Melalui Penganiayaan Kejam, Program Penyelamatan Berkembang dari Tahap Pertama ke Tahap Kedua

Pembahasan

ayat 1. Martir pertama telah mengurbankan darahnya. Hal ini sekaligus merupakan titik awal penganiayaan kejam terhadap jemaat di Yerusalem. Ayat ini mengungkapkan dengan jelas terjadinya operasi besar-besaran: mereka semua tersebar. Jemaat yang tersisa hanya tinggal sedikit sekali karena mereka diusir dari Yerusalem. Dengan demikian, orang Yahudi di bawah pimpinan Mahkamah Agama mengakhiri pemberitaan Injil di kota Yerusalem.

Urat nadi kehidupan diputus dan itu berarti maut bagi kota itu.

Para anggota jemaat tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Inilah dua nama yang disebut dalam rancangan Yesus, sesudah Yerusalem (1:8). Cara para saksi memulai tahap kedua program kerja Yesus itu sama sekali tidak membangkitkan perasaan yang megah dan pasti tidak menarik minat orang-orang luar. Bukankah penganiayaan biasanya memecah kan suatu persekutuan dan melumpuhkan kekuatan manusia?

Kecuali rasul-rasul. Mengapa mereka dikecualikan? Alasan mereka tidak diusir, sulit dipastikan. Tetapi boleh dikatakan bahwa kenyataan mereka tetap tinggal di sarang singa (di Yerusa lem) bersama sisa-sisa jemaat yang telah tercerai-berai, memerlukan kesetiaan dan keberanian.

ayat 2-3. Orang-orang saleh (entah dari jemaat atau dari kalangan Yahudi) melakukan penguburan secara terhormat kepada Ste fanus. Untuk itu pun diperlukan keberanian karena pada umumnya orang yang mati karena dirajam tidak mendapat penguburan seperti biasanya. Tindakan ini dapat dikatakan berani mengingat segala kegiatan Saulus, ”orang muda” itu, yang ternyata menjadi pemrakarsa kampanye besar-besaran melawan jemaat. Saulus bekerja dengan sangat giat (membinasakan jemaat). Ia melancarkan razia dan menggeledah rumah yang dicurigainya. Ia tidak pandang bulu (laki-laki dan perempuan, yg disebut terakhir tidak mendapat perkecualian), dan memerintahkan agar mereka dikurung di penjara (tidak dijelaskan mengenai kelanjutannya, tentang apa yg terjadi dng para tahanan setelah itu, bnd 26:10, mereka dihukum mati).

ayat 4-5. Tetapi mereka yang diusir dari rumah dan halaman mereka tidak panik karena kehilangan pegangan. Sebab rumah dan tempat perlindungan mereka ialah Injil (sama dng Yesus Kristus). Hal itu juga mereka perdengarkan di mana pun mereka bertemu dengan saudara-saudara sebangsa. Kabar baik harus diwartakan.

Demikianlah Tuhan berkenan menunjukkan kuasa-Nya. Kuasa-Nya menjadi genap dalam kelemahan anggota-anggota tubuh-Nya. Tuhan membalikkan serangan musuh yang menghancurkan menjadi serbuan yang gemilang ke daerah-daerah lain. Hanya Dia yang dapat melakukan itu.

Sesudah tinjauan umum ini, penulis menampilkan salah seorang dari para saksi, yakni Filipus, pelayan yang disebut dalam 6:5 sebagai yang kedua (pelayan yg pertama sekarang hidup di istana Allah). Filipus ini pergi ke suatu kota di Samaria! Mungkin yang dimaksud kan bukan kota dengan nama itu (Samaria atau Sebaste),

background image

melainkan Sikhem, pusat ibadah bangsa Samaria. Meskipun para penduduk daerah Samaria yang dimaksud di sini adalah nama daerah (bnd Yoh 4:5) dianggap rendah oleh orang Yahudi (Yoh 4:9), tetapi mereka agak dekat dengan bangsa Yahudi karena berpegang teguh pada tanda sunat dan pada kelima kitab Musa. Filipus memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ, yang begitu mereka rindukan (bnd Yoh 4:25).

Peta daerah Samaria (Simon Jenkins, Peta Alkitab, hlm 104, YKBK Jakarta).

ayat 6-8. Dengan sepenuh hati para penduduk kota menerima pemberi taan Filipus, karena mereka juga melihat tanda-tanda yang menggarisbawahi Injil, yang memperlihatkan pemulih an kehidupan oleh Yesus Kristus. Roh-roh jahat (kuasa Iblis) terpaksa menyingkir walaupun mereka melawan (berseru dengan suara keras).

Orang lumpuh dan orang timpang dapat berjalan dan hidup lagi bagi Allah. Kabar baik dengan kuasanya yang membarui menghasil kan sukacita besar dalam Tuhan.

ayat 9-11. Injil mendapat banyak perlawanan dalam perjalanan-nya. Di kalangan penduduk Samaria, perlawanan itu datang dalam pribadi Simon, si tukang sihir, dengan kekuatan sihirnya. Sebelum Injil diberitakan, seluruh bangsa menuruti kata-kata orang ini. Ia mempunyai nama; nama yang ia berikan kepada dirinya sendiri (jadi tidak diterima dari Allah). Ia mengaku dirinya orang penting:

sang Mesias. Para pengikutnya, baik yang besar maupun yang kecil jelas, Simon dapat melakukan sesuatu! mengaminkan hal itu dan memuji nya sebagai kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar (jadi tidak ada yg dapat dibandingkan dng dia). Pengaruh Simon bukan baru terasa hari ini atau kemarin. Sudah lama ia menguasai para penduduk wilayah itu.

ayat 12-13. Tetapi kekuatan Injil mengungguli kekuatan sihir Simon. Kerajaan Allah menerobos dan untuk menghadapinya kerajaan Iblis harus menyingkir. Bintang Simon pudar oleh cahaya matahari kebenaran Yesus Kristus. Laki-laki dan perempuan menjadi percaya. Para perempuan juga tampil ke depan dalam Injil Yesus Kristus. Mereka dipanggil bersama-sama dengan para laki-laki. Sungguh ajaib, mengingat situasi di dunia Timur pada zaman itu. Mereka menggabungkan diri dengan persekutuan Kristus. Simon juga di terima sebagai anggota. Ia menjadi percaya (sepanjang manusia dapat menilainya). Orang yang membuat takjub banyak orang kini menjadi takjub sendiri ketika ia melihat pekerjaan Mesias Yesus yang melebihi segala sesuatu.

ayat 14-17. Semua yang terjadi mendapat perhatian besar dari para rasul. Bukan kah mereka yang sebetulnya menerima perintah untuk menyebarkan Injil dan juga untuk memelihara jemaat? Oleh sebab itu, datanglah dua orang utusan dari para rasul (dua orang terkenal, bnd Gal 2:9) dan mereka menindaklanjuti pekerjaan yang telah dilakukan Filipus dengan berdoa memo hon (karunia-karunia) Roh Kudus. Setelah itu, kekayaan yang telah diterima jemaat Yerusalem pada Hari Pentakosta (Kis 2), kini atas doa para rasul juga dibagi-bagikan kepada orang-orang tahap ke dua (1:8). Dengan demikian orang yang sebelumnya dianggap dan diperlakukan sebagai musuh, sekarang menjadi kekasih dalam Kristus. Kesimpulannya, Tuhan yang sama di surga memu lai tahap kedua melalui Roh yang sama. Penumpangan tangan yang terjadi merupakan isyarat yang khidmat yang menunjukkan bahwa semua orang percaya merupakan kediaman dan sarana Roh Kudus.

ayat 18-19. Kita beranggapan bahwa Simon telah melihat (ia melihat), bagaimana orang-orang yang percaya dipersiapkan oleh Roh Kudus untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah dalam Kristus. Dengan demikian, mereka dilibatkan dalam pembangunan jemaat dan kedatangan Kerajaan Allah. Di mata tukang sihir, penumpangan tangan yang ia sendiri juga sudah terima merupa-kan isyarat magis. Karena ia masih dicengkeram dalam kerangka berpikir yang lama, ia berpikir dapat mempergunakan kuasa yang dicarinya dalam penumpangan itu untuk melaksanakan rencananya sendiri. Dan uang adalah sarana jitu untuk mencapai apa pun yang dikehendaki orang. Tetapi dalam Kerajaan Allah, uang tidak mempunyai peran yang menentukan. Uang adalah sarana pembantu, bukan sarana untuk menguasai (bnd 3:6). Berkaitan dengan peristiwa ini, timbul lah kata ”simoni”.60

ayat 20-23. Jemaat, yang di dalamnya hati para anggotanya dikuasai oleh kerakusan terhadap uang (bnd 1Tim 6:10) atau kuasa, bukannya oleh iman dan doa, pasti akan mati. Oleh karena itu, Rasul Petrus dengan jelas menghakimi Simon yang mengubah karya Allah menjadi urusan Mammon. Bukan uang melainkan iman yang memberi bagian dalam kerajaan yang akan datang. Sesudah penolakan ini, Simon juga diberi nasihat untuk bertobat. Ini benar-benar Injil. Ia harus mengubah pikirannya secara radikal, membalik cara berpikir, dan berseru kepada Tuhan (Yesus Mesias) untuk memohon rahmat-Nya. Hati Simon menyerupai empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. Hal ini menggam barkan sifat dosa yang membuat kehidupan menjadi asam dan basi, yang menjebak dan mencekik kehidupan manusia.

ayat 24-25. Alih-alih berdoa sendiri (seperti yg diperintahkan Petrus), Simon minta agar Petrus menaikkan doa untuknya. Dalam hal ini, yang dipentingkan Simon hanyalah agar ia luput dari hukuman. Ia tidak menaikkan doa memohon rahmat dan peng-ampunan (seperti yg dianjurkan oleh Petrus). Mungkin jawaban Simon kedengarannya saleh, tetapi sebetulnya tidak demikian, mengingat apa yang dikatakan Petrus kepadanya.

Kemudian selama beberapa waktu kedua rasul itu bersaksi (istilah pengadilan) mengenai Yesus dengan penuh ketekunan dan memberitakan firman Tuhan. Setelah itu mereka kembali ke Yeru-salem. Pada perjalanan pulang itu, mereka melakukan kunjungan penginjilan yang luas ke banyak desa di Samaria. Yang disapa di sini orang-orang bersunat yang berpegang pada kelima kitab Musa.

Ringkasan

Saulus melancarkan razia be sarbesaran di Yerusalem. Sebagai akibat penganiayaan itu, Injil diusir ke luar kota. Tetapi Tuhan memakai penganiayaan itu menjadi permulaan tahap kedua program kerja-Nya dan menjadi serbuan ke wilayah Samaria. Filipus memberitakan Mesias yang telah datang dan yang memperbarui kehidupan. Banyak tanda yang menggarisbawahi hal itu. Banyak orang yang mendengarkan pemberitaan itu termasuk Simon, si tukang sihir, yang sebelum itu memperkenalkan diri sebagai kuasa Allah yang besar. Datanglah rasul-rasul dari Yerusalem. Mereka melihat pekerjaan Filipus dan menindaklanjuti dengan berdoa meminta (karunia-karunia) Roh Kudus dalam tahap yang baru. Ketika Simon melihat apa yang terjadi lewat penumpangan tangan, ia ingin memberi uang agar ia juga memiliki kuasa itu. Tetapi uang tidak dapat mengusir iman dan doa dari tempatnya.

Fungsi uang tidak boleh berubah dari sarana pembantu menjadi sarana penguasaan. Simon ditegur dengan keras dan disuruh bertobat. Tetapi jawabannya tidak menunjukkan penyesalan yang murni. Kedua rasul kembali ke Yerusalem dan memberitakan Injil di banyak desa.

Wacana

1. Mengapa para rasul dikecualikan dari penganiayaan yang disebut dalam Kis 8:1?
2. Dalam sejarah gereja, Simon, si tukang sihir, dikenal sebagai Simon Magus. Apa yang diceritakan selanjutnya oleh sejarah gereja mengenai orang itu?
3. Bagaimana dapat digambarkan dengan konkret bahwa orang Samaria, menurut Kis 8:15, boleh menerima Roh Kudus? Pemberian mana yang dimaksudkan? Atau, apakah mungkin dapat dibicarakan mengenai berbagai karunia?
4. Bolehkah orang Yahudi melaksanakan hukuman mati berupa perajaman? Dalam rangka ini sering kali merujuk kepada Yoh 18:31. Betulkah itu?
5. Calvin mengatakan dalam tafsirannya bahwa bila kemarahan musuh tidak begitu dahsyat dan api pengania yaan tidak menjalar begitu luas, kita tahu bahwa Tuhan merasa iba dengan kelemahan kita (dl tafsiran nya pada Kis 8:1).

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih