Memasuki Rumah Allah Hanya Melalui Iman

Pembahasan

ayat 1. Beberapa orang datang dari Yerusalem ke Antiokhia. Dari ayat 24 (bnd ay 5) jelas bahwa mereka adalah anggota jemaat di Yerusalem. Menurut pen dapat mereka, keadaan di Antiokhia sangat gawat. Jemaat di situ mempunyai banyak anggota yang berasal dari bangsa-bangsa lain (11:20-21). Sejak dahulu orang seperti itu sela lu memasuki rumah Israel melalui pintu sunat. Tetapi, orang-orang ini telah dibawa masuk melalui pintu iman. Padahal itu tidak cu kup. Syarat yang sama sekali tidak boleh dihilangkan ialah sunat, yang selalu diharuskan sejak berabad-abad sampai kini pada za man mereka sendiri (bnd Kej 17:14).

Dari jemaat Yerusalem yang pada umumnya hanya terdiri atas orang Kristen asal Yahudi yang telah disunat, datanglah bebe rapa pe ngacau untuk memberi pelajaran kepada jemaat di Antiokhia. Siapa yang tidak membiarkan dirinya disunat, pasti binasa dan tidak dapat disela matkan.

ayat 2. Sudah tentu, ada dua orang di Antiokhia yang merasa tersindir, yaitu Paulus dan Barnabas. Dalam laporan mereka sesudah perjalanan pemberitaan Injil yang pertama, mereka berbicara tentang pintu iman (14:27) dan tidak lagi tentang pintu sunat. Maka terjadilah benturan yang hebat (dengan keras melawan). Hal itu tidak mengherankan, sebab yang dipersoalkan adalah masalah hakiki.

Haruskah orang bukan Yahudi melalui dua pintu, artinya menjadi Yahudi lebih dahulu untuk selanjutnya dapat menjadi Kristen? Apakah di samping kebenaran yang Kristus kerjakan untuk kita, masih ada tempat untuk kebenaran pribadi ma nusia?

Apakah kita memperoleh kese lamatan hanya oleh anugerah, atau juga oleh perbuatan-perbuatan yang kita sendiri lakukan untuk menaati hu kum? Jawabannya harus betul-betul tegas.91

Sungguh menyedihkan bahwa dalam rumah perdamaian dapat timbul perselisihan sedemi kian rupa. Dan setelah pertengkaran itu tidak kunjung reda, Paulus dan Barnabas bersama beberapa orang lain dari jemaat Antiokhia diutus ke Yerusalem untuk meng-ajukan perkara itu kepada rasul-rasul dan penatua-penatua.

Yang akhirnya menentukan ialah ajaran para rasul. Bersama para pejabat lainnya mereka benar-benar menjauhkan diri dari apa yang dikatakan di Antiokhia oleh para pengacau dari ling kungan mereka sendiri.

ayat 3-4. Para utusan itu bersedia mengadakan perjalanan ke Yerusalem karena yang menjadi masalah ialah ajaran yang benar dan sua sana damai di Antiokhia. Mereka diantar oleh jemaat sam pai ke luar kota. Penghormatan itu membuktikan bahwa jemaat mendukung kedua pemberita Injil, Paulus dan Barnabas.

Mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria.92 Dalam perjalanan itu mereka menceritakan kepada saudara-saudara di situ tentang pertobatan orang-orang bukan Yahudi (bnd 11:19; juga 8:1, 25). Laporan mengenai perjalanan pemberitaan Injil yang pertama merupakan berita yang sangat indah bagi mereka semuanya. Tidak timbul reaksi-reaksi yang negatif di antara mereka. Mereka gembira melihat kasih dan karya Allah dalam penyelamatan banyak orang (bnd 11:18; Luk 15:10). Bagi orang yang baru saja terlibat dalam perselisihan, tanggapan itu sangat menghibur.

Di Yerusalem para utusan dari Antiokhia itu disambut dengan ramah oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua. Di sini pun diperlihatkan penghormatan khusus bagi kedua pemberita Injil. Disampaikan laporan yang sama, tetapi bunyinya tetap baru karena yang menjadi pokok ialah apa yang Allah lakukan (14:27). Sebetulnya, dengan itu argumentasi yang menentukan dalam perselisihan itu telah disebut. Yang menentukan ialah pekerjaan Allah sendiri, yang menyambut orang-orang dari bangsa-bangsa lain masuk melalui pintu iman, tanpa sunat.

ayat 5. Para pengacau yang pergi ke Antiokhia itu mempunyai rekan sependirian di Yerusalem. Mereka berasal dari golongan Farisi. Jadi, mereka adalah rekan lama Paulus (bnd 26:5). Sesu-dah pertobatan sejumlah besar imam-imam (6:7), Injil Yesus orang Nazaret bahkan telah mendobrak golongan Farisi itu.

Sayang, api lama aliran Farisi masih berpijar dan kini berkobar lagi. Di samping pintu iman yang ditunjukkan oleh Paulus dan Bar nabas, mereka mempertahankan pintu yang lain itu, yakni sunat beserta seluruh hukum Musa. Ini merupakan pertentangan tajam: ”hanya oleh iman”, atau ”oleh iman ditam bah se suatu” (yaitu sunat yg ditetapkan hukum Perjanjian Lama).93

ayat 6-7. Setelah perkara itu dijelaskan di depan sidang seluruh jemaat, rasul-rasul dan penatua-penatua memisahkan diri se jenak untuk berunding. Pembahasan mereka berjalan sangat alot, diser tai per debatan seru. Sampai akhirnya Petrus bangkit berdiri, kemudian membimbing sidang para rasul dan penatua ke titik awal pemberitaan Injil kepada kalangan bangsa-bangsa lain. Kendati sudah agak lama terjadi, masih tampak jelas di mata Petrus. Apalagi semua orang mengetahui peristiwa itu. Yang dimaksudkan ialah kisah Kornelius dan seisi rumahnya (Kis 10). Waktu itu Petrus, yang didampingi enam orang saksi, telah melapor tentang peristiwa itu (11:1-18). Dalam peristiwa itu Petrus sendiri dipilih Allah untuk memberitakan Injil kepa da orang bukan Yahudi. Allah sendiri yang mengambil pra karsa dan yang menggerakkan Petrus yang pada waktu itu menolak dengan keras untuk mengantar Injil kepada orang bukan Yahudi, su paya mereka juga mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Dalam kata-kata terakhir itu (mendengar dan percaya) sudah terungkap hal yang menentukan (bnd 10:43; juga Rm 10:14-17).

ayat 8-9. Petrus merujuk kepada kesaksian yang sangat mengesankan yang diberikan Allah sendiri. Allah adalah satu-satu-nya yang mengenal hati manusia dan yang menghakimi dengan takaran yang tepat tanpa pandang bulu (bnd 10:34). Itulah sebab-nya, kesaksian Petrus dapat dipercaya sepenuhnya. Kesak sian itu berdasarkan kenyataan bahwa Allah memberikan RohNya juga kepada Kornelius, orang bukan Yahudi itu, beserta seisi rumah-nya.

Meskipun orang-orang bukan Yahudi itu tidak disunat, tetapi Allah sendiri yang menem patkan mereka pada tingkatan yang sama dengan kita orang Yahudi, ujar Petrus, yakni dengan mengaru niakan RohNya juga kepada mereka. Dia menyunat kan dan menyucikan hati mereka oleh iman kepada Yesus Kristus (da rahNya yg menyucikan). Allah sendiri yang merun tuhkan tem bok pemi sah antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi (bnd Ef 2:14). Kornelius beserta seisi rumahnya dinyatakan-Nya suci oleh iman, dalam darah Yesus.

ayat 10-11. Petrus secara sederhana mengemukakan keadaan sebenarnya dan mengingatkan segala fakta yang telah terjadi. Tidak seorang pun dapat bersikap seolah-olah Allah tidak berbuatapa-apa. Orang-orang yang bersikeras bahwa hukum harus ditaati, mendengar semua itu dengan jelas dan gamblang dari mulut Petrus. Mereka itu menantang Allah dan mencobai Dia untuk melihat apakah Dia bertanggung jawab atas per buatan-Nya sendiri. Selain itu, mereka meletakkan gandar pada tengkuk orang-orang Kristen yang bukan Yahudi, padahal mereka sendiri tidak mampu memikulnya.

Apakah di zaman dahulu dan di zaman sekarang, orang Yahudi berhasil menaati hukum-hukum itu dan karenanya mengerja kan kesalamatan mereka? Sama sekali tidak (bnd 7:53). Hanya ada satu jalan bagi semua orang, baik Yahudi mau pun bukan Yahudi, yaitu bahwa keselamatan diperoleh oleh anugerah semata-mata (berlawanan dng suara-suara dl ay 1).

ayat 12-13. Para pelawan terdiam setelah mendengar kata-kata rasul yang penuh wibawa itu. Mereka tidak dapat melawan kesaksian Allah yang diingatkan oleh Petrus. Kemudian dengan laporan mengenai perjalanan pemberitaan Injil mereka, Barnabas dan Paulus begitulah urutan kedua nama itu dalam naskah bahasa asli; urut-urutan ini dapat dimengerti bila mereka ada di Yerusalem, karena Barnabas adalah orang kepercayaan Yerusalem (11:22)

dengan bagus menyambung penje lasan Petrus. Karena sebenarnya mereka melanjutkan saja pekerjaan Petrus di Kaisarea.

Dalam laporan mereka juga jelas terdengar kesaksian dari Allah sendiri, khu susnya dalam tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang Dia lakukan di antara bangsa-bangsa lain, sama seperti yang diperli-hatkan-Nya di antara bangsa Yahudi (mis 5:12) dan yang merupakan pengokohan pemberitaan Injil di kalangan bangsa-bangsa lain itu.

Setelah itu, Yakobus, salah satu dari para penatua, bangkit untuk berbicara (bnd 12:17).

ayat 14-15. Yakobus meringkas kata-kata Simeon.94 Pada mulanya, yakni mulai dari Kornelius, Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Arti nya, Dia membuat mereka menjadi milik-Nya dengan menyeru kan nama-Nya di atas mereka dan meletakkan nama itu pada mereka melalui baptis an. Sejak kejadian dengan Kornelius itu, rencana Allah jelas terungkap. Rencana itu kita kenal dari Kitab-Kitab Suci, khusus nya dari bagian Kitab-kitab para nabi. Jelas,Kitab-Kitab Suci mempunyai arti yang mutlak menentu kan.

ayat 16-18. Mula-mula Yakobus mengutip Am 9:11-12, yaitu dari Septuaginta (LXX), Perjanjian Lama terjemahan bahasa Yunani yang aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani (Tenakh). Karena terjemahan Perjanjian Lama yang kita temui dalam Terjemahan Baru LAI, berdasarkan bahasa asli Ibrani itu terdapat beberapa per bedaan, Am 9:11-12 dan petikannya dalam Kis 15 diban dingkan (lih bagan).

am 9:11-12

berdasarkan Tenakh

Kis 15:16-17

berdasarkan LXX

” Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh;

Aku akan menutup pecahandin-dingnya, dan akan mendiri kan kem bali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku, demikianlah firman Tuhan yang melakukan hal ini.”

” Kemudian Aku akan kembali dan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Ku bangun kembali dan akan Kute-guh kan, supaya semua orang lain menca-ri Tuhan bahkan segala bangsa yang atasnya nama-Ku disebut, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui sejak semu la.”

Yakobus menunjukkan bahwa menurut Amos, pondok yang telah roboh semasa Daud dan Salomo pondok itu merupakan istana yang kokoh, tetapi kemudian menjadi reyot akan dibangun kembali dan diperbaiki Allah. Karena itu, rumah dan ke turunan Daud akan mengalami masa jaya yang baru. Nubuat itu telah menjadi kenyataan dengan kedatangan Yesus, Anak Daud (bnd Kis 2:30; 13:23, dll). Dengan perbaikan itu Allah justru memperhati-kan bangsa-bangsa lain. Sang Anak dalam rumah Daud yang diperbaiki itu akan berkuasa atas semua bangsa, demikianlah maksud Amos. Atau seperti yang dikatakan Yakobus (tetapi pada dasarnya keduanya berarti sama), manusia yang tersisa akan mencari Tuhan, Raja di rumah Daud itu.

Janji-janji yang lama itu sekarang dipenuhi. Tuhan memerintah-kan supaya dalam pemberi ta an Injil nama-Nya diserukan atas segala bangsa. Artinya, Dia membawa mereka ke bawah kekua saan-Nya dan menjadikan mereka milik-Nya.

Yakobus juga menyinggung Yes 45:21. Rencana Tuhan ialah rencana yang sudah dikenal sejak zaman dahulu. Sekarang rencana itu diwujudkan mulai dari Kornelius dan begitu seterusnya. Rencana itu terus berjalan. Apa yang Tuhan kata kan pasti dilakukan-Nya. Semua orang dapat mengetahui hal itu sebab berabad-abad lalu Tuhan telah mengungkapkan inti ren cana keselamatan-Nya. Yang menjadi tujuan-Nya ialah keselamatan semua bangsa.

ayat 19-20. Sekarang Yakobus menarik kesimpulan dan memberi nasihat berdasarkan kata-kata para rasul (Petrus) dan para nabi.

Mereka yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah yang benar tidak boleh dihalangi sedikit pun. Mereka hanya harus tunduk di bawah kuk lembut Kristus. Demikianlah, di satu pihak mereka dilindungi dari kuk para pengacau yang berbau Farisi (bnd Mat 11:28-30) dan yang tidak mungkin dipikul itu. Tetapi di pihak lain mereka juga diperingatkan agar menjauhi dunia kekafiran, tempat mereka hi dup sebelumnya. Persekutuan dengan Allah yang benar berarti mereka telah memutuskan persekutuan dengan berhala-berhala. Empat butir nasihat yang berkaitan dengan itu adalah:

1. Menjauhkan diri dari hal-hal yang telah dicemarkan berhalaberhala. Artinya, mereka jangan turut makan jamuan-jamuan yang bersifat korban makanan yang diper sem bahkan kepada dewa tertentu (bnd Kel 34:15; Dan 1:8; 1Kor 8; Why 2:14, 20).
2. Menjauhkan diri dari percabulan. Artinya, dari pelacuran yang biasanya terjadi di kuil-kuil berhala, yang dianggap sarana untuk bersekutu, bahkan bersetubuh dengan dewa atau dewi, yang dengan demikian meningkatkan kesuburan hidup (bnd 1Kor 6:10; 1Tes 4:3; Why 2:14, 20).
3. Menjauhkan diri dari daging binatang yang mati dicekik. Janganlah mereka makan daging binatang yang tidak di sembelih, tetapi yang dicabik-cabik dalam keadaan hidup, lalu dimakan, tanpa mengeluarkan darahnya lebih dulu. Biasa nya yang dimakan dengan cara seperti itu ialah hewan-hewan suci milik dewa. Dengan demikian, kekuatan dewa mengalir ke dalam diri si pemuja (bnd Im 17:13).
4. Menjauhkan diri dari darah. Kadang-kadang da rah binatang suci yang dicampur dengan anggur diminum, supaya dengan demikian si pemuja memperoleh kekuatan dewa dalam diri-nya (bnd Im 17:10).

Keempat butir di atas, yang diulangi dalam ayat 29 dan 21:25, sepenuhnya berkaitan dengan ibadah berhala. Tidak ada persa-maannya sama sekali dengan ibadah kepada Tuhan.

Ada beberapa penafsir yang berpendirian bahwa keempat butir tersebut ditulis untuk mengingatkan orang Yahudi (jadi tidak untuk orang bukan Yahudi). Mereka menganggapnya sebagai uluran tangan kepada pihak Yahudi.

ayat 21. Sebetulnya, demikian maksud kata-kata Yakobus, dia tidak mengatakan hal baru. Kitab-kitab Musa, yang ayat-ayatnya dibaca setiap Hari Sabat di semua rumah ibadah, juga menunjuk ke empat hal itu. Ingatlah Kel 34:15 (butir 1); Ul 23:17 (butir 2); Im 17:13 (butir 3); dan Im 17:10 (butir 4).

Cara pemujaan kekafiran seperti yang dilakukan bangsa Mesir dan Kanaan di masa lalu, semuanya masih ada pada masa perjalanan-perjalanan pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus dan Barnabas. Seperti Israel di masa lalu, begitulah jemaat Kristus di zaman sekarang harus mempertahankan kesucian posisinya yang terpisah itu.

ayat 22-23. Setelah mendengar nasihat Yakobus, semuanya menjadi jelas dan terang bagi seluruh hadirin. Kini sidang sudah siap un tuk mengambil kepu tus an. Dan itu dilakukan beserta seluruh jemaat. Itu bukan ke putus an salah satu sidang sinode yang terdiri atas utusan-utusan sejumlah gereja tertentu, melainkan keputusan satu gereja, yaitu ke putusan para pejabat dan jemaat di Yeru sa lem. Yang disebut pertama adalah rasul-rasul, karena mereka mempunyai posisi unik pada abad pertama. Keputusan yang diambil itu adalah keputusan dengan wibawa rasuli. Di kemudian hari tak ada lagi keputusan yang mempunyai kewibawaan seperti itu. Oleh karena itu, keputusan tadi juga sah bagi kita.

Kemudian harus dipilih beberapa orang untuk mengiringi Paulus dan Barnabas ke Antiokhia dan menyampaikan pesan dari Yerusalem secara tertulis dan lisan. Orang-orang itu adalah Yudas Barsabas95 dan Silas, yang kemudian menjadi teman Paulus pada per jalan an pemberitaan Injil kedua (bnd ay 40). Tentu nya Silas ini ada lah orang sama dengan yang disebut Silwanus dalam beberapa surat (itu nama Latinnya, bnd 2Kor 1:19; 1Tes 1:1; 2Tes 1:1; 1Ptr 5:12).

Kedua utusan tersebut bertugas memimpin jemaat Yerusalem.

Mereka dititipi surat, yang isinya dimulai dengan menyebut nama para pengirim dan para penerima. Mereka berdiri di tingkat yang sama. Selaku saudara-saudara dalam satu keluarga, para rasul dan penatua menyalami saudara-saudara yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang ada di Antiokhia dan sekitarnya.

ayat 24-29. Kemudian dalam surat itu disebutkan penyebab kesulitan. Beberapa orang dari jemaat Yerusalem (mereka bahkan tidak disebut sebagai saudara-saudara), ”tanpa mendapat pesan dari kami, artinya di luar tanggung jawab Yerusalem, telah menggelisahkan dan menggoyahkan hatimu di Antiokhia. Sebagai tanggapan atas hal itu, kami di Yerusalem memutus kan untuk mengutus bebe rapa orang bersama dengan kedua pemberita Injil yang ka mi kasihi, dan yang terbukti tepercaya dalam pelayanan Tuhan (bnd 13:50; 14:5, 19). Utusan-utusan kami itu akan mengantarkan surat ini dan menjelaskannya secara lisan.”96

Keputusan yang sebenarnya diawali demikian, ”Adalah kepu tusan Roh Kudus dan keputusan kami.” Jadi, keputusan ini mempunyai kewiba waan ilahi. Bahwa di sini Roh Kudus dapat dan boleh disebut (suatu hal yg langka) adalah berkat segala sesuatu yang telah Petrus dengar dan lihat dalam peristiwa Kornelius (bnd 11:12, 15, dan 17). Waktu itu Allah sendiri yang berprakarsa. Dia sendiri dengan sangat jelas berbicara dan bertindak dengan menganugerah kan RohNya juga kepada orang dari bangsa-bangsa lain.

Selain itu, keputusan tersebut sesuai nasihat Yakobus (ay 19-20). Keputusan itu bukan hanya berlaku bagi Antiokhia, melainkan bagi semua jemaat (bnd 16:4). Surat itu berakhir dengan anjuran yang sekaligus mengandung hiburan. Yang pa ling akhir ialah ucapan ”Selamat!” (arti harfiahnya: hendaklah kalian kuat).

ayat 30-33. Ketika seluruh rombongan utusan tiba di Antiokhia, mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul untuk memberi penjelasan mengenai misi mereka. Ajaran keselamatan sangat penting bagi seluruh jemaat.

Surat itu diserahkan dan dibacakan. Hasilnya ialah sukacita.

Mereka senang mendengar seluruh isinya. Isi surat disebut penghiburan. Kata ”penghiburan” juga dapat digambar kan sebagai ”do-rongan semangat” atau ”peringatan”. Kata bahasa Yunani para klesis mempunyai berbagai arti.

Paulus dan Barnabas bersama seluruh jemaat Antiokhia dinyatakan benar. Untuk menguatkan hati mereka, isi surat itu disampai-kan secara lisan oleh Yudas dan Silas. Kedua orang itu tampaknya mempunyai karunia-karunia yang berlimpah; mereka itu nabi juga (bnd Ef 4:11), sama seperti Paulus dan Barnabas (bnd Kis 13:1).

Mereka menyambung surat itu dengan mengucapkan kata-kata yang menghibur dan menguatkan, kata-kata yang menjadikan orang kuat dan teguh. Jemaat Antiokhia berada di jalan yang benar, tetapi di dalam kota yang bersifat kafir dan duniawi jemaat harus tetap merupakan jemaat yang suci bagi Allah.

Setelah Yudas dan Silas memberi waktu secukupnya untuk memahami pe san mereka dan setelah keadaan menjadi tenang kembali, jemaat melepas mereka dalam damai. Salam ini merupakan ja waban atas salam dari Yerusalem (ay 23). Damai telah diusa hakan dan dipulihkan dan sekarang dititipkan sebagai salam.

ayat 34-35. Ayat 34 berisi kata-kata yang baru disisipkan kemudian mengingat kesulitan yang menimpa Silas. Utusan ini yang menurut ayat 33 pulang ke Yerusalem, ternyata menurut ayat 40 berada di Antiokhia lagi. Untuk memecahkan masa lah itu ayat 34 disisipkan secara tidak benar.

Paulus dan Barnabas, yang telah melaksanakan tugas mereka di Yerusalem dengan tuntas, tidak duduk berpangku tangan di Antio khia, tetapi kembali bekerja bersama-sama dengan banyak orang lain. Mereka mengajar, sehingga pengetahuan jemaat mengenai Tuhan Yesus Kristus bertambah. Selain itu, di luar jemaat mereka memberitakan firman Tuhan yang menguasai dunia. Orang-orang di luar jemaat juga harus mendengar kabar baik, yaitu bahwa hanya ada satu Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu.

Pekerjaan Paulus dan Barnabas yang beraneka ragam, yang mereka lakukan demi pemeli haraan dan pertumbuhan gereja, sesuai dengan perintah Kristus (Mat 28:19).

Ringkasan

Jemaat Antiokhia terkejut dengan kedatangan beberapa orang dari Yerusalem yang menyerang Injil yang benar. Menurut mereka, keselamatan diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus, tetapi untuk keselamatan itu diperlukan juga ketaatan pada hukum-hukum Perjanjian Lama.

Untuk mempermalukan para pengacau dari Yerusalem itu secara terang-terangan beberapa orang diutus untuk menemui para rasul dan penatua di Yerusalem. Di sana para pejabat itu bersidang untuk mempertimbang kan perkara yang di Yerusalem sendiri juga ditanggapi secara berlainan. Rasul Petrus mengingatkan sidang akan prakarsa Allah sendiri dalam kisah Kornelius beserta seisi rumahnya, bagaimana orang-orang itu digabungkan ke dalam umat Allah, hanya melalui pintu iman.

Paulus dan Barnabas menyambung keterangan itu dengan bercerita mengenai pekerjaan Allah sendiri pada perjalanan pemberitaan Injil pertama. Semua perbuatan Allah itu jelas terbukti sesuai kata-kata Allah dalam Am 9:11-12, kata Penatua Yakobus. Ke datangan Yesus Anak Daud berarti keselamatan bagi semua bangsa. Orang-orang yang berasal dari bangsa lain tidak perlu menjadi Yahudi dahulu, tetapi menjadi warga Tuhan Yesus Kristus.

Para rasul dan para penatua mengambil keputusan yang menyatakan bahwa orang bukan Yahudi sama sekali tidak boleh dihalang-halangi. Tetapi mereka harus diperingatkan dengan tegas bahwa melayani Tuhan berarti berpisah secara radikal dengan berhala-berhala. Keputusan para rasul itu mempunyai kewiba-waan ilahi. Roh Kudus tepat disebut berkaitan dengan keputusan itu mengingat segala tindakan-Nya secara langsung di masa lalu dalam peristiwa Kornelius.

Surat berisi keputusan itu dititipkan kepada dua utusan. Kedua orang itu membawa sukacita besar di Antiokhia dengan surat itu dan dengan penjelasan mereka. Antiokhia menunjukkan sukacita mereka itu kepada Yerusalem ketika menyampaikan salam damai.

Wacana

1. Apakah masalah ”oleh iman saja” atau ”oleh iman ditam bah se suatu” hanya timbul di masa-masa awal atau sering muncul kembali di kemudian hari? Kalau ya, sebutkan contohnya.
2. Apakah dari Kis 15 dapat disimpulkan saran-saran tertentu bagi kehidupan antargereja?
3. Apakah keputusan yang disebut dalam Kis 15:28-29 masih penting artinya bagi kita di zaman sekarang? Beberapa penaf sir menjelaskan bahwa hal itu terjadi untuk mengingatkan orang Yahudi sehingga hal itu sudah tidak penting lagi. Mereka menganggap peraturan itu hanya bersifat se mentara. Tetapi kalau keputusan itu masih penting, di mana pentingnya?
4. Dalam Kis 15 disebutkan kunjungan Paulus ke Yerusa lem. Begitu juga dalam surat Paulus kepada jemaat di Galatia (Gal 1:18; 2:1). Menurut beberapa penafsir, Kis 15 dan Gal 2:1

menyebut kunjungan yang sama. Penafsir-penafsir lain tidak setuju dan memilih pemecahan lainnya. Menurut mereka Kis 11:30 (bnd 12:25) dan Gal 2:1 membi carakan kunjungan yang sama. Masih ada keterangan lain lagi, yakni Kis 18:22 dan Gal

2:1 saling sesuai. Untuk jelasnya, berikut ini diberikan tinjauan kunjungan-kunjungan itu:97

a Kis 9:26-30 1 Gal 1:18-19
b Kis 11:30/12:25 2 Gal 2:1-10
c Kis 15:1-35 2 Gal 2:1-10
d Kis 18:22 2 Gal 2:1-10

Sangat sulit untuk memastikan kunjungan yang mana dalam Surat Galatia yang sesuai dengan kunjungan dalam Kisah Para Rasul:

– Apakah. sesuai a?

– Apakah. sesuai. atau c, atau bahkan d?

Di sini masalah tersebut hanya disinggung saja.

background image

Peta perjalanan Pekabaran Injil ke-2.

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih