9. Keyakinan Diri?

Kita harus sungguh-sungguh yakin bahwa kita dipilih Allah. Gereja mengungkapkan beberapa hal yang sangat penting berkaitan dengan hal itu, yakni: ”Orang-orang pilihan diyakinkan mengenai pemilihan mereka yang kekal dan yang tak ber ubah-ubah, yaitu pemilihan untuk menerima keselamatan. Mereka di yakinkan tentangnya masing-masing pada waktunya, walau tingkatnya berbeda-beda dan kadarnya tidak sama.”12 Bagaimana gereja bisa mengatakannya dengan begitu yakin? Ataukah karenaanggota-anggotanya yang begitu percaya diri? Tidak.

Bukan karena hal itu.

Dalam bagian ini, PAD langsung menunjukkan keadaan yang sebenarnya kepada kita. Pertama, tidak dikatakannya bahwa orang-orang pilihan itu meyakinkan dirinya sendiri. Tetapi, sebaliknya, kita diyakin kan. Bagaimana caranya? Kita diyakinkan oleh Roh Kudus dan oleh firman Allah. Apakah itu berarti, kita harus menunggu tanpa berbuat apa-apa sampai ak hirnya Allah berkenan memberikan keyakinan itu kepada kita? Alkitab mengajarkannya kepada kita dengan cara yang lain, yaitu: ”Karena itu, Saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pemilihanmu makin teguh.” ` (2Ptr 1:10)

Kata-kata ”makin teguh” searti dengan mengu kuhkan. Itu berarti, kita dapat mengan dalkan nya. Dan kata ”berusahalah” tidak berarti bahwa kita masih harus membantu mem per kuat pekerjaan Tuhan dalam panggilan dan pemi lihan kita. Hal itu sudah tetap untuk selama-lamanya, yaitu dalam apa yang telah dilakukan Allah dan yang masih dilakukan-Nya tiap hari. Tetapi, supaya keyakinan kita semakin teguh, hendaklah kita ”berusaha” dengan giat. Hendaklah kita memohon kepada Tuhan dalam doa. Hendaklah kita merindukan dan menantikannya. Sama seperti Daud:

”Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.

Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.” (Mzm 5:3-4)

Hendaklah kita mendengarkan firman Allah, dan: ”menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita ....” (Ibr 12:1) Kedua, gereja mengatakan bahwa keyakinan itu kita peroleh ”masing-masing pada waktunya”. Yang menentukan waktu itu bukan kita.

Sang penentu adalah Tuhan. Jadi, sangat tepat jika gereja tidak bertanya kepada kaum muda yang ingin mengakui imannya tatkala menjadi anggota sidi, apakah mereka yakin dipilih oleh Allah. Yang ditanyakan gereja adalah apakah mereka mengandalkan perjanjian yang diberikan Allah kepada mereka. Sama seperti kepala penjara Filipi. Ketika ia bertanya ”apa yang harus aku perbuat, supaya aku diselamatkan?” ia menerima jawaban, ”Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kis 16:30-31; lih juga 8:37).

Di mana saja kepercayaan yang penuh iman itu ada, di situ pula Tuhan me nunjukkan jalan untuk semakin bertumbuh ke arah keyakinan akan pemilihan. Untuk itu juga: ”Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pemba ngunan tubuh Kristus (...) dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh didalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” (Ef 4:11-15)

Jalan itu ditempuh melalui pendidikan, peng ajaran, pekerjaan sendiri, melalui katekisasi dan khotbah, melalui baptisan dan perjamuan kudus, melalui penelaahan Alkitab serta melalui doa dan sikap menanti-nanti penuh iman. Karena kebanyakan kita telah mengikuti jalan itu sejak masa muda, namun semuanya tampak biasa-biasa saja. Padahal, sebenarnya itu adalah jalan ajaib dari Roh Kudus. Sebab itu, dalam doa pengucapan syukur yang diikuti dengan pembaptisan, gereja mengucapkan doa yang berbunyi: ”Kami berdoa pula oleh Anak-Mu yang kekasih itu, kiranya Engkau senantiasa meme rintah anak-anak yang telah dibaptis ini oleh Roh-Mu yang Kudus, supaya mereka menerima pendidikan Kristen dan saleh serta bertumbuh dan bertambah dewasa dalam Tuhan Yesus Kristus.”13 Melalui jalan itulah Tuhan berkenan membuat anak-anak-Nya mengenal ”penghiburan yang menggairahkan” pemilihan mereka. Di dalamnya bukan hanya ada individu-individu, me lainkan juga jemaat. Demi pertumbuhan kita bersama-sama dalam kesalehan: ”Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Ef 4:12-13) Ketiga, menurut PAD I.12 semua orang tidak menerima keyakinan itu pada tingkat dan kadar yang sama. Juga mengenai perbedaan itu, Tuhanlah yang melaksanakan rencana-Nya yang agung bersama kita. Karena itu, kita tidak berhak sama sekali untuk bertindak sebagai ”penguji rohani” seperti yang tampaknya terjadi dalam beberapa kalangan dalam menilai atau bahkan menghakimi orang lain, yaitu orang-orang yang tidak sepenuhnya mengikuti ”jalan” yang kita pandang sebagai satu-satunya ”jalan” yang benar. Kita pun tidak perlu meng ukur diri sendiri melalui orang lain, yang mungkin lebih yakin daripada kita. Kita tidak perlu berpikir bahwa keadaan kita kurang baik daripada keadaan mereka. Dalam pergaulan yang aktif dengan Allah, tidak mungkin ada keyakinan pada kemampuan diri kita sendiri. ”Percayalah kepada Tuhan Yesus, maka engkau akan diselamatkan.”

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    H. Westerink
  3. ISBN:
    978-602-1006-03-0
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 2000
  5. Penerbit:
    YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH