Pembahasan ayat 1. Dalam bukuku yang pertama. Di sini langsung disebut kan hubungan antara kitab ini dan Injil menurut Lukas, tidak hanya secara formal, tetapi juga berkenaan dengan isinya, karena Lukas memberi uraian singkat atas Injilnya (yang mulai dikerjakan dan diajarkan Yesus). Bersama dengan itu, ia berikan juga petunjuk kepada pembaca bahwa jika dalam Injilnya telah diceritakan awal pekerjaan dan pengajaran Yesus, maka akan menyusul lebih banyak lagi keterangan mengenai Yesus.
Teofilus, kepada siapa buku yang kedua ini ditujukan, juga telah disebut dalam Luk. 1:1. Kini dalam Kis. 1:1 tak dican tumkan gelar ”yang mulia” seperti dalam Luk 1:1. Gelar tersebut juga diberikan kepada Gubernur Feliks (Kis 24:2) dan kepada penggantinya, Festus (26:25). Gelar ini menjadi petunjuk bahwa agaknya status Teofilus sama tingginya dengan mereka. Selain itu, orang yang mempelajari Kitab Kisah Para Rasul pasti mendapat kesan bahwa penulis menganggap Teofilus mempunyai pengetahuan tertentu mengenai Yesus Kristus. Mungkin Teofilus adalah orang yang dekat dengan bangsa Yahudi dalam hal melayani
Allah, yaitu sebagai ”orang yang takut akan Allah”,3 sama seperti Kornelius, perwira pasukan di Kaisarea (Kis 10:1).
ayat 2. Lukas mengakhiri bukunya yang pertama pada peristiwa kenaikan Yesus ke surga (Luk 24:51). Dan perintah-Nya yang Lukas ingatkan agaknya diberikan pada hari-hari terakhir sebe-lum kenaik anNya. Perintah-perintah itu dengan jelas dise butkan dalam Luk 24:47-49, dan diulangi lagi dalam Kis 1:4-8. Jadi, sekali lagi tampak jelas bahwa kedua kitab Lukas itu saling berhubungan.
Kita dapat menghubungkan kata-kata melalui Roh Kudus dengan kata-kata yang sudah lebih dahulu disebutkan (memberi perintah-Nya), maupun dengan kata-kata yang kemudian (rasul-rasul yg dipilih-Nya). Saya pribadi lebih menyukai yang kedua.4
Roh Kudus juga disebutkan ketika pengangkatan para pengawas jemaat Efesus (20:28; lih juga 13:2). Dengan demikian pemilihan para rasul oleh Yesus, menjadi sangat penting artinya, dan bertujuan menghibur dan membangkitkan semangat mereka.
ayat 3. Kepada para rasul (utusan) Yesus menunjukkan bahwa Ia hidup. Dia hidup sesudah mati! Sebelum itu, siapakah dari para utusan-Nya yang mengira bahwa mukjizat itu dapat terjadi? Setelah melihat banyak tanda, mereka dapat menyimpulkan bahwa Yesus hidup dan telah meninggalkan kematian.
Selama empat puluh hari Yesus menampakkan diri kepada para rasul-Nya untuk meyakinkan mereka akan adanya kehidupan baru yang tidak fana, yang telah diterima-Nya. Waktu 40 hari ini cukup untuk menghapus semua keragu-raguan. Yang menarik adalah angka 40 sering kita temui dalam Alkitab, misalnya dalam Mat 4:1 mengenai pencobaan di padang gurun, juga ketika Musa berada di atas Gunung Sinai (Kel 24:18), dan ketika Elia berjalan ke Gunung Horeb (1Raj 19:8), dan masih banyak contoh lain.
Kerajaan Allah selalu merupakan pusat perca kap an mereka. Dengan pemberitaan bahwa ”Kerajaan Allah sudah dekat”, Yesus telah memulai pekerjaan-Nya di bumi (Mrk 1:15). Pengajaran terakhir yang diberikan Yesus kepada para murid juga khusus mengenai hal itu, yaitu tentang Kerajaan yang tidak dibangun dari bawah, tetapi merupakan pemerintahan yang da tang dari pihak Allah. Juga tidak dengan sarana dari bawah (seperti pedang), tetapi dengan firman. Kerajaan itu nantinya akan sepenuhnya menembus ke bumi melalui kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, yakni ketika perjuangan Gereja telah berakhir.
ayat 4. Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus beberapa kali makan bersama dengan para rasul-Nya. Pada salah satu kesempatan itu, Dia memberi perintah supaya mereka tetap tinggal di Yerusalem. Mereka tidak diperbolehkan kembali ke kampung ha laman mereka di Galilea (Mat 28:7), tetapi harus tetap tinggal di benteng musuh, tempat di mana Guru mereka ditangkap dan dibunuh beberapa waktu lalu. Ini pasti bukan tugas yang mudah.
Di Yerusalem mereka harus menantikan janji Bapa. Anak-anak boleh mengharap kan banyak hal dari ayah mereka. Demikian juga Dia yang diutus Bapa (Yoh 20:21) telah beberapa kali menjanjikan Roh Kudus kepada mereka (Yoh 14:16, 26; 15:26; 16:7). Menunggu sampai janji itu dipenuhi tidak berarti duduk berpangku tangan, tetapi melipat tangan.5 Untuk menagih janji, orang harus memohon. Demikian juga mereka memohon kedatangan Roh Kudus dengan bertekun dan sehati dalam doa (Kis 1:14).
ayat 5. Alangkah besar perbedaan antara Yohanes Pembaptis yang mendahului Yesus dan para rasul yang mulai bekerja sesudah Yesus dimuliakan. Di antara Yohanes dan para rasul terletak karya Kristus yang kini sudah selesai (bnd Yoh 19:30). Yohanes merintis jalan bagi Yesus dan membagi-bagikan tanda pengampunan dosa serta kehidupan yang baru. Nanti para rasul akan dibaptis (dl arti kiasan) oleh Tuhan yang diting gikan, yaitu mereka akan diliputi dengan dan dipenuhi Roh Kudus. Yang dimiliki Yesus jauh lebih banyak dari sekadar tanda itu. Bukankah Dia yang akan mengutus Roh Kudus? Dan hal itu jauh lebih banyak daripada yang telah dilakukan Yohanes (bnd Luk 3:16).
ayat 6-7. Beberapa orang memberi arti yang kurang baik atas pertanyaan para murid. Menurut mereka pikiran para penanya itu terlalu duniawi dan sempit. Tetapi tidak ada alasan untuk berpendapat seperti itu. Para murid bertanya tentang penggenapan janji-janji Allah kepada Israel selaku umat perjanjian, dengan jalan memulihkan Kerajaan Daud. Kitab-kitab Lukas penuh dengan pokok tersebut (bnd Luk 1:68, dst; Kis 15:16, dst). Di dalamnya tersirat (mungkin tanpa disadari para murid saat itu) bahwa banyak orang dari segala bangsa bukan Yahudi akan dimasukkan6 ke dalam umat perjanjian, dan seperti tunas liar dicangkokkan pada pohon zaitun supaya mendapat bagian dari akar-akarnya yang penuh dengan zat makanan (Rm 11:17, dst).
Tuhan Yesus hanya menegur mereka sehubungan dengan pertanyaan mengenai waktu. Masa dan waktu (saat-saat yg tepat) ditetapkan Bapa sendiri. Dan apa yang baik di mata Bapa akan membuat kita malu juga senang.
ayat 8. Dengan melihat program kerja selanjutnya, orang-orang lemah yang sedang berada di kubu musuh memerlukan kekuatan yang sangat besar. Kekuatan itu mereka terima dengan datangnya Roh Kudus. Roh itu membuat mereka begitu dina mis,7 sehingga mereka dapat melaksanakan program kerja yang bahkan meliputi seluruh dunia, yaitu sesuai dengan perkataan Yesus, Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku. Program kerja itu sebagai berikut:
1. Di Yerusalem dan di seluruh Yudea. Menurut kehendak Yesus, kerja akan dimulai di kota Daud, setelah Dia duduk di atas takhta di surga. Hal itu jelas berhubungan dengan Perjanjian Lama (janji-janji kepada Israel).Sesuai rancangan ini, Kitab Kisah Para Rasul dapat dibagi sebagai berikut:
1. Kis 1-7 tahap pertama 2. Kis 8-12 tahap kedua 3. Kis 13-28 tahap ketigaSaksi, artinya mereka datang membawa fakta-fakta. Para saksi yang diutus Yesus telah mendengar dan melihat karya-Nya dengan telinga dan mata mereka sendiri sejak awal perjalanan keliling-Nya di bumi sampai pada kebangkitan-Nya (bnd Kis 1:22). Mereka mempunyai peranan yang pen ting dalam perkara pengadilan Allah dengan Israel dan dengan seluruh dunia. Tuhan akan mengadakan penghakiman sesuai kesaksian para utusan itu (bnd KH 31), yaitu menetapkan vonis pembebasan atau penghukuman. Kesaksian para rasul itu kita temui dalam Alkitab. Para saksi ini menerima tugas dari Kristus yang merupakan ”Saksi yang setia”
(Why 1:5). Apa yang di dengar dan dilihat-Nya pada Allah, telah Dia nyatakan. Dia telah membuat kita mengenal Allah. Dia adalah Saksi yang setia karena telah memeteraikan kesaksian-Nya melalui ke matian-Nya.
ayat 9. Setelah perintah-perintah terakhir diberikan, Allah meng-angkat hamba-Nya, Yesus Kristus, naik ke surga dan memuliakan-Nya (di angkat, bnd ay 2).
Sebongkah awan membawa Yesus ke atas, ke luar batas pandang para murid, menuju surga yang Dia masuki dalam kedudukan sebagai Raja. Awan itu merupakan tanda kehadiran Allah, tanda ke muliaan-Nya. Ingatlah tiang awan dalam perjalanan Israel di padang gurun dan awan dalam upacara peresmian Bait Allah, juga pada peristiwa Yesus dimuliakan di bukit. (Lih Kel 13:21; 16:10; 1Raj 8:10; Mat 17:5.)
ayat 10-11. Dengan tegang para murid terus menatap ke langit, sampai saat mereka tiba-tiba ditegur oleh dua utusan dari tempat takhta Allah. Pakaian mereka yang putih mengingatkan kita akan kemuliaan-Nya yang sekarang disambut dan dimahkotai sebagai Raja. Sang Raja telah mengirim dua pemberita. Jum lah ini dimaksudkan untuk menambah keabsahan pesan-Nya.
Orang-orang Galilea. Para murid ternyata dikenali, padahal mereka be lum pernah bertemu dengan kedua pemberita yang berpakaian putih itu. Tidak ada alasan untuk tetap berdiri menatap ke langit, sebab Tuhan dengan perkataan-Nya yang terakhir telah memberi perintah yang mencakup seluruh dunia dan meng-arahkan wajah mereka ke ujung-ujung bumi.
Kenaikan Yesus ke surga dan kedatangan-Nya kembali saling berhubungan. Yang mengaitkan kepergian dan keda tangan kembali itu adalah cara kedua hal tersebut ditandai, yakni oleh awan sebagai tanda kemuliaan Allah. Dari kemuliaan (kenaikan ke surga) sampai kemuliaan (kedatangan kembali). Ini juga menunjukkan sifat gerak maju kesaksian Yesus Kristus di seluruh dunia.
Tuhan yang hidup, yang akan duduk di atas takhta di surga, memaparkan kepada para rasul-Nya program kerja yang mencakup seluruh dunia. Itulah permulaan kitab Lukas yang kedua. Kitab Lukas yang pertama berakhir dengan kenaikan Yesus ke surga, yaitu sebagai Imam yang terus mendampingi umat-Nya dengan berkat-Nya. Itulah penutup gemilang karya Yesus di bumi.
Dalam Kisah Para Rasul, kenaikan Yesus ke surga menunjukkan permulaan yang anggun. Raja menaiki takhta setelah memberi perintah kepada para hamba-Nya. Dari atas takhta Allah, Tuhan yang hidup tetap menyediakan diri-Nya dan menopang para utus-an-Nya dengan kuasa Roh Kudus. Cara yang Tuhan pakai untuk menaklukkan dunia dan membawanya ke tempat pengadilan-Nya adalah kesaksian para rasul, ucapan para rasul.
Rangkuman: Apa yang kita lakukan dengan kesaksian Tuhan kita? Apa upaya kita dalam memberitakan Injil?
2. Apa arti ”Kerajaan Allah” itu (ay 3)? Tugas apa yang diberi kan kepada kita sehubungan dengan keda tangan Kerajaan itu?