Konfrontasi dengan Artemis dan Kunjungan ke Makedonia

Pembahasan

ayat 21-22. Pekerjaan di Efesus hampir rampung. Paulus mulai membuat rencana-rencana untuk masa mendatang. Untuk semen-tara, tujuan perjalanannya ialah Yerusalem, tetapi melalui jalan memutar. Paulus ingin mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia (Filipi, Tesalonika, dan Berea; bnd 20:2) dan Akhaya (khususnya Korintus) lebih dahulu. Selain itu, ia hendak mengan tarkan uang yang telah dikumpulkan oleh jemaat-jemaat itu untuk Yerusalem (bnd 1Kor 16:1-3; Rm 15:25-28).

Paulus juga telah menyusun rencana untuk masa sesudah kunjungan ke Yerusalem. Tujuan terakhirnya ada lah Roma. Ia harus pergi ke sana, katanya. Dengan jelas Lukas menunjukkan perjalanan yang bersifat harus itu sebagai rencana yang ditentukan Allah sendiri (atas dorongan Roh).

Untuk mempersiapkan kedatangannya ke jemaat-jemaat tersebut (perhatikan kolekte tadi), Paulus menyuruh dua orang pembantunya (harfiahnya ”diaken”) mendahuluinya, yaitu Timo tius dan Erastus.

ayat 23-24. Pada saat-saat terakhir Paulus berada di Efesus, muncullah konflik antara agama kafir dan agama Kristen, antara

background image

Iblis dan Kristus, sang Tuhan. Konflik itu pecah menjadi huru-hara besar, yaitu mengenai Jalan Tuhan. Bandingkan 9:2; 19:9; 24:22, di mana ungkapan ”Jalan Tuhan” juga dipakai. Dalam Injil ditun-jukkan jalan keselamatan yang sama sekali berbeda dengan jalan lainnya. Jalan itu sekaligus berarti jalan kehidupan yang benar-benar beda (bnd 15:29).

Huru-hara itu disulut oleh Demetrius, direktur perusahaan yang mempekerjakan banyak perajin pe rak, yang tanpa henti membuat replika kuil termasyhur Dewi Artemis. Selama ini Demetrius mendapat untung banyak karena produksinya sangat laku. Kuil Dewi Artemis adalah salah satu dari ”tujuh keajaiban dunia” waktu itu. Tetapi berkat kegiatan-kegiatan Paulus dan teman-temannya, Demetrius melihat usaha nya yang sangat maju dan menda tangkan penghasilan besar itu teran cam.

ayat 25-27. Demetrius mengumpulkan seluruh anggota perseri-katan perajin perak, dan menjelaskan permasalahannya. Uraiannya berpusat pada dua pokok.

Pertama, ia mengarahkan perhatian hadirin pada dom pet mereka masing-masing. Mereka harus betul-betul menyadari apa yang menjadi sumber kemakmuran mereka dan apa yang membuat ke mak muran itu bertahan. Yang Demetrius pertaruhkan ialah jaminan ker ja. Jadi, pokok pertama berkisar di bidang ekonomi.

Kedua, ia minta perhatian mereka untuk pemujaan bagi de wi mereka semua, Artemis.

Jadi yang kedua adalah argumen keagamaan.

Kita tidak perlu bertanya pokok mana yang paling penting bagi Demetrius. Yang pertama dikemukakan itulah yang paling dekat di hatinya. Baru sesudah itu, ia menyebut pe mujaan dalam kuil Artemis hanya karena kemak-muran mereka tergantung dari pemujaan itu. Jika pemujaan kepada Dewi Artemis ”ber bunga”, maka banyak penghasilan yang mereka peroleh seba gai ”buah-buah yang matang”. Kalau terjadi kemunduran dalam pemujaan itu, mere-kalah yang pertama-tama menderita rugi.

Jadi, jika keadaan memburuk, Paulus ini yang bersalah (peng-hinaan terhadap Paulus terdengar dng jelas dl ucapannya).

Satu hal tampak jelas, yaitu pe san yang Paulus beritakanbenar-benar berpe ngaruh di Efesus dan sekitarnya. Menurut Demetrius, pengaruh itu besar. Ia mengatakan bahwa hampir seluruh Asia memperhati kan pe san Paulus. Kita tidak mungkin memastikan apakah ucapan Demetrius itu berlebihan, dengan maksud menghasut para pendengarnya, atau benar-benar sesuai kenyataan. Bagaimanapun pengaruh Firman tidak dapat disangkal.

Seperti di Atena (17:29), Paulus dengan sengit mengecam pembuatan berhala yang dilakukan manusia (bnd juga Yes 44:9- 20; 46:5-7). Manusia membohongi diri sendiri jika mengira bahwa ia dapat mengikat kuasa ilahi dalam sebuah patung dan dengan cara itu menguasainya dan memanipulasi nya. Tuhan, satu-satunya Allah yang benar, tidak membiarkan diri-Nya ”dikotakkan” oleh manusia, tetapi atas kerelaan diri-Nya Dia datang dan memberikan diri-Nya melalui pemberitaan Paulus. Kehendak-Nya sederhana:

orang percaya kepada-Nya.128

Artemis atau Diana adalah dewi yang menjamin kesuburan. Siapa yang pernah melihat wujudnya dalam gambar pasti terkesan oleh kenyataan bahwa bagian atas tubuh nya penuh dengan payu-da ra. Itulah cirinya sebagai dewi kesuburan. Kesuburan itu ju ga dinyata kan dalam pemujaan di kuilnya, yaitu dengan percabulan (bnd 15:20).

Di seluruh Asia, Artemis dikenal sebagai dewi besar itu. Sampai di negara-negara seperti Yu nani, Italia, Prancis, dan Spanyol orang membangun kuil-kuil baginya.

ayat 28-29. Maksud Demetrius tercapai. Ia berhasil meyakinkan para hadirin dan menyulut ke marahan mereka, sehingga mere-ka melancarkan unjuk rasa besar-besaran demi kemuliaan dewi besar itu. Mereka merasa kehormatan mereka di injak-injak dan bereaksi dengan kemarahan besar. Dalam sekejap mata seluruh kota gempar dan kacau balau.

Para penduduk Efesus ramai-ramai memban jiri pege laran. yakni teater terbuka yang dapat menampung. 25.000 orang. Dalam waktu singkat orang-orang yang terhasut Demetrius berhasil menangkap dua teman seperjalanan Paulus, mungkin ketika keduanya sedang berada di jalan. Dengan kasar mereka diseret ke teater itu, barangkali dengan maksud supaya mereka diadili dalam sidang rakyat. Kedua orang itu adalah Gayus, yang berasal dari Makedonia (bukan yg disebut dl 20:4), dan Aristar khus, yang berasal dari daerah yang sama (yakni dari Tesa lonika, 20:4). Aristarkhus itu nantinya ikut dengan Paulus ke Yerusalem dan bahkan sampai ke Roma (27:2).

ayat 30-31. Paulus tidak mau meninggalkan kedua pembantu-nya dan hendak pergi juga ke teater itu untuk membela perkara Kristus di hadapan rakyat kota. Tetapi ia ditahan para muridnya. Dalam perkara itu mereka mendapat ban tuan yang sama sekali tidak mereka duga. Beberapa pembesar Asia mendesak Paulus dengan sangat supaya jangan masuk ke tengah-tengah kum pulan ribuan orang itu. Rupanya di kalangan pemerintah ada juga orang yang menyukai Paulus (bnd juga 13:7; 24:23; 26:30-32). Sulit untuk mengatakan apakah para pembesar itu juga orang Kristen.

ayat 32-34. Keadaan di gedung kesenian itu kacau balau.Masing-Masing berteriak-teriak seorang kepada yang lain, tetapi yang satu berbicara begini dan yang lain mengatakan begitu. Keba nyakan dari mereka itu bahkan tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. Sidang rakyat itu sama sekali tidak tertib. Sebab rapat itu tidak direncanakan sebelumnya dan tidak ada acara yang diumumkan dengan jelas.

Sulit untuk memperkirakan bagaimana huru-hara itu berakhir. Di antara orang yang tidak terhitung jumlahnya itu ada juga sejumlah orang Yahudi. Mereka mencoba memanfaatkan situasi itu dan berhasil membujuk seorang pria bernama Aleksander untuk berpidato di depan ribuan penduduk Efesus itu. Ia harus menjelaskan kepada massa yang berkumpul itu bahwa mereka, orang Yahudi, sama sekali tidak ada urusan dengan Paulus dan pesan yang dibawanya (bnd 19:9), agar mereka jangan disamakan dengan orang-orang Kristen itu. Jadi, pidato itu bertujuan untuk membela orang Yahudi, yang karenanya posisi Paulus dan teman-temannya mungkin menjadi semakin gawat .

Tetapi ternyata semua orang di teater itu menge tahui bahwa Aleksander adalah orang Yahudi, jadi orang asing di kalangan penduduk Efesus. Bukankah orang-orang Yahudi itu juga tidak pernah mau ikut menyembah Artemis? Dalam waktu singkat ribuan orang itu diliputi oleh rasa anti-Yahudi. Mereka berteriak bersama-sama, ”Besarlah Arte mis dewi orang Efesus!” Dan itu terus berlangsung sampai dua jam lamanya.

ayat 35-37. Akhirnya panitera kota maju ke depan. Ia tokoh berpengaruh yang tugasnya memimpin sidang-sidang rakyat dan melaksanakan keputusan-keputusan penting. Jadi, karena pengetahuan dan pengalamannya ia merupakan tokoh pen ting yang jauh lebih unggul daripada ribuan orang itu. Ia berhasil mene-nangkan massa.

Pidatonya menunjukkan kemahirannya menyadarkan be gi-tu banyak orang. Pertama, ia mengemukakan bahwa sebe tulnya perbuatan mereka sama sekali tidak ada gunanya. Se mua orang sudah tahu mengenai apa yang selama dua jam mereka teriak-kan tadi. Jadi, mereka seperti mendobrak pintu yang sudah terbu-ka. Siapa yang tidak tahu bahwa Artemis ada lah dewi besar, dan bahwa Efesus adalah kota yang memelihara kuil nya yang termasyhur itu dan patung ajaib sang dewi yang ada di dalamnya.

Patung itu dahulu turun dari langit.129

Jadi, tidak ada gunanya sama sekali mengulang-ulang selama dua jam apa yang tidak dibantah orang. Selain itu, mereka harus menyadari bahwa untuk menggelar perkara pengadilan, mereka harus mempunyai bukti-bukti yang jelas dan alasan-alasan yang kuat. Itulah persyaratan untuk memulai sebuah proses. Tetapi kini tidak ada kejahatan yang dilakukan oleh kedua korban itu yang pantas mendapat hukuman. Mereka tidak melakukan keja-hatan besar seperti menghina atau merampok kuil atau melakukan penghujatan.

ayat 38-40. Demetrius dan tukang-tukangnya diperingatkan supaya memperhatikan tata tertib. Kalau ada masalah (pengadu an terhadap seseorang) harus diajukan sebagaimana mestinya. Pada hari-hari tertentu diadakan sidang pengadilan. Dalam kesempatan itu datang lah gubernur (proconsul) yang berwewenang untuk memutuskan perkara-perkara peng adilan. Jika Demetrius danrekan-rekannya masih mempunyai peng aduan lain di luar ke putusan gubernur, dapat saja di rencanakan sidang rakyat.130 Tetapi sidang tersebut harus dirundingkan dan diumumkan lebih dahulu, dan tidak diada kan dengan mendadak seperti perkumpulan ini. Dengan demikian, Demetrius dan rekan-rekan nya disuruh pu lang dengan tangan hampa.

Panitera kota menutup pidatonya dengan argumen yang memaksa semua penduduk Efesus menyadari kenyataan yang keras, yaitu orang Romawi tidak mentolerir huru-hara. Apalagi jika alasannya remeh-temeh. Pengumpulan massa padahal pada saat itu sebagian besar dari mereka tidak tahu tujuannya me rupakan duri dalam daging pemerintah.

Memang orang Romawi menganggap hal-hal seperti itu sangat serius. Tidak peduli apa yang harus dikorbankan, tetapi ketertiban dan ketenangan harus dipelihara.

Rakyat di teater itu pasti mengerti bahwa mereka telah dibujuk oleh Demetrius dan rekan-rekannya yang hanya memikirkan kepentingan kelompoknya sendiri. Mereka mulai sadar setelah sekre-taris kota berpidato, kemudian mereka bubar.

Pasal 20 ayat 1-2. Berkat pertolongan Tuhan, hari yang penuh gejolak itu berakhir dengan baik. Sesudah itu, Paulus segera mewujudkan rencana perjalanan yang telah disebut dalam 19:21. Mungkin pada awalnya ia bermaksud untuk tinggal sedikit lebih lama di Efesus (bnd 1Kor 16:8, surat yg ditulisnya dari Efesus). Tetapi huru-hara Demetrius itu menyebabkan Paulus memutuskan untuk tidak berlama-lama tinggal di situ. Ia memanggil semua muridnya untuk berkumpul, kemudian mengucapkan kata-kata perpisahan untuk menasihati dan menguatkan mereka. Sesudah itu, ia minta diri.

Dari Efesus Paulus berjalan ke Makedonia. Di situ Paulus menulis surat yang kita kenal sebagai ”Surat kedua kepada jemaat Korintus”. Hal itu dilakukannya setelah Titus, yang disuruh Paulus untuk mendahuluinya, kembali dari Korintus dengan berita yang baik (bnd 2Kor 7:5-6).

Di Makedonia Paulus mengunjungi jemaat di Filipi, Tesalonika, dan Berea, boleh jadi jemaat-jemaat lainnya juga. Kunjungan nya sangat berarti. Banyak sekali yang Paulus katakan kepada jemaat-jemaat itu, yaitu kata-kata yang menghibur, yang menguat kan, dan yang menasihati.

Setelah itu, ia meneruskan perjalan ke tanah Yunani, yang sama dengan Akhaya, dengan Korintus sebagai kota yang terpenting.

ayat 3-4. Selama tiga bulan Paulus bekerja di Korintus. Siapa yang membaca kedua surat kanonik kepada jemaat Korintus akan memahami bahwa Paulus menyediakan waktu yang diperlukan untuk menangani berbagai masalah.

Selama ia tinggal di Korintus, Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma (bnd Rm 15:25-28). Ia berencana mengun jungi Roma (Kis 19:21), yaitu setelah ia pergi ke Yerusalem.

Tetapi rencana perjalanan itu terpaksa diubah pada saat terakhir. Orang-orang Yahudi lagi-lagi mengincar jiwa Paulus (bnd 18:6, 12). Kini mereka hendak membunuh Paulus sebelum ia berangkat atau dalam pelayarannya ke Yerusalem. Oleh karena itu, Paulus membatalkan rencananya untuk berlayar ke Siria dan melalui jalan darat ia kembali melalui Makedo nia.

Paulus disertai oleh tujuh orang. Satu di antaranya berasal dari Berea di Makedonia, yaitu Sopater (bnd Rm 16:21, Sosi pater). Ada dua orang dari Tesalonika, yaitu Sekundus (mungkin anak kedua dl ke luarganya) dan Aristarkhus (bnd Kis 19:29; 27:2; Kol 4:10; Flm ay 24). Kemu dian dua orang dari Galatia, yakni Gayus dari Derbe dan Timotius dari Listra. Dan akhirnya, dua orang dari Asia, yaitu

Tikhikus (bnd Ef 6:21; Kol 4:7; 2Tim 4:12; Tit 3:12) dan Trofimus yang berasal dari Efesus (bnd 2Tim 4:20; Kis 21:29).

Ketujuh orang itu berasal dari daerah yang berbeda-beda, Make donia, Galatia, dan Asia. Mereka adalah orang-orang terper caya dari jemaat-jemaat yang telah mengumpulkan uang untuk Yerusalem (bnd 1Kor 16:3). Melihat kenyataan bahwa semua daerah terwakili, hal yang mencolok ialah wakil daerah Akhaya dengan Korintus sendiri tidak ada dalam kelompok pengantar ini.

ayat 5-6. Ketujuh orang itu menemani Paulus dalam bagian pertama perjalanannya, tetapi di Filipi mereka berangkat ke Troas lebih dulu. Barangkali dengan maksud untuk mempersiap kan perjalanan selanjutnya. Paulus tinggal di Filipi ditemani oleh satu orang. Ternyata dia itu Lukas, penulis kitab ini, karena dalam ayat. dipakai lagi bentuk ”kami” (bnd Kis 16:10-17; 20:5-15; 21:1-18; 27:1-28:16).

Mereka berada di Filipi pada pesta Paskah. Sesudah hari raya Roti Tidak Beragi mereka berangkat. Tidak disebut bahwa mereka merayakan pesta Paskah Yahudi. Tentunya ti dak, melihat misalnya 1Kor 5:7. Keterangan itu agaknya hanya menunjukkan waktu saja.

Dalam waktu lima hari mereka menyeberang dari Filipi ke Troas (bnd Kis 16:11; di situ ditulis, pelayaran berlangsung selama dua hari). Di Troas mereka tinggal selama seminggu. Mungkin mereka terpaksa tinggal selama itu karena harus menunggu kapal. Nanti dalam ayat 16, tampaknya Paulus agak tergesa-gesa.

ayat 7-9. Pada hari pertama dalam minggu itu jemaat mengadakan perkumpulan. Hari itu mereka mengenang kebangkitan Tuhan (bnd Yoh 20:1, 19; 1Kor 16:2; Why 1:10), yakni hari di mana Allah memberi hidup baru melalui firman dan Roh Tuhan yang hidup. Dalam perkumpulan di Troas, hal itu dengan khusus dikokohkan. Perkumpulan itu diadakan untuk merayakan perjamuan kudus dan mendengarkan khotbah perpisahan Paulus. Dalam Kis 2:42 memecah-mecahkan roti juga menunjuk ke perjamuan kudus.

Khotbah Paulus sangat panjang. Kali ini Paulus ingin menyam-paikan banyak hal.

Banyak lampu yang menerangi seluruh ruangan itu. Dan karena ba han bakarnya minyak, lama-kelamaan asap lampu memenuhi ruangan itu, sehingga udaranya agak menyesakkan. Seorang pemuda, Eutikhus131 mencari tempat duduk di jendela untuk menghirup hawa segar. Karena Paulus berkhotbah lama sekali, Eutikhus terkantuk-kantuk sampai tertidur lelap dan tak lama kemudian ia jatuh dari jendela itu. Padahal ruang perkumpulan itu ada di lantai tiga. Ia sudah meninggal, ketika di angkat orang; bukan ”seperti mati”, tetapi benar-benar mati.

ayat 10-12. Untuk sementara Paulus berhenti berkhotbah, lalu turun ke bawah. Kemudian, sama seperti Elia (1Raj 17:21) dan Elisa (2Raj 4:34), ia merebahkan diri ke atas pemuda itu dan memeluknya. Apa sebabnya Paulus bertindak be gitu, sulit dijelaskan secara pasti. Ia tidak bermaksud supaya lewat tindakan itu ia memindahkan daya hidupnya sendiri ke dalam tubuh pemuda itu. Bukan Paulus, melainkan Allah sen diri yang melakukan mukjizat. Paulus hanya sarana, termasuk kehangatan tubuhnya.

Ketika Paulus merasa bahwa pemuda itu mulai hidup kembali (karena ia mulai bernapas kembali), Paulus bangkit berdiri dan menenangkan hati para anggota jemaat. Jangan meratap (ribut oleh ratapan), sebab ia hidup.

Kebaktian dilanjutkan lagi, perjamuan kudus dilayani, dan ke mudian pelayanan firman masih berlangsung semalam suntuk.

Baru setelah fajar menyingsing perkumpulan itu berakhir.

Dalam ayat terakhir kembali dibicarakan sebentar tentang pemuda ”yang mujur” tadi. Ia diangkat dalam keadaan mati, tetapi dian tar kan pulang dalam keadaan hidup dan sehat. Sungguh besar kuasa Tuhan yang hidup! Sebuah ilustrasi pada firman kehidupan yang terjadi pada hari kehidupan (hari Minggu, hari kebangkitan Yesus Kristus). Peristiwa itu sangat menghibur hati semua anggota jemaat.

Ringkasan

Pekerjaan Paulus di Efesus hampir rampung. Rencana perjalanan disusunnya: ke Yerusalem dan ke Roma. Pada saat terakhir masih terjadi huru-hara besar, di mana jiwa dua pem bantu Paulus terancam bahaya.

Para perajin perak, di bawah pimpinan Demetrius, merasa sumber nafkah mereka terancam, karena patung-patung kecil (replika) yang mereka buat, yang meniru kuil termasyhur Dewi besar Artemis, kini kurang laku. Ia memberi argumentasi ekonomis disusul oleh argumentasi keagamaan. Kelompok Demetrius itu berhasil menghasut seluruh kota Efesus, sehingga timbullah huru-hara besar. Dalam teater terbuka para penduduk Efesus mengung-kapkan perasaan mereka dengan berteriak-teriak. Ketika di samping kedua pembantu Paulus tadi, muncul lagi seorang asing, yakni orang Yahudi, massa tidak dapat dikendalikan lagi. Sekitar 25.000 orang berteriak bersama-sama selama dua jam, ”Besarlah Artemis, dewi orang Efesus”.

Sekretaris kota berhasil menenangkan massa dengan pengaruh dan pidatonya. Demetrius dan rekan-rekannya diperingatkan supaya mengambil jalur resmi untuk mengaju kan gugatan kepada hakim atau kepada sidang rakyat.

Sesudah huru-hara itu, Paulus langsung berangkat dan mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia untuk menguatkan mereka. Lalu ia tiba di Korintus dan tinggal di sana tiga bulan lamanya untuk meluruskan beberapa hal. Untuk itu, bandingkan kedua suratnya kepada jemaat Korintus.

Kemudian Paulus berangkat ke Yerusalem, tidak lewat jalan laut, tetapi lewat jalan darat, karena ada komplotan yang mau membunuhnya.

Tujuh orang, yang mewakili berbagai wilayah, menemani Paulus dalam perjalanan untuk mengantarkan uang kolekte ke Yerusalem. Setelah semuanya tiba di Troas, mereka merayakan hari Minggu dengan pelayanan firman dan perjamuan kudus. Sehubungan dengan perpisahan Paulus, kebaktian itu berlangsung sangat lama. Dalam kebaktian itu, seorang pe muda jatuh dari jendela dan meninggal. Tetapi pada hari kehidupan itu, Tuhan kehidupan membuktikan kuasa-Nya dengan menghidupkan kembali pemuda tersebut. Firman Tuhan membuktikan kebenaran isinya dan kuat kuasanya guna menguatkan semua anggota jemaat.

Wacana

1. Dalam 1Kor 15:32 Paulus mengatakan bahwa dia ”telah berjuang melawan binatang buas di Efesus”. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksudkan Paulus dalam ayat tersebut ialah konfrontasi yang diceritakan dalam Kis 19:23-40. Apakah penguraian dalam Kis 19:23, dan seterusnya, benar-benar menyajikan alasan untuk pendapat tersebut?
2. Apa pendapat Anda tentang salah satu tafsiran ayat 33-34 yang berpendirian Aleksander adalah seorang Kristen asal Yahudi yang didorong ke depan oleh orang Yahudi untuk diserahkan kepada para pen duduk Efesus?
3. Dalam ayat 37, sekretaris kota mengatakan bahwa para pemberita Yesus Kristus tidak melakukan kesalahan dalam arti menghujat dewi mereka. Betulkah itu, mengingat kata-kata Demetrius mengenai Paulus dalam ayat 26? Paulus tentu menyatakan pendapatnya tentang agama mereka itu. Ingat misalnya pada kata-kata perbuatan siasia dalam Kis 14:15.
4. Menurut perhitungan-perhitungan yang dibuat di zaman sekarang, orang tidak mampu memusatkan perhatiannya sampai selama setengah jam penuh dan mencerna segala arti kata-kata yang di dengarnya. Kalau kita mempercayai perhi-tungan-perhitungan itu, harus disimpulkan bahwa sebagian besar kata-kata Paulus dalam perkumpulan di Troas itu pasti hilang. Bagaimana pendapat Anda menge nai perhitungan-perhitungan semacam itu? Apa sebenarnya dasar untuk itu, melihat misalnya kepentingan pesan yang diberitakan, cara pembicara menyampaikan pesannya, dan semangat pendengar untuk menerima pesan yang menarik?
5. Apakah tidak berlebihan mengutus perwakilan yang tak kurang dari tujuh orang untuk menemani Paulus ke Yerusalem, mengingat bahwa di zaman itu perjalanan membutuhkan banyak waktu?
6. Apakah artinya bahwa hari istirahat kita bukan lagi hari terakhir dalam setiap minggu (Sabat), melainkan hari pertama (hari Minggu; bnd Kis 20:7)?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH