ayat 12-13. Lalu kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem. Setelah disadarkan oleh dua utusan dari surga, para rasul langsung kembali ke tempat mereka. Janganlah mereka terus menatap ke langit, tetapi hendaklah mereka bekerja di bumi! Dengan menaati perintah Tuhan supaya jangan meninggalkan Yerusalem (1:4), mereka menuju benteng musuh, tempat Mahkamah Agama dan Pemerintah Roma berkuasa, yang sekaligus kota Daud, yaitu Yerusalem.
Tempat di mana Tuhan Yesus mulai menempuh jalan ke atas yang tidak dikenal itu adalah Bukit Zaitun. Bukit ini juga ditunjuk atau disebut dalam Yeh. 11:23 dan Za. 14:4. Yang dikatakan dalam ayat-ayat itu, yaitu tentang Tuhan yang pergi ke Bukit Zaitun atau berdiri di sana, mengandung baik penghakiman maupun penghiburan. Kedua aspek tersebut juga dapat diterapkan pada kenaikan Kristus ke surga dari Bukit Zaitun itu, yaitu peng-hakiman bagi Yerusalem yang lama dan anugerah (penyelamatan) bagi Yerusalem yang baru, yaitu jemaat Kristus.
Ruang atas yang mereka tuju adalah tempat yang juga diguna-kan untuk merayakan Perjamuan Paskah terakhir (Luk 22:12). Mungkin ruang itu ada di rumah Maria, ibu Yohanes Markus (Kis 12:12). Mereka yang menyaksikan kepergian Yesus, berkumpul di situ. Petruslah yang pertama-tama disebut, kemudian bukan Andreas, saudaranya, tetapi Yohanes dan Yakobus. Ketiga orang itu disebut sebagai orang-orang yang akrab dan dekat dengan Yesus.
ayat 14. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa. Sebetulnya sulit sekali membuat orang-orang yang begitu saling berbeda menjadi sehati (di antaranya ada mantan pemungut cukai, ada yg berasal dari kaum Zelot, dsb). Satu-satunya hal yang tetap dapat mempersatukan mereka hanyalah perintah Tuhan, Firman-Nya. Dengan taat mereka setiap kali berlutut dan berdoa. Tanpa henti mereka berseru kepada Tuhan dan memohon supaya Bapa memenuhi janji-Nya (Kis 1:4). Mereka terus bertekun karena percaya bahwa Roh Kristus akan da tang sesuai dengan janji Bapa dan atas doa anak-anak-Nya. Ketekunan dalam berdoa ini merupakan persiapan terbaik bagi perayaan Pentakosta.
Dengan beberapa perempuan. Juga bagi mereka ada tempat di tengah-tengah jemaat Perjanjian Baru. Terus-menerus. Kemung-kinan besar para perempuan itu adalah mereka yang telah dibicarakan dalam Luk 8:1-3, yakni Maria yang disebut Magdalena, Yohana istri Khuza, Susana, dan banyak lainnya. Nama mereka disebut sesudah para rasul dan akhirnya Maria, ibu Yesus, dan saudara-saudara Yesus. Urut-urutan itu bukan disebut secara acak, sebab dalam jemaat Kristus semuanya ditempatkan di bawah para pejabat.
Yusuf, suami Maria, tidak disebut. Ada kemungkinan ia telah meninggal. Mengenai saudara-saudara Yesus (Yakobus, Yudas, Simon, dan Yusuf) dapat dibaca dalam Mat 13:55 dan Mrk 6:3. Pada mulanya saudara-saudara-Nya itu kurang bersikap ramah kepada Yesus (Yoh 7:5; Mrk 3:21, 31) dan menjadi penghalang bagi pekerjaan-Nya, tetapi sekarang hati mereka telah dimenangkan bagi Yesus dan itu adalah hasil usaha Yesus sendiri. Hal itu tidak terjadi dengan mudah, terbukti dari penampakan diri Tuhan yang hidup kepada Yakobus (1Kor 15:7).
ayat 15-16. Pada salah satu pertemuan yang terjadi di antara kenaikan Yesus dan Pentakosta, berdirilah Petrus. Ia, juru bicara para rasul, memimpin pertemuan itu yang dihadiri oleh kira-kira 120 orang.8
Petrus tidak mengajukan gagasannya sendiri, tetapi ia membiarkan Kitab Suci berbicara. Berkat pengajaran Yesus khususnya dalam pekan-pekan terakhir se belum kenaikan-Nya, Petrus memperoleh wawasan yang luas dan dalam mengenai Kitab Suci, mengenai mak sud dan penggenapan ayat-ayat Kitab Suci.
Apa yang terjadi dengan Yudas sepenuhnya sesuai rencana Allah. Hal itu dapat dipelajari dari Kitab Suci. Kitab Suci harus digenapi. Pernahkan Firman Allah kembali kepada-Nya dengan siasia (Yes 55:11)? Roh Kudus telah berfirman! Siapa pun tidak perlu bertanya bagaimana Petrus menyambut Alkitab. Secara sederhana ia menerimanya sebagaimana Kitab Suci memper-kenalkan dirinya, yaitu sebagai Roh Kudus (2Ptr 1:21).
Daud, pada masanya, berbicara mengenai musuhnya. tetapi ada yang kurang pada nas Kitab Suci itu. Kini kekurangan itu telah dilengkapi atau dipenuhi. Nas Kitab Suci mana yang dimaksud di sini? Baru dalam ayat 20 ada kutipan dari Kitab Mazmur, yakni Mzm 69:26 dan 109:8. Dapat diduga bahwa Petrus sejak awal pembicaraannya telah mengingat kedua mazmur ini, yakni ketika ia meminta perhatian atas pemenuhan sebuah nas Kitab Suci. Tetapi mungkin juga secara tidak langsung dan tanpa mengutipnya, ia ingin menunjuk pada Mzm 41:10 (bnd Yoh 13:18).
ayat 17-19. Yudas adalah salah seorang dari keduabelas murid Yesus, dan ia mengambil bagian sepenuhnya dalam berbagai tugas yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid-Nya, misalnya pengutusan kedua belas murid (Luk 9:1-6).
Tentang kematian Yudas dapat kita baca dalam Mat 27:3-10. Kita yakin bahwa laporan dalam Mat 27 dan Kis. tidak saling berlawanan. Matius menekankan saat-saat dan aspek-aspek lain dibandingkan dengan yang ditulis Lukas.
Yudas ini telah memperoleh sebidang tanah. Hal ini tidak berarti bahwa dengan upah pengkhianatannya ia sendiri membeli sebidang tanah, lalu meninggal karena kecelakaan di situ. Pembandingan dengan Injil Matius mendapatkan gambaran bahwa dengan upah peng khianatan Yudas, yakni 30 keping uang perak yang telah ia lemparkan kembali ke dalam Bait Allah, telah dibelikan sebidang tanah yang digunakan untuk tempat mengubur orang asing.9
Uang yang diambil dari peti uang Bait Allah cukup layak untuk menangkap Yesus, tetapi tidak cukup layak untuk dimasukkan kembali ke dalam peti, setelah Yesus ditangkap. Upah Yudas tidak dikembalikan ke dalam peti uang Bait Allah, tidak juga masuk ke kantong para pemimpin Yahudi, tetapi oleh para dermawan Bait Allah uang itu digunakan untuk tujuan yang baik.
”Hakal-Dama”, artinya tanah darah, karena tanah itu dibeli dengan ”uang darah”, yakni upah untuk mengkhianati Yesus; bukan untuk memperingati darah Yudas.
Maksud Petrus ialah untuk menunjukkan kepada mereka semua bahwa pengkhianatan Yudas membawa akibat yang sangat menyeramkan dan mengerikan. Hal itu tidak boleh dianggap sebagai nasib tragis karena Yudas bertindak dalam tanggung jawabnya sendiri. Semua itu terjadi seturut dengan rencana Allah yang sangat menakutkan dan menggentarkan hati.
ayat 20. Ada tertulis. Kata-kata ini sangat menentukan untuk persoalan jabatan yang lowong. Petrus bertindak sesuai Ki tab Suci. Yudas harus dicopot dari kedudukannya (Mzm 69) dan orang lain harus menggantikan tempatnya (Mzm 109).
Dalam kedua mazmur itu Daud memohon pertolongan kepada Tuhan. Ia melawan musuh yang menyerangnya, sedang-kan dalam tugasnya sebagai raja yang diurapi Tuhan, ia ingin mewujudkan kedaulatan Allah dalam kerajaannya. Daud sangat tertekan karena perlawanan musuhnya dan ia mengutuk mereka yang memusuhi Allah dan raja yang telah diurapi-Nya. Dalam kutukan itu terkandung pemusnahan habis-ha bisan atas musuh-musuh itu beserta keturunan mereka. Tidak seorang pun dari mereka boleh dibiarkan hidup. Dan mengenai jabatan yang lowong akibat musnahnya musuh, Tuhan pasti dapat memberi pengganti demi kelancaran pelaksa naan tugas raja yang diurapi-Nya.
Kini Petrus membaca kedua mazmur Daud tersebut dengan mengingat Putra Agung Daud, Yesus Kristus (Yang diurapi), dan kelancaran pelaksanaan tugas-Nya.
ayat 21-22. Jadi, menurut Kitab Suci, harus ditambahkan seorang pada kesebelas murid itu. Untuk dapat menjadi anggota ”keduabelas-an” itu, si calon harus memenuhi persyaratan berikut, yaitu sejak semula ia harus termasuk dalam kelompok para murid menurut arti kata yang luas dan melihat serta mendengar sendiri segala tindakan Yesus di depan umum, sejak Yesus dibaptis oleh penda-hulu-Nya, Yohanes Pembaptis, sampai pada saat terakhir-Nya di bumi, ketika Dia terangkat ke surga. Puncak dari semua itu adalah kemenangan yang dicapai Raja Kehidupan yang telah menga-lahkan maut dengan mutlak. Calon rasul itu harus menja di saksi tentang kebangkitan-Nya. Jadi, ia harus selalu hadir ketika Tuhan yang hidup menampakkan diri,10 sehingga ia dapat pergi ke dunia sambil membawa fakta-fakta tersebut. Sekarang menjadi jelas apa isi kesaksian yang di singgung dalam ayat 8.
ayat 23-26. Lalu mereka mengusulkan dua orang.... Mereka semua berdoa dan berkata. Peristiwa tersebut agaknya merupakan pertemuan yang dipimpin oleh para rasul itu. Pada saat itu, para perempuan yang disebut dalam ayat 14 pasti hadir juga. Mereka juga bertekun dengan sehati dalam doa. Semua yang hadir di yakinkan oleh argumentasi dari Kitab Suci.
Kedua calon yang diusulkan adalah Yusuf yang disebut Barsabas, artinya anak Sabas (bnd 15:22)11. Dia juga disebut Yustus, yang berarti ”yang adil”. Calon kedua adalah Matias.
Sebe lum mengadakan pemilihan, mereka berdoa kepada Tuhan. Pada pemilihan yang terjadi sebelum Penta kosta ini, Tuhan sendiri secara langsung menunjuk rasul yang baru, dengan cara membuang undi. Ternyata Matias yang dipilih Tuhan. Ia dinyatakan terpilih dengan suara bulat oleh yang hadir pada pertemuan itu.
Karena sejak hari Pentakosta Roh Kudus tetap tinggal dalam jemaat Kristus, maka untuk selanjutnya para pejabat dipilih dan dipanggil oleh jemaat. Dengan demikian, melalui cara seperti itu, mereka dipilih oleh Allah sendiri.
Yang kena undi. Nama kedua calon itu ditulis pada dua keping tembikar yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah wadah. Kemudian wadah itu dikocok dan nama yang tertera pada tembikar yang jatuh itulah yang terpilih.12
Matias dinyatakan terpilih. Untuk selanjutnya istilah ”kedua belas rasul” selalu dipakai (Kis 2:14; 6:2).
Bagian Alkitab ini memberi gambaran mengenai hari-hari di antara kenaikan Yesus dan Pentakosta. Para murid menanti kan kedatangan Roh Kudus dengan bertekun dan sehati dalam doa.
Berkat pengajaran Tuhan yang hidup, pada hari-hari di antara Paskah dan kenaikan Yesus mereka belajar membaca Kitab Suci. Wawasan mereka kian bertambah dan mereka mengerti betul bahwa tempat lowong, yang ditinggalkan Yudas, harus diisi. Dan dengan demikian ”keduabelasan” itu lengkap kembali ketika hari Pentakosta tiba. Dalam Kis 2:14 ”keduabelasan” itu memperkenalkan diri.
Angka 12 tidak asing bagi Israel. Ingatlah kedua belas suku Israel, bangsa yang dipilih Tuhan. Dalam ”keduabelasan”
yang baru itu nyatalah bahwa Tuhan memilih Israel yang baru.
”Keduabelasan” yang baru ini bukanlah hasil sebuah revolusi. Kelompok baru itu mempunyai kesinambungan dengan ”kedua-belasan” yang lama. ”Keduabelasan” yang lama dan baru bersama-sama membawa kita pada penglihatan mengenai kedua puluh empat tuatua dalam Why 4.13
Sekali lagi, ”keduabelasan” yang baru itu bukan hasil revolusi karena revolusi akan menggali kuburannya sendiri. Tetapi kelom-pok ini akan berakhir dengan kemuliaan Yerusa lem yang baru (Why 21:9, dst), dengan 12 gerbang yang bertuliskan 12 nama suku Israel. Dan dengan 12 batu dasar, bertuliskan nama 12 rasul Anak Domba. Baru setelah jumlah batu dasar itu lengkap karya besar dapat dimulai (Kis 2), yakni karya yang mengedepankan perkenan Allah yang dalam pe milihan jabatan rasul itu melewati Yusuf Barsabas dan memilih Matias.