Dari Korintus Pulang ke Jemaat Antiokhia, Kemudian Berangkat lagi ke Efesus

Pembahasan

ayat 1-2. Paulus meninggalkan Atena dan pergi ke Korintus, kota pelabuhan terkenal, yang mempunyai hubungan dengan banyak daerah lain, termasuk Italia dan Roma. Di Korintus ia mencari dan menemui seseorang yang dapat memberi keterangan kepadanya mengenai kemungkinan untuk menyebe rang ke Roma. Orang itu adalah Akwila, orang Yahudi kela hiran Pontus, daerah di bagian utara Asia Kecil. Akwila dan istrinya baru saja dipaksa meninggal-kan Italia. Kaisar Klaudius telah memerintahkan semua orang Yahudi pergi dari Italia, mungkin karena berbagai kekacauan yang ditimbulkan oleh kelompok Yahudi yang selalu berbuat onar dan memberontak.

Akwila dan istrinya Priskila117 adalah pasangan yang sering berkelana. Sekarang mereka ada di Korintus, di kemudian hari di Efesus (bnd Kis 18:26), dan selanjutnya di Roma (bnd Rm 16:3). Mereka berdua mempunyai arti yang sangat besar bagi penyebaran Injil.

ayat 3-4. Agaknya Paulus membatalkan niatnya semula untuk berlayar ke Roma (bnd Rm 1:13). Ia berdiam di Korintus dan tinggal bersama dengan pasangan suami-istri tersebut. Paulus dan Akwila mempunyai keahlian yang sama dan dengan bekerja sama mereka dapat saling membantu di kota itu. Mereka sama-sama tukang kemah, kerajinan yang banyak dilakukan di Kilikia, wilayah kelahiran Paulus.

Mengenai Paulus mencari nafkah sendiri kita baca juga dalam 1Kor 4:12; 9:6-18; 2Kor 11:7-12; 12:13-18; 1Tes 2:9; 2Tes 3:7-12. Pekerjaan itu tidak asing bagi Paulus karena ia mendapat didikan dari para rabi dan seorang rabi tidak menerima imbalan untuk pengajaran nya. Di samping itu, kita juga membaca beberapa kali mengenai bantuan keuangan bagi Paulus (bnd Flp 4:14-16; 2Kor 11:8-9; Kis 18:5).

Setiap hari Sabat (bnd Kis 13:27; 15:21) Paulus mengun jungi orang-orang Yahudi di rumah ibadah untuk mengajar mereka dan juga orang-orang Yunani yang takut akan Allah, supaya membaca Perjanjian Lama dalam terang Kristus.

ayat 5-6. Paulus telah meninggalkan Silas dan Timotius di Berea di Makedonia, ketika ia sendiri meneruskan perjalanannya ke Atena (bnd 17:14-16). Ada kemungkinan kedua pembantunya itu ke mudian bergabung dengan Paulus di Atena (bnd 17:16), tetapi sege ra diperintahkannya untuk pergi lagi ke kota-kota lain di Makedonia (bnd 1Tes 3:1-2). Sekarang kedua pembantu itu bergabung kembali dengan Paulus dan membawa bantuan keuangan, sehing ga Paulus dapat menyediakan seluruh waktunya bagi pemberitaan Injil. Tak henti-hentinya dan dengan tegas orang-orang Yahudi di beri tahu bahwa Mesias yang dijanjikan itu tidak lain adalah Yesus (bnd ay-ay yg disebut pada pembahasan 17:3). Tetapi kenyataan yang telah sering dicatat Lukas (bnd 13:45), sekarang tampak lagi, yakni bahwa orang-orang itu melawan dia.

Mereka menunjukkan perlawanan mereka secara kasar dengan menghujat Yesus.

Maka terpaksalah Paulus mengakhiri pekerjaannya di kalangan orang Yahudi di situ. Semua hubungan dengan mereka ia putuskan dengan cara mengebaskan debu dari pakaiannya.118

Rasul Paulus berkata, ”Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri.” Artinya, ”tanggapanmu pada pemberitaan Injil adalah tanggung jawabmu dan betapa pun dah syatnya (darahmu) akibat-nya harus kamu tanggung sendiri.” Mengenai ungkapan yang dipakai Paulus lihat 2Sam 1:16; Yeh 33:4; Mat 23:35; 27:25. Dalam ayat terakhir itu orang Yahudi memanggil peng hukuman atas diri mereka sendiri ketika Yesus berdiri di ha dapan Pilatus. Dalam Kis 18:6 utusan Kristus sendiri yang mengucapkan penghakiman tersebut.119

Mulai sekarang Paulus berpaling kepada bangsa-bangsa lain (bnd 13:46; 16:1).

ayat 7-8. Paulus keluar dari rumah ibadah, lalu masuk ke rumah di sebelahnya, yakni rumah seorang Yunani yang takut akan Allah, Titius Yustus yang dengan sungguh mene rima pem beritaan Paulus.120 Demikianlah perbedaan antara rumah ibadah Yahudi dan Gereja Kristus terlihat dengan tajam: berdampingan, tetapi sebenarnya saling bertentangan.

Kepala rumah ibadah pun menerima pesan yang disampaikan Paulus. Dan ia di berkati dalam pilihannya itu karena seisi rumah-nya mengikuti jejaknya (bnd 10:48; 16:15, 33). Orang itu bernama

Krispus. Ia dibaptis oleh Paulus sendiri (bnd 1Kor 1:14). Banyak orang bukan Yahudi dan hanya sedikit orang Yahudi yang menaati panggilan Allah. Mereka membiarkan dirinya dibasuh dari dosa mereka dan digabungkan ke dalam gereja.

ayat 9-10. Pada suatu malam Paulus mendapat penglihatan yang di dalamnya Tuhan memberanikan hatinya. Rupanya Paulus merasa terancam oleh orang-orang Yahudi dan menjadi takut (Paulus pun manusia). Pertama-tama Tuhan berfirman, ”Jangan takut!” (bnd Luk 1:13, 30; 2:10; 5:10; Kis 27:24). Paulus harus terus memberitakan firman dan jangan mau dibungkam. Ada dua alasan untuk itu.

Pertama, Tuhan mengatakan, ”Aku menyertai engkau” (janji Imanuel; bnd Yes 41:10; 43:5; Yer 1:18) dan tidak ada seorang pun yang akan berani menyentuh engkau. Paulus mendengar hal itu dari Sang Kurios sendiri yang mengalahkan maut dan menjadi raja dunia.

Kedua, Tuhan telah menyertakan banyak warga Korintus dalam rencana keselamatan-Nya, ”banyak umat-Ku di kota ini” (bnd Yoh 10:16). Mereka harus ditarik oleh pemberitaan Paulus. Tuhan berkenan menyingkapkan ujung tirai sejenak, sehingga Paulus dapat melihat tuaian yang berlimpah di Korintus.

ayat 11-12. Paulus bekerja di Korintus dan sekitarnya selama kira-kira satu setengah tahun (bnd 2Kor 1:1) dan membaktikan dirinya dalam tugas mengajar di sekolah Roh Kudus. Dalam nama Pengutusnya, ia mengucapkan firman ilahi di mana pun ia mendapat kesempatan dan izin. Ada kemungkinan bahwa dalam periode itu juga Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika.

Pada akhir periode itu terjadi satu peristiwa yang menanda kan berakhirnya masa Paulus tinggal di sana, yakni kekacauan yang dilancarkan orang-orang Yahudi. Mereka mencoba memanfaatkan adanya gubernur baru (bh Latinnya proconsul), yaitu Galio, yang tugasnya memerintah wilayah Akhaya, artinya seluruh daerah

Peloponesus. Gubernur ini adalah putra Seneca yang sudah lanjut usia, tokoh terkenal dalam sejarah Romawi.121 Orang-orang Yahudi itu beramai-ramai melawan Paulus, kemudian membawanya ke depan pengadilan.

ayat 13-15. Tuduhan mereka berbunyi: orang ini mempropagan-dakan agama yang bertentangan dengan hukum (maksudnya hukum Musa, bnd 21:21, 28). Biasanya, sesudah tuduhan dilon tarkan terdakwa boleh membela diri, tetapi Paulus tidak mendapat kesempatan itu dari Galio. Gubernur itu langsung memahami permasalahannya dan ia tidak mau mencampuri masalah itu sama sekali. Hal itu bukan masalah kejahatan, jadi bukan perkara pidana yang wajib ia adili. Menurut hematnya, perkara tersebut adalah perbedaan pendapat di bidang agama di ka langan orang Yahudi (lih juga 23:29; 25:18). Itulah sebab nya, Galio bersikap sama seperti banyak pejabat pemerintah Romawi, pertama-tama Pilatus (bnd Mat 27:24; Yoh 18:31). Dalam hal ini Galio mengerti betulpokok-pokok perselisihan itu, yakni perkataan (pesan yg Paulus beritakan berbeda dng pandangan orang Yahudi), nama (Paulus menuntut supaya Yesus diberi gelar-gelar seperti Kristus, Tuhan, dan Juruselamat), dan hukum (Paulus kini mempunyai pandangan lain mengenai hukum Taurat). ”Aku tidak mau menjadi hakim atas perkara ini,” tutur Galio.

ayat 16-17. Dengan tegas proconsul Galio mengusir orang-orang Yahudi. Peristiwa itu agaknya berlangsung di depan umum dan dilihat banyak orang. Penonton selalu datang berbondong-bon-dong bila ada orang yang digiring ke pengadilan (ay 12). Ketika penduduk kota (orang Yunani) melihat orang Yahudi gagal mempengaruhi Galio hingga terpaksa mundur, mereka memanfaatkan kesempat an itu untuk memberi pelajaran keras kepada orang-orang luar itu.122 Sostenes, pengganti Krispus atau kepala rumah ibadah lain, menjadi korban mereka dan dihajar dengan keras. Orang yang berusaha menyelenggarakan proses pengadilan terhadap Paulus, sekarang terbalik menjadi terdakwa dan dipukuli. Tetapi, selama perkara itu tidak berkatagori kejahatan atau pidana, hakim bersikap acuh tak acuh dan tidak mau melibatkan dirinya.

ayat 18. Kini masa kerja Paulus di Korintus dapat dikatakan selesai. Beberapa hari kemudian, ia minta diri kepada saudara-saudara seiman di situ, dan berlayar ke Siria. Tidak diketahui apakah Silas dan Timotius ikut serta. Untuk selanjutnya kita tidak lagi mendengar sesuatu apa pun tentang Silas dalam Kitab Kisah Para Rasul (hanya dl 1Ptr 5:12). Dan Timotius baru disebut kembali setelah Paulus ada di Efesus (bnd Kis 19:22). Yang disebut sebagai penyer ta Paulus ialah Priskila dan Akwila. Sungguh menarik bahwa yang disebut pertama adalah perempuan, seperti dalam 18:26; Rm 16:3; dan 2Tim 4:19. Mungkinkah Priskila mempunyai arti khusus dalam penyebaran Injil? Pasangan suami-istri itu ikut sampai Efesus, lalu tinggal di situ.

Sebelum Paulus berlayar dari kota Kengkrea, ia mencukur rambutnya. Paulus agaknya telah bernazar (bnd Bil 6:1-21; lih juga Kis 21:23, dst) dan baru saja melewati periode yang di dalamnyahal-hal berikut dilarang: minum minuman yang memabukkan, menjamah mayat orang, dan menggunakan pisau cukur.

Apa yang menggerakkan Paulus untuk bernazar tidak disebut-kan di mana pun, sehingga pertanyaan itu sulit dijawab. Apakah itu untuk mengambil hati orang Yahudi (bnd 21:23-24)? Dari ke dua ayat tersebut jelas bahwa orang bukan Yahudi tidak diwajibkan menaati berbagai peraturan Perjanjian Lama, tetapi orang Kristen

Yahudi (barangkali juga Paulus) dalam hidupnya sendiri masih tetap memelihara berbagai kebiasaan lama.

ayat 19-21. Apa yang tidak boleh Paulus lakukan pada perja lan an pergi, ketika ia dicegah oleh Roh (16:6) kini boleh ia rasakan sebentar, yakni kunjungan kerja ke Efesus. Setibanya di sana, lagi-lagi ia lebih dahulu mencari orang-orang Yahudi yang tentunya ada di kota pelabuhan yang besar, untuk berbicara dengan mereka tentang Injil Mesias Yesus. Mengingat jawaban orang Yahudi di Korintus (ay 6), reaksi pertama orang-orang Yahudi di Efesus itu cukup menggem-birakan, yaitu mereka minta tambahan penjelasan.

Paulus tentu mempunyai alasan yang kuat mengapa ia tidak langsung memenuhi permintaan itu dan hanya berbicara satu kali saja. Di kemudian hari ia akan melanjutkan pengajarannya, jika Allah menghendakinya (bnd 1Kor 4:19; 16:7; juga Yak 4:15). Paulus akan memperhitungkannya bila ia membuat ren cana berikutnya, tetapi rencana Paulus sudah beberapa kali di koreksi Allah (Kis 16:6-7).

ayat 22-23. Dari Efesus Paulus berjalan menuju Kaisarea, yang letaknya tidak jauh dari Yerusalem. Sudah tentu Lukas hendak mengatakan bahwa Paulus kemudian berangkat ke ibu kota orang Yahudi, Yerusalem. Penulis memakai istilah naik ke darat123 yang selalu digunakan untuk perjalanan ziarah ke Yerusalem. Di sana ia memberi salam kepada jemaat. Demi kianlah ia menunjukkan persekutuan orang-orang kudus.124

Dalam Kisah Para Rasul, kunjungan Paulus ke Yerusalem ini adalah yang keempat kalinya (9:26; 11:30; 15:4).125

Dari Yerusalem Paulus kembali ke titik tolaknya, yaitu jemaat di Antiokhia (bnd 13:4; 15:40). Ia tinggal beberapa lama di situ, sudah pasti dengan tujuan untuk sekali lagi melaporkan tentang segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraannya (bnd 14:27).

Tanpa berhenti sejenak pun, Lukas terus bercerita tentang perjalanan pemberitaan Injil ketiga. Tujuan perjalanan itu adalah

Efesus. Di sanalah Paulus akan bekerja dalam jangka waktu yang paling panjang (19:10). Tetapi, Paulus tidak mengambil jalan pintas untuk langsung menuju kota terbesar di pantai Asia itu. Ia berjalan memutar supaya dapat memperkuat orang-orang kudus di daerah

Galatia dan Frigia (bnd 14:22; 15:32, 41). Yang ia kunjungi bukan kota-kota seperti Derbe, Listra, dan Ikonium, melainkan daerah sebelah utaranya (bnd 16:6), tempat beberapa saudara bergabung dalam perjalanan pemberitaan Injil sebelumnya. Mungkin belum ada penatua-penatua yang ditetapkan di situ.126

ayat 24-25. Sementara itu Lukas menyoroti Efesus. Sebe lum Paulus tiba di situ (19:1), datanglah ke kota itu seorang Yahudi bernama Apolos, kelahiran Aleksandria di Mesir, orang yang fasih berbicara dan sangat menguasai Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran (secara harfiah ”mendapat katekisasi”) tentang jalan yang dilalui Tuhan di dunia (jalan keselamatan), dan yang Tuhan perintahkan supaya dijalani anak-anak-Nya (jalan kehidupan).

Dengan penuh gairah (bnd Rm 12:11) dan dengan se mangat menyala-nyala, tiada henti-hentinya ia berbicara dan memberi pelajaran yang terang dan jelas mengenai Yesus, persis seperti Yohanes Pembaptis dulu. Apa yang Yesus kata kan dan lakukan se sudah Yohanes tidak diketahui Apo los. Ia hanya tahu permulaannya, yakni baptisan Yohanes.

ayat 26-28. Apolos mencari orang-orang Yahudi di rumah ibadah dan berbicara dengan berani kepada mereka. Di antara mereka terdapat juga Priskila dan Akwila. Jadi mereka pun mengunjungi rumah ibadah. Saat itu belum ada jemaat Kristen di situ (bnd 19:8-9). Kedua orang sederhana itu (tukang kemah, 18:3) mengajak Apolos yang pandai itu ke rumah mereka dan dengan cermat menjelaskan kepadanya bagaimana Allah, sesudah baptisan Yohanes, melanjut-kan pekerjaan-Nya dalam hidup, karya, kematian, dan kebangkitan Yesus, dan juga dalam penganugerahan RohNya.

Dari kedua orang itu sudah pasti Apolos juga mendengar tentang jemaat Kristus yang sangat maju di Korintus, yang didirikan Paulus. Maka pergilah ia ke sana. Saudara-saudara seiman di se ki tar Priskila dan Akwila menitipkan surat rekomendasi kepadanya.

Setibanya di sana, Apolos langsung bekerja dan ternyata pekerjaannya sangat membantu orang-orang percaya di sana. Betapa besar pengaruh anugerah Allah. Karena sudah jelas bahwa Apolos hanyalah alat dalam tangan Allah (bnd 1Kor 3:5-6), juga berkat pengajaran yang diterimanya dari dua orang di Efesus tentang lanjutan karya Allah yang sangat penting sesudah baptisan Yohanes itu. Dengan penuh semangat dan tanpa henti Apolos mengajak orang Yahudi agar mereka memperhatikan dengan sungguh-sung-guh, sambil menunjuk kan bukti-bukti (dari Kitab-kitab Allah), bahwa Mesias itu tidak lain dan tidak bukan adalah Yesus (bnd ay 5).

Ringkasan

Paulus datang ke Korintus dan mendengar dari pasangan suami-istri Yahudi yang datang dari Roma bahwa kota kaisar itu ditutup bagi semua orang Yahudi. Lalu rasul memutuskan untuk bekerja di Korintus dan memulai pekerjaannya sesuai aturan, yakni orang Yahudi lebih dahulu dan juga orang Yunani (bnd Rm 1:16).

Sesudah kedatangan Silas dan Timotius, Paulus dapat memusatkan seluruh perhatiannya pada pemberitaan Injil. Tetapi tak lama kemudian ia terpaksa menghentikan peker jaannya di kalangan orang Yahudi, karena mereka menghujat Allah. Sekarang ia berpaling kepada orang-orang bukan Yahudi.

Tetapi orang Yahudi tidak tinggal diam. Hal itu jelas dari peng lihatan yang Tuhan berikan kepada Paulus untuk membera-ni kannya dan untuk memperlihatkan kepadanya tuaian yang berlimpah. Kemarahan orang Yahudi meledak ketika Galio menja-di gubernur. Namun, mereka tidak mendapat peluang sedikit pun dari Galio. Bahkan usaha orang-orang Yahudi itu gagal total karena para penduduk kota memberi pelajaran yang keras kepada mereka dengan memukuli kepala rumah ibadah.

Sesudah satu setengah tahun, Paulus pergi ke Efesus dan mengadakan pembicaraan pertama dengan orang-orang Yahudi di sana. Meskipun tanggapan orang-orang Yahudi ini membesarkan hatinya, Paulus segera melanjutkan perjalanan nya ke Kaisarea dan selanjutnya ke Yerusalem untuk memberi salam kepada jemaat di situ (dan mungkin juga untuk memenuhi janjinya, bnd ay 18). Perjalanan pulangnya berakhir di Antiokhia, jemaat yang telah mengutus Paulus (13:2-3).

Dalam perjalanan pemberitaan Injil ketiga (lih peta hlm 275), Paulus mengun jungi murid-murid di Galatia dan Frigia. Dalam perjalanan se belumnya, ia memberitakan Injil di situ untuk per tama kali nya. Sementara Paulus menuju Efesus, seorang yang bernama Apolos mulai bekerja di kota itu. Orang ini hanya mengenal Yesus dari apa yang dilakukan hamba-Nya, Yohanes Pembaptis. Dari Priskila dan Akwila ia mendapat pengajaran lanjutan mengenai jalan yang dilalui Tuhan sampai ke Pentakosta.

Kemudian Apolos berangkat ke Akhaya dan tugas yang ia lakukan sangat berguna bagi pekerjaan Tuhan (bnd 1Kor 3:5-6).

Wacana

1. Mengapa penghujatan orang Yahudi terhadap Allah meng-akhiri pekerjaan Paulus di kalangan mereka?
2. Bolehkah Paulus begitu saja mengucapkan peng hakim an yang begitu berat pada orang Yahudi yang menang gapi kata-kata-nya dengan penghujatan terhadap Allah?
3. Dapatkah kita menyimpulkan dari ayat. bahwa Paulus akhirnya takut dan oleh sebab itu mempertimbangkan untuk mengakhiri pekerjaannya di Korintus?
4. Benarkah sikap Galio? Atau apakah ia sebetulnya harus mendalami materi itu dan memilih posisinya?
5. Bagaimana mungkin Apolos dengan teliti mengajar tentang apa yang berkenaan dengan Yesus (ay 25) tanpa mengetahui sedikit pun tentang apa yang Yesus lakukan dan katakan?
6. Apa guna penjelasan Lukas mengenai pribadi dan pe kerjaan Apolos; padahal sesudah 19:1 ia tidak muncul lagi dalam Kisah Para Rasul dan pengisahan Lukas selanjutnya berpusat pada Paulus?
background image

Peta perjalanan Pekabaran Injil ke-3.

3

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih