ayat 1. Sungguh merupakan mukjizat besar bahwa firman Allah diberitakan di rumah seorang yang tidak bersunat di Kaisarea dan bahwa di rumah itu, orang-orang bukan Yahudi juga menerima firman Allah. Oleh sebab itu, dapat dimengerti bila berita tentang peristiwa yang belum pernah terjadi itu cepat tersebar di seluruh negeri Yahudi. Rasul-rasul disebut pertama karena mereka mendapat perintah dari Yesus yang mencakup seluruh dunia (1:8).
ayat 2-3. Setelah Petrus kembali ke Yerusalem untuk memberi laporan, anggota-anggota jemaat yang tidak menyetujui tindakan Petrus ramai-ramai menentangnya. Mereka berasal dari golongan yang bersunat. Sebetulnya semua anggota jemaat berasal dari golongan bersunat. Oleh karena itu yang dimaksudkan di sini pastilah kelompok tertentu yang tetap bersikeras bahwa sunat adalah satu-satunya jalan bagi orang untuk dapat bergabung dengan umat Allah (artinya, baptisan saja belum cukup). Mungkin anggota-ang gota ini sama dengan mereka yang memperdengarkan kembali suaranya dalam Kis 15.
Pokok perselisihan mereka ialah tidak boleh ada per gaulan dalam rumah, bahkan makan bersama dengan orang-orang yang tidak bersunat.76 Pertentangan itu begitu sengit. Mereka berbicara tentang Kornelius dan seisi rumahnya seakan-akan mereka adalah orang luar (yg tidak bersunat). Padahal, mereka telah bertobat dan melalui baptisan digabungkan ke dalam umat Allah.
ayat 4. Tanggapan Petrus tidak sesengit tanggapan mereka yang menentangnya. Pada mulanya ia juga sangat menentang peneri-maan orang-orang bukan Yahudi (surga terbuka sampai tiga kali dan sampai tiga kali pula Tuhan memberi perintah dng jelas, tetapi Petrus tidak mau mengindahkannya). Petrus menyebutkan semua fakta dalam urut-urutan yang rapi dan membiarkan fakta-fakta itu berbicara sendiri. Dan itu cara terbaik untuk berargumentasi karena semua fakta di sekitar Kornelius dari awal sam pai akhir berbicara mengenai perintah-perintah Tuhan dan bim bingan Tuhan. Bukankah Petrus menerima penglihatan dengan perintah yang jelas dari Tuhan? Begitu juga dengan Kornelius. Dan sebelum Petrus selesai berbicara, Roh Kudus sendiri yang memilih saat-Nya untuk turun ke atas orang-orang bukan Yahudi yang sedang mendengarkan itu.
Kemudian menyusul laporan ringkas Petrus tentang apa yang telah dikisahkan dalam 10:9-48.
ayat 5-10. Bandingkan 10:9-16. Unsur yang baru ialah kain lebar itu diturunkan sampai di depan Petrus. Jadi, bukan di kejauhan hingga tidak terjangkau, melainkan dapat diraba dengan tangannya. Petrus juga tidak sedang bermimpi tetapi ia menatapnya untuk memeriksa dengan teliti. Matanya menyerap semua dengan baik, tetapi mulutnya menolaknya. Tiga kali kain lebar itu datang bersama dengan perintah itu. Dalam Yoh 21, perintah untuk menggembalakan domba-domba juga diucapkan sampai tiga kali.
ayat 11-14. Keenam saudara ini pun menyertai aku sebagai saksi-saksi terpilih. Pasti mereka juga hadir ketika Petrus melapor di Yerusalem, yaitu untuk mengukuhkan penjelasannya.
Petrus datang kepada Kornelius membawa berita yang olehnya dia bersama seluruh rumah nya akan diselamatkan. Jadi, berita itu merupakan kata-kata kehidupan. Ini menggambarkan betapa sulitnya keadaan di rumah Kornelius. Hanya Injil Yesus Kristus yang menyela matkan. Yang mencolok dalam laporan Petrus ialah dia tidak menyinggung kesaksian hebat para utusan mengenai Kornelius, tuan mereka. Bahkan nama Kornelius pun tidak disebutnya. Agaknya hal yang menen tukan ialah Roh Kristus juga datang berdiam dalam orang-orang bukan Yahudi.
ayat 15-16. Khotbah Petrus di rumah Kornelius tidak disinggung lagi di sini. Semua perhatian harus ditujukan pada campur tangan Allah secara langsung. Roh Kudus juga menjadikan orang-orang bukan Yahudi sebagai kediaman dan bait-Nya, sama seperti yang dahulu dilakukan-Nya pada kita, tutur Petrus. Orang-orang bukan Yahudi itu ditempatkan oleh Roh pada tingkat yang sama tinggi di samping orang-orang Yahudi.
Pada peristiwa turunnya Roh Kudus ini, Petrus memikirkan kembali perkataan Yesus yang disebut dalam 1:5, yakni mengenai baptisan Yesus yang sangat padat artinya. Yohanes Pembaptis, pendahulu Yesus, mencelupkan para muridnya di dalam air. Yesus melangkah lebih jauh lagi dan mencurahkan Roh kepada para anggota-Nya.
Apa yang pernah Dia janjikan dan karuniakan kepada para murid-Nya, kini dibagi-bagikan-Nya juga kepada orang-orang bukan Yahudi. Dengan janji-janji-Nya (1:5) dan pemenuhanNya
(11:15) itu Dia menunjukkan arah yang menuju ke ujung-ujung bumi.
ayat 17-18. Jika Allah menerima orang-orang bukan Yahudi, bolehkah kita mencegah mereka? Yang menentukan ialah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Itulah jalan yang dipakai Allah untuk menyalurkan karunia Roh Kudus. Artinya, siapa yang melawan Allah melakukan tindakan bodoh. Oleh sebab itu, para pelawan juga harus menghentikan perlawanannya. Setelah mereka mendengar semua fakta secara cermat dan meyakini adanya campur tangan Allah, mereka berhenti melawan dan menyatakan hormat kepada Allah atas perbuatan-perbuatan-Nya yang mulia. Karena Dia sendiri yang telah turun tangan dengan kuat kua saNya, menuntun keluar orang-orang kafir dari jalan yang buntu, mengubah cara berpikir, dan seluruh sikap mereka, serta mengarahkan mereka menuju ke kehidupan sejati, yaitu kehidupan bersama Allah.
ayat 19. Dengan kata tersebar bagian ini langsung berkaitan dengan 8:4. Yang dibicarakan ialah penganiayaan berat yang dilan-carkan sesudah Stefanus dirajam. Sungguh ajaib melihat bagaimana jemaat-jemaat Kristus dikejar-kejar dan yang telah kehilangan begitu banyak, tetap bersaksi tentang harta terbesar dalam hidup mereka, bukan hanya di sekitar Yerusalem (8:1, yaitu di Yudea dan Samaria), melainkan juga lebih jauh ke arah Utara, di wilayah pantai dengan kota-kota Tirus dan Sidon, juga di pulau Siprus, sampai ke Antiokhia.77 Demikian juga serangan terhadap jemaat Kristus di Yerusalem, Tuhan ubah menjadi ofensif besar menembus batas-batas Palestina. Kuasa Allah menjadi genap dalam kelemahan. Sebagimana Paulus yang mempunyai duri dalam daging nya, ia mendapat jawaban Tuhan, ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu” (bnd 2Kor 12:9).
Simon Jenkins, Peta Alkitab, halaman 105, YKBK Jakarta.
Para murid yang dikejar-kejar tersebut rajin bersaksi. Namun disebut satu catatan kritis terhadap kesaksian mereka, yaitu bahwa mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Perumusan ini pasti menarik perhatian sesudah Kis 10. Lihat juga 11:20. Tampaknya ada pertentangan mencolok hingga dapat disimpul-kan bahwa para saksi dalam ayat 19 memang tahu tentang roboh-nya tembok yang memisahkan orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi (bnd Ef 2:14). Tetapi mereka pasti merasa sangat sulit untuk melakukan peralihan yang sangat besar itu, setelah selama beberapa ribu tahun hanya bangsa mereka yang menikmati kedudukan istimewa.
ayat 20. Di Antiokhia ada beberapa orang yang selain memberitakan Injil kepada kaum Yahudi juga memberitakannya kepada orang-orang Yunani. Artinya, sebagian besar dari mereka tidak melakukan hal itu. Di antara mereka yang melakukannya ada yang berasal dari Kirene di Afrika Utara, daerah yang jauh yang melintasi Libya. Itu bukan hal sepele karena berarti bahwa yang melakukan pemberitaan kepada orang-orang Yunani itu adalah orang-orang Yahudi yang lahir di negeri asing (peran tauan).
Mereka memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan.78 Berita ini sama sekali bertentangan dengan dunia kekaisaran Romawi di mana Kaisar di Roma juga telah memberi gelar kepada dirinya sebagai ”Tuhan”. Tetapi bukan orang yang dengan intrik dan suap menempuh jalan menuju takhta jalan di mana yang berlaku adalah hak siapa yang paling kuat yang layak menyebut dirinya Tuhan. Yang layak mendapat nama itu ialah Dia yang menempuh jalan ketaatan dan yang telah mengurbankan diri-Nya jalan di mana yang berlaku adalah hak kasih. Yesus adalah Dia yang duduk di atas takhta dunia dan yang berkuasa atas segala-galanya.
ayat 21. Meskipun hanya beberapa saksi yang juga menyapa orang-orang bukan Yahudi, tetapi siapa yang disertai oleh tangan kuat dari Tuhan (bnd Mzm 118:16) tentu akan melihat mukjizat, yakni sejumlah besar orang menjadi percaya. Mukjizat ini terwujud melalui beberapa orang saksi saja, apalagi di kota yang sangat duniawi seperti Antiokhia yang mempunyai nama yang sangat buruk (menurut para penulis zaman itu).
ayat 22. Ketika jemaat di Yerusalem mendengar segala mukjizat itu, mereka mengirimkan Barnabas. Bukan para rasul yang disebut di sini. Mereka telah mengambil langkah itu dalam Kis 10. Kini jemaat menunjukkan bahwa mereka telah sungguh-sungguh meneladani para rasul. Jemaat ikut serta, sehingga diutuslah Barnabas. Bukan seorang rasul seperti dalam 8:14, melainkan seseorang yang berasal dari Pulau Siprus (bnd 4:36), yang letaknya berhadapan dengan Antiokhia. Dengan mengirim utusan, jemaat di Yerusalem menunjukkan bahwa pekerjaan di Antiokhia sangat diperhatikan. Jemaat tidak hanya mempedulikan apa yang dilakukan Tuhan di jemaat setempat, tetapi juga pekerjaan-Nya di luar perbatasan diperhati kan dengan penuh kasih. Maksudnya, bukan karena ingin mengatur urusan di tempat lain. Tidak ada pikiran bahwa Yerusalem berjalan di depan dan harus tetap nomor satu. Yang diutamakan ialah kesatuan dalam Tuhan dan kasih akan pekerjaan-Nya di seluruh dunia. Hal ini benar-benar merupakan kesepakatan gerejawi.
ayat 23. Barnabas melihat anugerah Allah. Perumusan ini sangat menarik dan indah. Dalam gereja, yang penting bukan peker jaan manusia, melainkan pekerjaan Allah, yaitu anugerah-Nya. Apa jasa Antiokhia hingga boleh mendengar kesaksian Yesus Kristus?
Dan bagaimana bisa terjadi begitu banyak orang bertobat di sana?
Tentu bukan karena beberapa orang saksi itu. Mereka hanyalah alat. Semua itu terjadi hanya karena campur tangan Allah di kota yang penuh kejahatan itu.
Anugerah Allah membuat Barnabas bersukacita. Anugerah itu ialah sumber sukacita (bnd Flp 4:4). Barnabas tidak hanya datang untuk melihat, tetapi juga untuk membagi-bagikan. Ia menasihati mereka. Dalam bahasa asli Yunani dipakai kata sama yang juga ada dalam nama panggilannya ”anak penghiburan” (4:36). Ingat nama yang terkenal, ”Penghibur” (Yoh 16:7). Barnabas menasihati mereka supaya mereka semua dengan kesungguhan hati setia kepada Tuhan. Hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya. Manusia mempunyai banyak rencana yang baik tetapi secara cepat dapat mengubah keputusannya, meskipun keputusan itu diambilnya dengan penuh kesadaran. Tak ada yang lebih sering berubah-ubah daripada manusia. Oleh sebab itu, pemberian nasihat itu sungguh pada tempatnya.
ayat 24-25. Barnabas adalah orang yang pandai menghibur dan menasihati karena ia penuh dengan Roh Kudus dan iman (= kekuatan). Roh telah memberikan kepadanya karunia-karunia yang berlimpah, yang sebetulnya tidak dimiliki Barnabas dari diri-nya sendiri. Pengutusannya oleh jemaat di Yerusalem sangat diber kati. Allah berkenan memberi panenan atas pelayanan persekutuan gereja ini, yakni banyak orang dibawa kepada Tuhan. Peker-jaan menjadi begitu banyak, sehingga Barnabas tidak dapat lagi menanganinya sendiri. Ia pergi mencari bantuan, yaitu kepada Saulus yang tinggal di Tarsus.
ayat 26. Bersama-sama dan dengan sehati, mereka melakukan pekerjaan itu selama satu tahun penuh. Dengan giat mereka bekerja secara melebar (banyak orang) dan secara mendalam (berkhotbah dan mengajar). Bahkan perlahan, tetapi pasti menjadi nyata di dunia luar. Siapa mereka sebenarnya? Pada mulanya semua anggota Kristus berasal dari bangsa Yahudi dan mereka dianggap sebagai kelompok yang khusus di antara orang Yahudi, seperti ada banyak kelompok yang lain. Tetapi setelah melalui kesaksian beberapa orang (ay 20) dan melalui pekerjaan Barnabas (ay 24), juga Saulus, banyak orang bukan Yahudi bergabung. Jemaat Kristus kini menjadi terpisah dari kaum Yahudi. Secara khusus nama Kristus (Mesias, Yang diurapi) menjadi mencolok. Meskipun pada mulanya nama ”kristen” dimaksudkan sebagai kata cacian, pada saat ini nama itu dapat kita sandang dengan penuh kebanggaan. Nama ini juga disebut dalam 26:28 dan 1Ptr 4:16. Tentang artinya lihat juga Katekismus Heidelberg, p/j 32.79
ayat 27-28. Ketika Barnabas dan Saulus bekerja di Antio khia, datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. Tidak diketahui apakah mereka diutus atau datang atas kemauan mereka sendiri. Setidaknya merekalah orang-orang yang kaya karunia, yang menyediakan diri bagi jemaat.80 Para nabi mengucapkan firman Allah dan menyatakan kehendak Tuhan dalam situasi tertentu atau untuk hari depan seperti di sini (lih juga Kis 13:1 dan 15:32).
Nabi Agabus (bnd 21:10, dst) mengumumkan bahwa seluruh dunia akan ditimpa kelaparan yang besar. Pengumuman itu dimak-sudkan untuk memperingatkan siapa saja yang mendengarnya. Kemarahan Allah akan terwujud atas dunia yang tidak mengindah-kan Dia dan yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan (ingat juga bangsa Yahudi). Peringatan yang diberikan sebelum kelaparan itu terjadi juga menunjuk pada kesabaran Allah dan para anggota Kristus boleh memakai unsur ini dalam kesaksian mereka di depan manusia (seperti yg dilakukan Paulus dl 14:17, tetapi di sana berhubungan dng makanan yg berlimpah). Di bawah pemerintahan Kaisar Klaudius, semua orang yang telah mendengar nubuat ini dapat menyimpulkan bahwa firman Allah adalah kebenaran (bnd Ul 18:21-22).
ayat 29-30. Menanggapi nubuat itu, para murid di kota Antiokhia yang kaya itu memutuskan untuk melakukan pelayanan diakonia kepada saudara-saudara seiman di Yudea yang mengalami kesulit an, seperti tampak dalam 11:19 dan 12:1 (”kira-kira pada waktu itu”). Mengenai diakonia kepada jemaat di Yerusalem, bandingkan juga 2Kor. dan. serta Gal 2:10. Murid-murid di Antiokhia bersyukur bahwa kemungkinan-kemungkinan (sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing) yang mereka terima dari Tuhan boleh dipakai untuk pekerjaan Kristus di Yudea. Barnabas, pemberian yang mereka terima dari Yerusalem, sekarang mereka utus kembali ke Yerusalem bersama dengan Paulus untuk meng-antar sumbangan besar. Sumbangan ini akan disampaikan kepada pena tuapenatua. Kini para pejabat ini untuk pertama kali disebut dalam Kisah Para Rasul. (Mengenai tempat dan arti mereka bnd 15:4, 6, 22-23; 14:23; 20:17, dan selanjutnya Surat-surat Pastoral, 1Tim 3, 5, dan Tit 1.)
Petrus kembali ke Yerusalem dan memberi laporan, sehingga apa yang tertulis dalam Pasal 10 mengenai kejadian penting di Kaisarea, sekali lagi disebut dengan jelas. Hal yang menentukan ialah dalam seluruh peristiwa itu Allah sendiri yang mengambil prakarsa melalui penglihatan-penglihatan dan pemberian Roh Kudus. Juga oleh kuat kuasa-Nya, Allah menarik para rasul dan jemaat untuk mengikuti-Nya. Pada mulanya mereka sangat sulit menghadapi peralihan yang teramat besar itu. Tetapi fakta-fakta sungguh jelas. Petrus didampingi enam orang saksi untuk mengukuhkan lapor-annya. Yesus sendiri yang telah menempatkan orang-orang bukan Yahudi pada tingkat yang sama tinggi dengan mencurahkan RohNya ke atas mereka. Dan Roh itu adalah karunia besar yang terakhir dari Allah dalam sejarah.
Para rasul dan jemaat diyakinkan oleh laporan Petrus, demi kian juga kelompok yang semula bersikeras bahwa sunat merupakan satu-satunya jalan bagi orang untuk dapat bergabung dengan umat Allah. Akhirnya, Allah dipuji dan dihormati atas mukjizat kehidupan yang dilakukan pada orang-orang yang diliputi kegelapan yang pekat dan maut. Meskipun banyak anggota jemaat yang tersebar masih merasa sangat sulit, tetapi beberapa orang Yahudi yang lahir di perantauan memberitakan Injil juga kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Tindakan mereka ini diberkati Tuhan secara ajaib (ay 21). Berkat itu bahkan berlipat ganda (ay 24), setelah Barnabas dari Yerusalem juga menyerahkan diri kepada pekerjaan di Antiokhia. Sesudah pelayan an dari Yerusalem dalam bentuk kedatangan Barnabas dan beberapa nabi, Antiokhia juga memberi pelayanan ke Yudea, sehubungan dengan nubuat Agabus mengenai kelaparan besar yang akan datang. Melalui nubuat itu, Allah hendak memberi pesan kepada setiap orang yang mendengar nubuat itu dan yang akan mengalami malapetaka itu.