Seorang Kebiri Digabungkan kepada Umat Allah dan Seorang Penganiaya Kejam Menjadi Rasul Setia

Pembahasan

ayat 26. Seorang malaikat Tuhan dikirim sebagai utusan untuk melakukan tugas mulia, demi keselamatan seorang sida-sida (bnd Ibr 1:14). Hal ini menunjukkan perhatian-Nya yang penuh kasih, tanpa diketahui sedikit pun oleh sida-sida itu. Filipus, yang menjabat diaken (Kis 6:5) dan pemberita Injil (8:5, dst; 21:8), diperin-tahkan untuk cepat-cepat berkemas dan berangkat menuruti jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza. Mungkin terdapat be berapa jalan. Sida-sida itu memilih jalan yang sunyi, barangkali karena ia punya rencana hendak mempelajari Alkitab. Filipus pun menaati perintah itu.

ayat 27. Dan lihat,61 adalah seorang Etiopia, negara yang kini disebut Sudan. Ia pembesar Sri Kandake. Mungkin ini gelar ratu (atau ibu dari raja), tokoh yang sebenarnya berkuasa di negara itu. Pengelolaan perbenda ha raan dipercayakan sepenuhnya kepadanya. Selain itu, tertulis dalam ayat ini bahwa ia seorang sida-sida (TB-2: pejabat istana), orang kasim, orang yang dikebiri, yang buah pelirnya sengaja diambil. Maksudnya adalah untuk menghilangkan kemam-puan memberi keturunan. Tindakan ini sering dilakukan padalaki-laki yang bertugas dalam istana raja di Timur yang mempunyai banyak selir. Yang dibicara kan di sini adalah sida-sida yang meng-abdi kepada seorang ratu.

Menurut Ul 23:1, seseorang yang dikebiri tidak boleh ”masuk jemaah Tuhan”. Dalam nas itu, Allah melarang tindakan apa pun yang menodai alat kelamin, demi ke senangan seorang raja di Timur, sebab semua anggota tubuh (juga yg telah disebut) harus berguna bagi kelanjutan pekerjaan Allah menuju ke kelahiran Yesus Kristus.

Orang Etiopia ini telah pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Jadi, ia mengenal Tuhan. Hal ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa juga di Mesir dan lebih jauh lagi ke Selatan, di negara yang seka-rang bernama Sudan, terdapat kelompok-kelom pok orang Yahudi. Mungkin melalui kontak dengan kaum Yahudi dan dengan jalan membaca kitab-kitab mereka (seorang menteri keuangan biasanya bepergian ke mana-mana), orang ini belajar menghormati Allah Israel. Jadi, ia seorang yang ”takut akan Allah”, yang merasa tertarik kepada umat Allah, tetapi yang tidak menggabungkan diri kepadanya62 (karena dila rang, bnd Ul 23:1).

ayat 28-29. Dalam perjalanan pulang ke negaranya, ia mengambil gulungan Kitab Yesaya. Orang ini rupanya mampu membeli gulungan (yg mahal); tidak semua orang semujur itu. Bahwa ia justru membeli gulungan Yesaya, mungkin sekali berhubung dengan kata-kata indah yang terdapat dalam Yes 56:3-5 tentang adanya masa depan untuk orang-orang kebiri. Sida-sida itu membaca Kitab Yesaya dengan penuh gairah. Meskipun di Yerusalem ia harus berdiri demi jarak yang jauh dan tidak boleh berkumpul bersama umat, tetapi ia tidak berpaling dari Allah Israel.

Filipus mendapat perintah kedua. Sekarang ia harus mendekati kereta sida-sida itu.

ayat 30-31. Filipus berjalan dengan cepat dan ketika ia sampai di sam ping kereta itu, didengarnya sida-sida itu membaca dengan keras.63 Filipus langsung mengenali firman Allah, dan bertanya (dl naskah asli, Lukas menggunakan permainan kata), ”Menger tikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Tanpa bantuan seorang perintis jalan yang penuh dengan Roh Kudus, Sang Pengarang Kitab Suci,sida-sida itu tidak melihat jalan dalam Kitab Suci. Maka ia mengajak Filipus duduk di sampingnya.

ayat 32-33. Gulungan kitab itu terbuka pada Yes 53:7-8. Tetapi sida-sida itu belum menge tahui tentang siapa nabi berbi cara. Gambaran mengenai domba yang dibawa ke pemban taian atau anak domba di tangan penggunting bulu sangat menge sankan karena memperlihatkan sifat tidak melawan dengan per buatan bahkan dengan perkataan, misalnya untuk menyakiti hati orang.

Dibandingkan dengan Yes 53:8a, ayat 33 menimbulkan bebe-ra pa kesulitan. Dalam kehinaan-Nya, keadilan tidak diberikan kepada- Nya. Dia begitu dihina hingga kepada-Nya tidak diberikan vonis yang adil dalam proses yang jujur. Siapa yang akan menceritakan asal usul-Nya, atau dengan kata lain, mencerita kan silsilah-Nya?

Siapa yang dapat menceritakan sesuatu tentang keturunan-Nya?

Siapa mereka, keturunan rohani-Nya, dan berapa jumlahnya? Sulit untuk menjawab dengan saksama karena nyawa hamba Tuhan diambil dari bumi.

ayat 34-35. Pertanyaan mengenai siapa hamba Tuhan yang menderita ini, dijawab Filipus dengan menyebut nama Yesus (artinya, ”Tuhan menyelamatkan”). Filipus membawa kabar baik. Ia mulai dengan Yes 53, kemudian melanjutkan penjelasannya tentang gulungan Kitab Yesaya, yaitu tentang nubuat mengenai buah-buah pekerjaan hamba yang menderita, antara lain dalam Yes 56:3-5. Tuhan berfirman bahwa kepada orang-orang kebiri ”akan Kuberikan dalam rumah-Ku, dan dalam lingkungantembok-tembok kediaman-Ku suatu tanda peringatan dan nama yang lebih baik daripada anak-anak lelaki dan perem puan!”

ayat 36-38. Ketika orang yang semula di Yerusalem harus tinggal jauh dari jemaat Allah, mendengar bahwa ia mendapat tempat di dalam kediaman Allah, ia juga ingin menerima tanda bahwa ia digabungkan kepada keluarga Bapa. Dan setelah ia menyatakan kepercayaan nya kepada Anak Allah, Juruselamat dan Mesias, ia menerima tanda baptisan, yaitu dengan turun ke dalam air (dibenamkan), supaya dengan demikian ia dibersihkan oleh darah dan Roh Kristus (bnd Rm 6:3-4).

Sebenarnya tidak pasti apakah ayat 37 sejak semula menja-di bagian dari Kitab Kisah Para Rasul atau ditambahkan di kemudian hari. Bagaimanapun, kalimat ini sudah ada pada zaman Irenaeus.

ayat 39-40. Setelah mukjizat menjadi kenyataan, dan sida-sida itu digabungkan kepada umat Allah, maka tugas Filipus yang berkait-an dengan orang Etiopia itu selesai. Roh Kudus memindahkannya ke wilayah pekerjaan lain (mengenai pemindahan itu, bnd mis 1Raj 18:12; 2Raj 2:16). Tetapi, sida-sida itu sudah begitu diperkaya sehingga ia tidak memikir kan ketiadaan Filipus. Firman dan sakramen telah bekerja dan berhasil di dalam dirinya. Ia menikmati kegembiraan dalam Tuhan sebagai salah satu buah Roh yang indah (Gal 5:22).

Sementara itu, Filipus sudah mulai bekerja mengarah ke wila-yah utara, yakni di kota Asdod, tempat banyak orang Yahudi bermukim. Demikianlah ia menyusuri daerah pantai menuju ke Kaisarea, sambil memberitakan Injil di semua kota dan desa yang disinggahinya (seperti mis Yamnia, Lida, dan Yope; mengenai dua tempat terakhir itu lih 9:32, 36 [lih peta di hlm 115]).

Kis. ayat 1-2. Menurut 8:1 dan 3, Saulus adalah pemrakarsa kampanye besar-besaran pembantaian murid-murid Yesus. Yeru-sa lem telah dibersihkannya, tetapi amukan binatang buas ini sama sekali belum mereda dan rasa hausnya akan darah pengikut-pengikut Yesus (ia mengancam dan membunuh) belum terpuas-kan. Saulus menghadap Imam Besar, tokoh yang kedudukannya paling tinggi dan yang berkuasa atas seluruh masyarakat Yahudi, kemudian ia minta surat-surat kuasa (bnd 9:14) untuk melanjutkan pembasmian itu di kota Damsyik, tempat yang dihuni banyak sekali orang Yahudi. Dengan semangat berkobar-kobar dan tanpa pandang bulu (juga terhadap perempuan), ia bertekad menyeret orang-orang itu sebagai tahanan ke Yerusalem, yaitu mereka yang mengikuti Jalan Tuhan. Mengikuti Yesus, berarti memilih dan menempuh jalan lain serta menjalani hidup yang berbeda.

ayat 3-4. Tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ke jadi an itu tidak dapat dilawan. Cahaya itu jatuh ke atasnya dan menguasainya. Cahaya itu merebahkannya ke tanah dan mengurungnya. Bagaimana mungkin kuasa yang begitu besar itu dilawan? Bukan kah itu cahaya dari kediaman Tuhan yang Mahamulia? Kemudian Tuhan berbicara kepada Saulus secara pribadi, ”Saulus, Saulus.” Jadi Dia tahu benar siapa Saulus.

Mengapakah engkau menganiaya Aku?

Dengan sangat tepat Yesus mengungkapkan keadaan yang sebenarnya, yaitu bahwa Saulus menganiaya Yesus sendiri. Aku, artinya Yesus menganggap diri-Nya sama dengan jemaat-Nya.

ayat 5-6. Sampai saat itu, Saulus selalu mengira bahwa ia sangat berjasa kepada Allah dengan melancarkan kampanye anti-Yesus. Tetapi sekarang ia diberitahu bahwa ia langsung berurusan dengan Tuhan yang Mahamulia, karena telah melawan-Nya. Atas pertanyaannya, ”Siapa Engkau, Tuhan?”64 Saulus mendapat jawaban yang merobek-robek dan menjungkir balikkan alam pikir an nya. Tuhan itu adalah Yesus. Tak mungkin disangkal lagi, seperti yang terjadi di masa lalu (bnd Mat 28:11-15). Karena serangan balasan yang kini terjadi dari surga sendiri; habislah riwayat musuh buas di bumi. Ia tidak dapat menemukan kata sanggahan lagi. Pada prinsipnya, vonis sudah dijatuhkan dan saat terakhirnya sudah tiba. Tetapi ajaib sekali, ia diselamatkan dan menerima perintah untuk bangkit berdiri dan memasuki kota, lalu menunggu instruksi-instruksi baru yang pasti berbeda dengan yang diba wanya dari Yerusalem.

ayat 7-9. Teman-teman seperjalanannya termangu-mangu. Mere-ka memang mendengar suara itu, namun tidak mengerti dan mendengar dengan jelas apa yang dikatakan. Mereka juga melihat cahaya, tetapi tidak melihat Dia yang dikelilingi cahaya itu (bnd 22:6-10; 26:13-14). Saulus, yang berangkat ke Damsyik sebagai pemimpin ekspedisi, kini dibimbing masuk ke kota sebagai orang yang sama sekali tidak berdaya. Sehabis penampakan surgawi itu, mata Saulus diliputi kegelapan selama tiga hari. Apa yang terakhir dilihatnya, terus-menerus memenuhi pikirannya dan ia memusatkan segala perhatiannya pada hal itu. Bahkan, makanan dan minuman pun tidak disentuhnya.

ayat 10-14. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias (nama itu berarti: Tuhan menaruh iba dan menunjukkan rahmat-Nya). Ananias disapa Tuhan lewat peng lihatan. Murid ini langsung menyatakan dirinya bersedia (”Ini aku, Tuhan!”). Tetapi, ketika ia mendengar apa yang harus dilakukannya, ia mengajukan keberatan-keberatan. Sebab ia mendapat perintah untuk mencari Saulus, si penganiaya kejam itu. Selain itu, Ananias diberitahu bahwa Saulus ini sedang berdoa. Ia berdoa tanpa henti. Meski-pun dalam masa tiga hari itu tidak ada cahaya di dalam matanya dan dijalani tanpa makan dan minum, tetapi masa itu bukanhari-hari yang kosong bagi Saulus. Apalagi Tuhan telah memberitahu Saulus bahwa melalui Ananias ia akan dapat melihat lagi. Ananias mengajukan keberatan-keberatan dan menyebutkan kegiatan-kegiatan Saulus di Yerusalem dan rencana kegiatannya di Damsyik. Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan kepada orang-orang kudus, demikianlah dahulu sebutan untuk orang-orang Israel, tetapi sekarang sebutan itu diberikan kepada anggota-anggota Kristus (bnd Kel 19:6). Kegiatan-kegiatan itu melawan semua orang yang menyerukan nama Tuhan, dan yang berseru minta tolong (bnd Mzm 124:8; Rm 10:13), dan yang memuji Allah serta melayani-Nya (bnd Kej 4:26).

ayat 15-16. Ananias mendapat jawaban Ilahi. Isinya jauh melam-paui akalnya. Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku. Alat yang terpilih. Seandainya kita yang harus mencari orang untuk dijadi kan alat bagi Tuhan, pastilah orang ini akan kita sebut paling akhir. Tetapi, seperti pembuat bejana yang mahir, begitulah Tuhan mengubah seorang penganiaya menjadi pemberita Injil, yakni menjadi alat untuk memberitakan nama-Ku dan menyebarkannya dengan sekuat tenaga. Tugas itu akan dilakukan alat ini untuk tiga kelompok, yaitu:

1. bangsa-bangsa lain tugas utama yang akan paling menyita tenaga Saulus (bnd Kis 13–21);
2. raja-raja orang-orang seperti Feliks, Festus, Agripa, dan Kaisar (bnd Kis 24–26);
3. orang-orang Israel dalam rencana kerja bagi Saulus, mereka tidak dilupakan. Dalam semua perjalanan pemberitaan Injil, mereka yang akan selalu dikunjungi pertama kali. Lihat juga konfrontasi dengan orang Yahudi dalam Kis 22, 23, dan 28:17-29.

Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya. Akan Kuperlihatkan kepadanya sewaktu melakukan tugasnya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung. Menurut pemikiran manu sia, penderitaan benar-benar tidak diperlukan dalam tugas seberat itu karena penderitaan akan mengganggu dan menggagalkan peker jaan. Tetapi penderitaan sewaktu melakukan pekerjaan Tuhan justru menunjukkan betapa pentingnya pekerjaan itu. Penderi taan juga memperlihat kan bahwa yang harus melaksanakan pekerjaan Tuhan ialah kekuatan dan rahmat-Nya, bukan kekuatan kita. Oleh sebab itu, penderitaan itu layak ditanggung (bnd 2Kor 11:22-23).

ayat 17-19a. Ananias pergi menemui Saulus dan menumpangkan tangannya ke atas Saulus. Penumpangan tangan dalam hal ini merupakan isyarat yang menandai penyembuhan Saulus dari kebutaannya (bnd Mrk 16:18), juga menandai pemenuhan Saulus dengan Roh Kudus (bnd Kis 8:17). Kata-kata yang diucapkan Ananias, ”Saulus, saudaraku. Ucapan ini menunjukkan bahwa ia telah mengalahkan keberatan yang diajukannya sebelumnya. Dia yang telah menampakkan diri kepada Saulus, kini mengutus Ananias untuk mendatangi Saulus, yaitu Tuhan yang berkuasa atas mereka berdua. Sesudah itu, Saulus mendapatkan kembali penglihatannya dan ia juga menerima Roh Kudus.65 Dia yang telah membuta-kan mata Saulus dengan cahaya yang menyilaukan, sekarang mengembalikan cahaya dalam matanya. Setelah berpuasa selama beberapa hari Paulus kembali makan dan minum agar tubuhnya kuat dan sehat untuk melanjutkan pekerjaannya (bnd 9:20).

Ringkasan

Pada awal Kis 8, Filipus bekerja di tengah-tengah orang Samaria. Kini menjadi jelas bahwa tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan setengah Yahudi.66

Dalam peristiwa dengan orang Etiopia itu menjadi jelas bahwa kini lenyaplah perbedaan antara orang bersunat dan orang kebiri yang takut akan Allah, yang pernah dilarang masuk ke dalam umat Allah. Juga orang yang dikebiri (Ul 23:1) diterima sebagai anggota jemaat Tuhan lewat baptisan (Yes 56:3-5).

Sebelum pekerjaan Tuhan terhadap bangsa-bangsa lain dimu-lai, Tuhan yang hidup melakukan persiapan dengan merebut dari kubu lawan (Iblis) si pemrakarsa tangguh untuk menjadi alat-Nya yang terpilih. Melalui Ananias, program Tuhan diberikan kepada Saulus. Ia harus memberi kesaksian kepada bangsa-bangsa lain, raja-raja, dan anak-anak Israel. Jadi dalam pro gram ini (ay 15) terbaca secara ringkas apa yang dapat kita nantikan dalam pasal-pasal Kitab Kisah Para Rasul selanjutnya. Program tersebut akan dilaksanakan manusia dalam kelemahannya. Sungguh berat untuk memasuki dunia dengan membawa (memikul) nama Tuhan karena disertai oleh banyak penderitaan. Oleh sebab itu, pekerjaan tersebut hanya dapat dilaksanakan dengan kekuatan dan rahmat dari Tuhan (yg Dia berikan lebih dari cukup).

Inilah pekerjaan Tuhan yang hidup, yang sekaligus adalah Allah. Kita tidak dapat memahami Dia dalam hal pemilihanorang-orang-Nya (Saulus) dan metode kerja-Nya (melalui penderitaan). Mengenai pertobatan Saulus, bandingkan 22:6-16; 26:12-18; Gal 1:12-17.

Wacana

1. Adakah perbedaan antara Yes 53:7-8 dan Kis 8:32-33? Bagaimana penjelasannya?
2. Apa yang diajarkan kepada kita oleh peristiwa sida-sida yang digabungkan ke dalam jemaat?
3. Bagaimana pendapat Paulus sendiri tentang penampakan Tuhan yang hidup pada perjalanannya ke Damsyik? Lihat 1Kor 15:8. Apakah penampakan itu hanya mempunyai arti bagi dirinya sendiri?
4. Adakah perbedaan dalam penggambaran Kis 9:7; 22:9; dan 26:13 mengingat apa yang telah dilihat dan didengar Saulus, dan apa yang dilihat dan didengar teman-teman seperjalanannya?
5. Apa yang diajarkan kepada kita melalui kisah Saulus yang di-li batkan dalam pekerjaan Tuhan?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH