Di samping surat-surat Paulus, masih ada delapan surat lain di dalam Perjanjian Baru. Kebanyakan surat-surat itu ditulis untuk beberapa jemaat. Surat-surat itu tidak diberi nama berdasarkan penerimanya, tetapi berdasarkan penulis. Surat-surat itu biasanya disebut dengan surat-surat ”Am”, atau umum, atau katolik. Jika dibanding dengan surat-surat Paulus, surat-surat itu pada umumnya lebih bersifat praktis daripada sebagai sebuah pengajaran.
Mengenai penulis dan penerima surat Ibrani ini informasinya sangat minim. Peng akuan Iman Belanda (artikel 4) menyebutkan Paulus sebagai penulis nya. Namun, ada argumen yang membantah pengakuan itu. Alasannya, penggunaan gaya bahasa dalam Surat Ibrani berbeda de ngan gaya bahasa Paulus dalam surat-suratnya. Penulis Surat Ibrani pun menyatakan bahwa dia sendiri tidak mendengarkan Injil secara langsung dari Yesus (lih Ibr 2:3; bnd Gal 1:12). Penulis mungkin seorang pengajar yang berbicara dengan penuh wibawa. Itulah sebabnya nama Apolos pun disebut (dipertimbangkan) sebagai penulis.
Tidak banyak informasi mengenai para pembaca surat ini yang dapat kita ketahui. Judul surat tertulis ”kepada orang-orang Ibrani”, tetapi alamat itu pun bukan berasal dari penulis. Dari isi surat itu kita bisa menyimpulkan bahwa para penerimanya adalah orang-orang Kristen yang sudah lama (lih Ibr 5:12; 10:32) berbalik dari Yudaisme dan mengakui Kristus sebagai Juruselamat. Kelihatannya, penindasan kepada orangorang Kristen itu menyebabkan mereka makin meninggalkan iman mereka. Itu sebabnya, Surat Ibrani berisi nasihat-nasihat untuk bertahan dan bertekun (lih msl, Ibr 10:23-25 dan 32-39). Berdasarkan kalimat: ”Saudarasaudara seiman dari Italia menyampaikan salam kepada kamu” dalam Ibrani 13:24, maka dapat disimpulkan bahwa Surat Ibrani dikirim oleh penulis dari Italia. Meskipun demikian, hal itu pun tidak pasti. Sebab dari kalimat yang sama dapat ditarik kesimpulan bahwa Surat Ibrani justru dikirim kepada orang-orang Kristen di Italia, dan si penulis mengirim salam dari saudara-saudari di Italia yang tinggal berdekatan dengan tempat di mana penulis tinggal.
Kapan Surat Ibrani ditulis? Tidak ada informasi yang pasti. Namun, pendapat yang mengemuka adalah Surat Ibrani pasti ditulis sebelum tahun 70 M, karena dalam Surat Ibrani sama sekali tidak menyebut penghancuran bait Allah pada tahun itu. Meskipun demikian, dari sumber lain diketahui bahwa Surat Ibrani sudah dikenal di Roma tahun 95 M.
Kita selalu menganggap dan menyebut Ibrani sebagai sebuah ”surat”, tetapi sebutan seperti itu pun masih diragukan. Sebenarnya, tidak ada alamat surat (seperti pada Surat 1 Yohanes) dan isi Kitab Ibrani pun lebih mirip seperti khotbah. Namun, sang penulis mengenal kepada siapa ia tujukan suratnya itu. Sang penulis juga mengakhiri tulisannya sama seperti mengakhiri sebuah surat.
Dua ciri khas Surat Ibrani yang saling berhubungan, yaitu:
1. Penulis terus-menerus menguatkan pembaca suratnya dan mendorong mereka untuk tetap bertahan di dalam iman;
2. Penulis selalu kembali pada Perjanjian Lama untuk menjelaskan bagaimana Perjanjian Lama digenapkan di dalam Kristus. Penulis memperlihatkan Kristus sebagai Imam Besar yang sesungguhnya, yang lebih tinggi dan sempurna.
Surat Ibrani dapat dibagi atas beberapa bagian: berikut (diambil dari Harper’s Study Bible):
|
|
Surat Yakobus
Surat Yakobus kemungkinan besar ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus (lih Mat 6:3; 1Kor 15:7; Kis 1:13). Surat ini dialamatkan kepada ”kedua belas suku di perantauan”; kepada gereja zaman itu. Surat Yakobus berisi banyak hikmat iman yang bersifat praktis (lih bagian 7.3.).
Surat-surat Petrus
Sang penulis menyebutkan dirinya pada awal kedua surat itu sebagai ”(Simon) Petrus, rasul Yesus Kristus”. Meskipun demikian, masih diragukan apakah surat-surat itu (terutama surat yg kedua) benar-benar di tulis oleh Petrus. Padahal, surat pertama dan kedua jelas ada hubungannya. Dalam surat yang kedua kita membaca: ”Saudara-saudara yang terkasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu” (2Ptr 3:1). Alasan utama yang meragukan kepenulisan Petrus adalah si penulis hampir tidak menyebut pengalaman-pengalamannya ketika ia berjalan bersama Yesus. Penulis hanya menyebutkan pengalaman itu satu kali (tentang Yesus yg dimuliakan di atas gunung, lih 2Ptr 1:16-18). Hal itu merupakan alasan untuk menyimpulkan bahwa bagian itu bukan bagian surat yang asli. Artinya, bagian tersebut ditambahkan penyadur di kemudian hari. Berbeda dengan pendapat-pendapat tersebut, sesuai tradisi gereja yang sudah lama ada, kita memperta hankan bahwa kedua surat ini ditulis oleh Petrus. Tidak ada alasan yang meyakinkan untuk me nyangkalnya.
Petrus menulis suratnya yang pertama sebagai surat edaran ”kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapado kia, Asia Kecil, dan Bitinia” yang merupakan sejumlah jemaat di wilayahwilayah Asia Kecil. Jemaat-jemaat itu disebut Petrus sebagai orang-orang yang dipilih. Mereka ”tersebar” di perantauan. Kenyataan bahwa Allah telah memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib untuk menjadi ”bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat Allah sendiri ...” (1Ptr 2:9), membuat mereka hidup sebagai orang asing di dunia ini. Surat yang pertama ditulis Petrus dari ”Babel” (lih 1Ptr 5:13). Babel sering dianggap (mengacu pada) Roma. Tetapi, sebutan Babel untuk Roma baru dipakai setelah penghancuran Bait Allah di Yerusalem tahun 70 M. Pada saat itu, kemungkinan besar Petrus telah dihukum mati. Kita tidak punya alasan apa pun untuk tidak memahami Babel di sini secara harfiah. Surat yang kedua mungkin sekali ditulis di Roma. Oleh karena surat itu memiliki karakter warisan rohani (lih msl, 2Ptr 1:14-15), itu berarti Petrus menulis surat ini menjelang kematiannya ketika penganiayaan oleh Kaisar Nero.
Tujuan Petrus menulis surat keduanya adalah ”pengertian yang murni dengan peringatan-peringatan ...” (2Ptr 3:1). Surat Petrus yang pertama menekankan penghiburan dalam penderitaan, dan nasihat untuk bersaksi bagi Kristus dengan menguduskan kehidupan. Sedangkan dalam surat Petrus yang kedua, hal yang ditekankan adalah melawan guru-guru palsu yang hidup berfoya-foya dan tidak percaya pada kedatangan Kristus kembali.
Surat-surat Yohanes
Surat Yohanes yang pertama tidak memiliki alamat yang dituju dan penutup selayaknya sebuah surat (bnd Surat Ibrani). Berdasarkan isi Surat Yohanes yang pertama, kita tidak dapat menentukan siapa penulisnya. Di dalam surat ke-2 dan ke-3 Yohanes, penulis menyebut dirinya sebagai ”penatua”. Dari 1 Yohanes 1:13 dan 4:14, nyata bahwa si penulis adalah saksi mata kehidupan Yesus. Pilihan kata dan tema sangat jelas berhubungan dengan Injil Yohanes. Di dalam tradisi gereja ada persetujuan unanim [bulat/kebulatan suara] bahwa Rasul Yohanes adalah penulis surat-surat itu. Surat yang kedua kemungkinan ditulis untuk satu jemaat tertentu (”... kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya ...” 2Yoh 1:1); dan surat yang ketiga kepada seorang yang bernama Gayus. Dalam surat-surat itu ia membe ritahukan bahwa ia sedang berencana untuk mengunjungi mereka (lih Tinjauan Lanjutan atas Yakobus).
Surat Yudas
Surat Yudas ditulis oleh Yudas, saudara Yakobus, yang kemungkinan besar adalah salah satu saudara Yesus (lih Mrk 6:3). Tentang alamat dan tahun penulisan surat ini tidak diketahui. Yudas memperingatkan para pembaca suratnya tentang pengajar-pengajar sesat yang menjalani kehidupan yang jahat―melalui contoh-contoh masa lalu, ia memperlihatkan bahwa Allah tidak akan membiarkan kejahatan mereka. Selanjutnya, penulis juga memberikan beberapa nasihat kepada para pembaca suratnya yang mengukuhkan iman mereka. Dua hal yang mencolok dalam suratnya adalah:
a. Yudas mengutip kitab-kitab Yahudi yang tidak termasuk dalam Perjanjian Lama, seperti nubuat Henokh (ay 6 dan 14). Juga tentang malaikat-malaikat yang tidak setia kepada Allah, tentang Mikhael yang bertengkar dengan Iblis soal jasad Musa, dan tentang Henokh yang bernubuat; tidak ada sedikit pun yang kita baca dalam Perjanjian Lama.
b. Dalam ayat 17-18 Yudas mengutip ”para rasul”; tampaknya ia bukanlah seorang rasul. Kutipan tersebut bisa dibaca dalam surat Petrus yang kedua (lih 2Ptr 3:3). Penjelasan Yudas tentang pengajarpengajar sesat juga sangat mirip dengan penjelasan Petrus di dalam Surat 2 Petrus.
Penulis
”Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus”, demikianlah permulaan surat tersebut. Yakobus tampaknya cukup terkenal sehingga tidak perlu ada penjelasan lebih lanjut tentang siapa dia. Padahal, ketika itu nama Yakobus adalah nama yang sangat lazim di pakai. Di antara para rasul pun ada dua orang yang bernama Yakobus, yaitu Yakobus saudara Yohanes, dan Yakobus anak Alfeus (lih Mat 10:2-3). Yakobus saudara Yohanes, sudah meninggal pada tahun 44 M sebagai martir yang pertama (lih Kis 12:2). Tentang Yakobus anak Alfeus, tidak ada data yang bisa kita baca. Dapat disimpulkan bahwa Yakobus, sang penulis, adalah saudara Tuhan Yesus. Tradisi gereja menyebutnya sebagai penulis Surat Yakobus.
Yakobus adalah saudara tertua Yesus (lih Mrk 6:3). Dan meski pun ia tidak langsung percaya kepada Yesus (lih Yoh 7:5), ia sudah termasuk di dalam kelompok murid pertama yang terdiri dari 120 orang yang berkumpul di Yerusalem pada hari Pentakosta (lih Kis 1:14). Pertobatannya terjadi ketika Yesus (setelah kebangkitan dari kematian) menampakkan diri kepadanya pada hari Minggu (lih 1Kor 15:7). Yakobus menampilkan dirinya sebagai salah satu dari para pemimpin atau dari para penatua jemaat di Yerusalem (lih Kis 12:17; 15:13, dst; 21:18). Di kemudian hari, Paulus bahkan menyebutnya sebagai rasul (lih Gal 1:19), dan menyebutnya sebagai tiang penopang gereja (lih Gal 2:9). Menurut Yosefus, seorang penulis dan sejarawan berkebangsaan Yahudi, Yakobus mati di Yerusalem sebagai martir pada tahun 62 M. Sangat mencolok bahwa Yakobus tidak menunjuk hubungan keluarganya dengan Yesus dan posisinya yang penting dalam jemaat pertama di Yerusalem. Bagi Yakobus, yang lebih penting adalah hubungan iman dengan Tuhannya dan posisinya sebagai hamba-Nya.
Pembaca
Surat Yakobus ditujukan kepada ”kedua belas suku di perantauan” (lih Yak 1:1). Istilah ”diaspora” dalam bahasa Yunani menunjuk pada wilayah luas; semua tempat di mana orang-orang Yahudi pergi dan menetap selama dan setelah pembuangan. Makna kata ”diaspora” adalah perantau an, penyebaran. Dengan kata lain, Surat Yakobus ditujukan kepada orangorang Kristen Yahudi di luar. Oleh karena itu, kata-kata itu dapat saja menunjuk kepada orang-orang Kristen Yahudi yang tersebar di luar Yerusalem, akibat penganiayaan yang timbul setelah kematian Stefanus (lih Kis 8:1, 4; 11:19), atau menunjuk kepada semua orang Kristen (”dua belas suku Perjanjian Baru”) yang tersebar di seluruh dunia. Kita tidak harus memilih salah satu dari dua kemungkinan itu. Mungkin sekali Yakobus menulis suratnya tidak lama setelah permulaan penganiayaan besar di Yerusalem, tetapi sebelum Paulus me lakukan perjalanan misinya yang pertama dan banyak non-Yahudi menjadi Kristen. Dengan demikian, Surat Yakobus menjadi salah satu surat yang pa ling tua. Alasannya:
Ciri-ciri Surat Yakobus
Surat Yakobus ini bersifat sangat praktis. Kita tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai ajaran penebusan, seperti yang kita jumpai di dalam surat-surat Paulus. Bahkan, nama Kristus hanya dua kali disebut (lih Yak 1:1; 2:1). Hal itu tidak berarti bahwa Injil Yesus Kristus tidak ada di dalam surat ini, seperti yang dikatakan orang. Yakobus me ngenal kata-kata Yesus dan sering mengutipnya. Di suratnya, Khotbah Yesus di Bukit selalu muncul kembali.
Dalam suratnya, Yakobus menyinggung banyak hal. Ia melaku kan itu dengan cara yang hidup, misalnya, secara terang-terangan menegur pembaca suratnya. Surat Yakobus ditulis dalam bahasa Yunani yang sangat baik dalam kaidah-kaidah retorika Yunani.
Isi
Surat Yakobus ditulis untuk menguatkan orang Kristen Yahudi dalam situasi yang sulit dan menasihati mereka agar hidup sebagai orang Kristen yang sesungguhnya.
Surat Yakobus dimulai dengan pengantar singkat dan diakhiri dengan kata-kata penutup. Para pembaca diajak untuk bersabar dalam segala sesuatu dan bertekun di dalam doa. Dalam Yakobus 1:26-27, ”Jikalau seseorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dicemarkan oleh dunia”. Maka muncullah tiga tema surat ini yang kemudian dibahas dalam Surat Yakobus secara teratur seperti berikut:
Dapat dikatakan bahwa Yakobus hendak menguji mutu kehidupan Kristen. Hal yang diuji meliputi tiga bagian, yaitu:a. Apakah orang-orang miskin dan orang-orang yang tertindas diperhatikan?
b. Apakah Anda sungguh ”menjaga lidah” Anda; apakah Anda sungguh-sungguh mengasihi Allah dan sesama?
c. Apakah Anda menguduskan hidup Anda; apakah dalam kehidupan, Anda berwaspada terhadap keinginan dunia?
Dari ketiga tema itu, Yakobus masuk ke dalam pokok-pokok berikut:
Yakobus dan Paulus
Martin Luther kurang senang dengan Surat Yakobus. Ia mengibaratkan Surat Yakobus sebagai ”jerami” atau ”rumput kering” (dengan merujuk pada 1Kor 3:10-15: ada yg membangun dengan rumput kering dan jerami). Luther berkelakar, ”pada satu saat, saya menyalakan pemanas saya dengan Yakobus”. Reaksi Luther dapat dimengerti karena ia baru saja mendalami surat-surat Paulus dan mendapat terang pembenaran iman di dalamnya. Luther merasa ajaran di dalam Surat Yakobus terlalu polos. Tentu penekanan Yakobus dan Paulus berbeda. Namun, penekanan itu sangat kental sehingga yang terlihat seolah-oleh Paulus sedang dilawan oleh Yakobus.
Paulus mengajarkan bahwa manusia ditebus hanya melalui iman dan tidak melalui perbuatan yang baik. Sedangkan Yakobus menekankan bahwa iman tanpa perbuatan-perbuatan baik adalah kosong atau tidak memiliki arti sama sekali. Bahkan, iman dan perbuatan bekerja sama: iman disempurnakan oleh perbuatan. Paulus dan Yakobus mengutip ayat yang sama sebagai bukti pendekatan mereka: ”Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (lih Kej 15:6; Rm 4:1-5; Gal 3:6-10; Yak 2:14-26). Pertentangan antara Paulus dan Yakobus pada dasarnya hanyalah bersifat ”sementara” yang disebabkan kelompok pembaca yang mere ka hadapi. Paulus menggunakan argumentasi itu untuk menentang mereka yang mengatakan bahwa seseorang dapat diselamatkan melalui perbuatannya. Ia menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat diselamatkan hanya oleh perbuatan baiknya, tetapi melalui iman di dalam Kristus. Sedangkan Yakobus menentang orang-orang yang mengatakan bahwa mereka percaya kepada Kristus, tetapi tidak memperlihatkan iman itu dalam kehidupan mereka. Apa yang disebutkan Yakobus dengan ”perbuatan”, disebutkan Paulus sebagai ”buah iman”. Dan sama seperti Yakobus, Paulus juga yakin bahwa iman harus nyata dalam kehidupan yang baru (lih msl, Gal 5:6; Rm 5:2; Tit 1:16).
Penulis dan tujuan penulisan
Tradisi Kristen selalu menunjuk Rasul Yohanes sebagai penulis ketiga Surat Yohanes. Sang penulis mempresentasikan dirinya sebagai saksi mata kehidupan Yesus. Penulis berbicara dengan sangat berwibawa (lih 1Yoh 4:6) dan sangat dikenal oleh para pembaca suratnya, sehingga tidak perlu menyebutkan namanya (seperti seseorang berbicara melalui telepon: ”halo, ini dengan saya”). Gaya dan isi surat mirip dengan gaya dan isi Injil Yohanes.
Kemungkinan besar Yohanes telah memasuki usia tua ketika ia menulis surat-suratnya. Di dalam suratnya yang ke-2 dan ke-3, Yohanes menyebut dirinya ”penatua” (dalam artinya tertua), dan kepada para pembaca suratnya ia menyapa mereka dengan sapaan ”anak-anakku”.
Alasan yang mendasari Yohanes menulis suratnya yang pertama, yaitu adanya ajaran sesat yang mengancam kebenaran Injil tentang Yesus di dalam jemaat. Beberapa anggota jemaat mulai meninggalkan jemaat (lih 1Yoh 2:19) dengan berusaha menarik anggota-anggota yang lain untuk mengikuti mereka (lih 1Yoh 2:26). Inti dari ajaran sesat itu adalah penyangkalan mengenai (Anak) Allah yang menjadi manusia (lih 1Yoh 4:1-4; bnd 2Yoh 1:7). Mengenai hal itu, secara tegas Yohanes me ngatakan bahwa ajaran sesat itu adalah roh antikristus. Melalui suratnya, Yohanes hendak menguatkan para anggota jemaat. Dalam 1 Yohanes 5:13 kita membaca: ”Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”. Yohanes ingin menguatkan orang-orang percaya dalam keyakinan iman seperti itu dan pada saat yang sama, ia menentang mereka yang hidup dalam kesesatan dan ketidakpercayaan.
Surat dan Injil
Seperti yang telah disinggung di atas, banyak tema yang disebutkan Yohanes dalam suratnya juga ditemukan dalam Injilnya. Yohanes menyebutkan Anak Allah adalah ”Firman” (lih Yoh 1:1; 1Yoh 1:1). Istilah firman adalah kekhasan Yohanes. Sebutan ”Anak Allah yang tunggal”, yang dikutip Pengakuan Iman Rasuli, hanya kita temukan di dalam Injil dan surat-surat Yohanes (lih Yoh 1:18; 3:16; 1Yoh 4:9). Yohanes pun sering menyebut Yesus dengan sebutan ”hidup” atau ”terang” (lih Yoh 1:4; 1Yoh 1:2, 5). Pertentangan antara kematian dan kehidupan kekal (dengan penekan an bahwa siapa yg percaya kepada Anak Allah mempunyai hidup yg kekal) muncul berulang kali pada Yohanes (msl, Yoh 3:16 dan 1Yoh 5:12).
Yohanes juga disebut ”rasul cinta kasih”. Ia menekankan berulangulang bahwa siapa yang mengasihi Yesus berarti menuruti perintah-perintah-Nya (lih Yoh 14:14; 1Yoh 5:3). Inti perintah itu adalah mengasihi sesama. Pada akhirnya, Yohanes menulis Injil dan surat pertamanya dengan tujuan yang sama. Bandingkan dua tulisannya berikut, pertama: ”. . hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Al ah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31); kedua: ”Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1Yoh 5:13).
Suatu ujian iman
Seperti apa iman Kristen yang benar itu? Apakah ciri hidup orang yang diselamatkan karena kasih karunia Allah? Yohanes menulis dari berbagai sudut pandang mengenai ciri-ciri atau kekhasan kehidupan seseorang. Dengan demikian, Yohanes mengajukan suatu ujian sederhana untuk memeriksa kehidupan orang tersebut:
Dalam bukunya, New life, new lifestyle, Michael Green mengemukakan pendapatnya tentang pesan Surat 1 Yohanes sebagai berikut: Yohanes ingin mengajarkan para pembaca suratnya tentang kepastian hidup yang kekal, meliputi beberapa pemahaman hidup berikut:a. pemahaman baru tentang pengampunan (lih 1Yoh 2:1-2);b. kerinduan baru untuk hidup bagi Allah (lih 1Yoh 2:4, 6);c. sikap baru, yaitu mengasihi sesama manusia (lih 1Yoh 3:10, 14, 16);d. kekuatan baru untuk bertahan melawan si jahat (lih 1Yoh 3:9);e. sukacita baru (lih 1Yoh 1:3-4);f. pemahaman baru mengenai kekuatan doa (lih 1Yoh 5:14-15).
Semua hal itu akan bertumbuh dalam kehidupan orang-orang percaya.
1. Menebak ”pahlawan” iman Anda
Ibrani 11 memberikan daftar tokoh dalam Alkitab yang bisa menjadi contoh bagi orang percaya. Mintalah tiap orang untuk memilih satu tokoh Alkitab yang menjadi inspirasi bagi kehi dupannya. Setelah memi lih, semua peserta harus berusaha mengetahui siapakah tokoh itu. Secara bergantian, mereka perlu tebak-jawab untuk mengetahui tokoh tersebut. Orang yang tokohnya akan coba ditebak hanya boleh menjawab ”ya” atau ”tidak”. Setelah tokohnya berhasil ditebak, orang itu perlu menjelaskan mengapa ia memilih tokoh itu sebagai inspirasi bagi kehidupannya. Setelah itu, orang yang telah menebak secara benar bertindak sebagai orang yang tokohnya akan ditebak. Rotasi tebak-menebak terus bergulir seperti itu.
2. Yakobus dan khotbah di bukit
Buatlah sebuah tabel di atas kertas folio dengan tiga kolom dan lima baris. Tulislah di dalam kolom pertama ayat-ayat Surat Yakobus di bawah ini. Kolom kedua dan ketiga dibiarkan kosong. Kolom kedua dimaksudkan untuk diisi dengan apa yang ada di dalam ayat-ayat itu secara singkat. Di dalam kolom ketiga dituliskan ayat-ayat yang merujuk pada khotbah di bukit (lih Mat 5–7) yang dijadikan Yakobus sebagai dasar penulisannya. Bentuklah tiga atau empat kelompok dan mintalah tiap orang untuk mengisi kolom ke-2 dan ke-3.
Jika tabel itu telah terisi, diperkirakan akan terlihat sebagai berikut:
Yakobus | Pernyataan | Matius |
---|---|---|
Yak 1:2 | sukacita dalam pencobaan | Matius 5:10-12 |
Yak 1:4 | jadilah sempurna | Matius 5:48 |
Yak 1:5 | mintalah yang baik kepada Allah | Matius 7:7 |
Yak 1:20 | jagalah diri terhadap kemarahan | Matius 5:22 |
Yak 1:22 | bukan hanya pendengar, tetapi juga pelaku | Matius 7:24-27 |
Yak 2:10 | penuhilah seluruh perintah Allah | Matius 5:19 |
Yak 2:13 | tunjukkanlah kelemahlembutan | Matius 5:7 |
Yak 3:18 | usahakanlah perdamaian | Matius 5:9 |
Yak 4:4 | persahabatan dengan dunia, permusuhan dengan Allah | Matius 6:24 |
Yak 4:10 | rendahkanlah dirimu sendiri | Matius 5:6 |
Yak 4:11 | jangan menghakimi | Matius 7:1-5 |
Yak 5:2 | kekayaan sudah busuk | Matius 6:9 |
Yak 5:10 | contoh para nabi | Matius 5:12 |
Yak 5:12 | jangan bersumpah | Matius 5:33-37 |
3. Perdebatan Paulus dan Yakobus
Bentuklah dua kelompok. Kelompok pertama mempelajari Roma 4:1-5 dan Galatia 3:6-10. Kelompok kedua mempelajari Yakobus 2:21-24. Tiap kelompok mencatat poin-poin yang ditekankan Paulus dan Yakobus pada ayat-ayat tersebut di sebuah kertas besar.
Kedua kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. Kemudian kedua ke lompok mendiskusikan pandangan Paulus dan Yakobus itu. Apakah Paulus dan Yakobus memang saling bertentangan? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa?
4. Mengenal ciri khas Yohanes melalui konkordansi
Ambillah sebuah konkordansi Alkitab, atau silakan memakai website Alkitab. Secara berpasangan (berdua), carilah ayat-ayat dalam Injil Yohanes dan surat-surat Yohanes yang di dalamnya Yohanes gunakan kata-kata seperti: ”terang dan gelap”, ”kebenaran”, ”Anak-Nya yang tunggal”, ”dunia”, ”bersaksi”. Dengan cara demikian, periksalah kaitan antara Injil dan surat-surat Yohanes. Bandingkanlah hasil pemeriksaan ini dengan kelompok-kelompok lain.
5. Rasul cinta kasih
Salinlah 1 Yohanes 4:7-21 pada kertas folio dengan margin yang besar. Minta semua peserta untuk melingkari tiap kata dalam ayat-ayat itu yang berhubungan dengan kasih (yg terkasih, dikasihi, mengasihi, dll) dan hitunglah berapa lingkaran yang dihasilkan.
1. Hal apa yang menarik perhatian Anda ketika membaca 1 Yohanes 4:7-21?
2. Surat mana di antara surat-surat ini yang paling menyentuh hati Anda?
3. Sebutkanlah bagian-bagian yang Anda sudah kenal dari kedelapan surat ini, dan jelaskan bagaimana Anda sudah mengenal bagian-bagian itu.
4. Bacalah Ibrani 10:19-25. Frasa ”marilah kita ...” muncul tiga kali dalam ayat-ayat tersebut. Berhubungan dengan apakah ajakan-ajakan itu? Bagian manakah yang sangat Anda butuhkan?
5. Pada bagian 6.4., ada tiga macam ujian bagi kehidupan kita sebagai orang Kristen. Terapkan tes-tes itu bagi diri Anda dan diskusikanlah itu dengan teman-teman Anda.
6. Bacalah Yakobus 2:1 dan jelaskan secara konkret apa arti prinsip itu. 7. Yakobus menulis tentang doa dan mengoleskan mi nyak kepada orang sakit (lih Yak 5:14-16). Ada gereja-gereja yang mempraktikkan pengolesan minyak bagi orang yang sakit. Apakah Anda akan bersedia diolesi minyak jika Anda mengalami sakit berat? Pelajari dan diskusikanlah ayat-ayat Yakobus itu.
8. Petrus menulis suratnya yang pertama kepada orang-orang pilih an yang adalah ”orang-orang pendatang” (1Ptr 1:1). Apakah Anda pun merasa sebagai ”pendatang” (orang asing) di dunia? Apa hubungan antara ”orang-orang pilihan” dan ”orang-orang pendatang”?
9. Bacalah 1 Yohanes 3:16-17. Apa yang diminta nas itu dari Anda?10. Yohanes menulis suratnya agar para pembaca mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (lih 1Yoh 5:13). Apakah Anda yakin, bahwa pada saat kematian, Anda akan masuk surga? Bayangkanlah saat itu Allah berdiri di pintu surga dan bertanya: ”Berdasarkan apa, Aku akan membiarkan engkau masuk?” Bagaimana jawaban Anda?
Persiapan masuk ke bab 7
Dalam bab 7 dan 8 kita akan mempelajari Kitab Wahyu. Bacalah kitab itu secara menyeluruh sampai selesai.
Saran
Dalam membaca Kitab Wahyu, Anda tidak perlu berusaha untuk memahami semuanya, tetapi biarkanlah keseluruhan kitab itu yang mengesankan Anda. Anda harus membaca Kitab Wahyu seolah-olah sedang menonton film yang sangat mengasyikkan. Mungkin Anda akan kehilangan benang merahnya di sana sini, tetapi semua gambaran tetap akan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi Anda.