Stadion penuh dengan orang-orang. Semua tribunnya padat. Dari semua arah terpancar lampu-lampu sorot. Di tengah ada sebuah meja besar yang warnanya putih cemerlang. Di belakang meja itu terlihat sesuatu bagaikan takhta, yang putih cemerlang. Sebentar lagi Hakim yang Mahatinggi akan duduk di takhta itu. Juga di depan meja itu ada kursi, tempat Anda akan duduk. Tibalah saat nama Anda dipanggil. Semua lampu padam, hanya lampu sorot yang dinyalakan. Maka tampillah buku besar. Berkas Anda dibuka, dengan kisah hidup Anda yang sesungguhnya, fakta-fakta yang benar. Bagaikan film, hidup Anda lewat di depan mata Anda. Wah, itu adalah saya ...! Seluruh hidup Anda ditonton kan. Semua ke salahan yang telah Anda lakukan. Juga apa yang telah Anda lupa kan. Apa yang Anda pikir sudah tidak diingat-ingat lagi. Tidak ada yang tidak dibukakan. Tidak mungkin Anda bersembunyi. Semuanya tampak dengan jelas dan tanpa salah dalam terang lampu sorot itu, sampai ke detaildetailnya, sampai ke pikiran-pi kiran yang di belakangnya. Tidak ada yang dilupakan. Semuanya tercatat, dan sekarang diumumkan. Semuanya dipampang dan diuraikan secara luas. Andai saja berkas Anda dibuka di tempat yang sunyi, di mana hanya ada Sang Hakim bersama para petugas-Nya atau keluarga terdekat Anda. Sayangnya tidak, hal itu terjadi di depan mata semua orang. Gambar-gambarnya terlihat di seluruh dunia. Anda dipertontonkan secara terbuka.
Apakah itu yang akan terjadi, di mana kita harus siap menghadapi peng hakiman terakhir? Pasti kita terkejut dan sungguhsungguh takut. Kita akan merasa tersudut. Karena ketakutan, mungkin saja keringat bercucuran membasahi tubuh kita. Berapa lama lagi kita harus menung gu dalam ketakutan, sampai tiba giliran kita masing-masing? Karena, kalau semua orang yang pernah hidup harus menghadap Hakim satu demi satu, tentunya hal itu akan sangat menghabiskan waktu.
Bukankah itu yang kita baca dalam 2 Korintus 5:10, yaitu kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus.1 Dia akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati (Pengakuan Iman Rasuli). Maka kitab-kitab akan dibuka dan orang-orang mati akan dihakimi (lih Why 20:12), supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini (2Kor 5:10). Allah akan membawa setiap per buatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pkh 12:13-14). Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Mat 12:36-37).
Apakah semua kesalahan yang pernah kita minta pengampunannya, akan dibicarakan lagi dengan panjang lebar? Apakah pengampunan yang telah kita terima, hanya bersifat sementara? Apakah ”Tuhan mengampuni” tidak berarti Dia juga ”melupa kan”? Apakah pada hari penghakiman terakhir, Allah akan kembali mempertimbangkan semuanya? Sama sekali tidak. Allah tidak akan mengungkit-ungkit semua yang terjadi di masa lalu. Tetapi, Ia memang akan menjelaskan kepada kita bahwa dengan berkas-berkas kita masing-masing, kita tidak akan selamat di luar Kristus sebagai Hakim dan Pembela! Jika sekarang kita sudah hidup bersama Kristus, tidak perlu kita merasa tegang dan takut menunggu keputusan Hakim surgawi yang kita sendiri belum mengetahuinya.
Takutlah akan Allah pada tempatnya, jangan membiarkan diri kita takut pada sesuatu yang tak perlu. Keyakinan tidak terletak pada diri kita, tetapi pada janji Allah dalam Kristus Yesus, yang bisa dipercaya dengan sungguh-sungguh. Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah (Yoh 3:16-18). Jika sekarang kita mencari Dia, kita nanti akan me nemui-Nya sebagai Penebus. Betapa banyaknya kata-kata sia-sia yang telah kita ucapkan, dan apa saja yang telah kita berbuat, Dia yang meluruskan nya. Karena Dia yang lebih dahulu menghadapkan diri di depan kursi pengadilan Allah.
Sebaliknya, siapa yang sekarang tidak peduli akan Kristus, akan menemui-Nya kelak sebagai Hakim. Lalu ”setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawab kannya pada hari penghakiman” (Mat 12:3637). Kata-kata ini Yesus ungkapkan kepada orang-orang yang menghujatNya. Orang-orang yang berdiri di depan Yesus, yang jelas-jelas menolak Dia. Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya ”Hendaklah kalian sadar akan apa yang kalian katakan! Kalau tidak peduli akan Aku, kalian harus mempertanggungjawabkan setiap katamu!” Hendaknya jangan menunda keputusan untuk mengikut Kristus. Sebenarnya keputusan itu telah diambil kini dan di sini.
Jika demikian halnya, apakah penghakiman terakhir masih diperlukan? Apa perlunya orang-orang percaya yang telah meninggal, yang sekarang ini sedang memerintah sebagai raja bersama Kristus diadili? Mengapa mereka harus diadili lagi? Lagi pula, penghakiman terakhir baru akan terjadi setelah semua orang bangkit, padahal pada saat itu keputusan tentang surga dan neraka telah diambil. Bahkan orang-orang yang hidup, yang mengalami kedatangan Kristus yang kedua kalinya, pada saat itu pun telah diubahkan dalam sekejap mata. Sesuai kata Paulus, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa (1Tes 4:17). Untuk apa penghakiman terakhir itu, seolah-olah semuanya masih harus diselidiki? Sehubungan dengan hal ini, bandingkan acara penyerahan ijazah setelah lulus ujian. Hasilnya sudah diketahui, tetapi masih harus diumumkan dengan resmi, dan dirayakan. Perbandingan ini memang tidak sempurna, karena kita tidak akan menerima daftar nilai dari Allah.
Hanya satu jawaban pada pertanyaan tadi, yaitu: ”Demi kemuliaan Kristus!” Dia akan tampil sebagai Hakim alam semesta bersama para malaikat-Nya. Ia akan mengumpulkan semua orang di depan takhta putih-Nya (Why 20:11-12; bnd Mat 25:31-46). Pada saat yang mulia itu, pemisahan sudah tampak jelas! Sebab, Dia akan memisah kan dombadomba dari kambing-kambing. Sebelum keputusan pengadilan diumumkan, semua orang sebenarnya telah dipilah-pilah pada tribun masingmasing. Kristus akan tampil sebagai Penebus bagi semua yang berjalan dalam pakaian putih (lih Why 3:4-5). Pakaian putih itu menunjukkan bahwa kitalah orang yang berhak menerima keselamatan. Di sini, kelihatan hubungannya dengan masa mereka hidup di bumi, yaitu ”mereka telah mencuci jubah mereka (artinya cara hidup dan perbuatan-perbuatan mereka) dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” (bnd Why 7:14-15). Itulah mereka yang, sedapat mungkin, selalu hidup dari pengam punan. Semua yang berpakaian putih mengetahuinya, yaitu bahwa ”He is the Champion, my friend. He kept on fighting till the end.” Perbandingan ini lebih baik daripada perbandingan mengenai penyerahan ijazah tadi. Hasil sudah dike tahui, tetapi kita masih menunggu saat penerimaan kemenangan serta perayaannya di muka umum, dalam kehadiran semua orang. Inilah saat yang besar bagi Kristus dan semua orang yang telah mengasihi Dia. Saat yang luar biasa untuk dinikmati sampai selama-lamanya.
Ada dua Kitab (Why 20:12). Pertama-tama dibuka kitab yang berisikan perbuatan-perbuatan manusia. Halaman-halaman hitam yang di dalamnya, cukup untuk menolak semua orang (sehingga tepat menyebutnya sebagai ”buku hitam”). Mereka telah berbuat dosa terhadap semua hukum Allah. Tidak ada satu hukum pun yang mereka taati dengan baik (KH, p/j 60). Mereka tetap mengeraskan hati. Kejahatan belaka yang ada dalam diri mereka. Tetapi, ada kitab lain yang juga dibuka, yang berisikan semua yang telah diper buat Kristus melawan kejahatan itu (sehingga tepat menyebutnya sebagai ”buku putih”). Semuanya diluruskan, ditaati dengan sempurna, kudus dari dalam. Semua orang yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan ini, akan men dengar itu. Tidak ada penghakiman bagi mereka yang berada di dalam Kristus. Mengenai kitab kehidupan yang dibuka ini, yang menentukan ialah apakah Kristus hadir dalam sejarah hidup kita. Singkatnya, apakah kita telah hidup beserta Dia selama di bumi ini. Hari penghakiman tentang seluruh hidup kita dinyatakan di muka umum, terjadi di tengah-tengah semua orang yang pernah hidup. Kemenangan diberitahukan kepada seluruh dunia. Ini lebih dari sekadar penegasan terhadap apa yang sudah pasti. Ini yang mengawali zaman yang baru bagi semua orang!
Jadi, apakah berkas kita semua akan dibuka di depan mata semua orang? Apakah semua orang diperbolehkan ikut melihatnya dan menertawakannya? Akankah orang-orang bisa mengomentari kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? ”Wah, saya tidak menduga dia berbuat begitu! Kejahatannya itu tak terbayangkan bagi saya!” atau ”Jadi, bukan saya satu-satunya orang yang ...!” Apakah kita sungguh-sungguh akan saling mengamati, ketika kita satu per satu menghadap Kristus, di depan takhta putih-Nya? Tidak. Tidak seorang pun yang perlu tahu apa yang persis terjadi dalam hidup kita masing-masing. Dan tidak seorang pun yang akan tahu apa isi hati kita, pikiran kita, dosa-dosa yang keji dan kebingungan-kebingungan yang besar, bahkan kekurangan-kekurangan yang sepele sampai kesalahan-kesalahan karakter yang besar, per tanyaan-pertanyaan yang pernah timbul dalam benak kita. Semuanya itu hanyalah hak Kristus, seperti Dia juga mengadakan pem bicaraan pribadi dengan Petrus, setelah kebangkitan-Nya (lih Yoh 21:15-19), dan dengan saudara-Nya, Yakobus, yang pada awalnya tidak percaya kepada-Nya (lih 1Kor 15:6, 8). Bandingkan kenyataan semua orang percaya akan mendapat ”nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya” (Why 2:17). Nama itu ditentukan dan dimeteraikan oleh Kristus. Hal itu yang mencirikan cara penebusan-Nya. Bagaimana Dia menebus kita dan dari dosa apa saja Dia menyelamatkan kita, semua itu menjadi urusan Tuhan dan kita sendiri. Vonis-Nya memang diumum kan, tetapi detail vonis itu tetap lah bersifat sangat pribadi.
7. Pekerjaan yang baik yang menyertai kitaSekarang sama sekali tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Rm 8:1).Tetapi, apakah penilaian tidak terjadi terhadap perbuatan-perbuatan kita semua? Apakah yang penting itu hanya pembenaran kita, yaitu kita sebagai manusia meneri ma keadilan? Tidak, tetapi pengudusan kita pun sungguh-sungguh dibicarakan (lih butir 16.1), yaitu sebagai bukti hasil pekerjaan Kristus yang sudah nyata dalam hidup kita yang sekarang. Apa saja perbuatan kita yang dilandasi oleh kasih kepada Yesus, tetap bernilai dan akan bertahan sampai selamalamanya, betapapun perbuatan kita itu masih punya kekurangan. Semua pekerjaan yang kita perbuat berdasarkan kasih kepada Allah, akan dinilai berdasarkan jasa nya, tetapi bukan untuk kebanggaan diri sendiri, melainkan untuk pujian bagi Kristus oleh apa yang Dia perbuat dalam diri kita melalui Roh Kudus-Nya. Dia sendiri yang mengerjakannya. Hal ini terdapat dalam Wahyu 19:7-8, katanya ”... pengantin-Nya telah siap sedia. Kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih bersih!” (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Semua itu terjadi bagi kemurahan-Nya! Kita tidak mungkin membawa pekerjaan yang baik, prestasi-prestasi gemilang di depan kita, sebagai jasa kita sendiri. Tetapi, kita boleh membawanya di belakang kita, setelah dimurnikan dengan sempurna. ”Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan .... mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mere ka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka” (Why 14:13). Apa yang kita hasilkan di bumi ini (”jerih payah mu”) tidak percuma atau sia-sia, kalau diperbuat dalam persekutuan dengan Kristus (lih 1Kor 15:58). Pekerjaan kita yang baik akan menyertai kita sampai ke dalam hidup yang kekal.
Jadi, tentunya Allah akan menilai hasil pekerjaan kita.Tetapi, yang diperbuat oleh iman saja yang akan tetap bernilai. Hal-hal yang berharga yang kita lakukan, tidak begitu saja diabaikan Tuhan, tetapi Dia melakukannya tidak berkaitan dengan pembenaran kita, melainkan dengan pengudusan kita. Bagaimana kita harus memahaminya, dan menghubungkan yang satu dengan yang lain, itu rahasia. Percayakan saja semua itu kepada Kristus!
Bagi siapa saja yang tidak mengakui Kristus, penghakiman terakhir itu akan menjadi ketakutan yang dahsyat. Mereka sungguh-sungguh mempunyai banyak alasan untuk menanti kan hari itu dengan takut dan gentar (PIGB, ps 37). Semoga kegentaran yang baik itu ter dapat di dalam mereka, walaupun sedikit saja. Kristus yang datang sebagai Hakim akan mem berikan proses pengadilan yang jujur kepada tiap-tiap orang. Tidak seorang pun yang akan diadili dengan tidak benar. Kalau nama orang tidak terdaftar dalam kitab kehidupan, mereka tidak bisa menyalahkan Kristus. Sebagai Hakim Dia akan mengambil keputusan yang jujur dan menjatuhkan vonis yang murni, entah mereka-sesuai apa yang mereka ucapkan-sama sekali tidak mengetahuinya, atau menghujat-Nya dengan sengaja. Semua pelaku kriminal yang tidak punya hati nurani, atau orang-orang yang berpura-pura tidak tahu (msl, mengenai kejahatan-kejahatan yg terjadi dalam Perang Dunia, banyak orang yg membela diri, katanya ”kami tidak tahu”), Dia mengenal mereka dengan amat baik. Dia hanya perlu menghadapkan mereka dengan diri-Nya sendiri. Mereka telah menolak Dia. Mereka tidak mau taat kepada Allah.
Kristus sanggup menyelami apa yang ada di dalam hati mereka.
Dia membuka apa yang selalu manusia pikirkan dan inginkan. Sekarang semua topeng dibuka. Sekarang menjadi nyata isi hati mereka, yaitu pemberontakan, kesombongan, pengabaian Allah, berpaling dari Allah, dan-paling dalam-kebencian terhadap Dia. Semuanya dimunculkan dengan mengerikan karena orang akan melihat di depan mata mereka sendiri bahwa mereka bersalah. Tetapi, mereka tidak akan pernah mengakuinya, ataupun mengampuni diri mereka sendiri. Kasih Allah yang dalam dan hangat mereka tolak. Mereka hanya mencari diri mereka sendiri, dan sekarang mereka berputar-putar dalam lingkaran setan mereka sendiri. Diserahkan kepada diri mereka sendiri (bnd Rm 1:24).
Mereka tidak bisa dan tidak mau berbuat lain. Alternatif satu-satunya, yaitu mengakui kemuliaan dan kasih Kristus, dan itu tidak akan mereka lakukan, mereka tidak rela melakukannya. Ketika selama hidup di bumi mereka tidak peduli akan Anak Allah, apakah sekarang mereka tiba-tiba akan memeluk Dia?
Pada hari penghakiman terakhir semua orang yang percaya kepada Kristus akan dipisahkan dari orang-orang yang tidak mengakui-Nya (lih Mat 25:31-32). Bayang kan pemisahan itu juga berlaku bagi orang-orang dekat yang akrab dengan kita. Jika demikian, mana mungkin kita menginginkan datangnya waktu atau hari itu? Ketika pemisahan yang besar itu datang, bahkan keluarga pun tidak terkecuali. Betapa dalamnya penderitaan dan kesulitan yang akan diakibatkannya! Mana mungkin kita merindukan hari ini, kalau kakak atau adik kita sendiri, teman atau kenalan kita menolak Allah? Kecuali terjadi mukjizat. Sewaktu mereka masih hidup, ada jalan untuk mereka kembali kepada Allah. Itulah yang membuat kita bertahan untuk terus mengajak, dan berdoa bagi mereka. Bisa saja mereka bertobat, sementara kita sendiri sudah tidak lagi berada di bumi. Mustahil kita menem patkan diri pada posisi kekelan (bnd Luk 16:27-31). Kita tidak tahu apa yang akan Allah perbuat, juga sesudah kita tidak lagi berada di bumi. Tetapi, bagaimana, kalau mereka tidak bertobat? Apakah kita tidak akan kehilangan saudara atau teman? Jadi, akankah kita menunggu penghakiman terakhir itu dengan takut dan gentar? Apakah Tuhan Yesus akan merasa kehilangan mereka? Kristus yang telah me nyerahkan diri-Nya sendiri dalam kasih yang besar, apakah Dia tidak akan merasa kehilangan akan orang-orang yang menolak Dia? Jika Tuhan Yesus tidak merasa kehilangan mereka, sedang kan Dia berada dalam kemuliaan-Nya, itu berarti bahwa semuanya baik. Sekarang, kita belum melihat hal itu terjadi. Sulit juga kita memahaminya. Kita tidak memiliki iman yang sempurna dan masih terus bergumul dengan kebingungan dan ketidaktahuan kita. Kepercayaan kita belum sempurna akan Dia sebagai Allah yang adil, kudus, dan baik adanya.
Berkaitan dengan itu, saya menunjuk ke ”lautan kaca” dalam Wahyu 15. Umat Allah telah menang dan berdiri di tepinya. Lautan itu sangat bening, seperti kristal, tembus pandang sampai ke takhta Allah. Lautan itu juga berpijaran merah, dikarenakan nyala api murka Allah, kasihNya yang tersinggung, dan keadilan-Nya yang kudus. Setiap orang akan pernah meng aku bahwa ”Tuhan, Engkau adil. Jujurlah apa yang Engkau perbuat. Ternyata, saat ini tidak mungkin saya memahami maksud Allah. Keputusan-keputusan keadilan-Mu belum saya pahami dengan jelas. Saya seperti melihat dalam cermin, rahasia-rahasia, dengan samar-samar (1Kor 13:12). Tetapi, saya yakin bahwa pada akhirnya saya akan memahami dengan sem purna, dalam cahaya Kristus, yaitu bahwa Engkau dapat dipercaya, bahwa pada-Mu ada keadilan. Di antara manusia tidak ada seorang pun yang begitu mengasihi dunia. Ketika manusia dihakimi, tentu saja itu bukan kesalahan-Mu. Bukanlah hak saya untuk mengadili. Syukurlah, tidak! Tuhan, saya menutup mulut saya dengan tanganku, karena saya tidak dapat menilai keputusan-keputusan-Mu yang adil.” Padahal, jika Dia mengasihi kita, dan kita mengasihi Dia, tentunya orangorang yang menolak Allah adalah musuh-musuh kita bersama! Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau? (Mzm 139:21-22). Musuh-musuh Allah adalah musuh-musuh kita. Kita baru dapat mengatakan demikian dengan sepenuhnya, jika kasih me nguasai seluruh dunia, jika Allah menjadi segalanya di dalam semua.
Hari pengadilan yang paling besar sekaligus adalah hari pelurusan yang paling besar di semua zaman. Kehausan akan keadilan akan dipuaskan. Akhirnya, akan ada keadilan. Segala ketidakadilan di dunia akan ditunjukkan, dan semua yang dahulu tersem bunyi akan dibuka. Akan terjadi pembongkaran kedok di muka umum terhadap mereka yang dibebaskan dan yang dihukum dengan tidak benar. Sesungguhnya, akan menjadi nyata di depan umum segala sesuatu yang telah diperbuat secara diamdiam. Semua fakta akan muncul dalam terang, untuk selama-lamanya. Fakta-fakta itu tidak bisa lagi dikelabui dengan cara apa pun. Ketika Kristus menjatuhkan vonis, maka pembela yang terbaik sekalipun tidak bisa lagi mempertentangkannya. Keputusan-keputusan-Nya sedemikian murni sehingga kebenaran-Nya tidak mungkin disangkal. Dia yang akan mengucapkan kata terakhir yang menentukan.
Akan terjadi pembalasan yang sepenuhnya. Tidak akan ada satu kekesalan pun mengenai ketidakadilan yang masih berkuasa di dunia sekarang ini. Tidak percumalah jiwa-jiwa di surga berseru, ”Berapa lama lagi Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan ketidakadilan?” (Why 6:9-10). Tak terbayangkan! Ada begitu banyak penyimpang an. Pelayan-pelayan Kristus sendiri dikejar-kejar, dianiaya, dipenjarakan, dibunuh! Tetapi, Dia datang sebagai Hakim, yang sesungguhnya akan meluruskan semuanya. Seperti yang diungkapkan di Afrika Selatan, ”Alles sal reg kom!” (Semuanya akan menjadi lurus!). Keadilan akan menang, yaitu ketika Kristus tampil sebagai pemenang. Hakim yang tidak adil tidak peduli tentang keadilan menang atau tidak. Tetapi, Kristus me ngasihi keadilan. Tak satu pun kejahatan diterima-Nya. Hakim itu yang sedang datang. Hanya Dia yang akan menang. Kasih karunia-Nya akan kilaumengilau, belas kasihan-Nya akan menang atas penghakiman (Yak 2:13)! Sekalipun kita akan mengalami penghakiman-Nya itu pun tetap lah anugerah.
EKSKURSI TENTANG KERAJAAN SERIBU TAHUN
Ketika Kristus kembali, apakah pada awalnya Dia akan memerintah di bumi selama seribu tahun? Banyak orang Kristen di dunia, yang berpandangan demikian. Mereka yang menantikan suatu milenium keemasan. Sepanjang masa itu Kristus akan memerintah dari Yerusalem. Selama milenium ini orang-orang yang tak ter bilang jumlahnya, akan men jadi percaya. Dan di seluruh dunia keadilan akan menang sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara miskin dan kaya, dan peperangan akan dihentikan semuanya. Menurut beberapa orang, bahkan akan terwujud perubahan-perubahan alam dan iklim secara besar-besaran. Bumi akan mengalami perkembangan yang belum pernah dialami, selama masa seribu tahun ini.
Ada lagi perbedaan-perbedaan pendapat antara orang yang satu dan yang lain. Karena menurut kelompok yang satu, Kristus akan kembali lebih awal (pre-milenialisme) untuk mengangkat semua orang Kristen secara tiba-tiba (pengangkatan jemaat), baru kemudian Dia akan memerintah bersama-sama dengan mereka dari Yerusalem. Menurut kelompok yang satu lagi, sejarah sedang beralih dengan perlahan-lahan ke periode perkembangan yang akan berlangsung selama seribu tahun, dan pada akhir masa itu barulah Kristus akan kembali (post-milenialisme). Dan ada kelompok yang lain lagi, yang berpandangan bahwa Kristus akan kembali dua kali. Pertama, sebelum kerajaan seribu tahun itu mulai, lalu Ia akan pergi. Kedua, setelah siksaan yang besar, Dia akan menampakkan diri sekali lagi (dispensasionalisme). Bandingkan roman-roman ”Nafiri yang terakhir” yang ditulis oleh Tim LaHaye dan Jerry B. Jenkins.
Kini, saya membatasi penjabaran ini hanya pada pendapat umum mengenai apa yang lazim disebut ”seribu tahun”. Orang-orang berpendapat itu didasarkan pada Wahyu 20:7, di mana dibicarakan suatu ”masa seribu tahun”. Sepanjang masa itu Kristus yang memerintah, sedangkan Iblis diikat. Selanjutnya ayat-ayat ini dihubungkan dengan nubuat-nubuat Perjanjian Lama, khususnya mengenai kerajaan damai (bnd Yes 2 dan 9).
Sebelum kita membahas penafsiran Wahyu 20, izinkan saya memberikan beberapa catatan. Kitab Wahyu tidak dimaksudkan sebagai ramalan masa depan. Kita tidak memegang sejenis buku panduan yang menyajikan daftar segala yang akan terjadi secara berturut-turut hingga hari Kristus datang kembali. Kita tidak dikuasai oleh nasib yang di dalamnya semua nya telah ditetapkan sebelumnya. Sebaliknya, kita diperintah oleh Kristus. Seluruh sejarah terletak di tangan-Nya. Kristus yang meme rintah (lih Why 5; 22:6-7). Kitab Wahyu bersifat nubuat! Penglihatan-penglihatan itu dimaksudkan untuk mengukuhkan keper cayaan kita bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh pemenang. Penglihatan-penglihatan itu sekaligus memanggil semua orang yang hidup di luar Dia, agar bertobat.
Kitab Wahyu bukanlah perencanaan jangka panjang, melainkan ajakan yang mendesak! Dalam semuanya yang diuraikan, terdengar panggilan yang terus-menerus, yaitu ”Bertobatlah, dan bertekunlah dalam iman!”
Apa yang diperlihatkan kepada kita dalam Wahyu 20? Seorang malaikat yang berkuasa yang memegang anak kunci jurang maut. Dia yang menangkap naga dan mengikatnya. Naga itu disebut dengan semua namanya, yaitu si ular tua, Iblis, dan Satan, yang menyatakan ciri-ciri khasnya, yaitu dia cerdik, fasik, dan berkuasa. Ini menunjukkan kesukaran untuk menun duk kannya. Dengan suatu rantai besar malaikat itu mengikatnya, dan selanjutnya dia melem par kannya ke dalam jurang maut dan memeteraikannya di sana. Dia bertindak dengan tepat untuk menguasai naga itu (lih Why 20:1-3).
Bandingkanlah hal itu dengan penglihatan yang kita baca dalam Wahyu 12. Dalam pasal itu diperlihat kan kepada kita bagaimana naga itu berusaha menyerbu surga. Naga itu tidak berhasil karena dia tidak lagi mendapat tempat di situ, dan bahkan tidak lagi mempunyai hak bicara (bnd Ayb 1-2), sejak kemenangan Kristus. Naga dilemparkan ke bumi. Di bumi, naga berusaha kuat untuk mencobai seluruh dunia.
Pada pandangan pertama, situasinya tampak sudah sangat berubah dalam Wahyu 20. Dalam pasal itu ia telah diikat dan dikurung. Kelihatannya Satan tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Tetapi, jangan salah, bukan untuk pertama kalinya jurang maut itu disebut. Kata itu juga sudah muncul dalam Wahyu 9:1, 11 dan 11:7. Itulah tempat roh-roh jahat dikumpulkan, yang sudah tidak lagi diperbolehkan memasuki surga! Walaupun Satan dikurung dalam jurang maut, tidak berarti bahwa dia tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Satan masih tetap berpengaruh. Tetapi, maksud ”dia diikat” ialah kuasanya dikendalikan. Banyak disebut dalam Kitab Wahyu bahwa Iblis memang berkuasa besar, tetapi kuasa itu dibatasi oleh Kristus. Karena yang memerintah itu Kristus, apa saja mungkin terjadi! Juga ketika kita tidak melihat atau meng akuinya.
Ada juga alasan khusus Iblis diikat, yaitu supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, Why 20:3). Dalam ayat selanjutnya (ay 8) menjadi jelas apa sebenarnya maksud Satan dengan menyesatkan itu. Satan mau menggerakkan semua bangsa agar memusnahkan kaum Kristen dari muka bumi. Pada saat Satan diusir dari surga, dia langsung saja berusaha melakukannya. Dan kelihatannya, usahanya itu berhasil. Kaisarkaisar Romawi dilibatkannya untuk memberantas orang-orang Kristen! Tampaknya, Satan sedang menang, sampai akhirnya dia diikat (bnd Mat 16:18 dan 23). Mulai saat itu kuasanya dibatasi. Sudah tentu, penganiayaan-penganiayaan masih tetap ada, tetapi untuk sebagian saja, dalam negara tertentu, dalam daerah tertentu, untuk periode tertentu. Penganiayaan seluruh kaum Kristen hanya terjadi pada abad-abad pertama. Jika sekarang kita kembali memban dingkannya dengan Wahyu 12, maka semuanya tepat. Satan yang dilemparkan dari surga, meng aniaya gereja di bumi, tetapi perempuan (jemaat) dilindungi dan dipelihara di padang gurun (lih Why 12:6, 13-18)!
Mengenai Iblis diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut itu sudah mulai pada waktu Kristus di bumi. Dengar saja apa yang dikatakan oleh Nabi kita yang paling tinggi, yaitu ”bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu?” (Mat 12:29). Yang dibicarakan ialah Satan, sebagai Beelzebul. Secara fakta, hal mengikat itu telah dimulai pada saat Kristus bertahan melawan pencobaan-pencobaan Iblis di padang gurun (lih Mat 4:1-11). Sejak saat itu2 Yesus Kristus mulai mengusir roh-roh jahat. Dan ketika para murid diutus-Nya untuk memberitakan Injil, Yesus bicara tentang Iblis yang jatuh seperti kilat dari langit (lih Luk 10:17-20). Jadi, mengenai mengikat dan melemparkan ke dalam jurang maut itu terjadi oleh pemberitaan dan penerimaan Injil! Kenyataannya sekali lagi ditegaskan ketika Yesus berkata, ”Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: Sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (baik orang Yahudi maupun orang Yunani; Yoh 12:31-32). Tiap kali Roh Kristus meyakinkan, Satan dihakimi! Itu sebuah contoh kecil 2 Langsung pada awal pelayanan-Nya!
penghukuman-Nya yang definitif. Tiap kali Kristus melepaskan orang, Satan diikat-Nya.
Dalam firman Allah tidak pernah dibicarakan kerajaan damai 1000 tahun. Itu juga sebabnya kita tidak memandang angka itu secara harfiah. Sama seperti banyak angka yang lain dalam Kitab Wahyu (Why 4,6,7), juga 144.000-angka ini pun mempunyai arti yang simbolis (10 x 10 x 10). Sebutan 1000 tahun menunjukkan sebuah masa yang lama, artinya periode yang bulat, yang pernah akan diakhiri. Kristus yang memulai kerajaan 1000 tahun itu, pada saat Dia naik takhta-Nya. Inilah masa Dia, sebagai Kepala jemaat-Nya, ”menarik semua orang datang kepada-Nya”, yaitu penjumlahan periode-periode pengaruh Kristen jelas terlihat dalam masyarakat, dibanding periode-periode pengaruh itu tidak terasa. Hal ini dilukiskan dengan begitu indah dalam penglihatan manakala Dia menunggang kuda putih itu, dalam Wahyu 19:11-16. Tuhan yang memerintah. Dia tetap berperang dengan pedang kudus Roh-Nya, napas bibir-bibir-Nya mengalahkan perlawanan. Sesudah mengurangi kekafir an, Injil memeteraikan kehidupan bangsa-bangsa yang menjadi Kristen. Dengan berjalannya abad-abad, banyak sekali orang yang menjadi percaya. Perhatikanlah penyebar luasan pekerjaan misi yang luar biasa pada abad ke-20. Sepanjang sejarah, belum pernah terjadi jumlah orang yang dijangkau dengan pemberitaan Injil sebanyak pada abad yang lalu. Itu bukan hanya tanda kedatangan-Nya kembali, melainkan juga membuktikan Kristus adalah Raja (lih Mat 24:14).
Dalam Wahyu 20 semua potongan puzzle (teka-teki berupa gambar bongkar-pasang), pemerintahan Kristus telah selesai disusun menjadi satu gambaran yang lengkap, sambil dikitari bingkai 1000 tahun. Untuk memper lihatkan kepada kita bahwa kerajaan Kristus sungguh-sungguh terwujud semestinya, sampai ke dalam masa-masa se jarah yang paling gelap. Pemerintahan Kristus bagaikan potongan-potongan kristal yang kerlap-kerlip dalam kerikil sejarah. Dan semua potongan kristal yang kecil itu, ketika dipersatukan dalam bingkai 10 x 10 x 10, menunjukkan kepada kita bahwa Kerajaan Kristus dan Injil-Nya sepenuhnya mencapai tujuannya dalam sejarah, karena angka 1000 itu memang melam bangkan kepenuhan. Itu yang diperlihatkan kepada kita untuk menguatkan hati kita. Karena tidak seorang pun dari kita yang bisa melihatnya secara menyeluruh. Kenyataannya, kita semua sibuk dengan potongan-potongan puzzle, yang semuanya bertebaran di lantai. Tetapi, Wahyu 20 memperlihatkan gambar yang lengkap yang ada pada kemasan puzzle itu. Kita dihiburkan dengannya, dan diajak untuk memandang potongan-potongan dalam keseluruhannya (demikian H. de Jong).
Dari bagian yang dalam, penggambaran meloncat ke bagian yang tinggi. Yohanes melihat takhta-takhta. Ketika dia melihat takhta-takhta, itu selalu di surga dan tidak pernah di bumi (lih Why 3:21; 4:4; 20:4). Pemerintahan Kristus tidak terjadi dari Yerusalem yang duniawi, tetapi dari surga. Hal itu juga nyata ketika jiwa-jiwa yang dipenggal kepalanya muncul dalam peng lihatan (20:4). Mereka mendapat bagian dalam kebangkitan pertama (20:6). Mereka belum bangkit secara badani, tetapi mereka telah menerima bagian dalam kebangkitan yang pertama, yang masih sementara. Fakta yang terpenting, yaitu mereka hidup dengan Kristus, hanya belum secara badani. Dan hidup dengan Kristus juga berarti bahwa hidup bersama-sama dengan Dia. Di surga, kemenangan telah dialami, seperti yang telah dijanjikan oleh Kristus, kata-Nya ”siapa yang menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku” (Why 3:21).
Yang dimaksudkan bukan hanya orang-orang martir, yaitu mereka yang dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus, melainkan juga orang-orang yang tetap setia, yakni mereka yang tidak menyembah binatang itu (lih Why 20:4). Mereka itu tidak kehilangan hidup karena iman, tetapi mereka yang telah membuat hidup mereka dimeteraikan oleh iman kepada Kristus (lih Why 7:1-8; 14:1-5). Singkatnya, merekalah semua orang percaya yang sungguh-sungguh. Pada awalnya Yohanes melihat jiwa-jiwa mereka di bawah mezbah, dan ia men dengar mereka berseru, ”Berapa lamakah lagi?” (Why 6:10). Tetapi, mereka masih harus beristirahat dan me nunggu ”sedikit waktu lagi” (Why 6:7). Lebih lanjut lagi, penglihatan dalam Wahyu 20 memperlihatkan sisi yang lain: orangorang percaya memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus! Apa yang harus kita bayangkan mengenai mereka ikut mengadili dan memerintah itu, memang kurang jelas. Mereka menentukan vonis: merekalah orang-orang yang berhak. Mereka memerintah: mereka yang berwibawa. Ada sebuah tafsiran yang indah, yang mengatakan bahwa saudara-saudara seiman kita terus-menerus berdoa, dan oleh karena doadoa mereka itu dikabulkan, mereka turut memerintah (lih Why 6:9-10; 16:7; 18:20; 19:2).
Satan dilemparkan ke dalam jurang maut menunjukkan bahwa ia tidak akan berhasil untuk menghasut bangsa-bangsa sedemikian rupa sehingga mereka menghindari pekerjaan Kristus. Tetapi, periode itu memang akan berakhir, yaitu pada saat Satan dilepaskan. Jadi, tentu saja akan pecah suasana neraka. Setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya (lih Why 20:7). Iblis tidak dilepaskan begitu saja. Hal itu sebagai akibat langsung dari peno lakan Kristus. Pelepasan Iblis berhubungan langsung dengan kefasikan orang-orang yang sudah mengenal Kristus, tetapi memalingkan diri dari iman kepada-Nya (lih Why 17-18). Sekarang mereka diserahkan kepada diri mereka sendiri, dan semakin terpikat oleh Satan (lih Rm 1). Satan dilepaskan untuk menyesatkan mereka. Sudah tentu, hal itu bukan ramalan. Bukan juga nasib yang menentukan. Ini peringatan-peringatan yang sangat serius, yang mengimbau tanggung jawab kita. Siapa yang hidup di luar Kristus lamakelamaan akan terpikat oleh godaan Iblis (lih Why 20:8).
Ketika Satan dilepaskan, dia mendapat kesempatan yang baru untuk bermufakat jahat. Bangsa-bangsa dikumpulkannya dari semua mata angin, dari semua penjuru bumi untuk membentuk satu barisan (lih Why 7-8). Satan memobilisasi mereka agar maju berperang melawan tempattempat yang kudus (lih Why 20:9), di mana Injil telah tumbuh. Gereja yang sudah tersebar di seluruh bumi, dikepung. Mulailah masa yang sangat menakutkan. Pertempuran final telah diumumkan dalam Mazmur
2. Tetapi, Mesias-Tuhan kita Yesus Kristus-turun tangan pada saat yang menentukan. Kemenangan datang dengan tiba-tiba dalam kecemasan. Sebelum peperangan final dimulai, kuasa Satan dipatahkan secara definitif (Why 20:10). Semua itu sesuai dengan apa yang kita nantikan, karena Kristuslah pemenang! Jadi, kedatangan-Nya kembali hanya satu kali saja. Dia datang membangun dunia yang baru, yang jauh lebih indah daripada semua penglihatan mengenai kerajaan 1000 tahun (lih Mat 25:31-32; bnd Mzm 98).Hal Lindsey, Garis Ilahi dalam sejarah (dalam bukunya Menuju Dunia Baru, dikutip dari Tj. Boersema, Alkitab Bukan Teka-teki. Ulasan Kritis Tafsiran Nubuat-Nubuat, Surabaya (Momentum) 1994, hlm xii).
1. Apakah Anda pernah mempunyai pikiran-pikiran yang serupa dengan yang digambarkan pada awal bab 26, sebab takut bila berkas Anda diumumkan?
2. Apa yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan mengatakan, ”siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman” (Yoh 3:18)? Apakah itu fakta yang tidak bisa lagi diubah?
3. Apa guna penghakiman terakhir, jikalau Allah telah mengambil semua keputusan-Nya, dan orang-orang telah memasuki surga atau neraka setelah kematian mereka (25.3)?
4. Apakah Anda sendiri pun melihat perbedaan antara penghukuman dan penilaian (butir 25.6)? Apa kah perbuatan-perbuatan kita yang baik akan ada untuk selama-lamanya?
5. Menurut pikiran Anda sendiri, apa bayangan Anda mengenai ”perbuatan-perbuatan yang benar orang-orang kudus” yang ditenun di sekitarmu sebagai ”kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih bersih” (Why 19:8)? Apa yang cukup Anda bawa bagi Kristus, ketika melewati ambang hidup yang kekal?
6. Semua orang akan mendapat penghakiman yang jujur. Bagaimana itu mungkin terjadi? Bandingkan Matius 7:2 dan Lukas 12:48.
7. Dapatkah Anda membayangkan orang-orang yang berpikir bahwa mereka akan merasa kehilangan orang-orang terkasih mereka dan tidak bisa merindukan sukacita yang kekal? Apakah kita memang akan merasa kehilangan akan orang-orang yang terkasih itu?
8. Apakah Anda pernah menyibukkan diri dengan pikiran-pikiran tentang kerajaan seribu tahun? Dapatkah kita membiarkan seseorang yang mempunyai keyakinan tentang khiliasme dalam jemaat Kristen?