Dalam praktiknya, bagaimana cara kita yang percaya memperoleh keyakinan iman? Mari kita mendengar apa yang gereja akui tentang hal itu. Orang-orang percaya mendapatkan keyakinan akan pemilihan mereka: ”... dengan mengamati pada diri mereka sendiri dengan kegembiraan rohani dan sukacita yang kudus berbagai hal yang tak dapat disangkal merupakan buah pe milihan dan yang ditunjukkan dalam firman Allah, seperti umpamanya iman yang sejati kepada Kristus, takut akan Allah bagaikan seorang anak, dukacita menurut kehendak Allah karena dosa, lapar dan haus akan kebenaran,14 dan seterusnya.”15
Pertama, kita perlu memerhatikan induk kalimat yang mengatakan bahwa kita mendapatkan keyakinan itu, terutama ketika kita mengamati buah-buah pemilihan dalam diri kita sendiri. Sekali lagi, muncul perta nyaan, mana mungkin gereja dapat mengatakannya seperti itu? Dan apa yang Alkitab katakan mengenai ”buah-buah pemilihan”? Untuk mendapatkan ja waban atas dua pertanyaan itu, kita akan mendengarkan apa yang dikatakan Rasul Paulus tentang buah-buah pemilihan kepada jemaat di Efesus, yaitu bahwa Allah telah me milih kita di dalam Kristus, ”supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Ef 1:4).
Hidup kudus dan tak bercacat di hadapan Allah itu tidak berarti bahwa secara terusmenerus kita melakukan segala sesuatu dengan lebih baik. Sedikit berbuat dosa sambil hidup lebih kudus. Padahal, untuk dapat hidup di hadapan Allah, yang dibutuhkan adalah mukjizat yang luar biasa. Untuk itu orang-orang berdosa yang sudah mati harus dihidupkan kembali.
Sebab, diri kita sendiri selalu berada pada sisi yang salah. Kita selalu berlawanan dengan Allah Tritunggal: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Dari diri kita sendiri, kita ”terjual di bawah kuasa dosa” (Rm 7:14). Kita telah menyatu dengan dosa. Tabiat kita semata-mata adalah dosa. Kita tidak pernah bisa melepaskan diri dari dosa dengan kekuatan sendiri. Jika seseorang tidak dihidupkan dan dilahirkan kembali oleh Roh Allah, ia bahkan tidak dapat melihat Kerajaan Allah (bnd Yoh 3:3, 6).
”Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita ....” (Ef 2:4-5)
Kalau dikatakan bahwa orang-orang mati hidup kembali, kejadian itu jelas terjadi. Misalnya, anak muda di Kota Nain itu ”bangun dan duduk serta mulai berkata-kata” (Luk 7:11-17).
Lalu anak perempuan Yairus ”bangkit berdiri dan berjalan” (Mrk 5:42). Dan Lazarus ”datang keluar” dari kubur (Yoh 11:44).
Jadi, jelas juga, kalau orang berdosa yang mati hidup kembali. Orang berdosa itu pun bang kit dari ”kubur dosa”. Lalu tampaklah tanda-tanda kehidupan, yaitu buah-buah pemilihan. Sebab: ”Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak .... Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yoh 15:5, 8)
Allah Bapa juga mengharapkan buah-buah seperti itu.
”Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelum nya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Ef 2:10)
Kadang tanda-tanda kehidupan itu jelas kelihatan bagi tiap orang. Ingatlah akan pertobatan Paulus. Jemaat-jemaat Kristus ”hanya mendengar bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman yang pernah hendak dibinasakannya” (Gal 1:23).
Akan tetapi, sering tanda-tanda kehidupan itu tidak begitu mencolok. Misalnya, ketika oleh anugerah Allah sejak kecil kita telah berjalan di jalan Allah. Boleh jadi, bukan hanya orang lain, tetapi kita sendiri pun sama sekali tidak sadar akan mukjizat yang sedang dikerjakan Roh dalam hati kita. Apa yang bisa kita lihat entah sebagai hasil pendidikan, sebagai kebiasaan, sebagai akibat bakat kita seharusnya kita belajar untuk mengenalinya sebagai buah penghidupan dan kelahiran kembali kita; anugerah pemilihan Allah.