juga memikirkan keamanan-nya. Mereka tahu tentang de sasdesus yang beredar, yakni bahwa Paulus berusaha mempengaruhi orang-orang Yahudi di perantauan supaya menentang hukum Musa.

Paulus bersedia menunjukkan dengan perbuatan bahwa ketaatan kepada hukum-hukum itu tidak terlarang bagi orang Kristen Yahudi. Tetapi hal menaati hukum-hukum itu tidak boleh dianggap sebagai jalan kedua di samping Kristus, tetapi sebagai ilustrasi mengenai jalan yang satu-satunya.

Wacana

1. Dalam ayat. orang-orang mengatakan kepada Paulus oleh bisikan Roh bahwa ia jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi dalam 20:22 Paulus mengatakan bahwa sebagai tawanan Roh ia pergi ke Yerusalem. Dan dalam 21:11 Agabus mengatakan kepada Paulus, ”Kata Roh Kudus, di Yerusalem engkau akan ditangkap.” Apakah Roh Kudus membantah kata-kata-Nya sendiri? Dan benar kah para murid di Tirus itu berbicara oleh bisikan Roh?
2. Dalam pembahasan ayat. dikatakan mengenai status lajang putri-putri Filipus bahwa menurut Alkitab kita harus mendekati status lajang itu lebih positif. Benarkah Kitab Suci menunjukkan arah itu kepada kita? Dan ba gaimana pendapat kita tentang ”dunia pemikiran” di mana kita sendiri hidup: apakah perempuan yang tidak kawin dinilai positif?
3. Apakah Paulus bertindak tepat dengan memenuhi usul para penatua di Yerusalem itu, dan apakah baik ia menaati peraturan-peraturan Perjanjian Lama itu? Ada kemungkinan bahwa Paulus mengambil sikap yang keliru, seperti Petrus dalam Gal 2:11-14, kendati dalam Alkitab tindakan Paulus ini tidak ditunjukkan sebagai kesalahan.
4. Kalau hal menaati peraturan-peraturan oleh orang Kristen Yahudi di zaman awal itu dapat diterima, apakah di zaman sekarang hal itu juga dapat diterima untuk orang Yahudi yang bertobat kepada Kristus? Atau, apakah hal itu merupakan peristiwa khusus dalam peralihan menuju ke zaman baru?

Paulus Membela Misinya di Depan Orang-orang Yahudi yang Hendak Membunuhnya

Pembahasan

ayat 27-28. Ketika pekan penyucian itu hampir selesai (pada hari yg ketujuh), orang-orang Yahudi yang datang dari Asia melihat Paulus di dalam Bait Allah. Mengingat kenyataan mereka mengenali Trofimus (bnd ay 29), orang-orang Yahudi itu agaknya berasal dari Efesus dan keberadaan mereka di Yerusalem berhubungan dengan Pesta Pentakosta (bnd 20:16). Dahulu mereka pernah mencoba menyingkirkan Paulus, tetapi upaya jahat mereka untuk membunuhnya gagal (bnd 19:9; 20:19). Sekarang mereka melihat ada lagi kesempatan yang baik untuk membunuhnya.

Mereka menangkap Paulus dan menghasut rakyat yang di dalam Bait Allah sambil berteriak minta tolong, ”Hai orang-orang Israel, tolong, kalau kalian mengindahkan kepentingan Israel. Di mana pun orang ini (terdengar jelas penghinaan dl sebutan ’orang ini’) datang, ia mengajarkan hal-hal yang bertujuan menentang umat Allah, hukum Allah (terutama su nat), dan rumah Allah ini.”

Tuduhan itu mirip dengan dakwaan yang dilontarkan terha-dap Stefanus (bnd 6:11, 13). Pada waktu mengajar, Paulus pasti telah berbicara mengenai umat, hukum, dan rumah Allah di Yerusalem, tetapi yang terutama dikecamnya ialah pandang an orang Yahudi mengenai ketiga pokok itu. Bukankah orang Yahudi menuntut orang bukan Yahudi harus disunat supaya menjadi orang Yahudi dulu, sebelum mereka dapat diterima dalam umat dan rumah Allah?

Orang-orang Yahudi yang mengusik Paulus mempunyai ar gumen lain lagi, yaitu ”Orang ini bahkan telah berani membawa orangorang Yunani pula (orang kafir) ke dalam Bait Allah.” Yang terakhir itu menentukan nasib Paulus. Sebab dengan demikian rumah yang suci dan istimewa ini telah menjadi najis. Orang yang hanya diizinkan hadir di pelataran luar dan yang tidak berhak masuk ke dalam Bait Allah akan dibunuh jika ia melanggar peraturan itu. Demikianlah Paulus juga patut dihukum mati, karena dialah yang mengajak orang-orang bukan Yahudi melangkahi ambang pintu Bait Allah.

ayat 29-30. Apakah dasar tuduhan orang-orang Yahudi itu? Hanya berdasarkan kenyataan mereka telah melihat Paulus bersama-sama dengan seorang yang mereka kenal, Trofimus dari Efesus, seorang Kristen bukan Yahudi (bnd 20:4). Padahal pada saat itu keduanya tidak ada dalam Bait Allah, tetapi di suatu tempat di kota. Tetapi selebihnya hanya khayalan mereka saja bahwa tentunya Paulus juga telah membawa dia memasuki Bait Allah. Jadi tuduhan itu sama sekali tidak mempunyai dasar, tetapi hanya disulut oleh rasa benci mereka kepada Paulus.

Maksud orang-orang Yahudi mengincar nyawa Paulus tercapai. Dalam waktu singkat seluruh Bait Allah gem par. Orang banyak di kota langsung mendengar ribut-ribut itu dan datang berkerumun. Ketika merasa posisi dan Bait Allah mereka terancam bahaya, mereka tanpa berpikir pan jang lagi langsung berkata, ”Enyahkan, orang itu! Ia harus mati!”

Untuk melaksanakan rencana-rencana mereka yang jahat, mereka menyeret Paulus keluar dari Bait Allah. Orang ini tidak layak berada di rumah Allah. Dia harus keluar. Selain itu, tempat suci ini jangan dinajisi darah orang terkutuk itu (bnd 2Raj 11:15).

Selekas Paulus berada di luar Bait Allah, orang-orang Yahudi segera menutup semua pintu gerbang (yg menuju ke Bait Allah dan mungkin juga yg menuju ke kota Yerusalem), sehingga Paulus tidak dapat melarikan diri. Paulus terkurung di pelataran luar.

ayat 31-32. Paulus tidak dapat membela diri. Ia tidak diberi kesempatan untuk itu. Tanpa proses pengadilan apa pun, ia lang-sung diperlakukan dengan kasar.

Sementara orang-orang Yahudi melampiaskan kemarahan mereka kepada Paulus, sampai lah kabar tentang kerusuhan itu kepada kepala pasukan Romawi. Dalam benteng Antonia yang tidak jauh dari Bait Allah, bermarkas sepasukan prajurit. Dari benteng itu seluruh kompleks Bait Allah dapat dilihat dengan jelas, sehingga mudah diawasi. Mungkin saja yang menyampaikan kabar ialah petugas pos jaga.

Setelah kepala pasukan yang membawahkan seribu prajurit di beri tahu bahwa seluruh Yerusalem gempar, ia langsung bertindak. Bersama beberapa ratus prajurit beserta para koman dan mereka, ia cepat menuruni tangga bentengnya dan menghampiri massa di kompleks Bait Allah.

Melihat para prajurit datang, orang-orang Yahudi tidak mau mengambil risiko. Mereka lebih memikirkan keselamatan mereka sendiri, kemudian menghentikan upaya mereka untuk membunuh Paulus. Mereka menyadari bahwa orang-orang Romawi itu tidak dapat dianggap remeh (bnd Luk 13:1).

ayat 33-36. Kepala pasukan itu menggeser massa ke pinggir dan mendekati Paulus, kemudian memerintah prajuritnya untuk mengikat dia dengan dua rantai. Dua rantai itu mungkin dipakai untuk mengikat Paulus pada dua prajurit, di sebelah kiri dan di sebe-lah kanannya (bnd 12:6), supaya ia tidak bisa lari ke mana pun.

Sementara itu kepala pasukan mencoba mencari tahu siapa tahanan itu dan kejahatan apa yang dilakukannya (bnd 22:24, 30). Dari kumpulan orang banyak yang mengelilinginya, ia mendapat berbagai teriakan yang kacau balau. Semua jawab an berbeda satu dengan lainnya, membuat ia makin tidak mengerti duduk persoal annya. Itulah sebabnya ia mengakhiri pemerik saan di tempat itu, selanjutnya memerintahkan supaya tahanan di bawa ke markas.

Ketika Paulus sampai di tangga yang menuju benteng,orang-orang Yahudi menyadari bahwa orang yang harus dibunuh itu akan luput dari tangan mereka. Kemarahan mereka memun-cak, karena itu mereka mendesak maju dan mendorong-dorong Paulus hingga ia tergencet. Para prajurit tidak melihat ada cara lain kecuali mengangkatnya tinggi-tinggi di atas orang-orang Yahudi yang mengamuk itu. Umpatan yang paling kasar mereka lontarkan kepada Paulus, ”Enyahkan dia!” ”Ia harus mati!” (seperti Sang Guru, demikian pula hamba-Nya, bnd Luk 23:18; Yoh 19:15).

ayat 37-39. Ketika Paulus sampai di puncak tangga, ia berpaling kepada kepala pasukan untuk mengajukan permohonan. Sebelum memasuki benteng ia ingin bicara di depan orang-orang Yahudi itu. Ia meminta izin kepada kepala pasukan dengan menggunakan bahasa Yunani.

Kepala pasukan heran mendengar Paulus berbicara dalam bahasa Yunani. Ia menduga Paulus adalah si pemberontak dari Mesir yang baru-baru ini melancarkan gerakan melawan bangsa Romawi, yaitu dengan mengumpulkan banyak pengikut yang dibawanya ke padang gurun, ke bukit Zaitun.138

Kepala pasukan menyebut mereka itu pengacau. Ini terje-mahan kata bahasa Yunani sikarioi yang menunjukkan kelompok pembunuh diam-diam (dng belati di balik jubahnya) yang berasal dari golongan Zelot. Sasaran mereka ialah orang-orang Yahudi yang bekerja sama dengan orang-orang Romawi. Upaya jahat mereka digagalkan Gubernur Feliks dan gerakan itu kocar-kacir.

ayat 40. Paulus menghapus dugaan kepala pasukan itu dengan menjawab, ”Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus di Kilikia. Aku warga dari kota yang terkenal baik, jadi bukan orang yang samar.”

Mungkin, dengan menyebutkan semua data itu, Paulus hendak memberi kesan yang baik kepada kepala pasukan, supaya permin-taan izin tadi dipenuhi. Bagaimanapun, ia diper bolehkan berbica ra di depan orang-orang Yahudi. Kepala pasukan berharap supaya dengan itu suasana menjadi tenang dan ia akan mengetahui lebih banyak tentang penyebab kerusuhan itu.

Paulus memberi isyarat dengan tangannya supaya orang-orang Yahudi diam. Suara gaduh berhenti, kemudian Paulus mulai berkata kepada mereka dalam bahasa Ibrani (maksudnya bh Aram), bahasa sehari-hari orang Yahudi di Yerusalem. Dengan demi kian, Paulus menjangkau juga orang yang paling seder hana, yang tadi dengan begitu saja datang berkerumun dari jalan-jalan kota.

Pasal 22 ayat 1-3. Paulus menyapa mereka dengan sikap yang sepan tasnya, dengan ramah dan hormat (bnd 7:2). Mereka adalah sesama bangsanya dan di antaranya terdapat anggota-anggota Mahkamah Agama yang diberi kuasa atas nama rakyat.

Ketika massa mendengar Paulus berbicara dalam bahasa asal mereka, semakin tenanglah mereka. Mereka menyadari bahwa ia berasal dari kalangan mereka. Dengan sengaja Paulus menegaskan kenyataan itu pada awal pidatonya. Aku adalah orang Yahudi, tuturnya. Meskipun ia lahir di negeri asing, yakni di Tarsus, di tanah Kilikia, tetapi ia dibesarkan di Yerusalem. Kalau begitu, Paulus pasti telah pindah ke Yerusalem dalam usia yang muda sekali.139

Pernyataan itu sangat jelas, mengingat ia dituduh memusuhi umat Allah.

Dan bukan itu saja. Paulus telah mendapat didikan di sini. Gurunya tidak lain adalah Gamaliel (bnd 5:34-39). Ia lulusan sekolah yang terkenal karena di situ hukum nenek moyang diajarkan dengan teliti dan ketat (bnd Gal 1:14; Flp 3:5; Kis 26:5). Keterangan itu juga sangat jelas mengingat ia juga dituduh menentang hukum Allah.

Dengan istilah seorang yang giat bekerja bagi Allah Paulus menunjuk ke masa lalunya. Karena bukankah kata-kata itu terjepit di antara berbagai catatan yang semuanya berkaitan dengan masa lalu? Semua itu, digarisbawahi oleh pembandingan dirinya dengan orang-orang Yahudi yang sedang mendengar pidatonya: seperti sikap Paulus di waktu lalu, demikianlah sikap orang Yahudi sampai sekarang (bnd Rm 10:2). Dengan kata-kata tersebut, Paulus menunjukkan bahwa ia mengabdikan diri sepenuhnya bagi hukum Allah (bnd Kis 21:20, yg di dalamnya kata-kata itu bahkan dihu bungkan dng orang-orang Yahudi yg telah bertobat kepada Kristus).

ayat 4-5. Betapa giatnya Paulus bekerja bagi Allah, terungkap dengan tajam dalam tindakan nya menganiaya para murid Yesus. Ia telah mencoba menghapus Jalan Tuhan (9:2; 18:25; 19:9, 23), yaitu hal mengikut Yesus dari muka bumi. Ia tidak ragu-ragu melakukan kekejaman apa saja (bnd 8:3; 9:1; 26:10). Laki-laki dan perempuan telah menjadi korbannya, sehingga anak-anak ditinggalkan sebagai yatim piatu.140

Paulus tidak menipu orang-orang Yahudi yang mendengarnya dengan isapan jempol. Di antara hadirin pasti ada orang-orang yang dapat bersaksi mengenai cerita Paulus itu, meskipun hal itu terjadi bertahun-tahun yang lalu. Khususnya para anggota Majelis Tuatua. dapat menjamin kebenarannya. Mereka mengetahui segala fakta itu dan dapat memeriksa kesesuaiannya .

Salah satu ciri badan Majelis TuaTua pastilah kesinam bung-annya. Jadi, ada kemungkinan besar bahwa Imam Besar yang saat ini menjabat (Ananias) adalah anggota muda Majelis itu pada waktu yang Paulus maksudkan. Bukankah Majelis ini telah memberi surat kuasa kepadanya untuk menganiaya para pengikut Yesus di Damsyik?

ayat 6-8. Sementara Paulus sangat sibuk melakukan ke giatan-kegiatannya yang membinasakan itu, Tuhan sendiri yang campur tangan. Itu dilakukan-Nya dalam perjalanan Paulus ke Damsyik.

Mengenai ayat-ayat berikut, bandingkan 9:3-19.

Apa yang terjadi waktu itu, belum pernah Paulus ceritakan secara terus terang kepada orang Yahudi di Yerusalem. Oleh karena itu, sekarang ia menceritakannya dengan panjang lebar untuk menunjukkan bagaimana, melalui campur tangan yang hebat dari atas, ia menya dari sepenuhnya segala fakta. Yesus itu, yang tetap dipercayai para pengikut-Nya, ternyata tidak mati, tetapi dimuliakan di surga. Yesus yang sama itu menampakkan diri-Nya kepada Paulus dalam cahaya yang menyilaukan. Hal itu terjadi di siang bolong, tetapi sinar matahari menjadi pudar karena kalah oleh cahaya Yesus (satu unsur baru, jika dibandingkan dng 9:3).

Cahaya itu merebahkan Paulus ke tanah dan tetap mengu rung dia dalam sorotnya. Orang yang berdiri dalam cahaya itu (bnd Why 1:13) rupanya telah mengenal nama Paulus dan mengatakan dengan jelas kepadanya apa yang sebenarnya dilakukannya, yaitu meng-aniaya jemaat-Nya sama dengan menentang pribadi Yesus sendiri. Orang dalam cahaya itu ialah Yesus orang Nazaret (sebutan ini pun baru, jika dibandingkan dng 9:5), rabi dari desa kecil di pedalaman Galilea yang menemui ajalnya di kayu salib (bnd Yoh 19:19).

ayat 9-11. Perbandingan ayat. dengan 9:7 memberi kesimpulan bahwa waktu itu orang-orang di sekitar Paulus mendengar dan juga melihat sesuatu. Mereka dapat bersaksi mengenai kedua hal itu, yaitu tentang cahaya dan suara itu. Paulus tidak silap mata. Mereka melihat cahaya yang memancar dari Yesus, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat. Dan mereka mendengar suara Yesus, tetapi tidak memahami apa yang dikatakan-Nya. Hanya Paulus sendiri yang diperkenankan untuk melihat Yesus dan memahami kata-kata-Nya.

”Dalam sekejap saja aku terpukau oleh penampilan yang menyilaukan itu,” tutur Paulus. ”Aku langsung menyerah: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?

Dengan demikian, si penganiaya menyediakan dirinya, dan menyadari bahwa ia tidak lebih dari hanya seorang hamba Tuhan. Ia berubah dari penganiaya Kristus menjadi pengikut-Nya. ”Atas perintah Yesus aku bangkit,” tutur Paulus. ”Kawan-kawan seperjalanan ku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Mataku silau karena cahaya yang begitu kuat.” Ke muliaan Tuhan terlalu agung untuk dapat ditatap mata manu sia.

ayat 12-13. ”Di Damsyik aku dikunjungi oleh seorang bernama Ananias.” Mungkin ia tidak dikenal di kalangan orang-orang Yahudi di Yerusalem, tetapi sebaliknya ia terkenal baik di an tara semua orang Yahudi yang ada di situ, di Damsyik. Mereka, tanpa kecuali, memberi kesaksian baik tentang Ananias. Ia mencintai hukum Allah dan itu tampak dalam segala per buatannya. Jadi, ia adalah saksi yang sangat terpercaya bagi pesan yang Paulus terima melaluinya.

”Melalui orang ini, aku juga menerima kembali daya lihatku. Ia datang kepadaku dan berkata, ’Saulus, saudaraku, hendaklah engkau melihat kembali!’ Dan saat itu juga aku melihat dan menatap dia.”

ayat 14-15. ”Ananias juga memberi tahu maksud Tuhan bagiku.”

Perbandingan ayat-ayat ini dengan 9:15-16 menunjukkan bahwa kini Paulus memberi laporan mengenai pesan Allah, yang pasti sangat berkesan bagi orang-orang Yahudi yang sedang mendengarkan. Allah nenek moyang kita, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Allah ini, dan bukan yang lain, yang telah menetapkan Paulus bagi tugas tertentu. Hal itu tidak muncul pada pikiran Allah secara tiba-tiba, tetapi sudah dipertimbangkan-Nya lama sebelumnya dan kemudian Dia putuskan.

Justru Paulus yang dipilih Allah Israel untuk mengetahui kehen dakNya (rencana keselamatan-Nya bagi dunia ini) dan untuk melihat dan mendengar Dia yang satu-satunya berhak dise but Yang Benar. Dengan kata lain: Paulus diberitahu oleh Allah mengenai rencana keselamatan-Nya dan rencana itu dilihat dan didengarnya dari Yesus Yang Benar. Apa yang Paulus lihat dan dengar dari Yesus harus ia beritakan di depan umum kepada semua orang (termasuk orang bukan Yahudi).

Jadi, Paulus menjadi saksi dari kenyataan bahwa Yesus telah dibangkit kan kembali oleh Allah. Dengan demikian Allah memper-lihatkan Yesus kepada dunia sebagai Yang Benar (bnd 3:14; 7:52; Yes 53:11; Yer 23:5). Itulah fakta-fakta yang menentukan bagi semua bangsa.

ayat 16-17. Setelah menerima tugas itu, Paulus juga mendapat dorongan. Paulus pun hanya lah manusia dan memerlukan dorongan itu. Baginya benar-benar suatu mukjizat yang tak dapat dipahaminya, bila ia juga boleh mendapat bagian dalam keselamatan Kristus. Paulus disuruh berseru kepada nama Tuhan dan mengaku imannya kepada nama itu. Tuhan adalah satu-satunya yang menyelamatkan dan memberi pertolongan dalam kesengsaraan (bnd Kis 2:21; Mzm 124:8). Ke mudian ia harus menyerahkan dirinya untuk dibaptis dan dengan begitu meninggalkan dengan sungguh-sungguh masa lalunya yang kotor (bnd Kis 2:38). Allah sendiri yang mengangkat masa lalu itu dari Paulus dan tidak lagi mengingatnya. Tanda dan apa yang dilambangkannya diucapkan sekaligus.

Keterangan yang menyusul dalam ayat 17 adalah baru dan belum pernah disebut dalam kitab Kisah Para Rasul ”Ketika aku kembali dari Damsyik ke Yerusalem, aku berdoa di dalam Bait Allah.141 Di tempat itu aku mendapat penglihatan. Justru di situ, Tuhan datang kepadaku dengan pesan yang sangat jauh jangkauannya (bnd ay 21). Pesan itu datang tidak lain dan tidak bukan dari Allah yang sepanjang segala abad dapat dicari dan ditemukan dalam Bait Allah. Yang menampakkan diri kepadaku di situ adalah yang sama seperti Dia yang datang di jalan ke Damsyik, yaitu Tuhan segala kemuliaan, Yesus orang Nazaret, Yang Benar!”

Tugas itu Paulus terima sebagai jawaban atas doanya. Hal itu menjelaskan bahwa isi doa Paulus itu tentunya tertuju kepada tugasnya.

ayat 18-21. ”Atas perintah Tuhan aku harus segera meninggal kan

Yerusalem, karena di situ mereka tidak akan mau mende ngarkan dan mengakui semua fakta. Perintah itu terasa berat bagiku. Aku ingin menolaknya dan hal itu kukatakan ke pada Tuhan: di Yerusalem mereka betul-betul mengenal aku dan mereka tahu bahwa seluruh jiwa ragaku kubaktikan bagi kepentingan orang Yahudi. Semua itu tampak jelas dalam se gala perbuatanku, yakni pada Stefanus (juga seorang saksi yg telah melihat dan mendengar Tuhan yg hidup) dan pada banyak orang lain yang telah kuperlakukan dengan ke jam dan kucambuki menjadi contoh yang mengerikan. Jika ada satu orang yang dipercayai oleh orang-orang Yahudi di Yerusa lem, akulah orangnya, salah seorang yang paling giat di kalangan mereka.”

Rupanya, pada mulanya Paulus berencana untuk lebih dahulu memberi tahu Yerusalem mengenai segala kenyataan dan memberitakan Injil di situ, sambil menantikan banyak orang Yahudi akan mempercayainya. Maka apa yang Tuhan katakan ke padanya sangat mengejutkan. Alangkah sengitnya penolakan orang Yahudi terha-dap Yesus, kalau bahkan Paulus pun tidak mereka percayai. Tetapi ka lau orang-orang Yahudi tetap bersi keras menolak-Nya, Tuhan akan berpaling kepada bangsa-bangsa lain dan Dia dapat memperoleh anak-anak Abraham dari mereka yang tidak mengenal Tuhan.

Kesimpulan: bukan Paulus, melainkan Tuhan sendiri yang mengambil prakarsa untuk mengutusnya kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Aku akan mengutus engkau (dng tekanan pada ”Aku”). Rancangan Paulus berbeda dengan itu, tetapi diubahkan Tuhan.

Perintah untuk memberitakan Injil itu tidak kurang dan tidak bu kan datangnya dari Allah orang Yahudi di tempat suci orang Yahudi. Dari dalam Bait-Nya, Allah menunjuk ke ujung-ujung bumi.

Ringkasan

Paulus dilihat oleh orang-orang Yahudi dari Asia berada di Bait Allah, kemudian mereka menangkapnya. Ia dituduh melakukan berbagai kegiatan anti-Yahudi. Dalam waktu yang sangat singkat terjadilah huru-hara besar. Paulus diperlakukan dengan kasar dan diancam akan dibunuh.

Tetapi prajurit-prajurit Romawi dalam benteng Antonia meng-awasi kejadian itu dengan ketat dan langsung campur tangan. Mereka datang tepat pada waktunya dan dengan susah payah berhasil mendesak massa ke pinggir agar mereka dapat membawa Paulus ke markas. Kepala pasukan tidak jadi mengorek keterangan dari orang-orang Yahudi mengenai duduknya perkara. Dengan heran ia menyadari bahwa perkara ini sama sekali baru dan tidak punya hubungan apa pun dengan pemberontak dari Mesir yang baru saja mengadakan perlawanan. Sebelum Paulus diamankan di dalam markas, atas permintaan-nya, ia diberi izin untuk berbicara di depan orang-orang Yahudi. Ia berusaha meyakinkan orang-orang sebangsanya bahwa pekerjaannya di kalangan bangsa-bangsa lain bukan lah berdasarkanangan-angan dirinya sendiri yang tak mungkin bertahan lama, melainkan langsung datang dari Allah Abraham, Ishak, dan Yakub (bnd Kej 12:3). Jadi, tidak mungkin pekerjaan itu menentang umat Allah, hukum-Nya, dan Bait-Nya.

Jika orang-orang Yahudi memperhatikan kelahiran Paulus, pendidikannya, dan sekolah di mana ia belajar, mereka memperoleh gambaran yang sangat bagus tentang dia. Juga sikap awal nya terhadap para pengikut Yesus sangat jelas. Jika waktu itu ada satu orang yang benar-benar mewu judkan segala niatnya, maka dialah Paulus.

Sesudah itu telah terjadi hal-hal yang sangat dahsyat yang mengakibatkan perubahan besar dalam hidup Paulus:

– Kejadian yang pertama ialah Tuhan menampakkan se gala kemuliaan-Nya kepada Paulus di jalan ke Damsyik. Dialah Yesus orang Nazaret.

– Kejadian kedua ialah penyampaian pesan dari Allah nenek moyang (Abraham, Ishak, dan Yakub) kepadanya melalui Ananias.

– Dan kejadian yang ketiga ialah penampakan Yesus di Bait Allah di Yerusalem. Di tempat Allah nenek moyang selalu tampil, Yesus, Tuhan segala kemuliaan, menampakkan diri kepada Paulus dan di situ pula Dia mengubah rencana Paulus dengan langsung mengutusnya kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, karena para penduduk Yerusalem tidak mau menyerahkan diri kepada Injil.

Kata-kata Paulus itu sangat menyakiti hati orang-orang Yahudi, tetapi juga menyadarkan mereka mengenai keras kepala dan perlawanan mereka sendiri (bnd 7:51). Melalui kata-katanya, Paulus kini berusaha menyentuh hati mereka, karena ia ingin menggerakkan hati mereka untuk mau menyesali dan mengubah sikap mereka.

Bagaimanapun, di belakang pekerjaan Paulus di tengah-tengah bangsa-bangsa lain, berdirilah Allah Israel, Allah Bait-Nya di Yerusalem.

Wacana

1. Dalam ayat 28 kita membaca tuduhan terhadap Paulus. Apakah yang telah dikatakan Paulus itu menentang umat, hukum, dan Bait Allah?
2. Apa maksud Paulus dengan pidatonya kepada orang-orang Yahudi? Apa yang hendak dijelaskannya kepada mereka? Berkenaan dengan itu, perhatikan bagian-bagian pidato itu, seperti kisah masa lalunya (ay 1-5), penampakan dekat Damsyik (ay 6-11), pesan yang dibawa Ananias (ay 12-16), dan penampakan Yesus di Bait Allah (ay 17-21).
3. Apakah arti nama ”Yang Benar” yang diberikan kepada Yesus dalam ayat 14?
4. Dalam ayat 20, mengenai partisipasi Paulus dalam penghu-kuman Stefanus, dikatakan bahwa ia setuju (1) dan bahwa ia menyimpan pakaian-pakaian para pembunuh (2). Apakah persetujuannya itu suatu unsur yang tersendiri? Kalau demi-kian, di mana Paulus memperlihatkan bahwa ia setuju?
5. Apakah Paulus bertindak bijaksana, ketika dari pesan Yesus itu ia juga menyampaikan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka tidak akan menerima kesaksian Paulus tentang Yesus (ay 18)? Apakah Paulus tidak cukup menyebut ayat 21 saja?
6. Adakah arti istimewa Paulus justru menerima tugas untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain pada waktu dia di Bait Allah? Dan adakah arti istimewa bagi orang Yahudi bahwa justru di Bait Allah Yesus menampakkan diri kepada Paulus sebagai Sang Kurios (Tuhan segala kemuliaan)?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih