Gambar yang Berjalan Mengokohkan Firman yang Hidup

Pembahasan

ayat 1. Petrus dan Yohanes, dua utusan Yesus Kristus, naik ke Bait Allah untuk berdoa. Kita dapat meyakini bahwa dengan tujuan itulah mereka mendaki bukit Bait Allah itu.

Dalam Kis 2:46 dan Luk 24:53 kita membaca bahwa para anggota jemaat Kristus setiap hari berkumpul di Bait Allah. Apa alasan mereka? Apakah mereka masih mengikuti sepenuhnya ibadah di Bait Allah? Atau apa penyebab utama mereka pergi ke Bait Allah? Hanya karena ada tempat yang cukup di situ, yaitu di serambi-serambi, agar mereka dapat saling bertemu dan bersaksi tentang Yesus Kristus? Besar kemungkinan, alasan per tama adalah yang tepat (bnd Kis 21:20, 26).

Di antara jamjam sembahyang yang disebut di sini adalah jam kesembilan (pukul 15.00 petang; bnd 10:9). Dalam Bait Suci umat berdoa supaya Allah Israel berkenan menyatakan diri kepada umat-Nya.

ayat 2. Seorang laki-laki yang lumpuh. Allah telah memberinya kaki dan mata kaki, tetapi ia tidak dapat memakainya untuk melayani Allah. Orang itu menderita. Ia tak dapat menggerak kan kakinya bagi

Allah. Ia lumpuh sejak lahir dari rahim ibunya, sebelum ia melakukan perbuatan baik atau jahat. Orang tidak perlu mencari dosa tertentu dalam hidupnya,22 tetapi kenyataan dia sama seperti setiap orang dikandung dan dilahirkan dalam dosa su dah cukup jelas. Oleh sebab itu, ia pun ”takluk pada se gala macam kesusahan”.23

Orang lumpuh itu sudah bertahun-tahun diletakkan di dekat pintu gerbang Bait Allah untuk mengemis, untuk meminta sedekah. Apakah ini adegan khas di daerah Timur? Di negara-negara lain tidak ada peminta-minta berkat adanya jaminan sosial. Apa kah tidak ada hukum-hukum sosial pada kehidupan umat Allah? Pasti ada. Oleh karena itu, adegan tersebut sungguh menyedihkan. Setiap hari pengemis itu duduk di ambang pintu Rumah Allah, boleh dikata kan, di depan mata Tuhan. Padahal, Tuhan telah mene-tapkan dalam hukum-Nya bahwa di kalangan umat-Nya tidak boleh ada orang miskin yang terpaksa mengemis (bnd Kel 22:25; 23:6, 11; Ul 15:11). Sungguh menyedihkan, kaum Israel menghina orang miskin yang tak mampu mencari nafkah hingga terpaksa harus mengemis. Dan tidak kurang menyedihkan pula, orang itu membiarkan dirinya direndah kan sedemikian rupa ketimbang berpaling kepada Firman Tuhan yang menyelamatkan.

Perintah Tuhan yang berkenaan dengan pengentasan orang miskin itu benar-benar dilaksanakan dalam jemaat Kristus (di Yerusalem). Di sana tidak ada orang miskin (bnd Kis 2:44-45).

Tampaklah pertentangan yang tajam dalam hal ini.

ayat 3-5. Meminta sedekah. Orang yang melakukan itu biasa nya memalingkan mukanya. Dan orang yang menuju Bait Allah, yang memberi sekeping uang kepada pengemis itu biasanya hampir tidak pernah memperhatikan orang yang malang itu, apalagi berbicara dengannya. Tetapi, kini Petrus memperhati kan dengan sungguh-sungguh orang malang ini. Demikian pula Yohanes. Lalu pengemis yang tidak berani mengangkat kepalanya itu mendengar mereka berkata, ”Pandanglah kami.” Dalam pikiran si pengemis, ucapan mereka pasti ada maksudnya. Tentu saja si pengemis memandang mereka dengan penuh harap.

ayat 6-7. Tetapi apa yang terjadi kemudian pasti tidak pernah diharapkan orang miskin itu karena jauh lebih hebat dari yang paling di nginkannya. Kedua utusan Kristus itu tidak dapat menawarkan emas dan perak. Tetapi apa yang ada pada mereka (sungguh ajaib bahwa kuasa mereka begitu besar sehingga mereka dapat memberi ke sembuhan) jauh lebih berharga dari kepingan uang. Sebab, uang berarti sepotong roti, sedang kesusahan masih tetap ada. Tetapi apa yang sekarang diterima si pengemis mengentaskannya dari kesusahan. Yang Petrus dan Yohanes berikan kepadanya demi nama Pengutus mereka, Yesus Kristus. Dan apa arti nama itu sekarang menjadi nyata bagi orang yang lumpuh itu. Yesus Kris tus tidak membagi-bagikan tip, tetapi memperbarui kehidupan orang itu.

Mukjizat itu terjadi melalui kepercayaan. Perintah kepada orang itu berbunyi, ”bangkit dan berjalanlah!” Perintah yang sulit. Dalam situasi semacam itu orang cenderung menjawab, ”Berikan dahulu kaki dan mata kaki supaya saya dapat berjalan.” Tetapi, Firman Yesus Kristus tidak memberi perintah yang mustahil dilakukan. Bersama perintah itu Dia menjanjikan kekuatan untuk menaati nya. Lewat para utusan-Nya, Tuhan yang hidup menyongsong orang yang duduk di tanah itu. Dia membungkuk, mendekat kan diri kepadanya, dan menariknya untuk bangun, kemudian membantunya melewati ambang yang sepanjang hidupnya menghalangi pandang-annya bagaikan sebuah tem bok.24 Dan Firman Tuhan yang hidup memungkinkan dia menaati perintah itu. Firman Tuhan bekerja di dalam hati dan juga dalam kaki orang itu. Firman itu sungguh-sungguh merupakan suatu kekuatan yang membawa ke selamatan.

ayat 8-10. Betapa takjubnya si pengemis, tampak jelas dari apa yang dilakukannya. Dengan segala macam cara ia melakukan apa yang belum pernah ia lakukan: ia melompat berdiri, dan memang benar, ia bisa berdiri. Ia menatap kakinya, setelah itu ia berjalan beberapa langkah ke kiri kemudian ke kanan, dan sesudah itu ia mengikuti Petrus dan Yohanes masuk ke dalam Bait Allah. Ia tidak hanya berjalan biasa, tetapi melompat-lompat dengan gembira. Suatu tarian gembira bagi Allah (di Bait Allah), suatu demonstrasi mengenai karya Yesus Kristus. Dan ia memperdengarkannya juga dengan memuji Allah atas tindakan-Nya terhadap dirinya melalui Yesus Kristus.

Semua orang yang berkumpul di Bait Allah untuk berdoa dan menerima berkat imam, melihat ia berjalan, dan mendengar ia bernyanyi. Mereka menatapnya dengan teliti untuk melihat apakah ia benar-benar orang yang lumpuh itu. Dan memang orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah pengemis miskin yang selalu duduk di gerbang dan yang tidak dapat menggerakkan kaki nya. Mereka merasa sangat aneh. Pada wajah mereka tampak rasa heran yang hebat. Mereka takjub dan tercengang. Bagai mana mungkin hal itu dapat terjadi?

ayat 11-15. Mukjizat ini memerlukan penjelasan. Oleh karena itu, mulai dari ayat 11 terdengar Injil Yesus Kristus yang disampaikan dengan sederhana dan jelas. Yang memberitakan adalah dua saksi-Nya, Petrus dan Yo hanes (bnd 1:8). Tidak disebutkan apakah kurban ukupan sudah dipersembahkan atau belum. Sekarang seluruh orang banyak itu hanya tertarik pada satu hal. Mereka mengeru muni kedua rasul bersama orang lumpuh yang kini bisa berdiri dan berjalan dan tidak mau meninggalkan kedua rasul itu.

Petrus langsung mengalihkan perhatian orang banyak itu dari manusia kepada Allah, yakni Allah Abraham, Ishak, dan Yakub (bnd Kel 3:6, 15; 1Raj 18:36). Mendengar sebutan itu orang Israel merasa biasa. Tetapi Petrus menambahkan sesuatu yang baru, yaitu, ”Allah nenek moyang kita yang telah mengikat diri kepada Abraham dan keturunannya, dan selalu berupaya penuh untuk mereka, telah memberikan kehormatan dan kemulia an kepada hamba-Nya, Yesus.” Sebutan hamba-Nya pun dikenal oleh orang-orang Israel (bnd Yes 49:6; 50:10; 53:13). Yesus adalah utusan Bapa. Oleh umat Allah, Dia diserahkan dan ditolak. Dengan keras kepala dan penuh perlawanan mereka menentang putusan hakim Pilatus.

Yang mereka siksa bukan sembarang orang, melainkan Yang Kudus (bnd Yes 41:14, 16) dan Yang Benar (bnd Yes 53:11; Yer 23:5), yakni Dia yang membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan melakukan pekerjaan-Nya tanpa ada kekurangan satu pun.

Mereka menukar Dia dengan orang yang mencari kepenting-an nya sendiri dan tidak segan-segan melakukan pembunuhan untuk mencapai tujuannya. Mereka memilih orang yang senang membunuh mereka daripada Dia yang membebaskan mereka dari maut dan membawa mereka ke kehidupan. Kalimat itu berisi sindiran tajam; di mana akal sehat mereka? Tetapi, biarpun umat Allah telah membinasakan-Nya, Allah sendiri yang membangkitkan-Nya. Dan itulah fakta-fakta yang diwartakan oleh saksi-saksi mata dan telinga.

ayat 16-21. Yesus Kristus hidup. Dengan cara yang sangat jelas Dia mengungkapkannya dalam kehidupan orang yang sekarang melompat-lompat dan menyanyi bagi Allah itu. Melalui iman orang yang lemah ini, nama Yesus (yakni Yesus sendiri) menguatkannya. Kepercayaan kepada nama Yesus (berkat karya Yesus) memberi kesembuhan kepadanya. Apa yang di percaya dan dipegang erat-erat oleh si orang lumpuh ternyata begitu kokoh dan kuat sehingga mukjizat itu menjadi kenyataan. Dan apa yang ia percayai adalah kuasa Tuhan yang hidup itu menyingkirkan halangan-halangan yang pa ling besar, menghi dup kan, dan tidak terkalahkan.

Nah, Saudara-saudara. Di sini Petrus jelas pindah ke pokok berikut. Umat telah bertindak karena tidak tahu, karena mereka tidak mengerti. Meskipun demikian, ketidak tahuan juga mempunyai muatan dosa (bnd Bil 15:27). Sama seperti semua pemimpin kamu. Apakah ini berarti juga bahwa para pemimpin telah bertindak karena ketidaktahuan (bnd Luk 23:34)? Atau apakah yang dimaksud hanya rakyat yang bertindak karena ketidaktahuan, sedang para pemimpin mengetahui nya dengan baik sekali, seperti juga para rasul? Jika demikian, tindakan para pemimpin bukan karena ketidaktahuan (bnd Mat 12:22, dst).

Dalam penyaliban dan kebangkitan Yesus, Allah melaksana-kan rencana-Nya sendiri (Mesias harus menderita). Rencana itu bukan hal baru. Sejak semula Allah telah memberi tahukan hal itu dalam Firman-Nya dan dengan demikian Dia menggenapi Firman-Nya sendiri (bnd Luk 24:27; 1Ptr 1:11). Kata-kata itu telah diucapkan berabad-abad lalu, tetapi tidak pernah pudar kekuatannya. Se lain itu, hal ini bukan hanya laporan dari satu orang nabi saja. Semua nya telah bersaksi tentang Yesus (bnd Kis 10:43; Yoh 5:39). Karena itu sadarlah dan bertobatlah, berubahlah benar-benar. Ubahlah pikir anmu tentang Yesus, perasaanmu terhadap-Nya, juga sikap dan tingkah lakumu sehubungan dengan Dia. Hanya dengan jalan itu datanglah waktu kelegaan. Waktu itu akan datang, kalau mereka bertobat. Waktu kelegaan itu akan tiba sepenuhnya pada saat Yesus datang kembali di atas awan-awan, diutus oleh Bapa.

Kenyataan Petrus menyaksikan Yesus di depan orang-orang tersebut yaitu orang-orang Israel, bukan terjadi secara kebetulan. Karena Kristus sejak semula ditetapkan bagimu, tutur Petrus. Yesus terangkat ke surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu. Semua ini sesuai rencana Allah. Dalam rencana itu segala sesuatu telah ditentukan sampai kepada hal yang terakhir, bilamana segala sesuatu menjadi baru.

ayat 22-26. Kitab-kitab Perjanjian Lama telah bersaksi mengenai rencana Allah itu. Petrus memberi sebuah contoh. Dia menyinggung Ul 18:15-19, bagian Alkitab yang sepenuhnya menunjuk kepada Kristus. Di mana saja Firman-Nya bergema harus terjadi pilihan. Siapa yang mendengarkan akan mene rima kehidupan. Siapa yang tidak mau mendengarkan akan binasa. Setelah Petrus menyinggung ucapan Musa itu, ia mengatakan bahwa dalam sejarah Israel, setiap kali Tuhan menunjuk ke hari-hari terakhir melalui mulut para hamba-Nya, yakni mulai dari Samuel. Ketika Petrus memberitakan tentang Yesus Kristus pada hari-hari terakhir, saat yang menentukan itu, ia jelas didukung oleh seluruh Perjanjian Lama. Kepada para pendengarnya, Petrus menunjukkan ikatan mereka dengan semua nabi dan para tokoh iman dari Perjanjian Lama. Dari masa lalu Israel yang gemilang itu, garis-garis ketu-runan langsung menuju ke para pendengar Petrus: ”Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam per janjian, dengan segala janji dan tuntutannya, dengan rahmat Kristus dan perintah supaya percaya.”

Apa yang telah Allah lakukan melalui hamba-Nya Yesus, pertama-tama diperuntukkan kepada mereka, tetapi kemudian juga bagi semua bangsa di bumi; karena mereka juga diberkati dalam Kristus. Paskah pertama-tama diperuntukkan kepada anak-anak perjanjian ini. Bukankah Yesus Kristus sekarang menghampiri mereka dalam diri utusan-Nya, Petrus dan Yohanes?

Imam yang memberkati dengan berlimpah (atas doa agar Allah berkenan menampakkan diri)25 ialah Yesus Kristus di surga.

Supaya Ia memberkati kamu, yaitu dengan menjauh kan setiap pendengar baik laki-laki maupun perempuan, tua atau muda dari kejahatannya masing-masing. Anjuran itu bunyinya sangat jelas: menyesallah dan bertobatlah!

Ringkasan

Apa yang sering Yesus lakukan ketika Dia melakukan perjalanan keliling, dilanjutkan-Nya melalui para utusan-Nya. Seorang lumpuh yang dahulu juga telah dibaringkan di Gerbang Indah, yakni ketika Yesus pergi ke Bait Allah, baru sekarang disembuhkan oleh murid-murid-Nya. Pekerjaan Yesus sebelum dan sesudah kematian-Nya, kebang kitan-Nya, dan kenaikan-Nya adalah pekerjaan yang satu dan sama. Tuhan yang hidup memperbarui kehidupan. Hanya Dia yang dapat melakukannya karena Dia telah menangani dengan tegas akar segala kesusahan, yakni dosa.

Kesembuhan itu merupakan bukti nyata atas apa yang kemudian Petrus beritakan dalam khotbahnya. Dalam khotbah itu diulangi hampir semua unsur yang juga telah disebut dalam ringkasan bab sebelum ini:

1. Umat Allah telah menyalibkan Yesus, tetapi Allah membangkitkan-Nya dan memuliakan-Nya (ay 13-15).
2. Semuanya terjadi menurut Kitab-kitab Suci (ay 13-14, 21, 24) dan menurut rencana Allah (ay 18, 20-21).
3. Yang berbicara ialah saksi-saksi mata dan telinga pekerjaan Yesus (ay 15).
4. Pemberitaan nama Yesus Kristus bersifat menentukan untuk semua orang (ay 19, 23).

Wacana

1. Apakah kepergian para rasul ke Bait Allah, tempat Allah telah merobek tabirnya, bukan perbuatan yang keliru? Bandingkan ayat 1.
2. Seperti dalam 2:23-24, juga dalam 3:13-15 yang mencolok adalah perbedaan tajam antara perbuatan umat Allah dan perbuatan Allah sendiri. Bagaimana persisnya hubungan keduanya?
3. Akhir ayat 17, sama seperti semua pemimpin kamu. Apa kah pada waktu mereka membunuh Yesus, para pemimpin itu bertindak karena mereka juga tidak tahu? Perhatikan pertanyaan-perta-nyaan dalam pembahasan ayat 17.
4. Dalam ayat 19 dan 21 disebut waktu kelegaan dan waktu pemulihan segala sesuatu. Apakah yang dimaksud di sini adalah waktu yang sama atau ada bedanya?
5. Dalam ayat 24 tertulis bahwa semua nabi sejak Samuel telah bernubuat tentang hari-hari ini. Dapatkah dise butkan beberapa contoh, yaitu ayat-ayat atau pasal-pasal dari Kitab Suci?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih