Setelah membaca penjelasan tadi, banyak orang agaknya akan berkomentar, memang begitu kan? Saya kan sudah bilang? Yang terpilih, hanya mereka yang telah diberikan Bapa kepada Yesus Kristus. Jumlahnya sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan. Semuanya telah ditentukan untuk selama-lamanya. Dan kalau Anda tidak dipilih, semua doa permo honan Anda ibarat sebuah anak panah yang terlepas dari busurnya, namun tertahan pada ketopang tembaga yang kukuh dan keras. Demikian juga dengan keputusan Allah itu. Orang yang tidak percaya akan mengatakan: hal itu adalah sebuah ajaran yang tidak manusiawi!
Benarkah Alkitab mengajarkan kita cara berpikir seperti itu mengenai topik pemilihan Allah? Sekali lagi, kita akan membaca kata-kata di dalam Efesus 1:3-5: ”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah
mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani (...). Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan (...). Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula melalui Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya ....” (Ef 1:3-5)
Perhatikan kata-kata yang dicetak miring berbeda dengan kata-kata dalam Bab 2 tadi.
Pertama-tama, kata ”mengaruniakan”. Dengan pemilihan-Nya, Allah tidak mau merampas keselamatan kita. Dia tidak bermaksud membebani kita dengan beban berat yang tidak ada habisnya, yaitu beban ketidak yakinan yang mencemaskan. Tidak. Dengan pemilihan-Nya, justru Allah memberkati kita.
Selanjutnya, ”dalam kasih Allah telah menen tukan kita dari semula melalui Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya”. Dalam kasih? Iya, benar, dalam kasih! Sebab, Allah sama sekali tidak bersikap keras, tanpa ampun, dan tak tergoyahkan.
Lebih lanjut lagi, Allah ”telah menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya”.
Kita diterima! Diterima sebagai anak-anak Allah!
Dan memang begitulah halnya sehingga Petrus menulis: ”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih (...).
Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1Ptr 2:9-10)
Demikian besar dan luasnya kasih Allah bagi manusia yang ingatlah itu dengan baik! tidak akan pernah manusia temukan kasih semacam itu di dalam diri sendiri.