ayat 1-3. Justru pada waktu orang-orang Kristen di Yerusalem menerima bantuan dari Antiokhia, jemaat di sana sedang mengalami kesulitan. Artinya, mereka mendapat hiburan dari Antiokhia, tetapi muncul ancaman dari Herodes, raja yang pada saat itu memerintah Palestina atas nama kaisar di Roma. Ke duaduanya
hiburan dan ancaman Tuhan berikan pada waktu bersamaan agar dikaji dan ikut mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rm 8:28).
Yang dimaksudkan dengan Raja Herodes ialah Agripa I. Putranya, yang tampil dalam 25:13, dan seterusnya, adalah Agripa II. Agripa. ini adalah cucu Herodes Agung, pembunuh anak-anak Betlehem, dan saudara sepupu Herodes Antipas, pembunuh Yohanes Pembaptis. Herodes yang kita bicarakan sekarang, sama jahatnya. Ia pun tidak ragu-ragu bertindak keras.
Di antara orang-orang Kristen yang ditangkapnya, nama Yakobus secara khusus disebut. Dia adalah Yakobus, saudara Yohanes, bukan adik Yesus yang juga bernama sama, dan yang akan disebut nanti (12:17; juga 15:13). Yakobus merupakan satu dari tiga sahabat akrab Yesus semasa hidup-Nya di dunia, yaitu bersama dengan Yohanes, saudaranya, dan Simon Petrus. Ia ikut hadir pada saat-saat istimewa, misalnya ketika Yesus membang-kitkan putri Yairus dari kematian, ketika Yesus dimuliakan di bukit, juga di Taman Getsemani. Yakobus, salah satu dari rasul-rasul yang paling dikasihi itu, kini jatuh ke tangan pembunuh, kepalanya dipancung. Peristiwa itu bagai tusukan sembilu di jantung jemaat. Sejak kepergian Yesus, para rasul dapat melan-jutkan pekerjaan selama beberapa waktu, juga sesudah terjadi berbagai konfrontasi dengan Mahkamah Agama. Itu sebenarnya hal yang luar biasa. Teta pi sekarang mereka diperlakukan dengan kejam dan diancam maut. Setelah Yakobus dibunuh, Petrus juga dicari dan ditangkap.
Latar belakang tindakan Herodes yang begitu kejam adalah gila hormat. Ia bahkan tidak ragu-ragu membunuh, asalkan ia mendapat nama dan kedudukan yang baik di kalangan bawah-annya, orang-orang Yahudi. Dan memang, di hari-hari perayaan Paskah jumlah orang Yahudi di Yerusalem cukup banyak.
Dibandingkan dengan laporan Lukas tentang Stefanus, sedikit sekali diceritakan tentang kematian Yakobus. Bagi Yakobus,kata-kata yang didengarnya dari mulut Yesus menjadi kenyataan (Mat 20:23).
ayat 4-5. Petrus ditangkap, padahal saat itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi, yakni hari peringatan pembebasan bangsa Israel. Penangkapan itu pasti merupakan ujian berat baginya, yang pernah ditahan dalam penjara, pertama kali bersama dengan Yohanes (4:3, dst) dan kedua kalinya bersama dengan semua rasul (5:17, dst).
Empat regu (ada empat dinas malam), masing-masing terdiri dari empat prajurit diperin tahkan untuk menjaga Petrus. Dua prajurit dibelenggu pada tangan Petrus dalam selnya (ay 6). Seorang lagi menjaga pintu sel sambil berdiri di depannya dan yang seorang lagi berjaga di gerbang penjara (ay 6b dan 10). Apakah penjagaan ditambah sehubungan dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya dan yang tidak dapat dijelaskan, yakni lolosnya para rasul dari penjara (5:19)? Bagaimanapun, Petrus jelas berada dalam keadaan yang tidak ada harapan. Nanti (sehabis Paskah) ia akan diadili di depan orang banyak dan dieksekusi di depan mata mereka. Sebagai reaksi terhadap serangan Herodes, jemaat mengerahkan seluruh kekuatan nya. Tidak dengan menggunakan alat-alat kekerasan, tetapi dengan jalan berkumpul untuk berdoa. Kekuatan senjata yang unggul di atas segala-galanya (bnd Yak 5:16; Ef 6:18) karena yang diminta ialah pertolongan dari Yang Mahakuasa. Jemaat berdoa dengan tekun dan berapi-api.
ayat 6-10. Beberapa waktu sebelum acara pengadilan itu dilaksana-kan (bagi Petrus inilah malam terakhir), sang rasul tidur dengan tenang berkat perlindungan Allah (bnd Mzm 91:1; Mat 10:28-31). Ia tidak dapat melangkah sejengkal pun tanpa diketahui kedua prajurit di sampingnya. Selain itu, penjaga-penjaga lainnya menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka sedang menjaga. Artinya, mereka tidak tidur, seperti yang kadang-kadang disangka orang.
Tanpa diketahui jemaat yang sedang berdoa, Tuhan bertindak dengan mengirim utusan (bnd Ibr 1:14). Tidak seorang pun melihat malaikat itu datang. Tiba-tiba saja ia berdiri di samping Petrus, seolah-olah ia sudah lama ada di situ (bnd Mzm 91:12; Kis 5:19). Utusan itu datang dari sumber cahaya (bnd 1Yoh 1:5) dan meskipun waktunya tengah malam, penampakannya mengusir kegelapan. Dengan tepukan keras ia membangunkan Petrus dari tidurnya, kemudian ia menyuruhnya untuk segera bangkit. Perintah itu tampaknya mustahil dilak sa nakan mengingat kedua prajurit yang terbelenggu pada Petrus, tetapi jika Tuhan yang memberi perintah, Dia juga yang selalu menjanjikan kekuatan untuk menaati nya. Petrus termangu-mangu menghadapi keajaiban itu, hingga perlu diingatkan malaikat untuk mengenakan pakaian dan sepatu. Seakan-akan dalam mimpi, Petrus mengikuti perintah itu (bnd ay. dan 11; juga Mzm 126:1).
Apa yang terjadi di sini tidak mungkin segera disadari oleh siapa pun. Siapa yang dapat memahaminya dengan akalnya? Pintu sel dan gerbang penjara terbuka dengan sendirinya (bnd 5:19). Semua kunci kalah kuat dengan kuasa Allah.81 Para pe ngawal yang dengan tekun menjaga sama sekali tidak melihat kejadian itu. Mungkin mata mereka dibutakan (bnd Kej 19:11; 2Raj 6:18).
Malaikat itu masih menemani Petrus sampai ke ujung jalan. Ia penuh pengertian atas kelemahan yang selalu mengganggu manusia dan ditunjukkannya juga arah yang selanjutnya harus ditempuh Petrus. Akhirnya sang utusan surga menghilang tiba-tiba sama seperti ketika ia datang.
ayat 11-14. Kemudian Petrus sadar akan keadaan sebenar nya dan hal itu dikatakannya juga. Tuhan sendiri telah campur tangan melalui utusan surga, menyelamatkannya dari kuasa Herodes, dan dari maut yang direncanakan orang-orang Yahudi baginya. Setelah menyadari keberadaannya, ia mempertimbangkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pertama-tama gembala memikirkan domba-dombanya yang harus diberitahu tentang apa yang terjadi. Ia juga memikirkan apa yang harus dilakukannya dengan pembebasannya tadi. Maka ia pergi ke rumah Maria, ibu Yohanes82 yang disebut juga Markus83. Mengenai orang itu kita baca juga dalam 12:25; 13:13, dan 1Ptr 5:13, di mana ia disebut Petrus ”anakku”. Ia pula yang menulis Injil kedua.
Rumah Maria selama itu merupakan tempat pertemuan (1:13). Mungkin di rumah itu pula Tuhan Yesus menetapkan Perjamuan Kudus. Kini berbagai anggota jemaat berkumpul di situ dan masih terus-menerus berdoa bagi Petrus. Padahal sang rasul sedang dalam perjalanan untuk melaporkan pembebasannya (bnd Yes 65:24).
Ketika Petrus mengetuk pintu, hamba perempuan bernama Rode pergi melihat apakah orang yang datang di tengah malam itu adalah ”orang baik”. Suara yang ia dengar dikenalnya dengan baik. Sudah tentu, itu suara gembala dan bukan suara orang asing (bnd Yoh 10:3-5). Ia begitu gembira hingga sama sekali melupakan tugasnya, yakni membukakan pintu bagi orang yang dikenal (dan tidak membukakannya bagi orang asing). Akibatnya, sang rasul terus berdiri di luar (seakan-akan dia orang asing), di kota yang memusuhinya. Tadi pintu penjara terbuka dengan sendirinya, tetapi sekarang pintu sahabat tetap tertutup.
ayat 15-17. Rode lari membawa kabar yang tak terduga itu kepada yang lain, tetapi mereka menganggapnya kurang waras. Kata-kata Rode dianggap khayalan belaka. Padahal, mereka sudah berdoa begitu tekun dan begitu berapi-api. Mereka berdoa mohon mukjizat, tetapi sekarang mereka tidak percaya atas terwujudnya mukjizat itu (dan dng demikian tidak juga kepada kuasa Allah). Atau, menurut sebuah penjelasan yang bernada tajam, ”Dalam doa, iman kita jarang mencapai tingkat setinggi permintaan kita”
(bnd Kej 18:12; Luk 1:18).
Mereka pikir si Rode yang malang itu pasti menjadi korban khayalannya sendiri. Tetapi, hamba itu tetap bersikeras hingga akhirnya mereka mengandaikan bahwa yang berdiri di depan pintu itu adalah malai kat Petrus. Apa yang mereka gambarkan pada kata ”Itu malaikat nya”, sulit diduga. Ada yang berpendapat bahwa berdasarkan ayat ini, setiap anak Allah mempunyai malaikat pelindungnya sendiri (mereka juga menunjuk Mat 18:10). Tetapi biarpun pemikiran itu be narbenar ada dalam hati mereka yang hadir di rumah Maria itu, belum tentu seluruh isi Alkitab mendukungnya. Anak-anak Allah sering dilindungi oleh lebih dari satu malaikat. Selain itu, dalam ayat 11 Petrus sendiri berbicara mengenai seorang malaikat Tuhan (bukan malaikat pelindung pribadi).
Sementara itu, ketukan di pintu tidak kunjung henti dan itu membantu mereka mengatasi sikap tidak percaya itu. Kemu dian mereka semua (bentuk jamak) menuju ke pintu. Setelah membuka pintu dan melihat Petrus, mereka menjadi tercengang-cengang. Dengan isyarat sang rasul cepat menghentikan suara gaduh di de pan pintu di malam buta itu. Setelah semuanya masuk dan tenang kembali, Petrus menceritakan mukjizat pembe basan atas dirinya yang dilakukan Tuhan (bnd 2Ptr 2:9). Kini Petrus akan meninggalkan jemaat di Yerusalem dan menyuruh mereka memberitahu para pemimpin lain, khususnya Yakobus, yang mungkin adik Yesus (bnd 15:13; 21:18; selanjutnya juga Gal 1:19; 2:9; 1Kor 15:7). Lukas tidak menceritakan tempat yang dituju Petrus. Tradisi Katolik Roma berpendapat bahwa ia ke Roma untuk menjadi uskup pertama kota itu. Tradisi lain lagi mengatakan bahwa ia ke Antiokhia. Bagaimanapun, tampaknya ia telah kembali ke Yerusalem dalam Kis 15:7, dst.
ayat 18-19. Baru keesokan harinya diketahui bahwa Petrus telah kabur. Para prajurit yang bertugas mengawalnya menjadi gempar. Penjagaan mereka begitu ketat. Namun ia lolos. Apalagi mereka tahu bahwa ini berarti hukuman berat bagi orang-orang yang bertanggung jawab.
Ketika Raja Herodes (yg rupanya tidak belajar apa-apa menge nai campur tangan Allah ini) tidak dapat menemukan Petrus di mana pun, tidak juga setelah diadakannya pemeriksaan-pe-me riksaan yang teliti, ia menanyai para pengawal. Kemudian mereka lah yang digiring ke tempat eksekusi menggantikan Petrus karena mereka tidak dapat memberi keterangan yang jelas. Raja yang ingin memperoleh nama baik di antara orang Yahudi melalui eksekusi Petrus yang telah ia umumkan, kini merasa reputasinya terancam dan menyingkir ke Kaisarea.
ayat 20-23. Lukas tidak menceritakan berapa lama peristiwa berikut ini terjadi sesudah pembebasan Petrus dari cengke raman Herodes. Bagaimanapun, Roh Kudus menghubungkan secara langsung akhir hidup yang mengerikan dari raja itu dengan peristiwa tadi. Pada suatu saat terjadi ketegangan antara Herodes dengan kedua kota dagang, Tirus dan Sidon. Raja yang pandai berdiplo-masi itu berhasil memukul kedua kota itu dengan memblokir pengiriman pangan mereka. Soalnya mereka memerlukan pangan dari Palestina, khususnya dari dataran Saron yang merupakan lumbung gandum bagi wilayah itu (bnd 1Raj 5:7-11; Yeh 27:17).
(Lih peta di hlm 170.)
Kedua kota itu menyadari keadaannya yang berbahaya, lalu mencari jalan damai dengan membujuk Blastus, seorang pega wai yang sangat berpengaruh di pihak Herodes, supaya mau berpihak kepada mereka (mungkin dng cara menyuap). Melalui Blastus ini ditentukan waktu untuk menghadap sang raja. Pada hari yang telah ditentukan, Herodes muncul dengan pakaian kebesaran, yaitu jubah putih berkilauan yang berwarna perak dan ditimpa sinar matahari (menurut cerita Flavius Josefus, seorang penulis sejarah Yahudi). Raja berpidato kepada banyak orang yang datang berduyun-duyun. Rakyat terpesona melihat seluruh penampilan raja yang mereka sukai itu, kemudian memberi peng hormatan ilahi kepadanya. Alih-alih menolak penghormatan itu, Herodes merasa senang dan menganggap dirinya kaisar Roma, putra dewa. Maka, karena ia tidak menolak penghormatan itu dan tidak menasihati rakyat supaya hanya menghormati Allah (Hukum pertama), ia dihajar oleh utusan dari surga.
Untuk kedua kalinya malaikat bertindak. Bagi Petrus, ia membawa keselamatan. Sebalik nya bagi Herodes, ia membawa hukuman. Ini perbedaan yang sangat tajam. Tak seorang pun meli-hat malaikat-malaikat itu bertindak (Petrus hanya melihat malaikat yg pertama), namun dalam kedua peristiwa, campur tangan Tuhanlah yang menentukan. Herodes kena serangan penyakit usus
Peta Palestina Utara, di mana disebut Tirus, Sidon, dataran Saron,
(Simon Jankins, Peta Alkitab, hlm 119, YKBK Jakarta).
yang membawanya ke liang kubur dalam waktu lima hari. Cacing-Cacing yang biasanya baru melakukan tugasnya di dalam kuburan sudah menggerogotinya sebelum ia mati. Sungguh, ini merupakan hukuman yang mengerikan (bnd Yes 66:24) bagi seorang penghujat Allah. Allah mengubah takhta Herodes menjadi tempat eksekusi di depan mata umum (bnd ay 4).
Itu peringatan bagi siapa pun yang melawan Tuhan dan yang menyerang umat-Nya, buah hati-Nya. Musuh-musuhnya berakhir di tempat di mana cacing tidak mati.
Pada saat datang pertolongan dari Antiokhia bagi jemaat di Yerusalem, datang juga serangan dari pihak Herodes. Perta ma dari ketiga sahabat akrab Yesus, yaitu Yakobus, dibunuh. Kedua, Petrus juga ditangkap dan harus menghadapi maut pada pesta peringatan pembebasan bangsa Yahudi (Paskah). Jemaat bergiat dengan berdoa dan memohon bantuan kuat kuasa Sang Penebus. Seorang utusan dari surga dengan diam-diam mengantar Petrus dari antara para penjaga dan membebaskannya, mes kipun semua pintu terkunci rapat. Petrus hendak melaporkan pembebasannya dan mengetuk pintu rumah Maria. Selagi orang-orang di rumah itu berdoa, mereka dihadapkan pada terwujudnya permohonan mereka, namun mereka tidak mempercayai mukjizat itu. Karya penyelamatan Tuhan melampaui segala harapan.
Petrus meninggalkan Yerusalem. Herodes gagal total menemu-kan nya dan para pengawal nya dijadikan korban. Kemudian setelah kembali ke Kaisarea, raja bertengkar dengan dua kota pelabuhan yang kaya. Akibatnya, ia memblokir pengiriman pangan ke kedua kota itu. Dengan demikian, ia berhasil memperkuat posisinya. Pada audiensi umum, Herodes tampil dengan pakaian kebesar an yang berkilauan dan berpidato di depan rakyat yang menghormatinya bagaikan allah. Karena ia menyetujui penghormatan itu dan tidak memberikannya kepada Allah, ia mendapat pukulan mematikan.
Di satu pihak, Tuhan menguji jemaat-Nya dengan mengambil seorang rasul dari ten gahtengah mereka dan menyerahkannya ke tangan seorang pembunuh, tetapi di samping ujian itu Tuhan juga memberi hiburan dengan menyelamatkan rasul yang lain dari tangan pembunuh yang sama. Di pihak lain, Tuhan memperlihatkan apa yang terjadi dengan si pembunuh. Para musuh umat Allah harus menaklukkan diri di hadapan Tuhan dan umat-Nya. Dialah Tuhan yang harus sangat ditakuti.