Apakah riwayat nabi Elisa (±883–±795 SM), khususnya semua nubuat dan mukjizatnya masih berarti bagi gereja abad XXi? Atau hanya bermanfaat bagi umat Israel pada zaman kuno, abad iX SM (arti historis)? Kalau memiliki arti bagi kita, apakah arti itu? Apakah semua perkataan dan perbuatan nabi Elisa sekadar contoh atau ajakan yang berharga bagi kita (arti eksemplaris), atau membentuk sebagian sejarah yang entah bersama-sama dengan riwayat nabi Elia atau berdiri sendiri bermakna istimewa dalam seluruh rencana keselamatan dan sejarah penyataan TUHAN, sehingga juga menjadi sejarah diri kita sendiri (arti sejarah keselamatan)? Singkatnya, apa persisnya arti dan maksud alkitabiah pasal-pasal 1 & 2 Raja-raja yang menceritakan riwayat nabi Elisa untuk gereja masa kini?
Beberapa penafsir Alkitab mengartikan riwayat nabi Elisa sebagai siklus dongeng, yang pada zaman abad Viii–iX SM juga tidak berarti sebagai fakta, tetapi hanya berperan sebagai imbauan konkret untuk orang dapat bertahan dalam keadaan sulit di mana saja (di bidang politik, kesehatan, kemiskinan, dll.). Demikian misalnya pendapat William Sanford LA Sor (dalam donald Guthrie dll., Tafsiran Alkitab Masa Kini, jld. 1, hlm. 560 dst.). Menurut para penafsir tersebut, dongeng-dongeng ini menolong para pendengarnya dalam membakar semangat mereka untuk terus-menerus memperjuangkan dunia yang baik dan bahagia, melawan segala ketidakbenaran dan permusuhan. Sama seperti pada tempo dulu, ujar mereka, riwayat Elisa dapat memberikan pengharapan yang baru kepada orang-orang yang berputus asa pada masa kini. Dengan memandang riwayat Elisa sebagai kiasan atau metafor, para penafsir ini memutlakkan makna eksemplarisnya dan membantah arti historisnya.
Sebaliknya, ada penafsir-penafsir lain termasuk saya sendiri yang mempertahankan arti historis riwayat nabi Elisa. Menurut mereka, semua nubuat dan mukjizat Elisa, abdi Allah, sungguh-sungguh terjadi dan bersifat peristiwa atau fakta. Dengan semua perkataan dan perbuatannya, Elisa menyampaikan firman TUHAN pada zaman kehidupannya. Ia menyatakan kepada umat Israel bahwa TUHAN tetap setia dalam melaksanakan rencana keselamatan-nya, walaupun jumlah orang Israel yang setia dalam mengikuti-nya sudah sangat kecil. Hal itu membuat pendahulunya, nabi Elia, putus asa. Ia lebih suka mati, karena pikirnya karya TUHAN ternyata sudah gagal. Namun, TUHAN melanjutkan pekerjaan keselamatan-nya. Elisa diangkat-nya untuk melanjutkan pelayanan Elia, yakni menyuruh Israel bertobat kepada TUHAN. Sama seperti penggantian Musa oleh Yosua, demikian penggantian Elia oleh Elisa menunjukkan bahwa TUHAN pasti akan membuat rencana-nya menjadi realitas. Keselamatan yang sudah lama dijanjikan-nya dan yang akan diwujudkan oleh Mesias-nya, tetap akan datang. Karena itu, riwayat Elisa juga sangat berarti untuk gereja Kristen sekarang ini, yang hidup setelah Mesias menyelesaikan misi-nya, tetapi yang menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali. Juga pada masa kita, abad XXi, TUHAN melaksanakan rencana keselamatan-nya di dunia, meskipun gereja Kristus di berbagai tempat semakin kecil. Riwayat Elisa bertempat dan bermakna dalam keseluruhan Sejarah Penyataan Allah, dan karena itu merupakan sebagian sejarah kita sendiri. Sejarah itu menasihatkan kita, orang Kristen masa kini, untuk tetap teguh percaya kepada Allah perjanjian. Karena dia sungguh-sungguh akan memenuhi janji-nya, melalui Anak-nya Yesus Kristus, sampai tuntas.
Dalam buku ini, mari kita bersama-sama mendalami dan menafsirkan riwayat nabi Elisa sebagai fakta yang terjadi dalam rangka pelaksanaan seluruh rencana keselamatan TUHAN. Dia yang menggunakan nabi Elisa, pengganti Elia, sebagai sarana untuk melanjutkan pemberitaan firman-nya kepada umat perjanjian-nya. Sebagai abdi Allah, Elisa menjadi mulut dan tangan TUHAN sendiri. Elisa bersama firman dan perbuatan TUHAN merupakan kesatuan. Karena itu, alangkah baiknya kita menetapkan sebagai judul buku ini apa yang Raja Yosafat akui tentang Elisa, yaitu ”padanya ada firman TUHAN” (2Raj. 3:12). Melalui Elisa, TUHAN memberitahukan umat-nya bahwa dia setia melakukan firman-nya. Kebenaran ilahi itu digarisbawahi oleh tanda-tanda mukjizat yang Elisa lakukan dalam nama TUHAN. Dengan itu umat perjanjian TUHAN mendapat pengharapan baru untuk masa depannya.
Sebelum membaca buku tafsiran ini dan memakainya untuk khotbah di gereja atau renungan di keluarga, sebaiknya Anda berupaya sendiri menemukan arti riwayat nabi Elisa, baik makna bagi Israel sezaman Elisa maupun arti bagi kehidupan gereja masa kini. Untuk swakaji itu, setiap bab dimulai dengan bagian Persiapan dan Beberapa catatan teknis. Selain itu, Anda dapat memakai buku Kitab Suci untuk Kita!1
Di dalamnya terdapat bagan Proses Menafsir dan Memberitakan Kitab Suci (yang menyajikan langkah-langkah penafsiran). Sesudah melakukan penelaahan sendiri, Anda dapat mempelajari bagian Tafsiran, tempat saya memberikan penjelasan rinci dan pendapat sendiri. Pada akhirnya, dalam bagian Penutup terdapat kesimpulan ringkas mengenai: a) posisi Elia & Elisa di antara Musa & Yosua dan Yohanes Pembaptis & Yesus Kristus, dan b) peran Elisa sebagai pelopor atau gambar Yesus Kristus.
Selamat berstudi!
Pdt. Henk Venema M.th Litindo 2018
Leah Bronner, The stories of Elijah and Elisha as polemics against Baal worship, Leiden (Brill) 1968.
ds. W. J. Dekker, Elisa: Dichter bij God (Elisa: Lebih dekat pada Allah), Zoetermeer (Boekencentrum) 2013.
Raymond B. Dillard, Faith in the face of Apostasy: The Gospel according to Elijah & Elisha, Phillipsburg (P&R) 1999.
dr. C. Van Gelderen, Koningen: Korte Verklaring der Heilige Schrift (Raja-raja:
Keterangan Ringkas Kitab Suci), jilid 3 dan 4, Kampen (Kok) 1947 dan 1956.
John Gray, I & II Kings: A commentary. Old Testament Library. London (SCM) 1977 (revisi).
Werner Gugler, Jehu und seine Revolution (Yehu dan revolusinya), Kampen (Kok) 1996
ds. G. Overeem, Wonend bij de mensen: Gedachten over de profeet Elisa (tinggal bersama-sama dengan manusia: Renungan-renungan tentang nabi Elisa), Kampen (Kok) 1988.
H. J. Schilder, ik schreeuw het uit: Opstellen over het schreeuwend roepen in het Oude testament (Aku berteriak: Makalah-makalah tentang berseru dan berteriak dalam Perjanjian Lama), Groningen/Barneveld (de Vuurbaak) sekitar 1975.
M. B. Van ’t Veer, Mijn God is Jahwe (Elia) (Allahku ialah Yahweh, Franeker (Wever) 1939.
ds. C. Vonk, I en II Koningen (1 dan 2 Raja-raja), Seri De Voorzeide Leer jilid 1g, Barendrecht (Wesdijk dll.) 1977.
John H. Walton dkk., The IVP Bible Background Commentary Old Testament, downers Grove (iVP) 2000.
drs. B. J. Wiegeraad, De profeet Elisa (nabi Elisa), Pemahaman Alkitab, Amersfoort (Echo) sekitar 1988.
jld. : jilid mis. : misal ttg. : tentang ump. : umpama SM : sebelum Masehi
bdk. : bandingkan bhs. : bahasa dll. : dan lain-lain dst. : dan seterusnya hlm. : halaman lih. : lihat