Roh Kudus Memprakarsai Serangan Pertama ke Daerah yang Jauh

Pembahasan

ayat 24-25. Sementara itu, firman Allah makin tersebar dan makin banyak didengar orang (bnd 6:7; 19:20). Bagaimanapun keadaannya, Injil terus menyebar. Itu dapat disebut mukjizat. Karena bukankah jemaat Kristus di Yerusalem telah mengalami serangan dahsyat, bahkan rasul-rasul seperti Ya kobus dan Petrus pun tidak dikecua-likan? Sekarang yang mela wan mereka bukan hanya para pemimpin Yahudi, melainkan juga penguasa sipil (Herodes). Ini berarti bahwa sebagai anggota-anggota Kristus mereka memerlukan keberanian untuk terus memberitakan firman Allah melawan serangan-serangan Iblis. Keberanian itu mereka miliki hanya berkat kuat kuasa Firman itu sendiri (ingat rumusan ay 24 ini: firman Tuhan adalah subjek kalimat; bnd juga Yer 20:8-9).

Meskipun ada perlawanan dari dunia, tetapi Injil tetap disebar-luaskan. Dan itu merupakan karunia Tuhan bagi dunia karena ada juga kemungkinan firman Tuhan menjadi ”jarang” (1Sam 3:1). Pemberitaan Injil menghasilkan buah-buah karena Firman merebut hati banyak orang yang mendengarkannya.

Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah menyelesaikan tugas pelayanan dari jemaat Antiokhia di sana. Pelayanan itu dalam bentuk bantuan diakonia bagi saudara-saudara di Yudea (11:29). Ketika kembali ke Antiokhia, kedua utusan mengajak

Yohanes Markus yang telah disebut dalam 12:12. Ia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10). Tidak disebutkan alasan mengapa Yohanes mereka ajak. Mungkin mereka berpikir bahwa Markus, yang adalah murid Rasul Petrus, dapat berguna dalam pe kerjaan di Antiokhia dan selanjutnya (ingat 9:15).

Pasal 13:1. Pada awalnya jemaat di Antiokhia terdiri atas sejumlah kecil pengungsi yang diusir dari rumah dan kampung halaman mereka (11:19). Kini di sana ada jemaat yang mendapat berkat melimpah dari Tuhan, khususnya karunia-karunia seperti nabi dan pengajar (bnd 1Kor 12:28; Ef 4:11; karunia-karunia itu datang dari Kristus yg duduk atas takhta dunia). Tuhan menggarap Antiokhia secara intensif dengan menyinarkan cahaya firman-Nya atas kehidupan manusia (tugas nabi) dan mengajar mereka tentang kesela-mat an (tugas pengajar).

Lima nama diberikan kepada kita (bnd Ibr 13:7, ”Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu”). Lima nama itu adalah nama-nama baru. Tidak ada satu nama pun berasal dari kedua belas orang dalam Kis. dan tidak juga dari ketujuh orang dalam pasal 6. Tampaknya berkat Tuhan tidak ada habisnya. Tuhan terus membagikan karunia-karunia baru. Yang pertama-tama disebut ialah Barnabas, yang telah banyak berkorban untuk melayani Tuhan (4:36). Kemudian Simeon, seorang berkulit hitam dari pedalaman Afrika, dan Lukius, dari Afrika Utara; keduanya berasal dari perantau an, kini digabungkan ke dalam jemaat oleh Injil. Setelah itu, Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, si pembunuh Yohanes Pembaptis (bnd penjelasan pada 12:1). Keterangan tambahan ini menunjukkan dari ”sarang” mana Menahem berasal. Meskipun demikian, ia menjadi pemimpin di Antiokhia. Yang terakhir disebut ialah Saulus. Ia diambil dari tengah-tengah kubu musuh.

Mengingat latar belakang atau masa lalu mereka, kelima orang ini merupakan karunia ajaib dari Tuhan. Sudah tentu kenyataan ini menimbulkan keheranan dan ketekunan.

ayat 2. Di bawah pimpinan para nabi dan pengajar ini, para anggota jemaat beribadah kepada Tuhan (di sini dipakai kata ”liturgi”). Dalam rangka ibadah mereka juga berpuasa; mereka menjauhkan diri dari makanan dan minuman yang lezat. Tujuan dari puasa ialah untuk berkonsentrasi pada perkara yang luar biasa (hal seperti itu juga disebut dl 1Kor 7:5, yaitu saling menjauhkan diri dl hal hubungan perkawinan, supaya dapat berdoa dng khusyuk ). Maksudnya bu kan menahan diri dengan tuju an negatif, dengan mengang gap makanan dan perkawin an tergolong dalam tingkat yang lebih rendah karena merupakan bagian dari dunia yang fana (bnd 1Tim 4:3-5). Tetapi menahan diri dengan tujuan yang positif. Di Antiokhia mereka pasti berkonsentrasi pada program kerja yang Tuhan berikan, sebelum Dia naik takhta (1:8) dan yang kemudian Dia berikan juga kepada Saulus (9:15). Tidak percuma mereka sebagai orang-orang pertama yang mulai memberitakan Injil secara besar-besaran di kalangan orang bukan Yahudi di Antiokhia (11:20). Dunia kekafiran tidak berakhir di Antiokhia. Barangkali konsentrasi pada pro gram kerja Kristus itu berlangsung agak lama (melihat bentuk kata kerja dl bh Yunani), tetapi mereka tetap melakukannya karena mereka mencintai pekerjaan Tuhan, dan karena mereka merasa iba melihat kesengsaraan orang-orang bukan Yahudi. Di tengah-tengah ibadah dan puasa itu berkatalah Roh Kudus. Apakah peristiwa ini terjadi melalui salah seorang nabi atau dengan cara lain, tidak diceritakan oleh Lukas. Roh Kudus berbi-cara. Dia, dan bukan orang lain. Momen itu benar-benar agung. Meskipun jemaat terus berkonsentrasi, Roh Kudus sendiri yang mempra kar sai perjalanan pemberitaan Injil yang pertama ke arah Barat. Bukan manusia yang mengawalinya, melainkan Roh

background image

Kristus yang berada di takhta dunia, yang langsung turun tangan dan membu ka pintu ke Barat. Roh Kudus juga menunjukorang-orang untuk perjalanan pemberitaan Injil ini, yakni yang pertama dan terakhir disebut dalam ayat 1. Pada pengutusan kedua orang ini, jemaat juga diikutsertakan. Jemaat harus melaksanakan firman Roh dan mengkhususkan Barnabas dan Saulus untuk tugas yang ditentukan Roh bagi mereka. Saulus telah dipang gil untuk tugas pemberitaan Injil ini beberapa waktu yang lalu (9:15). Kita tidak tahu kapan Barnabas dipanggil untuk tugas ini, tetapi jemaat pasti mengetahuinya, karena tugasnya tidak dianggap hal yang asing.

Peta perjalanan Pekabaran Injil ke-1 (atau bagian pertama: Antio-khia, Seleukia, Siprus).

ayat 3-5. Tanggapan jemaat terhadap perintah Roh Kudus mengenai perjalanan pekabaran Injil yang mendatang itu ialah: berpuasa, berdoa, penumpangan tangan, dan pengutusan. Di antara semua persiapan, keempat hal ini yang paling penting. Sekali lagi,

1

mereka menjauhkan diri dari makanan dan minuman. Sekarang konsentrasi terarah pada pengutusan oleh Roh. Pengutusan Barnabas dan Saulus ini merupakan tahap baru dalam pe ker jaan Tuhan, yang jauh melampaui kekuatan dua orang yang lemah ini. Oleh karena itu, jemaat berpaling dari dirinya sendiri dan memohon kekuatan dari atas. Itulah persiapan yang paling baik dari jemaat asal. Penum pangan tangan dilakukan oleh pejabat-pejabat lain (bnd 1Tim 4:14), yaitu untuk menunjuk dan melantik kedua orang itu secara resmi (bnd Kis 6:6).

Perjalanan mulai dari Antiokhia menuju Seleukia di pinggir pantai, kemudian ke Siprus. Kita tidak membaca bahwa Roh sendiri yang menunjuk wilayah kerja ini. Pilihan Barnabas, yang berasal dari Siprus (4:36) mungkin berperan di sini. Orang-orang lain juga sudah pernah bekerja di Siprus (11:19), tetapi hanya untuk orang Yahudi. Barnabas dan Saulus juga mulai bekerja di kalangan Yahudi, sesuai peraturan yang disebut oleh Saulus dalam Rm 1:16, ”pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” Di semua rumah ibadah, pasti mereka juga berhubungan dengan orang-orang yang ”takut akan Allah”, seperti Kornelius dalam Kis 10. Dalam pemberitaan Injil itu mereka ditemani Yohanes Markus sebagai pembantu mereka.

Mereka memberitakan firman Allah. Kalimat pendek ini menyebutkan ciri pekerjaan mereka di seluruh Siprus. Bagaima na hasil tuaian di luar sang gubernur Sergius Paulus? Roh Kudus tidak menjelaskannya secara terperinci dan merahasiakan hasil nya. Panen adalah urusan Allah sendiri. Dalam perjalanan pulang, Barnabas dan Saulus singgah lagi di jemaat-jemaat untuk menguatkan hati murid-murid dan untuk menetapkan pejabat-pejabat (14:22-23), tetapi mereka tidak lagi menyinggahi Pulau Siprus. Apakah itu berarti bahwa pekerjaan mereka di sana tidak menghasilkan banyak buah? Kita tidak tahu.

Yang penting ialah pesan Allah diberitakan. Pesan itu bukan kata-kata manusia, melainkan firman Allah. Mereka tidak berfilosofi mengenai pesan itu, tetapi memberita kannya dan bersaksi tentangnya. Pesan itu mempunyai wibawa ilahi dan selalu mencapai sasarannya (bnd Yes 55:11).

ayat 6. Mereka menjelajahi seluruh pulau itu. Dalam perjalanan itu mereka juga mengalami berbagai kesulitan. Hal itu pasti terjadi bila orang menerobos kerajaan kegelapan begitu dalam. Di kota

Pafos ada dewi yang paling dihormati di antara semua dewa-dewi lain, yaitu Venus, dewi asmara, atau lebih tepat, dewi nafsu birahi. Meskipun Lukas tidak menyebutkan nya, ada baiknya kita mengetahui tentang dunia apa yang didatangi oleh utusan-utusan Kristus itu yaitu dunia yang penuh dengan suasana erotis.

Di ibu kota pulau itu mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. Pertama-tama ia seorang tukang sihir. Artinya, ia tahu tentang kuasa-kuasa tersembunyi yang serba rahasia, sama seperti Simon, si tukang sihir dalam 8:9, dan seterusnya, dan para tukang sihir di Mesir yang berhadapan dengan Musa (yakni Yanes dan Yambres, 2Tim 3:8). Mengingat kenyataan bahwa tukang sihir ini menduduki posisi di istana, tentunya pengaruhnya terasa di seluruh kota dan pulau.

Kemudian, ia disebut nabi palsu. Memang, ia memperkenal-kan diri dengan nama Allah dan dengan firman Allah, padahal ia berdusta.

Selanjutnya, ia disebut orang Yahudi. Jadi, ia putra dari bang-sa yang teramat diistimewa kan. Kepada bangsa itu Tuhan mempercayakan firman-Nya, supaya dengan firman itu mereka menyinarkan cahaya-Nya juga kepada orang bukan Yahudi. Tetapi orang tersebut berdusta, meskipun seolah-olah ia berbicara sambil memegang kitab Perjanjian Lama. Ini hal yang sangat berbahaya, orang dapat menggunakan ayat-ayat Alkitab, namun pada saat yang bersamaan ia menjadi penyambung lidah Iblis.

Akhirnya, disebut namanya, Baryesus, yang berarti ”putra penebus”. Ini nama yang berpretensi yang mengatakan bahwa dia dapat menunjukkan jalan keselamatan. Semua orang harus mendengarkan Elimas (itu namanya dl bh Yunani), dan mengikuti jalannya. Nabi palsu ini berhadap-hadapan dengan Barnabas dan Saulus, dua di antara para nabi dan pengajar yang terdapat dalam 13:1.

Dengan kata lain, nubuat palsu melawan nubuat yang benar.

ayat 7-8. Maka pecahlah konflik di istana gubernur. Kedua utusan Kristus diundang oleh gubernur supaya datang ke istananya. Undangan yang datang dari kerajaan kegelapan, di mana dusta merajalela dalam pribadi Elimas. Undangan ini dapat dikatakan keajaiban (pengalaman seperti itu tidak sering diperoleh dl pekerjaan pemberitaan Injil). Tentang Sergius Paulus dikatakan bahwa ia orang yang cerdas. Jangan kita lupa bahwa kecerdasan itu ia terima dari Allah. Kenya taannya ia juga menggunakan kecerdasannya dengan baik, yakni ia ingin mendengar firman Allah, karena ia telah mendengar kabar mengenai pekerjaan Barnabas dan Saulus.

Jadi, ia mengundang mereka karena hatinya tergerak mende-ngar desas-desus mengenai kabar Tuhan. Allah sendirilah yang menggerakkan hati manusia (bnd Ams 21:1), walaupun melalui desas-desus. Segera setelah pengajaran di istana dimulai, Elimas mulai menentang. Semua orang harus tunduk kepada Kristus, juga tukang sihir itu. Tetapi ia mulai melawan dengan memotongkata-kata Barnabas dan Saulus, menghalang-halangi jalannya Firman. Dusta tak pernah bisa bertahan di samping kebenaran. Salah satu harus kalah.

ayat 9-10. Sekarang Saulus mengambil prakarsa (sebelumnya Barnabas selalu disebut sebagai yg pertama). Kesempatan ini juga dipakai Lukas untuk memberi perhatian pada nama Saulus yang juga disebut Paulus. Perubahan nama rasul ini tidak berhubungan dengan pertobatan Sergius Paulus, tetapi kini namanya yang kedua yang ditonjolkan. Selanjutnya, nama Yunani nya yang dipakai, karena ia bergerak terutama di dunia orang Yunani.84

Paulus tidak menonjolkan dirinya sendiri, tetapi ia digerakkan Roh: ia penuh dengan Roh Kudus (bnd 2:4; perayaan Pentakosta terus berlangsung). Ternyata, Elimas melawan. Oleh karena itu, Paulus tidak mengadakan diskusi terbuka dengannya, tetapi langsung menghadapinya dengan pedang tajam, yakni dengan Firman yang mengungkapkan segala rahasia dan yang menghukum (Ibr 4:12). Sebutan anak Iblis sama sekali bertentangan dengan nama Baryesus (anak penebus). Si tukang sihir dibuka kedoknya hingga kelihatan sifatnya yang sebenarnya. Seperti bapa, begitu juga anak nya (bnd Yoh 8:44).

Sebutan atas Elimas bahwa dia penuh dengan berbagai tipu muslihat dan kejahatan merupakan kebalikan dari penuh dengan Roh Kudus pada Paulus. Yang dipersoalkan ialah Jalan Tuhan yang lurus. Lurus, berarti kita tahu di mana kita mulai berjalan dan ke mana kita pergi. Dengan demikian, kita mempunyai kepastian.

Jalan itu gunanya untuk ditempuh setiap hari bersama Allah dan di hadapan-Nya (bnd Mzm 25:10; 119:3). Inilah jalan keselamatan. Kalau jalan itu dibelok kan hingga menjauhi tujuan dan menjauhi Allah kehidupan, akibatnya ialah kebinasaan dalam maut.

ayat 11-12. Siapa yang mengganggu jalan keselamatan Tuhan akan berurusan dengan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Dan kalau tangan Yesus mulai menimpa, pasti ada akibatnya (bnd Mzm 118:16). Tangan itu memberi pukulan yang tidak akan dilupakan para musuh. Elimas menjadi buta beberapa waktu lamanya. Jadi, hukuman yang hanya berlangsung sementara waktu. Bagaimana keadaan sesudah itu, tidak penting bagi kita. Kegelapan diberikan kepada putra raja kegelapan. Kebutaan untuk orang yang hendak memadamkan cahaya firman. Hukuman yang setimpal dengan kejahatannya.

Hukuman itu langsung terlaksana. Firman Allah melalui mulut Paulus langsung berdampak. Begitulah semua penghakiman Allah atas orang-orang yang tidak takut kepada-Nya akan dipenuhi. Hal ini menjadi pegangan bagi kita.

Gubernur menjadi percaya. Berkat kuat kuasa Firman, di samping hukuman juga terjadi mukjizat. Apakah ia percaya karena melihat bagaimana si tukang sihir itu dipapah pergi? Yang teruta-ma bukan karena kejadian itu, melainkan karena ia sangat terkesan khususnya oleh ajaran Tuhan. Apa yang dilihat gubernur pada tukang sihir itu mengokohkan ajaran itu.

Dalam istana muncullah pertentangan yang sangat tajam, sebagai hasil pesan Kristus. Bandingkan Yoh 9:39, ”Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya siapa saja yang tidak melihat, dapat melihat (sang gubernur), dan supaya siapa saja yang dapat melihat, menjadi buta (Elimas).”

ayat 13. Paulus dan kawan-kawannya. Kini sebutan bagi rombongan itu berbeda dengan yang ada pada 12:25 dan 13:2. Nama Barnabas tidak disebut. Apakah Paulus sendiri saja yang harus mengambil prakarsa dan mempertahankannya untuk menyeberang ke Pamfilia? Dalam hal itu bertentangan dengan kebe ratan yang sangat yang diajukan oleh Yohanes Markus. Ia masih mau ikut ke daerah pantai, ke Perga di Pamfilia, tetapi ia menolak masuk ke pedalaman yang lebih jauh, yang mung kin didiami orang-orang yang kurang beradab. Lagi pula perjalanan yang jauh dan berbahaya dari Perga ke Antiokhia di Pisidia (160 km) bukan hal sepele (bnd 2Kor 11:26).

Si pembantu pulang, bukan ke Antiokhia di Siria, melainkan ke (rumah asal di) Yerusalem. Terpaksa Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan bersama-sama. Barnabas memang ikut serta.

Tetapi hal yang mencolok ialah pada awal perjalanan pemberitaan Injil yang kedua, ia juga tidak mau ikut dengan Paulus (15:38-39). Masalahnya berpusat lagi pada Yohanes Markus. Hasilnya ialah bahwa Barnabas dan Yohanes Markus pergi ke arah yang berbeda dengan yang dituju Paulus, yakni ke Siprus.

Apakah mereka berpendapat bahwa dalam perjalanan yang pertama itu mereka kurang memperhatikan Siprus? Mengenai hal itu kita hanya dapat bertanya-tanya. Yang perlu kita simpulkan ialah para pemberita Injil harus mengatasi berbagai kesulitan dan masalah (dng pembantu). Dalam pemberitaan Injil, manusia terlibat dengan segala kelemahannya. Sejak itu, Paulus menjadi pemimpin rombongan itu.

Ringkasan

Di tengah-tengah penganiayaan dan penindasan, Injil tetap berja-lan. Firman mempunyai kuat kuasa yang besar. Itu terbukti juga di Antiokhia. Meskipun pada awalnya hanya ada seke lompok kecil pengungsi di situ, namun di sana sekarang Kristus memiliki jemaat yang kaya karunia (nabi dan peng ajar). Para anggota jemaat berkonsentrasi sepenuhnya pada kemaju an Injil yang menye-lamatkan. Segera setelah Roh mengambil prakarsa dan memberi perintah, jemaat mengutus Barnabas dan Saulus.

Pada peta halaman 176 dapat dilihat bagaimana mereka berjalan dari Antio khia di Siria ke kota pantai Seleukia, dan kemudian ke Siprus. Di sana mereka memberitakan firman Allah. Pekerjaan mereka disebut tanpa mengungkapkan bagaimana hasil tuaiannya. Mereka selalu memulai pekerjaan mereka di kalangan Yahudi di banyak rumah ibadah.

Atas undangan gubernur, Barnabas dan Saulus datang ke istana. Di situ mereka menghadapi perlawanan dari seorang tukang sihir dan nabi palsu, orang Yahudi yang bernama Baryesus. Kebenaran dihadapkan pada dusta. Karena firman yang diucapkan oleh Paulus mengungkapkan segala rahasia, maka si anak dari bapak kegelapan dibuka kedoknya. Tuhan memukul Elimas, sehingga ia menjadi buta untuk sementara waktu. Pemimpin itu kini harus dibimbing dengan memegang tangannya. Kebenaran telah berjaya dan Firman berhasil, bukan saja dalam memperkeras hati Elimas, melainkan juga dalam mengerja kan kepercayaan dalam hati gubernur. Pejabat itu melihat betapa besarnya kekuasaan Firman.

Perjalanan diteruskan menuju daratan. Yohanes Markus meninggal kan kedua pemberita Injil, ketika melihat bahwa Paulus tidak mau tinggal di daerah pantai, Pamfilia, tetapi hendak masuk lebih jauh ke daerah pedalaman. Juga dalam pelayan an pembe-ritaan Injil, yang bekerja adalah manusia. Tetapi pekerjaan itu dapat terus berlangsung berkat Tuhan sendiri.

Wacana

1. Apakah berpuasa (seperti dl 13:2) hanya terbatas pada zaman Perjanjian Lama atau juga mempunyai tempat yang sah dalam Perjanjian Baru?
2. Barnabas dan Saulus dipanggil secara langsung oleh Roh untuk melakukan tugas mereka. Di zaman sekarang Roh Kudus ternyata tidak lagi memanggil secara langsung, tetapi apakah pada dasarnya terjadi banyak perubahan diban dingkan dengan 13:2? Ingat pertanyaan pertama dalam Tata Cara Pene-guhan yang dipakai gereja-gereja asal Reformasi Calvin pada penahbisan para pelayan gereja, ”Apakah Saudara merasa dalam hati bahwa Saudara telah dipanggil oleh jemaat Allah, dan karena itu oleh Allah sendiri, untuk pelayanan suci ini dengan cara yang sah?”85 Dengan cara apa kini Roh Kudus memanggil manusia untuk pelayanan dalam jemaat Kristus? Apakah cara itu berarti kemunduran atau sebaliknya perkem-bangan, dibandingkan dengan campur tangan langsung dari Roh Kudus?
3. Dalam pembahasan Kis 13:6, dikatakan, ”orang dapat menggu-nakan kata-kata Alkitab, namun pada saat yang bersamaan ia menjadi penyambung lidah Iblis.” Ingat Mat 4:6. Apakah ada contoh-contoh lain dalam Akitab? Apakah pada masa kini juga ada contoh-contoh mengenai pemakaian Alkitab secara berbahaya itu?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih