Orang Yahudi dan Bukan Yahudi di Efesus Belajar Mengenal Tuhan yang Hidup

Pembahasan

ayat 1-3. Kita cenderung menduga bahwa Lukas kembali menarik benang yang dilepaskan nya dalam 18:23 untuk se jenak bercerita tentang Apolos. Walaupun demikian, ada baiknya kita sadari bahwa Lukas tidak menulis riwayat hidup Paulus, tetapi mengisahkan karya Tuhan yang hidup, yang ada di surga. Kristus tidak hanya memakai satu alat (bnd 9:15). Di samping Paulus masih adaorang-orang lain yang dipakai Kris tus untuk melaksanakan program penyelamatan-Nya bagi dunia.

Setelah Apolos meninggalkan Efesus dan mulai bekerja di Korintus, Paulus datang dari daerah pedalaman dan tiba di Efesus, kota terbesar dan terpenting di pantai Asia. Paulus dapat memenuhi janjinya (18:21), karena Allah berkenan menjenguk kota ini dalam kasih-Nya.

Setelah beberapa waktu mencari, ia mendapat beberapa orang murid di situ. Ternyata mereka sangat tertinggal dalam pengajaran tentang Kristus. Atas pertanyaan Paulus apakah mereka telah menerima Roh Kudus, mereka menjawab bahwa belum pernah mendengar apa-apa mengenai keda tangan Roh (bnd Yoh 7:39). Bukan maksud Lukas untuk mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak tahu tentang adanya Roh Kudus. Mereka telah menerima baptisan yang di layankan Yohanes kepada orang-orang yang menerima pesannya, dengan maksud mengirim mereka untuk menemui Sang Mesias. Tentang murid-murid itu dapat dikatakan sama dengan apa yang telah dikatakan tentang Apolos dalam 18:25. Mereka hanya mendengar apa yang diberitakan oleh Yohanes. Me ngenai baptisan Yohanes, bandingkan Luk 3:16, dan seterusnya; Kis 1:5; 13:24.

Hal ini memang menunjukkan betapa luasnya pengaruh Yohanes Pembaptis yang tampaknya tidak hanya terbatas di Sungai Yordan dan sekitarnya. Orang Yahudi di seluruh dunia yang mengunjungi Yerusalem telah mempercayai pesan Yohanes dan membawa pesan itu ke tanah kelahiran mereka. Jika dibanding-kan dengan pengaruh Yohanes, sang pendahulu Yesus, sungguh mencolok bahwa semua yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus sendiri sama sekali tidak ada yang ditemukan kembali padaorang-orang Yahudi yang tersebar dalam peran tauan. Mungkin hal itu disebabkan oleh cara Yesus dibunuh, yakni di tiang ejekan, di kayu salib yang laknat. Selain itu, baru sesudah Paskah para murid belajar memahami arti penting dari kata dan karya Yesus (bnd Luk 9:45; 18:34; 24:45, dst; Yoh 12:16; 13:7). Dan baru sesudah Pentakosta pesan Yesus disampaikan dengan jelas dan tegas kepada orang-orang Yahudi yang tersebar (Kis 2:14, dst).

ayat 4-5. Paulus menjelaskan kepada mereka tentang posisi Yohanes Pembaptis dan arti baptisan yang diberikan nya. Dari situ dapat juga diperoleh jawaban atas pertanyaan mengapa para murid itu sekali lagi minta dibaptis, tetapi sekarang dalam nama Yesus.

Dalam penafsiran bagian ini, baptisan kedua itu menimbulkan masalah besar. Khususnya kalau orang bertolak dari kesadaran bahwa pada hakikatnya baptisan Yoha nes memperlihatkan hal-hal sama yang juga dinyatakan dalam baptisan kedua. Yang menjadi pokok dalam kedua bap tisan itu ialah pengampunan dan pertobatan atau hidup baru yang dijanjikan dalam pesan Allah. Untuk itu sebaiknya kita bertolak dari masa pelayanan Yo hanes Pembaptis. Ia mempunyai tugas mendahului keda tangan Kristus, yakni mempersiapkan kedatangan-Nya dan membuka jalan bagi Sang Raja. Setelah Yesus benar-benar datang dan mulai melakukan tugas-Nya, sebetulnya pekerjaan Yohanes sudah selesai. Tidak lama kemudian ia ditangkap dan akhirnya dipenggal kepalanya (bnd Yoh 3:24-30). Bap tisan yang ia layankan mempunyai arti sampai saat Kristus mulai bekerja di depan umum. Pada waktu pekerjaan Kristus itu telah berjalan lancar selesailah tugas Yohanes. Bukannya tanpa alasan bila para murid Yohanes sejak saat itu menjadi murid Yesus (bnd Yoh 1:35, dst).

Kapan para murid di Efesus itu dibaptis sulit dikatakan dengan pasti. Tetapi, jawaban mereka membuat kita menduga bahwa mereka tidak dibaptis oleh Yohanes Pembaptis sendiri, melainkan oleh beberapa muridnya yang telah memisahkan guru mereka dari Yesus dan yang tidak pergi menemui Sang Mesias. Seandainya semua murid Yohanes menaati pesan gurunya, pasti mereka menanti-nantikan Dia yang datang sesudah Yohanes.

Jadi, baptisan ulang para murid di Efesus sebenarnya bukan lah pengulangan, melainkan suatu koreksi karena baptisan Yohanes berlaku bagi manusia di masa sebelum kedatangan Yesus.

ayat 6-7. Setelah Paulus membaptis mereka, ia menumpang kan tangan ke atas mereka. Dan pada saat itu turunlah Roh Kudus ke atas mereka, seperti curahan air. Kepada mereka di anugerahkan karunia berlimpah dari Roh Kudus, yakni glosolali dan nubuat (bnd 2:4; 17:18; lih juga 8:17; 1Kor 14).

Akhirnya disebut juga jumlah murid, yaitu 12 orang. Jumlah itu sangat dikenal karena mudah dikaitkan dengan ke-12 suku Israel. Melihat kenyataan bahwa Lukas tidak mengikat kan dirinya pada jumlah mutlak tetapi mengatakan bahwa jumlah itu kira-kira dua belas orang, tentu menjadi kurang baik untuk memberikan nilai khusus kepada jumlah 12 itu. Apalagi garis kedua belas nenek moyang leluhur Israel menuju ke kedua belas rasul

ayat 8-10. Pertemuan dengan kelompok sekitar 12 murid itu tentunya terjadi tidak lama setelah Paulus tiba. Sekarang yang dibicarakan ialah pekerjaan yang menyibukkan Paulus selama waktu-waktu mendatang, dan seperti dapat diperkira kan (bnd 18:19), pekerjaan itu berlangsung di rumah ibadah. Rasul Paulus berbicara kepada orang Yahudi dengan berani dan tegas. Ia menanggapi semua keberatan mereka dan berusa ha me yakinkan mereka tentang Kerajaan Allah yang sudah dekat dalam Yesus (bnd 1:3).

Beberapa orang Yahudi menutup diri terhadap pemberitaan Paulus dan tetap menolak untuk taat. Ketika di depan banyak orang mereka juga mengucapkan kata-kata yang buruk mengenai jalan keselamatan yang Paulus tunjukkan (Jalan Tuhan, bnd 9:2; 18:25; 22:4; 24:14; Yoh 14:6), ia menjauhkan diri dari mereka dan memisahkan para muridnya dari mereka. Sejak itu, ia memberi pengajaran di ruang kuliah seorang yang bernama Tiranus. Apakah orang ini juga murid Paulus atau hanya disebut karena ia pemilik gedung sekolah itu, sulit dipastikan. Bagaimanapun, Paulus dapat melakukan peker jaannya di situ dengan tenang selama dua tahun.

Masa itu delapan kali lebih lama ke timbang di rumah ibadah (bnd ay 8). Seluruh masa kerja Paulus di Efesus lamanya kira-kira tiga tahun (bnd 20:31).

Pengajaran di gedung Tiranus meluas secara luar biasa. Pesan yang Paulus sampaikan kepada para pendengarnya, mereka bawa ke kota-kota dan desa-desa di sekitar Efesus. Melalui para pembantu Paulus dan juga melalui para muridnya, di mana-mana orang dihadapkan pada Injil. Mengenai para pem bantu itu, ingat-lah pada Timotius, Titus, Erastus, Epa fras, dan lain-lain (bnd 18:26; 19:22, 29; 2Kor 12:8; Kol 1:7).

Demikianlah, berdiri banyak jemaat di daerah itu. Lihatnama-namanya dalam Why 1:11 (Smirna, Pergamus, dst).

ayat 11-12. Paulus memberitakan Injil yang menghidupkan. Allah menggambarinya dengan mukjizat-mukjizat luar biasa. Dengan jelas Lukas memperlihatkan bahwa Allah sendiri lah yang melakukannya. Jadi tidak ada alasan untuk memuliakan manusia, mes kipun apa yang orang-orang lihat adalah kejadian yang sangat langka. Paulus hanya alat. Terjadilah mukjizat-mukjizat me lalui tangan (bh Yunani) pemberita firman Allah (bnd 5:12; 14:3), dan bahkan lewat pakaian utusan Kristus itu, seperti saputangan (penghapus keringat) yang dipakai sebagai ikat kepala untuk melindungi pemakainya dari sengatan ma tahari di daerah panas di Timur, dan kain ikat pinggang atau celemek yang mungkin Paulus kenakan pada waktu membuat keranjang atau kemah.

Tidak mungkin mengartikan itu sebagai sihir atau magi. Kuasa tidak terletak pada pakaian atau tangan Paulus. Tetapi Allah yang mengeluarkan kuasa-Nya, yakni melalui pemberita firman-Nya, sehingga untuk kesela matan hidupnya orang-orang di arahkan ke pemberitaan Injil dalam segala-galanya (bnd 1Raj 17:1; lih juga Mrk 5:27, 30; 6:56; Luk 6:19; Kis 5:15). Perusak-perusak hidup, seperti roh-roh jahat, harus menyingkir.

ayat 13-14. Hanya orang yang menerima firman Allah dan membiarkan dirinya dikuasai-Nya dapat bertahan terhadap kuasa-kuasa Iblis, karena oleh iman ia dihubungkan dengan Kristus yang lebih kuat dari semua setan. Se baliknya, siapa yang tidak dihubungkan dengan Kristus, ada di bawah kekua saan si Jahat dan akan merasakannya juga, justru pada saat ia menyerang tuan yang menguasainya (bnd Mat 12:22, dst). Itulah yang di alami secara fisik oleh anak-anak Skewa.

Mereka yang dibicarakan ini ialah dukun asal Yahudi (bnd Simon, 8:9-11; Baryesus atau Elimas, 13:6), tujuh orang anak dari seorang imam kepala (bnd 4:23).127 Mereka berjalan berkeliling di negeri itu dan memperkenalkan diri sebagai pengusir roh jahat. Ketika melihat bagaimana Paulus mengadakan berbagai mukjizat yang luar biasa dalam nama Yesus, mereka ikut-ikutan memakai nama Yesus, karena mereka menyangka bahwa dalam nama itu tersembunyi kekuatan magis, seperti mantra.

ayat 15-16. Jawaban roh jahat itu sungguh tepat. Nama Yesus membuat ia takut. Begitu juga nama Paulus, karena rasul beroperasi dari dalam benteng ”Kristus”. Tetapi siapa yang berdiri di luar Kristus adalah mangsa empuk bagi Iblis. Roh jahat merasuki orang yang dikuasainya dengan kekuatan yang begitu besar dan menjadikannya begitu agresif, sehingga anak-anak Skewa sama sekali tidak dapat bertahan.

Terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah anak Skewa yang menghadapi konfrontasi itu. Ada kemungkinan yang kena hajar hanya dua orang, tetapi mungkin juga ketujuh anak Skewa. Jika semua anak Skewa hadir, maka kekuatan yang diperlihatkan roh jahat itu begitu dahsyat, hingga para pengusirnya menjadi ngeri dan kehi langan segala keberanian dan kekuatan mereka. Melihat akibat yang tercatat dalam ayat 17, dan seterusnya, kami memperkirakan bahwa ketujuh anak Skewa memang terlibat. Pakaian mereka sampai terenggut dari tubuh mereka. Mereka bahkan dihajar dengan sangat keras sebelum mereka berhasil menyelamat kan diri dari rumah itu.

ayat 17-18. Seperti api yang menjalar, berita itu menyebar cepat di Efesus. Baik semua orang Yahudi maupun orang Yunani mendengarnya. Sejak Paulus mengumumkan nama Yesus, telah hilang ketenangan para Iblis (ay 12). Tetapi apa yang kini terjadi dengan anak-anak Skewa, dengan jelas mengungkapkan bahwa tidak seorang pun dapat memanfaatkan nama Yesus untuk keuntungannya sendiri. Ia pasti dihukum dan menjadi mangsa musuh yang menurut perkiraannya dapat ia ha dapi.

Semua orang terkesan kejadian itu. Mereka menjadi takut. Ternyata tidak begitu saja seseorang dapat menyebut nama Yesus tanpa percaya kepada-Nya. Dengan nama itu tidak dapat dila-kukan tawar-menawar.

Ada juga rasa kagum, oleh karena ternyata nama Yesus tidak mungkin disamakan dengan nama-nama lain yang dipakai para pengusir setan. Dengan demikian, Lukas beralih dari kesan umum yang ditinggalkan kejadian itu pada seluruh penduduk Efesus ke akibatnya bagi para murid Paulus (mereka yang telah percaya). Banyak di antara mereka menjadi sadar bahwa dalam hidup mereka ma sih tertinggal sisa-sisa kelemahan. Persoalannya, meskipun mereka telah menye rahkan diri kepada peng ajaran Paulus, tetapi sementara itu mereka masih tetap berpegang pada beberapa takhayul kafir tertentu. Sekarang mereka mengakui kelemahan itu dengan jelas dan mengakui bahwa mereka telah berbuat salah. Sekarang mereka mau benar-benar putus dengan takhayul itu.

ayat 19-20. Di antara murid Paulus ada juga yang dahulu melakukan sihir. Mereka kini datang membawa kitab-kitab sihir nya yang telah mereka beli dengan harga yang sangat mahal dan yang menjelaskan bagaimana orang dapat menguasai ilmu sihir. Mereka sekarang sungguh-sungguh yakin bahwa seluruh isi buku-buku itu tidak mempunyai nilai apa pun dan kemudian mereka membakarnya di hadapan semua orang. Padahal buku-buku itu dapat dijual di pasar seharga 50.000 uang perak kepa da para bekas rekan mereka. Kalau dipikirkan bahwa sekeping uang perak sama dengan upah harian seorang pekerja di masa itu, maka jelaslah bahwa harga buku-buku itu luar biasa tingginya.

Namun yang penting bukan uangnya, melainkan nilai nama Yesus Kristus yang jauh lebih unggul dari semua itu. Siapa yang memperhatikan hal itu, pasti tidak akan menjual kitab-kitab sihir-nya yang tidak berharga itu di pasar, tetapi melemparkannya ke dalam api, tempat yang cocok bagi para Iblis dengan segala perbuatannya.

Demikian firman yang Paulus beritakan, berjalan terus dari mu lut ke mulut (bnd 6:7; 12:24). Jumlah murid kian bertambah dan begitu juga dengan pengetahuan mereka.

Dalam ayat 16 tertulis bahwa roh jahat lebih kuat daripada para pengusir setan Yahudi itu. Kini ada bukti bahwa firman Allah jauh lebih unggul daripada itu. Kuasa firman yang menang.

Ringkasan

Paulus, si utusan Kristus, tiba di Efesus dan mendapati murid-murid yang hanya mengikuti sekolah Yesus sampai pada pemberitaan dan baptisan Yohanes. Padahal tahap itu sudah lama diakhiri dan disusul oleh pendidikan dari Yesus sendiri, oleh penderita an dan kematian-Nya, kebangkitan dan kenaikan-Nya. Dia juga telah mencurahkan RohNya untuk tinggal di dalam jemaat Kristus dan bekerja dari dalamnya. Oleh pem beritaan Paulus, para murid diubah dari orang yang telah menyerah kepada pesan Yohanes, menjadi orang yang digerak kan oleh Roh Kudus Tuhan yang hidup. Itu terdengar dari bahasa dan pemberitaan mereka.

Seperti biasa, Paulus lebih dahulu mengunjungi orang Yahudi di rumah ibadah mereka. Tiga bulan lamanya ia bekerja tanpa lelah di situ untuk meyakinkan mereka mengenai pesan yang dibawanya, tetapi ketika suasana kerjanya diracuni oleh kata-kata buruk dan penghujatan terhadap pesan Yesus, ia memisahkan diri bersama para muridnya. Selama dua tahun Paulus membaktikan diri bagi penyebaran Injil di kalangan penduduk Efesus dan se kitarnya. Melalui berbagai mukjizat yang luar biasa kuat, Allah menunjukkan arti dan kuasa firman-Nya. Para Iblis harus menying kir karena kuasa Allah.

Jika beberapa pengusir roh jahat Yahudi mengira bah wa mereka dapat memanipulasi kuasa Allah dan nama Yesus, mereka sangat kecele.

Siapa pun yang mengucapkan nama Yesus harus berhati-hati. Siapa yang mengucapkannya harus meninggalkan segala kejahat-annya dan tidak lagi boleh berpegang pada gagasan dirinya. Itu telah berlaku bagi korban-korban, yakni anak-anak Skewa. Itu juga berlaku untuk siapa pun yang mendengarnya dan lebih-le-bih lagi untuk para murid Paulus yang masih setengah-setengah mempertahankan agama kekafiran mereka dan yang belum secara radikal memisahkan diri dalam pemikiran dan perbuat an mereka dari masa lalu yang kafir.

Firman Allah melakukan pekerjaannya secara melebar dan mendalam.

Wacana

1. Dalam 18:24-28 kita tidak membaca bahwa Apolos di baptis ulang. Padahal para murid dalam 19:5 dibaptis lagi. Bagaimana penjelasannya?
2. Tepatkah orang yang mendukung baptisan kedua, misalnya peng anut aliran Anabaptis, Pentakosta, dan Injili (yg hanya menerima baptisan orang dewasa berdasarkan pengakuan iman mereka) yang memakai 19:5 sebagai dasar bagi visi mereka? Per hatikan bahwa yang dibica rakan dalam ayat ini ialah orang yang dibaptis sampai dua kali setelah mereka dewasa.
3. Dalam ayat. ciri pesan Paulus sebagai pemberitaan tentang Kerajaan Allah sangat mencolok. Apa arti sebutan itu dan bagaimana Paulus mengisi pesan itu?
4. Sehubungan dengan ayat 9, dapatkah ditentukan batas tertentu di mana pemberitaan Injil (dan penginjilan) di hentikan?
5. Apakah tidak lebih baik bila buku-buku yang disebut dalam ayat 19 dijual, kemudian hasil perjualannya dipakai untuk membiayai tujuan yang baik (misalnya untuk kehidupan jemaat atau untuk pemberitaan Injil di wilayah lain)?
6. Pada masa kini kita tidak lagi sering mendengar tentangroh-roh jahat dan berbagai perbuatan nya. Apakah kita masih harus melawan musuh itu? Apakah keharusan itu dapat ditunjuk-kan dalam Alkitab?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih