Tahap Kedua Program Kerja Tuhan Berkem bang Menuju ke Puncaknya

Pembahasan

ayat 19b-20. Saulus telah dibaptis (9:18) dan digabungkan kepada persekutuan Kristus. Ia juga diterima oleh para murid di Damsyik. Meskipun pada mulanya sangat sulit bagi mereka untuk menganggap si penganiaya kejam itu sebagai saudara, tetapi kasih Kristus dan kuasa Roh Kudus menggerakkan hati mereka untuk melakukannya. Baru beberapa hari Saulus tinggal di Damsyik, ia sudah langsung menangani pekerjaan yang diletakkan Tuhan yang hidup ke atas bahunya. Ia segera tampil sebagai bentara yang mengumumkan kedatangan Raja. Di Damsyik ada banyak rumah ibadah. Jadi Saulus dapat langsung mulai bekerja.

Pesan yang dibawanya tidak mungkin ditafsirkan dengan dua cara: Yesus adalah Anak Allah. Nama ”Anak Allah” ini baru untuk pertama kalinya diperdengarkan dalam pemberitaan para rasul. Menurut Mzm 2:7 dan 89:27-28, nama ”Anak” juga diper untukkan bagi para raja keturunan Daud. Bapa dan Anak, itulah hubungan antara Tuhan dan raja yang diurapi-Nya. Jadi, nama yang hebat itu, ”Anak Allah”, menyatakan pentingnya hubungan itu. Hal itu sangat berarti khususnya bagi orang-orang Yahudi yang sudah lama menerima Kitab-kitab Suci. Dan sekarang mengenai Yesus, dalam sebutan ”Anak Allah” itu terkandung arti yang jauh lebih besar daripada yang pernah dapat mereka bayangkan karena Yesus adalah benar-benar Anak tunggal Allah.

ayat 21-22. Orang-orang Yahudi yang berada di rumah-rumah ibadah tidak mengerti apa yang terjadi atas diri mereka. Mereka menjadi sangat keheranan. Mereka tahu tindakan-tindakan kejam yang dilakukan Saulus di Yerusalem dan mereka juga tahu maksud kedatangannya ke Damsyik, yaitu untuk melakukan gerakan pembersihan terhadap orang-orang Kristen (yang memanggil nama ini, yaitu Yesus; dl pemakaian kata-kata ini tampak jelas penghinaan dari pihak orang-orang Yahudi).67 Tetapi semua perlawanan mereka tidak mengecilkan hati Saulus. Sebaliknya, perlawanan itu menjadikannya kuat (bnd Rm 4:20; Ef 6:10; 2Tim 2:1). Dia justru menggunakan kekuatan itu untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik karena ia memperlihatkan dengan jelas bahwa Yesus adalah Mesias, orang yang ditunjuk Allah (bnd 5:42; 17:3; 18:5). Saulus membuktikan hal itu dengan mengutip Kitab-kitab Suci seperti yang dilakukan Petrus dalam Kis 2.

ayat 23-25. Setelah keadaan ini berlangsung cukup lama, orang-orang Yahudi berunding dan bersepakat untuk membunuh bentara Yesus itu. Jelas, hal ini berarti perlawanan terhadap Kristus sendiri. Tetapi rencana mereka sampai ke telinga Saulus. Para murid turun tangan untuk membantu Saulus hingga ia berhasil menyelamatkan diri dari kota yang penjagaannya ketat itu dengan cara yang sama seperti ketika kedua pengintai lolos dari Yerikho di masa lalu (bnd

Yos 2:13, dst). Saulus diturunkan dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang (bnd 2Kor 11:32-33).

ayat 26-27. Setibanya di Yerusalem, Saulus tidak pergi ke lingkungan Mahkamah Agama, tempat ia biasanya berada. Kini Yesus adalah majikannya yang baru. Oleh karena itu, ia berusaha untuk menggabungkan diri kepada jemaat Yesus. Tetapi semua orang masih sangat takut kepada Saulus. Mereka hampir-hampir tidak dapat percaya bahwa pelawan mereka yang paling kejam (8:3) kini menjadi kawan sepelayanan yang tangguh. Mukjizat yang demikian besar tak dapat dipahami manusia dengan begitu cepat.

Barnabas, orang Lewi dari Siprus (4:36), adalah orang pertama yang menerimanya. Ia mengunjungi Saulus dan membawanya kepada para rasul. Dengan panjang lebar Barna bas menceritakan apa yang terjadi dalam perjalanan Paulus ke Damsyik. Saulus telah melihat Tuhan dan secara keseluruhan ia telah dikuasai firman Tuhan. Hal itu langsung terlihat di Damsyik karena dengan berani dan tanpa malu-malu ia memperkenalkan diri kepada orang-orang Yahudi dan menyampaikan pesan yang jelas dalam nama Juruselamat.

ayat 28-30. Saulus diterima dengan baik di kalangan para rasul dan ia tinggal bersama-sama dengan mereka di Yerusalem. Ada kemungkinan ia bekerja sama dengan mereka di sekitar Yerusalem, tetapi sudah pasti ia tidak tampil ke depan. Mungkin ia hanya berbicara dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani (orang Yahudi yg kembali dari perantauan). Dalam Gal 1:22 kita melihat bahwa setelah kunjungan Saulus ke Yerusalem, ia belum dikenal oleh jemaat-jemaat di Yudea. Bagaimanapun, Saulus tidak malu untuk melaksanakan dan meneruskan perintah Tuhan. Ia memperlihatkan bahwa ia sudah putus hubungan dengan masa lalunya.

Tidak berbeda dengan yang terjadi di Damsyik, muncul juga reaksi sengit dari pihak orang-orang Yahudi di Yerusalem dan sekitarnya. Sejak awal kepada Saulus diperlihatkan betapa banyak penderitaan yang harus ditanggungnya (bnd 9:16). Para anggota jemaat tahu betul bahwa orang-orang Yahudi di Yerusalem mampu melaksanakan rencana pembunuhan (7:58). Mereka segera turun tangan dan mengantarkan Saulus ke Kaisarea agar ia terlindung dari penyergapan (bnd 23:23, dst). Dari Kaisarea Saulus sendiri dapat meneruskan perjalanan ke Tarsus, kota kelahirannya.

Kita kembali menjumpai Saulus di Tarsus dalam 11:25. Itu tidak berarti bahwa selama itu ia berada di kota kelahirannya tanpa berbuat apa-apa.

Mengenai ayat-ayat yang dibahas di atas, bandingkan juga pasal 22:17-21.

ayat 31. Kira-kira pada akhir tahap pertama dan kedua program kerja Yesus (bnd 1:8) kita kini mendapat kesimpulan ringkas. Nanti, dalam pasal 10, dimulai tahap ketiga, tahap yang terakhir. Beberapa kesimpulan selama tahap pertama telah kita dapatkan dalam 2:42-47 dan 4:32-37.

Pada saat itu daerah di sekitar Yerusalem juga telah digarap, yakni daerah-daerah Yudea, Samaria, dan Galilea. Apalagi, kini jemaat hidup dengan rukun. Ini hadiah yang indah, setelah peristiwa-peristiwa dahsyat yaitu perajaman Stefanus dan ope rasi pembersihan yang kemudian. Saulus, si pengganggu kete nangan yang kejam, ”ditawan” Kristus. Sekarang ia tidak lagi melontarkan an caman-ancaman maut, tetapi ia meniup nafiri Allah sebagai bentara Tuhan.

Tetapi hadiah yang indah tidak pernah datang dengan sendi-rinya. Kerukunan itu harus dijalankan dan dipelihara dengan baik. Itulah yang sungguh-sungguh terjadi dan buah-buahnya juga disebutkan. Pertama-tama, pembangunan (jemaat itu dibangun), yaitu dalam rahmat dan kuat kuasa. Dipakai gambaran rumah yang sedang dibangun (bnd 20:32; Rm 14:19; 15:2; Ef 4:12). Kemudian, hidup dalam takut akan Tuhan, yakni kehidupan dan pekerjaan sehari-hari yang ditandai oleh rasa takut akan Tuhan yang menguasai hidup dan mati. Dan akhirnya, juga penambahan (jumlahnya bertambah besar) oleh pertolongan dan penghiburan sang Penghibur, yaitu Roh Kudus (bnd Yoh 16:7). Semua ini adalah buah-buah yang melimpah dalam masa damai sejahtera.

ayat 32-33. Sesudah gambaran suasana pada akhir tahap perta ma dan kedua, menyusul beberapa bukti nyata mengenai kuat kuasa firman Tuhan yang memberi hidup. Sama seperti adanya bukti-bukti itu di Yerusalem (tahap pertama; bnd Kis. dan 5:12-16), begitu juga di sekitarnya (tahap kedua). Petrus berjalan keliling di kota-kota dan desa-desa, di mana saja anggota-anggota jemaat Kristus bertempat tinggal. Jadi, perjalanan ini semacam perkun-jungan68 untuk memperkuat persaudaraan (Fi lipus, sang pelayan dan pemberita Injil, telah menyiarkan Injil di seluruh daerah itu sampai Kaisarea, 8:40). Demikianlah Petrus tiba di Lida, di mana ia bertemu dengan seorang bernama Eneas. Orang ini yang sudah pasti termasuk orang-orang kudus itu, lumpuh dan sudah delapan tahun lamanya terbaring di tempat tidur tanpa daya untuk dapat bekerja bagi Tuhan (bnd Kis 3:2).

ayat 34-35. Petrus datang membawa kabar baik dari Tuhan yang menyem buh kan segala penyakit dan membebaskan kehidupan dari kebusukan (bnd Mzm 103:3-4). Ia mengatakan, ”Yesus Kristus (Penebus yg ditunjuk Allah) menyembuhkan engkau.” Eneas mende-ngar kata-kata jaminan yang pasti itu. Ia tidak perlu berpe gang pada tangkai jerami yang lemah yang membuat dia langsung jatuh kembali, tetapi ia ditarik berdiri oleh lengan yang kuat (lengan Tuhan). Ditinjau dari kata-kata Petrus, ia sendiri sebagai utusan mundur ke belakang, sebab yang berperan di sini ialah Pengutusnya, Yesus Kristus. Hanya Dia yang dapat menunjukkan kuasa-Nya yang membebaskan itu dari surga ke tengah-tengah kehidupan kita.

Sesudah pesan yang sangat indah itu, terdengar juga perintah (”bangkitlah dan bereskanlah tempat tidurmu!”) untuk betul-betul percaya bahwa Injil adalah kuasa yang menyembuh kan. Janganlah Eneas melakukan perhitungan berdasarkan keadaannya di masa lalu, tetapi perintah tadi hanya menuntut ketaatan dan iman, dengan melangkahi ambang yang melebihi akal manusia. Lalu Injil menarik Eneas melangkahi ambang tinggi itu, sehingga dalam ketaatan itu ia memperlihatkan kesembuhannya (bnd juga mis Mat 9:6, Mrk 2:11; Luk 5:24; Yoh 5:8). Eneas langsung menaati perintah itu, karena siapa yang percaya tidak akan ragu-ragu dan tidak bimbang. Pekerjaan Yesus Kristus atas diri Eneas memberi buah yang berlimpah-limpah, sebab seluruh penduduk Lida dan Saron bertobat kepada Tuhan.

ayat 36-37. Ketika Petrus tinggal di Lida, maka di Yope (mungkin kota itu juga telah dikunjungi oleh Filipus, bnd 8:40) meninggallah seorang perempuan, murid Yesus Kristus, bernama Tabita (Dorkas, nama itu berarti: rusa betina). Masa hidup nya di bumi benar-benar bukan hidup yang kosong, melainkan penuh dengan perbuatan baik (sebagaimana layak bagi perempuan yg beribadah, 1Tim 2:10), antara lain memberi sedekah. Setelah Tabita meninggal, ia dimandikan. Menurut Calvin, kebiasaan memandikan itu bertujuan membersih kan orang yang meninggal itu dari segala kotoran, supaya ia menghadap kursi penghakiman Allah dalam keadaan bersih. Dengan demikian kebiasaan itu juga memberi kesaksian mengenai kebangkitan kelak. Bagaimanapun, segala kegiatan untuk merawat jenazah almarhumah ini dengan jelas menunjukkan bahwa ia benar-benar telah meninggal. Selan jutnya jenazah dibaringkan di ruang atas.

ayat 38-39. Ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus berada di Lida, mereka menyuruh dua orang untuk menjemputnya. Permintaan agar Petrus segera datang langsung dipenuhinya. Setiba di Yope, para janda menceritakan dan memperlihatkan kepada Petrus betapa besar arti Dorkas bagi mereka. Para janda itu bukan peratap bayaran,69 tetapi kaum miskin (bnd 6:1) yang disantuni Dorkas, yaitu dengan membuat pakaian yang mereka butuhkan. Para janda itu tidak memamerkan koleksi pakaian yang berlebihan, tetapi hanya memperlihatkan pakaian yang sedang mereka pakai dan yang sangat mereka butuhkan.

ayat 40-41. Dalam pekerjaan yang akan dilakukan Petrus, ia tidak memerlukan penonton yang memperhatikan segala gerak-geriknya. Apalagi, dalam suasana yang sunyi Petrus dapat memusatkan diri dengan lebih baik untuk memohon pertolongan dari Dia, satu-satunya yang dapat melakukan mukjizat (bnd 1Raj 17:20 dan 2Raj 4:33).

Setelah berdoa, Petrus berbicara kepada perempuan yang sudah meninggal itu, yang tentu saja tidak dapat mendengarkata-katanya. Tetapi kekuatan Firman yang diucapkan oleh utusan Tuhan mampu menembus telinga Tabita, dan meresap ke seluruh tubuhnya, hingga ia membuka matanya, dan bangun lalu duduk (bnd Yeh 37:4, dst). Perhatian dokter Lukas pada unsur-unsur kecil jelas tampak. Petrus mengulurkan tangannya kepada Tabita dan membantu nya berdiri. Lalu ia memanggil orang-orang kudus dan para janda untuk masuk kembali dan mereka boleh mengagumi kemampuan firman Tuhan, serta apa yang dikembalikan oleh Tuhan dalam rahmat-Nya kepada janda-janda yang miskin itu.

Tuhan tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

ayat 42-43. Pekerjaan yang memberi hidup itu menghasilkan buah-buah yang berlimpah, bukan hanya bagi janda-janda miskin (diakonia dl arti yg luas tetap berjalan), tetapi juga bagi lingkungan di luarnya, di seluruh Yope. Banyak orang tertarik kepada Tuhan yang menguasai kehidupan, yang berada di rumah kehidupan. Dalam rumah itu, yakni jemaat, ada tempat bagi orang-orang miskin dan orang-orang yang dianggap hina seperti penyamak kulit.70 Di rumah itu bahkan ada tempat untuk orang-orang yang dianggap najis karena berasal dari bangsa-bangsa asing. Itulah yang dibicarakan dalam Kis 10.

Ringkasan

Setelah dibaptis, Saulus langsung mulai memenuhi tugasnya. Pemberitaan mengenai Sang Kristus mengalami perlawanan sengit dari orang Yahudi. Oleh karena Tuhan hendak melakukan banyak pekerjaan melalui Saulus, Dia menyela matkan hamba-Nya dari kota yang dikawal ketat. Di Yerusalem jemaat tidak dapat mempercayai mukjizat mengenai pertobatan Saulus. Menurut pandangan mereka, itu hal mustahil. Demikianlah sampai saat Barnabas (anak penghiburan!) sebagai orang yang pertama yang mengeratkan ikatan dengan Saulus dan meyakinkan para rasul beserta jemaat. Si penganiaya menjadi pemberita Sang Penebus, juga di Yerusalem dan sekitarnya. Seperti di Damsyik, di Yerusalem juga merebak perlawanan dari pihak orang Yahudi dalam bentuk yang paling mengerikan, yaitu dalam bentuk komplotan pembunuhan. Namun pelaksanaannya mengalami ke gagalan total karena pelaksanaan rencana kerja Tuhan harus tetap berlangsung. Setelah Tuhan menggabungkan pemimpin kampanye anti-Kristen kepada tentara-Nya, jemaat Yerusalem dan sekitarnya mengalami masa tenang. Tahap pertama dan kedua diakhiri dengan gambaran warna-warni mengenai jemaat. Disebutkan pertumbuhan dalam iman, dalam rasa takut akan Tuhan, dan dalam jumlah anggota jemaat. Semua itu berlangsung berkat Roh Kudus. Untuk menggaris bawahi pekerjaan Tuhan yang hidup di sekitar Yerusalem, Eneas disembuhkan hingga ia dapat bekerja untuk Allah dan jemaat-Nya di Lida. Di Yope Tabita dikembalikan dari antara orang mati kepada orang-orang miskin. Demikianlah Tuhan memelihara umat-Nya dan firman-Nya yang terus memberi kehidupan bekerja keras untuk memperkuat iman dan memperluas jemaat-Nya.

Wacana

1. Kis 9:19b-30 sering ditempatkan di samping Gal 1:15-22, dengan tujuan untuk mencoba menyesuaikan kedua nas Kitab Suci ini. Menurut banyak orang, pada masa Paulus tinggal di Damsyik, ia juga berkunjung ke Arab. Apakah dalam 9:19b-26 ada ruang untuk pemikiran itu? Kis 9:27 berbicara mengenai para rasul. Dapatkah itu disamakan dengan Gal 1:19? Apabila jawabannya positif, bagaimana menyesuaikan data yang satu dengan yang lain?
2. Ayat 31 berbicara tentang buah-buah yang melimpah di masa ketenangan dan damai. Apa yang kita lakukan dengan ketenangan dan keleluasaan yang kita nikmati? Apakah kita menggunakannya dengan intensif bagi Tuhan?
3. Ayat 37 berbicara tentang kebiasaan memandikan jenazah. Bagaimana pikiran kita tentang arti penjelasan yang diberikan Calvin mengenai hal itu? (Lih pada pembahas an ay ini di atas.)
4. Ayat 32 dan 41 berbicara mengenai anggota-anggota jemaat sebagai orang-orang kudus. Mengapa mereka disebut demiki-an dan apa maksudnya?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    C. van den Berg
  3. ISBN:
    978-602-8009-41-6
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 1981
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih