10. SUNGAI ALLAH

Jalan yang Ditempuh Roh Allah Melintasi Dunia

Henk Drost

Darah Baru

Berikut ini kami sajikan beberapa kesaksian dari berbagai orang yang baru saja bertobat dan masuk gereja:

”Saya sebagai anggota baru belum merasa nyaman karena saya ditinggalkan oleh orang tua dan sanak saudara saya. Mereka itu tidak pernah pergi ke gereja. Untuk mereka sangat sulit kalau saya berdoa sebelum makan karena selama ini hal itu tidak pernah dilakukan dalam keluarga mereka”.

”Saya disambut baik di dalam gereja. Sungguh menyenangkan karena semua orang bersikap ramah kepada saya. Mula-mula saya khawatir akan dituduh datang ke gereja ini hanya untuk menyenangkan pacar saya. Namun, ternyata mereka menerima bahwa saya sendiri memang ingin datang. Menurut saya, saya dapat melakukan sesuatu yang berguna di gereja. Sebab saya tahu berdasarkan pengalaman sendiri bagaimana perasaan dan pikiran orang yang hidup tanpa Allah. Mungkin pengetahuan itu akan berguna dalam menghadapi orang-orang seperti itu, sehingga ada kesempatan bagi saya untuk berbicara tentang Allah dan iman. Para pendatang yang baru harus didekati dengan hati-hati. Janganlah mereka terlalu ditekan. Sebab, mereka harus menjalani sendiri kehidupan mereka yang baru, bukan untuk menyenangkan orang lain.”

”Menurut saya, suatu program penuturan lanjut sesudah pengakuan iman, sangat baik. Sayangnya, saya sendiri tidak pernah menerimanya, dan sekarang saya merasakan hal itu sebagai kekurangan. Sekarang ini saya melakukan berbagai kegiatan di gereja, seperti memberi ’pelajaran Alkitab’ kepada pendatang-pendatang baru, menjadi pengatur kelompok jemaat, dan anggota kelompok penelitian Alkitab. Begitu saya dapat menyumbangkan sesuatu di lingkungan jemaat dengan ’talenta-talenta’ saya.”

Dalam semuanya itu kita melihat betapa indahnya karya Roh. Dia menyentuh hati manusia, dan membawa mereka ke dalam jemaat.

Mereka bagaikan ”darah baru” yang membawa hidup baru dalam tubuh Kristus itu. Dengan demikian jemaat tetap berjalan maju.

Dalam hal itu kita melihat ciri khas karya Roh Kudus. Dia menjaga agar jemaat tetap bergerak. Sesudah Yesus naik ke surga, keadaan tidak menjadi macet, melainkan tetap ada gerak maju karena Roh.

Dia menjaga agar pekerjaan Yesus tetap berjalan. Dialah ”generator” jemaat. Pekerjaan-Nya yang meliputi seluruh dunia dimulai dalam jemaat-jemaat-di bawah pohon-pohon nyiur di Indonesia, di gedung-gedung tinggi di kota-kota besar, di gereja-gereja kecil di desa-desa. Jemaat setempat terlibat dalam suatu gerakan yang terus aktif di seluruh dunia.

Dalam bab ini saya hendak menggarisbawahi bahwa Roh Allah bekerja di dunia ini melalui jemaat. Roh Allah berkenan memakai jemaat. Dia menjaga agar jemaat terus aktif bersekutu dengan Firman.

Jadi semuanya dimulai dengan mendengarkan Firman. Begitulah Dia bekerja dalam hati kita. Dan kalau hati penuh, isinya meluap keluar melalui mulut kita berbentuk kata-kata. Roh membuat kita menjadi saksi-saksi-Nya. Kalau ada orang-orang yang tersentuh oleh Firman, jemaat menjadi rumah Allah yang menampung mereka.

Jemaat yang Terus Belajar

”Evan, hari Minggu besok kita akan santai-santai di pantai dengan seluruh kelas. Asyik ya? Kamu ikut, kan?” Evan diam saja. Dalam hatinya dia kesal sekali. Soalnya, lagi-lagi dia harus menjelaskan bahwa pada hari Minggu dia harus ke gereja.

Begitu juga di kantor dapat terjadi rekan-rekan sekerja bertanya, ”Apa sih artinya menjadi Kristen Protestan? Apakah artinya bahwa kamu tidak boleh melakukan ini atau itu? Kenapa tak boleh nonton siaran-siaran tertentu di TV, atau main judi, atau jalan-jalan di kota?” Nah, ucapan-ucapan seperti itu membuat orang Kristen gampang menjadi tegang.

Mengapa sulit bagi Anda untuk membicarakan iman Anda?

Mengapa Anda menjadi tegang untuk berbicara tentang Tuhan Yesus di lingkungan orang-orang yang tidak percaya, atau di lingkungan orang yang beragama lain? Kalau Anda mau jujur, jawabannya ialah karena takut. Takut bahwa Anda akan dikucilkan di sekolah, atau di tempat kerja, atau di lingkungan rumah Anda. Dan khususnya yang membuat Anda ragu-ragu untuk membela iman Anda ialah gagasan bahwa Anda mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat bercerita tentang Allah. Anda mungkin sangat takut akan ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat Anda jawab.

Takut malu.

Yesus telah berjanji, ”Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” (Yoh. 14:18). Anda merasa sendirian ketika diajak berbicara tentang iman. Namun, ingatlah bahwa Yesus tahu tentang hal itu. Dia telah berjanji bahwa Dia tidak akan meninggalkan murid-murid-Nya sebagai yatim piatu. Mereka tidak perlu merasa ditinggal sendirian. Tidak usah takut. Justru karena mereka juga dipanggil untuk memberitakan Injil, Yesus berjanji akan menyertai mereka. Kata-kata itu sungguh sangat berharga bagi orang-orang yang masuk ke dunia ini untuk memberitakan nama-Nya. Yesus berjanji akan selalu mendampingi mereka melalui sesuatu yang sangat hebat, yaitu Roh Kudus. Roh itulah yang akan menolong mereka. Dialah yang akan menunjukkan apa yang boleh mereka sampaikan kepada orang lain. Kata-kata Yesus akan menjadi hidup bagi mereka. Roh Kudus tidak akan mengatakan sesuatu yang baru karena Roh tidak berbicara tentang diri-Nya sendiri. Apakah yang dikatakan-Nya? Kebenaran yang diperlukan oleh dunia ini.

Kebenaran Yesus Kristus.

Jadi, yang paling pokok ialah kata-kata yang diucapkan oleh Yesus. Kalau begitu apakah hal yang baru mengenai Roh Kudus?

Yesus mengatakan bahwa Roh tidak hanya menyertai mereka, tetapi bahwa Dia akan diam di dalam mereka (Yoh. 14:17). Bukan kata-kata Yesus yang berubah, tetapi mereka yang berubah. Mereka belajar apa makna kata-kata Yesus itu bagi mereka. Roh akan menolong mereka sehingga mengingat semua kata-kata Yesus; Ia akan menerangkan kata-kata itu bagi mereka. Lalu mereka akan berseru dengan gembira, ”Sekarang aku mengerti apa yang dimaksudkan Sang Guru!”

Kita mendengar seruan gembira itu bergemar dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta. Sebelumnya dia mengingkari hubungannya dengan Yesus. Namun, ketika Roh dicurahkan pada hari Pentakosta itu, Petrus berubah. Dia mulai berbicara tanpa takut tentang Juru Selamatnya. Roh Kudus memberi keberanian kepadanya. Siapa pun yang pergi memberitakan Injil, akan merasakan sendiri keberanian itu. Anda tidak sendirian dalam menghadapi situasi Anda yang rumit untuk menyaksikan dengan berani. Siapa yang berbicara tentang Kristus akan merasakan apa yang Yesus telah janjikan, ”Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir tentang bagaimana dan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkatakata di dalam kamu” (Mat. 10:19-20).

Mendengar dan Berbicara

Gereja Kristen sering dikecam orang. Alih-alih menjadi saksi-saksi yang bergembira di jalan-jalan, banyak orang Kristen malahan hanya menjadi para pendengar di bangku gereja. Selama bertahun-tahun mereka mendengar berita Injil setiap hari Minggu, dan tampaknya berita itu ditinggal di gereja pada waktu mereka pulang.

Jelas tidak salah untuk mendengar. Para murid Yesus adalah pendengar sepanjang hidup mereka. Sebagai orang berdosa, setiap minggu kita perlu mendapat pengampunan atas dosa-dosa kita.

Hanya dengan demikian kita bisa melanjutkan hidup ini bersama dengan Tuhan. Tidak ada salahnya untuk menjadi pendengar, asal Anda tidak hanya terus duduk saja di bangku. Mendengarkata-kata Yesus, membuat orang aktif. Jemaat yang mendengar, menjadi jemaat yang berbicara. Sungai Firman mulai mengalir. ”Siapa saja yang percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:

Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yoh. 7: 38). Itulah karya Roh Kudus.

Kalau Anda mau mengikuti Roh, perhatikanlah hal-hal yang berikut di dalam jemaat:

1. Doa.

Melalui pengutusan orang-orang dari dalam jemaat, Roh Allah hendak tetap menggiatkan gerakan Injil di seluruh dunia. Jemaat yang memberitakan Injil, akan selalu terlibat dalam pengutusan para penginjil. Untuk itu harus ada doa dan dukungan bagi orang-orang yang melayani di lapangan. Dan pada saat yang sama, jemaat sendiri juga berada di lapangan. Tidak semua anggota jemaat menjadi penginjil. Allah tidak memberikan karunia itu kepada semua orang. Namun, yang benar ialah setiap anggota jemaat ada di dunia ini sebagai Kristen. Anda boleh berdoa supaya diberi kata-kata yang tepat kalau ada orang-orang yang bertanya mengapa Anda percaya kepada Kristus.

Dalam setiap ibadah Minggu jemaat berdoa. Hal yang mencolok ialah gereja-gereja yang tergerak untuk memberitakan Injil Tuhan, sering mengadakan pertemuan-pertemuan doa tersendiri. Itu sangat bagus sebagai ungkapan kesadaran bahwa kita harus merasa tergerak untuk memberitakan Injil. Hanya Allah yang dapat membuat seorang manusia mendengar dan bertobat. Kita harus terus berdoa supaya hal itu terjadi.

2. Khotbah

Di seluruh Alkitab terlihat benang yang menunjukkan bahwa berita tentang Allah diperuntukkan bagi seluruh dunia. Semua periode dalam Perjanjian Lama seakan-akan tertuju pada hari Pentakosta, yaitu terobosan Injil kepada semua bangsa. Itulah rencana akbar Allah. Dan dalam pandangan-Nya, gereja termasuk dalam rencana yang agung itu.

Penjelasan Alkitab yang diberikan di dalam jemaat-khotbah, katekisasi, dan penataran Alkitab-dapat membuka mata orang sehingga melihat karya agung Allah di dalam ciptaan-Nya.

Siapa yang mendengarkan penjelasan Alkitab dengan cara begitu, akan memperoleh visi mengenai hidup bergereja. Allah ingin agar Dia bersama kita mempunyai makna untuk dunia ini. Khotbah tentang Kristus itu menyebabkan gereja bergerak dan memasuki dunia untuk memperlihatkan kasih-Nya. Kalau Injil diberitakan dengan sungguh-sungguh melalui Firman dan perbuatan, maka gereja sendiri juga akan makin giat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia.

3. Penataran

Kalau gereja berdoa dan mendengarkan, serta mendengarkan dan berdoa, sesuatu pasti terjadi. Jemaat mulai berubah dan hal itu kelihatan, sehingga timbul berbagai pertanyaan. Bagaimana Anda dapat menjelaskannya dengan baik? Nah, jemaatlah tempat yang tepat untuk saling membantu dalam hal itu.

Penjelasan itu dapat diberikan dengan berbagai cara. Gereja adalah tempat Roh sebagai pusat perlengkapan. Silakan membaca Alkitab bersama, sehingga jemaat bersama-sama belajar bagaimana caranya Allah berfirman. Sediakanlah waktu-waktu tertentu untuk menyelidiki Alkitab. Jemaat menjadi pusat pertemuan antaraorang-orang percaya dan yang belum percaya. Sebuah jemaat dapat mengorganisasi percakapan pada malam hari, di manaorang-orang dari luar gereja diundang untuk berpartisipasi. Pasanglah iklan untuk mengundang orang datang, atau pakai cara lain.

Carilah selalu hubungan antara segala kegiatan itu dengan pekerjaan di dalam jemaat. Dasa titah Allah misalnya sejak dahulu menjadi bahan pembicaraan dan bahan pelajaran dalam gereja. Akan tetapi, isinya juga sangat baik untuk dibahas dalampertemuan-pertemuan dengan orang yang belum percaya, untuk memulihkan dunia yang sudah rusak ini. Kita wajib memberitakan firman Allah ke seluruh dunia.

Jemaat yang Berbicara

Dalam kunjungan saya ke sebuah rumah, kami dibukakan pintu oleh seorang ibu yang menyandang cacat. Ketika kami menjelaskan kedatangan kami, yaitu untuk menyampaikan berita baik tentang Allah, dia menjawab bahwa dia tidak merasa hal itu berguna baginya.

Kami mengatakan bahwa Allah ingin memberi makna kepada hidupnya. Dia bertanya, ”Mengapa sampai sekarang Dia tidak melakukannya?” Lalu dengan panjang lebar dia bercerita tentang hidupnya yang penuh kesedihan. Kemudian, katanya, ”Nanti sesudah aku mati dan bertemu dengan Tuhan, akan kuminta perhitungan dengan Dia.” Saya menjawab, ”Hati-hati Bu,jangan-jangan Tuhanlah yang akan menuntut perhitungan dengan Ibu.”

Saya bingung bagaimana saya harus memberitakan Injil Yesus kepadanya. Sekarang saya mengerti mengapa banyak rekan saya sudah menyerah, dan tak mau berkunjung lagi ke rumahnya. Saya sendiri juga merasa gagal. Namun, saya tidak putus asa, jadi saya tetap memelihara hubungan dengan dia. Pada suatu hari ketika saya datang lagi, ibu itu mengatakan dengan ketus bahwa dia tidak mau dibujuk. Dia punya imannya sendiri, artinya, dia hidup berdasarkan visinya sendiri terhadap Allah dan dunia ini. Dan dikatakannya lagi, Allah harus setuju saja bahwa dengan kepercayaan seperti itu dia datang kepada-Nya kalau meninggal nanti. Namun, saya mengundang dia untuk bertobat dan mendengarkan kabar baik tentang Tuhan. Akan tetapi, dia tidak mau mendengarkan, dan kami belum juga sependapat.

Nah, berkali-kali saya sebagai penginjil mengalami hal-hal seperti itu. Kita bingung bagaimana harus menyampaikan kebenaran yang inti dalam pemberitaan Injil. Siapa pun yang berkunjung ke rumah-rumah akan bertemu dengan orang-orang yang menanggung bermacam-macam penderitaan. Kita melihat betapa parah bencana yang dapat diakibatkan oleh dosa di dalam kehidupan manusia. Memang kita perlu menaruh perhatian kepada sesama kita, dan dengan sabar mendengarkan keluh kesah mereka yang menanggung beban. Hal itu terus-menerus diajarkan kepada kita, tetapi kapankah percakapan itu akan berubah menjadi percakapan seperti yang dikehendaki oleh Roh Allah?

”Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman” (Yoh. 16:8).

Beberapa saat sebelum keberangkatan-Nya ke Surga, Yesus berjanji akan memberikan Roh kepada para murid-Nya. Berkat Penolong Surgawi ini mereka akan dapat bertindak dengan kuat di dunia dan terhadap dunia. Demikianlah Roh akan mengonfrontasi dunia ini dengan kebenaran. Dia akan mengungkapkan apa kebenaran itu. Yesus Kristus telah disalibkan oleh orang-orang yang percaya kepada Allah-karena mereka menyangka bahwa tindakan itu menyenangkan hati Allah. Bagaimana mereka dapat belajar mengenal kebenaran? Itulah pekerjaan Roh. Dia menempatkan orang-orang itu dalam kedudukan terdakwa. Melalui mulut Petrus, orang-orang itu ditaruh oleh Roh di kursi orang yang bersalah.

Mereka tak bisa mungkir bahwa mereka telah berdosa terhadap Yesus. Sekarang mereka dapat melakukan dua hal: mengakui kesalahan mereka lalu percaya kepada-Nya atau tetap berpegang pada kesalahan mereka dan tetap menolak Dia.

Apakah dosa? Dalam menjawab pertanyaan itu, sering yang kita pikirkan terutama ialah berbagai perbuatan yang ditimbulkan oleh hawa nafsu. Kalau Anda berpikir begitu, maka dunia ini tidak begitu buruk ketika kita meninjau kehidupan di luar gereja. Sebab di gereja kita berjumpa dengan orang-orang yang baik, yang jujur.

Hampir tidak pernah ada di antaranya yang menularkan penyakit AIDS kepada sesamanya. Tak banyak yang kecanduan narkoba, melainkan hidup dengan teratur di rumah masing-masing dengan segala rutinitas sehari-hari. Itu baik saja, bukan? Namun, Roh selalu berbicara tentang Kristus. Dia mengungkapkan apa yang disebut dosa. Dosa menjadi terungkap dalam reaksi manusia terhadap kasih Allah kepada orang-orang berdosa. Setiap kali Roh menunjuk pada dosa, Dia membawa juga Kristus. Roh memperlihatkan kepada Anda bahwa sebetulnya Anda layak binasa-tetapi di dalam Kristus, Anda akan memperoleh kehidupan. Itulah yang dilakukan Roh melalui gereja-Nya untuk Anda dan untuk dunia.

Mendengar dan Berbicara

Titik-titik manakah yang menjadi pokok percakapan dengan sesama kita yang belum percaya?

Banyak yang telah ditulis tentang percakapan yang mengandung kesaksian. Saya memberi tiga garis utama, yaitu yang penting dalam sebuah percakapan ialah: (1) untuk menghapus berbagai kesalahpahaman; (2) untuk mendapat sebuah visi tertentu; dan (3) untuk bersaksi tentang Yesus.

1. Siapa saja yang memberitakan Injil akan mengalami bahwa orang-orang mengajukan berbagai keberatan. Janganlah Anda merasa diserang, tetapi lebih baik Anda mendengarkan dengan penuh perhatian. Cobalah memahami bagaimana dan mengapa orang berbicara begitu tentang iman kita, maka Anda akan menemukan banyak kesalahpahaman.
2. Titik perhatian yang kedua untuk percakapan itu ialah Anda harus waspada terhadap cara kawan bicara Anda itu dalam mengajukan keberatannya. Soalnya, di baliknya ada pandangan tertentu. Manusia yang saleh mempunyai caranya sendiri untuk percaya. Manusia modern merasa yakin bahwa dia tidak memerlukan siapa pun dalam menjalani hidup ini.
3. Meskipun Anda perlu memperhatikan agenda kawan bicara Anda, dan meskipun Anda harus mendengarkan baik-baik apa pun yang diketengahkannya, tetapi pada akhirnya, sesudah satu atau dua percakapan, Anda harus menunjukkan dengan jelas apa maksud kedatangan Anda. Pada akhirnya, dalam percakapan pemberitaan Injil itu, yang penting ialah membicarakan inti Injil Allah. Itulah yang disebut memberi kesaksian. Pendek kata itulah inti dari pesan Allah.

Titik tolak : Allah ialah Pencipta, kepada Dialah setiap orang harus memberi pertanggungjawaban.

Soal 1 : Manusia tidak menaati Allah, sebab itu dia pasti binasa.

Pemecahan : Allah, sesudah kematian dan kebangkitan Yesus, membuka jalan keluar.

Soal 2 : Manusia tidak tahu tentang jalan keluar itu.

Pemecahan : Kita bercerita tentang masalah dosa manusia dan pemecahannya dalam Kristus.

Banyak nada pemberitaan Injil pada zaman ini dikuasai oleh pendapat ”Allah mengasihi kita”. Memang hal itu dapat dikatakan tentang manusia sebagai ciptaan Allah, tetapi bukan tentang manusia sebagai pendosa. Roh berkehendak agar hal dosa dan penyelamatan oleh Kristus diutamakan.

Ketika Anda mempersiapkan sebuah percakapan, atau meninjau kembali sebuah percakapan, Anda dapat memakaipertanyaan-pertanyaan yang berikut untuk mengevaluasi percakapan itu: apakah kawan bicaraku menghayati bagaimana hubungan antara Allah dan manusia telah rusak? Apakah dia menyadari dan mengakui bahwa keadaannya dipandang oleh Allah sebagai pemberontakan dan permusuhan? Apakah seorang tahu benar bahwa tanpa Yesus, dia layak dihukum oleh Allah? Hanya berita yang jelas dan tegas mengenai dosa dan anugerah dapat membawa keselamatan.

Contoh

Ada beberapa keberatan yang berulang kali diajukan terhadap agama Kristen. Namun, melalui keberatan yang diketengahkan oleh kawan bicara itu, Anda harus mendengarkan dengan baik apa yang telah menggerakkan hatinya sehingga berbicara begitu. Siapa yang mendengarkan dengan baik, akan tahu apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan itu sungguh-sungguh masalah atau bukan. Contohnya, pertanyaan mengapa Allah mengizinkan adanya penderitaan. Banyak orang bergumul dengan pertanyaan bagaimana mungkin Allah Yang Mahakuasa dan Mahakasih itu tampaknya tanpa terharu sedikit pun mengatakan bahwa Dia memegang pimpinan dunia itu, sementara di bawah pemerintahan-Nya terjadi hal-hal yang sungguh mengerikan.

Pemimpin lain sudah lama dipecat kalau negaranya begitu moratmarit.

Bagaimana kita dapat sampai pada inti iman kita? Calvin memperlihatkan bagaimana orang dapat menjadi marah dan terpukau melihat begitu banyak kejahatan di dunia ini. Itu adalah pokok terkenal dalam pembicaraan dengan orang lain yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pemerintahan Allah.

Selanjutnya Anda dapat mulai membahas pokok bahwa manusia harus berani untuk tidak hanya melihat ke luar, tetapi juga ke dalam:

Apakah kita sendiri ada di luar segala kejahatan yang terjadi itu?

Apakah kita sendiri sama sekali tidak ikut berperan di dalamnya? Di mana ada pengenalan diri sendiri, di situ peran-peran dibalikkan: si penggugat menjadi yang tergugat.

Roh ingin agar melalui kita, dosa dibicarakan dengan tujuan memperlihatkan Kristus. Roh hendak menghormati Kristus.

Kemuliaan-Nya mendapat sorotan kalau manusia bertanya-tanya tentang diri-Nya.

Jemaat yang Menampung

Beberapa saat sebelum berpisah dengan para murid-Nya, Yesus menunjukkan bagaimana pekerjaan-Nya tidak akan terputus, yaitu karena akan ada pertolongan dari Surga. Dalam Kisah Para Rasul, kita melihat bahwa apa yang dimulai dengan hal yang kecil bertumbuh dengan hebat. Alangkah besar kekuatan yang dikembangkan oleh Roh Kudus. Pertumbuhan itu disebut karya Tuhan (Kis. 2:47) atau pertumbuhan Firman (Kis. 6:7). Membaca itu, kita ingin memberi penghormatan yang lebih besar kepada Roh, tetapi Dia lebih suka bekerja di balik layar.

Roh berangkat dari Yerusalem menuju ke dunia yang luas. Dia melakukan hal-hal yang spektakuler. Hal itu dilakukan-Nya untuk menujukkan jalan. Ketika Petrus untuk pertama kali berbicara di rumah seorang yang belum mengenal Tuhan, Roh datang dengan sangat hebat. Orang-orang yang belum mengenal Tuhan itu mulai berbicara dalam bahasa-bahasa asing, yang mereka sendiri tidak kenal. Lalu mereka memuji-muji kemuliaan Allah. Petrus dan rekan-rekannya tidak dapat menghindari kenyataan bahwa Roh tidak tinggal terkurung dalam bangsa Yahudi, melainkan sedang berjalan menuju ke seluruh dunia, dan Dia berjalan di depan mendahului mereka.

Kemudian Petrus berkata, ”Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus untuk tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka (Kis.10:47-48).

Sungguh hebat sekali-Roh mempersiapkan jalan, dan Petrus mengikuti Dia. Roh membawa orang-orang asing ke dalam gereja.

Peristiwa itu begitu indah sehingga Alkitab mengatakan bahwa mereka masih tinggal bersama selama beberapa hari. Kenyataan itu pada zaman itu sungguh luar biasa bagi seorang Yahudi bergaul dengan seorang bukan Yahudi, Mereka sangat gembira bahwa Roh mempertemukan mereka satu dengan yang lain. Banyak benar pertanyaan yang mereka ajukan kepada Petrus. Pekerjaan pemberitaan Injil ialah seperti ”menangkap” manusia untuk Kristus dari dalam segala bangsa di dunia.

Sekarang ini sangat banyak penangkap ikan bekerja dengan giat di bidang pemberitaan Injil. Memang sudah banyak ikan yang tertangkap. Akan tetapi, bagaimana sesudah itu? Ada penangkap ikan yang tidak pernah memikirkan apa yang kemudian harus dilakukannya dengan ikan-ikan yang tertangkap itu. Kalau ada ikan yang terpancing, mereka menjadi panik. Setiap gereja yang mulai memberitakan Injil, sebaiknya memikirkan matang-matang bagaimana cara ”menangani ikan-ikan yang telah tertangkap”.

Penyambutan para pendatang baru dalam agama Kristen dan dalam pemberitaan Injil oleh jemaat Kristen adalah proses penerimaan seorang yang bukan Kristen ke dalam persekutuan Kristen dengan Allah dan sesama orang Kristen. Proses itu sangat penting dan perlu diatur dengan baik.

Secara global kita dapat melihat adanya tiga fase dalam proses itu, yaitu (1) berkenalan; (2) berjalan, dan (3) melangkah masuk.

1. Kita mulai dengan berkenalan. Yang dimaksudkan ialah pertemuan dengan Alkitab. Manusia menjadi percaya dengan bermacam-macam cara. Orang yang aktif memberitakan Injil, selalu merasa kagum atas pekerjaan Roh Kudus. Di mana Dia bekerja, orang-orang mulai melihat betapa luar biasanya Alkitab, lalu mereka berusaha untuk mengetahui lebih banyak dari kitab itu.
2. Berkenalan dengan Alkitab, kian lama kian meningkat menjadi berjalan menuju gereja. Itulah langkah kedua. Kalau seorang mulai terlibat dalam jemaat, maka sebaiknya dia ditawari untuk menjadi anggota tamu. Jelaskanlah kepada pendatang baru itu apakah maksud dan tujuan kehidupan bersama di dalam jemaat itu.
3. Yang ketiga ialah langkah memasuki gereja (menjadi anggota).

Majelis gereja bertanggung jawab atas keputusan terakhir mengenai izin menjadi anggota. Hendaknya majelis gereja dengan sikap yang bijaksana berbicara dengan orang-orang pendatang itu. Sebab si pendatang itu tidak dibesarkan dalam lingkungan Kristen. Ia tidak mengenal berbagai tradisi dan tingkah laku yang lazim di gereja. Namun, tetaplah ia makin berkeinginan untuk berjalan bersama Kristus dan jemaat-Nya.

Gereja yang mendorong dan mengizinkan orang dari luar masuk, harus ekstra bertanggung jawab. Jadi, majelis gereja harus menunjuk beberapa anggota jemaat untuk berfungsi sebagai mentor dan membantu si pendatang baru dalam perjalanannya menjelajahi kehidupan gerejawi. Ada baiknya untuk mengadakan kursus bagi pendatang baru. Tujuannya ialah integrasi (makin bertumbuh ke dalam tubuh Kristus).

Bagaimana seseorang dapat ditampung dengan baik? Sebuah trayek orang yang masuk menjadi anggota terdiri dari beberapa tingkat keanggotaan. Kita dapat menunjukkan momen-momen yang berikut. Skema yang berikut tidak bertujuan untuk memasukkan para pendatang baru dalam sebuah kotak tertentu, tetapi tujuannya ialah agar kita sebagai jemaat, mengetahuitahap-tahap mana yang dilewati seorang yang memasuki jemaat.

Orang yang merasa tertarik. Dengan satu atau lain cara telah terjadi hubungan dengan orang ini, dan dia ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan gereja (di tingkat yang masih rendah). Misalnya, orang yang punya hubungan pribadi dengan salah satu anggota jemaat, atau seseorang pengunjung dalam suatu acara gereja, atau seseorang yang diundang untuk menghadiri penyelidikan Alkitab di rumah seorang Kristen.

Tamu. Kalau seseorang berkali-kali menaruh perhatian seperti di atas, dia dapat diundang dengan resmi untuk menjadi ”tamu” jemaat. Alangkah baiknya kalau dalam tahap ini dia diberi perhatian dalam ibadah jemaat melalui pengumuman resmi dan doa. Dalam kesempatan itu ditunjuk juga seorang mentor yang bersedia memberi bimbingan khusus kepada sang tamu, serta berdoa baginya.

Bergabung. Kalau seorang tamu memberi tahu bahwa dia ingin menjadi anggota jemaat, dia mengikuti pelajaran khusus, dan diundang untuk bercakap-cakap dengan para pengerja gereja. Yang penting ialah orang itu mendapat pelajaran untuk mempersiapkan dirinya bagi baptisan atau sidi. Pemberian izin baptis adalah tanggung jawab Majelis Gereja. Sebab itu perlu diadakan juga rundingan para penatua jemaat sebelum diputuskan untuk melayani sakramen baptis baginya.

Anggota. Si pendatang digabungkan secara sungguh-sungguh dengan jemaat (tubuh Kristus) melalui baptisan. Dengan demikian dia menunjukkan bahwa dia ingin menjadi pengikut Kristus. Sesudah baptisan, datanglah periode pendidikan lanjut dan pertumbuhan pribadinya sebagai murid Kristus. Pada awalnya mentor masih terlibat dalam hal itu. Beberapa waktu kemudian sang mentor dibebaskan dari tugasnya kalau pendatang baru itu sudah dapat dianggap setingkat dengan para anggota jemaat yang lain.

Saksi. Dia adalah orang yang menjadi Kristen pada usia dewasa, dan masih sering berhubungan dengan orang-orang yang belum percaya. Orang seperti itu perlu mendapat dukungan dari dalam gereja, di mana ia menjadi anggota, supaya ia dibantu dan diberanikan menjadi saksi Kristus dalam lingkungannya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Alangkah bagusnya kalau para pendatang baru seperti itu mendapat perlengkapan untuk memberitakan Injil, jikalau ia ternyata mampu dan rela untuk itu. Dan mereka pun dapat mengambil tempat di antara para anggota jemaat lain yang semuanya juga sangat memerlukan pelajaran mengenai cara-cara berbicara tentang Injil.

Air yang Mengalir

Roh Kuduslah yang memberi hidup. Air yang hidup mengalir melintasi seluruh dunia. Yang dahulu hanya aliran kecil, menjadi arus sungai yang deras... Ke mana pun air itu datang, di situ semuanya menjadi hidup. Roh memberi hidup di tengah kematian, ”Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak” (Yeh. 47:8-10).

Alangkah indahnya jalan Allah melintasi dunia ini.

Alangkah hebatnya masa depan Allah.

Siapa yang tersentuh oleh pemandangan indah itu, akan sangat ingin menangkap ikan, untuk memindahkannya ke dalam air yang hidup.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Dibahas

1. Apakah yang Anda pelajari dari Kolose 4:2-3 tentang relasi antara doa dan pemberitaan Injil?
2. Perlengkapan apa saja yang dapat Anda terima atau prakarsai dalam jemaat Anda?
3. Haruskah Anda membahas soal penghakiman terakhir dalam pemberitaan Injil?
4. Bagaimana Anda bersaksi tentang penyelamatan?
5. Bagaimana jemaat Anda mengatur proses bergabungnyaorang-orang yang tertarik pada iman Anda ke dalam gereja?
6. Apakah yang akan berubah dalam jemaat ketika ada orang pendatang yang bergabung dengan jemaat?

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Henk ten Brinke, J.W. Maris, dkk.
  3. ISBN:
    978-602-0904-68-9
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak, 2006
  5. Penerbit:
    Literatur Perkantas