1. Matius dan Markus

1.1. INJIL MATIUS: PENDAHULUAN

Penulis

Injil Matius tidak menyebut siapa penulisnya, tetapi dari sumber-sumber lain kita mengetahui bahwa Rasul Matius adalah penulisnya. Sumbersumber yang sama juga mengatakan bahwa naskah Injil Matius yang pertama di tulis dalam bahasa Aram. Matius adalah pemungut cukai (lih Mat 10:3). Orang-orang Yahudi membenci para pemungut cukai. Bagi mereka para pemungut cukai bersekongkol dengan orang-orang Romawi dan menjadi kaya dengan cara memeras bangsa mereka sendiri. Matius―anak Alfeus (lih Mrk 2:14), yang dahulu bernama Lewi―bekerja sebagai pemungut cukai di Kapernaum, sampai Yesus memanggilnya sebagai murid (lih Mat 9:9-13; Mrk 2:14; Luk 5:27-28).

Ciri-ciri

Injil Matius ditulis untuk para pembaca Yahudi. Hal itu jelas ketika kita membaca Injil ini, misalnya, Matius ingin memperlihatkan kepada para pembacanya bahwa Yesus adalah ”raja orang Yahudi” dan ”Mesias yang dijanjikan”. Ia berusaha membuktikan hal itu dengan memilih secara teliti sejumlah besar kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Ia sering menggunakan kalimat-kalimat seperti: ”supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya(Mat 4:14).

Matius juga memperlihatkan bahwa bangsa Yahudi menolak Yesus.

Oleh karena itu, Injil diberitakan kepada bangsa non-Yahudi (lih Mat 1:112; 8:11-12; 13:5; 21:42-43; 28:11-15). Ada banyak perhatian untuk peralihan Israel sebagai umat Allah; kepada umat Allah yang terdiri atas orang Yahudi dan non-Yahudi. Kita menemukan kata ”gereja” dan ”jemaat” hanya di dalam Injil ini, dan tidak ada di dalam Injil-injil lain (lih Mat 16:18; 18:17).

Struktur

Siapa pun yang membaca Injil Matius, akan mudah menemukan bahwa bahan cerita dan pengajaran-pengajaran Yesus selalu saling menyelingi. Kita menjumpai lima kali pengajaran. Tiap pengajaran Yesus diakhiri dengan sebaris kalimat seperti: ”Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya” (Mat 7:28; lih Mat 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Injil Matius dibagi dalam lima bagian yang berisi bahan cerita; tiap bagian itu diakhiri dengan sebuah pengajaran Yesus. Dua pasal pertama (yg melukiskan kelahiran Yesus) me rupakan pendahuluan Injil, sedangkan pasal-pasal yang terakhir (mengenai kematian dan kebangkitan Yesus) merupakan klimaks penutup Injil Matius.

Pembagian kelima bagian tersebut menarik perhatian para pembaca Yahudi. Sama seperti kitab-kitab Taurat yang merupakan dasar dari Perjanjian Lama, demikianlah Matius meletakkan dasar bagi Perjanjian Baru dengan lima pengajaran (= ”torah”) Yesus. Musa adalah nabi terbesar dalam Perjanjian Lama, tetapi Yesus lebih besar dari Musa, yang menantikan Yesus yang akan datang itu. Di Gunung Sinai Musa telah memberikan hukum Allah kepada bangsa Israel, tetapi di bukit (pegunungan) yang melintasi Danau Galilea, Yesus mempresentasikan diri-Nya sebagai penggenap hukum itu.

background image

1.2. INJIL MATIUS: BERBAGAI ASPEK

Yesus sebagaiRaja orang Yahudi” dan ”Mesias yang dijanjikan”. Orang Yahudi mengharapkan kedatangan Anak Daud yang agung, Mesias (bh Ibrani, berarti diurapi; dalam bh Yunani: Khristos). Di dalam Injilnya, Matius ingin meyakinkan para pembacanya (orang Yahudi) bahwa sesungguhnya Yesus dari Nazaret adalah Mesias itu.

  • Matius memulai Injilnya dengan silsilah keturunan ”dari Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham” (Mat 1:1). Dengan demikian, Matius memperlihatkan bahwa Yesus dari Nazaret adalah anak Daud yang dijanjikan, putra mahkota yang berhak atas takhta Daud.
  • Berkaitan dengan itu, ada kisah yang signifikan juga, yaitu mengenai orang-orang majus (lih Mat 2:1-12). Mereka datang dari luar negeri, jauh dari Yerusalem, dengan pertanyaan: ”Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” (Mat 2:2), dan ketika mere ka menemukan Dia, mereka menunjukkan rasa hormat mereka kepada-Nya.
  • Ungkapan ”Raja orang Yahudi” juga memainkan peran penting pada waktu persidangan dan penyaliban Yesus. Matiuslah yang menaruh perhatian terhadap hal itu. Pilatus membuka persidang an dengan pertanyaan: ”Engkaukah raja orang Yahudi?” (Mat 27:11). Kemudian para serdadu menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapanNya dan mengolok-olok Dia, ”Salam, hai raja orang Yahudi!” (Mat 27:29). Di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum, ”Inilah Yesus Raja orang Yahudi” (Mat 27:37). Semuanya ini, yang dimaksudkan sebagai cemooh, secara tepat menyatakan kebenaran Kristus.
  • Pada akhir Injilnya Matius memperlihatkan bahwa Raja itu, yang dihina dan dicela, setelah melewati penderitaan dan kematian, diberikan segala kuasa: ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi”, kata-Nya pada waktu Ia mengutus murid-murid-Nya ke dalam dunia untuk memberitakan Kerajaan-Nya (lih Mat 28:18).

Mesias yang ditolak oleh umat-Nya sendiri

Matius menekankan bahwa Yesus, sebagai Mesias bagi Israel, datang untuk bangsa-Nya sendiri. Pada saat malaikat memberitakan kelahiran
Nya, kita membaca: ”... engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Mat 1:21). Ketika seorang perempuan Kanaan berseru meminta pertolongan
Nya, Ia menjawab perempuan itu: ”Aku diutus hanya kepada dombadomba yang hilang dari umat Israel” (Mat 15:24).

Secara jelas Matius memperlihatkan bagaimana bangsa Israel menolak Mesias mereka. Oleh karena itu, Sang Mesias membentuk sebuah bangsa yang baru, yang terdiri atas orang-orang yang sungguh-sungguh ingin mengikuti Dia. Di dalam bangsa yang baru itu, akan tersedia tempat untuk orang-orang dari segala bangsa. Matius memperdengarkan nasihat-nasihat yang sangat serius kepada orang-orang sebangsanya. Misalnya, ketika mengutip kata-kata Yesus, ”Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi” (Mat 8:11-12). Di dalam perum pamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur, Yesus mengutip Mazmur 118 tentang batu yang telah dibuang, tetapi dijadikan Allah menjadi batu penjuru. Markus dan Lukas juga menceritakan perumpamaan itu, tetapi hanya Matius yang menulis kalimat ini: ”Sebab itu, Aku berkata kepadamu bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu (Mat 21:43).

Bangsa yang baru itu disebut Matius sebagai ”gereja”. Ketika Petrus atas nama para murid mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, Yesus menjawab: ”Berbahagialah engkau Simon anak Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat 16:17-18; lih juga Mat 18:17, 20).

Yesus menggenapi hukum Taurat dan nubuat-nubuat

Matiuslah yang selalu menekankan perhatian terhadap Yesus yang telah datang untuk menggenapi segala sesuatu yang dinubuatkan para nabi. Ber ulang kali kita membaca kalimat-kalimat seperti: ”Hal itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi” (Mat 1:22). Beberapa contoh di antaranya, yaitu:

  • ”Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” (yg berarti: Allah menyertai kita) (Mat 1:22-23; bnd Yes 7:14).
  • ”Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari engkaulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel” (Mat 2:6; bnd Mi 5:1-3).
  • ”Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita” (Mat 8:17; bnd Yes 53:4).
  • ”Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan me ngendarai seekor keledai betina, dan seekor keledai beban yang muda” (Mat 21:5; bnd Za 9:9).

Lebih dari seratus kali Matius merujuk ke Perjanjian Lama. Misalnya, Mazmur 22 yang berperan penting di dalam ceritanya tentang penyaliban. Berbagai ayat Mazmur ini diperlihatkan Matius sebagai skema penggenapan: membuang undi untuk pakaian-Nya (lih Mat 27:35; bnd Mzm 22:19), orang-orang yang lewat menggeleng-gelengkan kepa la, dan menghina Yesus (lih Mat 27:39; bnd Mzm 22:8), ucapan ”Biar lah Allah menyelamatkan Dia sekarang” (Mat 27:43; bnd Mzm 22:9), dan yang paling menyita perhatian di atas kayu salib adalah perkataan Yesus sendiri: ”Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat 27:46; bnd Mzm 22:2).

Khotbah di Bukit

Matius 5–7 merupakan rangkaian ”Khotbah di Bukit”. Yesus naik ke sebuah bukit―seperti Musa dahulu―untuk memberikan pengajaran-Nya (lih Mat 5:1-2). Di atas bukit itu, Yesus memberikan aturan-aturan pokok Kerajaan-Nya. Bagi mereka yang mengerti Khotbah di Bukit, pasti merasakan ketegangan antara norma-norma tertinggi yang diberikan Yesus dan praktik kehidup an sehari-hari. Kenyataan itu menyebabkan terjadinya berbagai tafsiran yang mencoba melemahkan pesan Khotbah di Bukit. Umpamanya:

  • Khotbah di Bukit baru akan berlaku di dalam masa ”kerajaan seribu tahun”―sekarang belum.
  • Khotbah di Bukit hanya berlaku untuk para rohaniwan―untuk yang awam, cukup dengan Sepuluh Hukum saja.
  • Khotbah di Bukit hanya berlaku di dalam Kerajaan Allah (yaitu di dalam gereja) dan bukan di dalam dunia.
  • Khotbah di Bukit adalah sebuah program revolusi radikal untuk mengubah keadaan dunia dan masyarakat negara.

Akan tetapi, Khotbah di Bukit disampaikan kepada murid-murid Yesus, yaitu mereka yang percaya kepada-Nya. Mereka yang mendengar katakata Yesus dan menaatinya. Mereka sendiri tentu tidak mampu melakukannya. Akan tetapi, apa yang tidak mungkin bagi manusia, bagi Allah segala sesuatu mungkin (lih Mat 19:25-26).

Pada Khotbah di Bukit, Yesus menunjukkan kepada kita dua jalan.

Pertama, ”jalan yang lebar”. Kedua, ”jalan yang sempit”. Ketika Yesus berbicara tentang ”jalan yang lebar”, menunjuk pada sebuah jalan religius (universal), sedangkan ”jalan yang sempit” menunjuk kepada mereka yang benar-benar percaya kepada Yesus Kristus dan hidup berdasarkan anugerah Allah.

Jalan yang lebar mengumpamakan jalan melalui kebe naran sendiri, yang diikuti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka berpegang pada hukum Taurat secara ketat, memberikan sedekah dan berdoa, tetapi sebenarnya mereka melakukan itu untuk memaksakan pembenaran dari Allah. Sebaliknya, jalan yang sempit mengibaratkan kebenaran yang sungguh di dalam Kerajaan Surga (lih Mat 5:20); jalan orang-orang yang mengalami dalamnya perintah-perintah Allah secara sungguh-sungguh; orang-orang yang siap mengasihi musuh mereka; yang berbuat baik di tempat tersembunyi. Orang-orang itu tidak mengkhawatirkan diri mereka sendiri karena mereka mengetahui bahwa mereka telah menerima Kerajaan Allah berdasarkan kasih karunia, bahkan mereka boleh memanggil Allah sebagai Bapa mereka.

Jadi, kita tidak bisa memahami Khotbah di Bukit terlepas dari Kristus.

Misalnya, dengan memakainya untuk meraih kesuksesan sendiri dengan ga gasan-gagasan yang bersifat revo lusioner. Kita pun tidak boleh membatasi arti Khotbah di Bukit untuk suatu konteks di masa depan, atau kepada golongan manusia tertentu, atau untuk bidang kehidupan tertentu.

Perumpamaan-perumpamaan

Matius 13 tidak hanya berisi 7 perumpamaan (dalam bh Yunani: parabola, dalam bh Ibrani: mashal), tetapi juga jawaban Yesus atas pertanyaan mengapa Ia menggunakan perumpamaan-perumpamaan dalam pengajaran-Nya.

Di dalam gaya pengajaran seperti itu kesan yang muncul adalah penghakiman. Karena menurut Yesus, siapa saja yang tidak bersedia mendengar, ia juga tidak akan dapat lagi mendengar (lih Mat 13:10-17). Kerajaan Yesus adalah sebuah kerajaan yang masih tersembunyi (seperti benih, ragi roti, harta yg tersembunyi). Tiap orang membutuhkan iman untuk melihat dan menerima kebenaran itu.

Penjelasan sebuah perumpamaan tidak selalu sama mudahnya.

Misalnya, pertanyaan, apakah kita harus mencari arti tersembunyi dalam tiap elemen perumpamaan, atau hanya menentukan satu pokok per bandingan saja. Contohnya, ada penafsir yang berpendapat bahwa ”tepung terigu tiga sukat” di dalam perumpamaan ragi menunjuk pa da ketritunggalan Allah. Atau, dalam perumpamaan mengenai orang Samaria yang baik hati (lih Luk 10:25-37), serta minyak dan anggur yang digunakan orang itu menunjuk pada roti dan anggur Perjamuan Kudus. Apakah kita dapat menafsirkan seperti itu?

Ada beberapa kaidah untuk mengerti perumpamaan-perumpamaan dengan baik, yaitu dengan cara:

  • Berusahalah untuk mengerti secara tepat dan benar fungsi tiap elemen dalam perumpamaan. Misalnya, apakah fungsi ragi yang sebenarnya? Apakah jenis benih lalang yang ditaburkan di tengah gandum? Siapakah musuh itu? Apakah artinya? Apakah arti gambaran penggarap-penggarap kebun anggur bagi orang Yahudi? Dan seterusnya.
  • Perhatikanlah hal-hal yang tidak normal.Seorang pemilik kebun anggur yang mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya adalah normal, tetapi sangat aneh jika ia melakukan hal itu sekitar jam 5 sore (lih Mat 20:1-16). Hal yang sama anehnya terjadi pula ketika penabur itu menabur banyak benih di tempat-tempat di mana tidak bisa mengharapkan hasil (lih Mat 13:46). Sangat mencolok pula jika kita membaca Matius 13:33, seorang perempuan menyembunyikan (arti yg sebenar nya dalam bh Yunani) ragi ke dalam tepung terigu tiga sukat hingga seluruhnya berjamur (lih Mat 13:33). Justru elemen-elemen yang menyimpang dan yang mencolok sering kali membantu kita untuk menemukan pesan inti dari suatu perumpamaan.
  • Perhatikanlah kalimat pembuka atau penutup suatu perumpamaan. Misalnya, kalimat pembuka ”Hal Kerajaan Surga itu seumpama ...” (sering pada Mat 13). Jadi, tujuan Yesus adalah untuk mene rangkan sesuatu tentang Kerajaan Surga. Sebuah kalimat penutup seperti ”Karena itu berjaga-jagalah, karena ...” (Mat 25:13), juga menjelaskan tujuan perumpamaan tertentu. Adakalanya kalimat penutup juga memberi penjelasan tema perumpamaan. Misalnya, kalimat penutup perumpamaan tentang upah mengikut Yesus, ”Tetapi banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang pertama” (Mat 19:30).
  • Periksalah petunjuk di dalam konteks perumpamaan.Matius 24 berisi pengajaran tentang hari-hari terakhir dan kedatangan Anak Manusia. Ketiga perumpamaan yang terdapat dalam Matius 25 harus dimengerti dalam konteks pengajaran berikut. Untuk menjelaskan perumpamaan anak terhilang, Anda harus membaca pengantar untuk perumpamaan tersebut (lih Luk 15:1-2) dan juga membaca dua perumpamaan lain, yang berbicara tentang sesuatu yang hilang dan ditemukan kembali (lih Luk 15:3-10).
  • Perhatikanlah, kapan Yesus menceritakan suatu perumpamaan.Perumpamaan-perumpamaan dalam Matius 13 berkaitan dengan masa pekerjaan Yesus pada waktu itu. Yesus menyembunyikan arti pesan-Nya bagi orang-orang yang tidak mau mendengarkan. Kerajaan-Nya mencari jalannya secara tersembunyi.

1.3. INJIL MARKUS

Penulis

Menurut sumber yang tepercaya, Injil kedua ini ditulis oleh seorang yang bernama Markus (lih Kis 12:12; 13:13; 15:37-38). Di dalam surat Petrus yang pertama, kita juga menemukan nama Markus itu. Petrus menyebutnya sebagai ”anak”nya (lih 1Ptr 5:13). Sumber tepercaya lainnya mengatakan bahwa Markus adalah pembantu dan penerjemah Petrus. Markus menulis Injilnya berdasarkan apa yang Petrus ceritakan kepadanya. Hal itu dibenarkan dengan beberapa hal sebagai fokus perhatian dalam naskah Injil Markus sendiri:

  • Ada banyak perhatian untuk Petrus di dalam Injil ini. Contohnya, ia adalah murid pertama yang dipanggil oleh Yesus, dan yang pertama di dalam daftar ke-12 rasul pada Markus 3:13-19.
  • Markus banyak memberi kesan (perhatian) tentang Petrus, tetapi kesan yang diberikan kepada Petrus diperhatikan Markus sehingga kesan yang terlukiskan tidak terlalu berlebihan, tetapi positif. Sama seperti Injil-injil lain, Markus menceritakan tentang penyangkalan Petrus. Namun, tidak menyebutkan kata-kata pujian Yesus kepada Petrus setelah pengakuan Petrus (bnd Mat 16:17-19 dan Mrk 8:2730). Markus juga tidak menceritakan peristiwa Petrus berjalan di atas air menemui Yesus (bnd Mat 14:28-31 dan Mrk 6:45-52).
  • Berkali-kali Markus menyebut nama Petrus, sementara Injil-injil lain menyebutkan para murid secara umum. Misalnya, kata malaikat kepada perempuan-perempuan di kuburan, ”Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea” (Mrk 16:7).

Laju alur cerita Injil Markus

Seharusnya kita tidak boleh membaca Injil Markus secara terpenggalpenggal, tetapi menyeluruh (satu kali), atau mendengarkan (melalui) internet, kaset, DVD (Digital Versatile Disc) yang membacakan seluruh Injil itu sekaligus (kurang lebih 2 jam). Apabila kita mengikuti anjuran itu, akan tampak jelas bahwa bagian pertama Injil, yang memaparkan tentang tindakan Yesus di Israel utara sangat dinamis. Hal itu membuat perhatian kita tertuju sepenuhnya ke Yerusalem. Sering kali Markus memakai kata Yunani, euthus, yang berarti ”segera” atau ”langsung”. Kata ”segera” muncul 11 kali dalam pasal satu. Di dalam terjemahanterjemahan yang mengikuti bahasa asli secara harfiah (seperti King James Version, atau Statenvertaling Belanda) hal itu menjadi lebih jelas lagi: ”Lalu segera tersebarlah kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea. Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus bersama Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terba ring karena sakit demam. Mereka segera membe ritahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka” (Mrk 1:28-31).

Kelajuan alur cerita mulai berkurang ketika mereka pergi ke Yerusalem (lih Mrk 11:1). Sejak saat itu, kejadian-kejadian tiap hari diceritakan, di mana kata ”segera” tidak banyak lagi muncul. Gaya cerita seperti itu memfokuskan perhatian kita pada waktu yang paling esensial dalam kehi dupan Kristus, yaitu kematian-Nya di kayu salib.

Mengikut Yesus

Markus menekankan bahwa Yesus adalah Anak Allah (lih Mrk 1:1) yang harus menderita, dan yang datang ke dunia untuk melayani. Nas sentral yang menunjuk pada hal itu adalah Markus 10:45. Yesus berkata: ”Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”.

Hal lain yang ditekankan Markus adalah panggilan Yesus untuk mengikuti Dia dalam pelayanan-Nya. Momen yang paling esensial di dalam Injil Markus adalah pasal 8:27, dan ayat-ayat selanjutnya. Yesus pergi ke tempat-tempat yang terpencil di daerah paling utara Israel. Di sana Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias (lih Mrk 8:29). Sejak saat itu, Yesus berjalan menuju ke Yerusalem dan mulai menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus menderita dan mati (lih Mrk 8:31; 9:12; 9:31-32; 10:32-34). Tiap kali Yesus berbicara tentang penderitaan
Nya itu, Dia memperlihatkan juga bahwa salah satu dari murid-murid
Nya belum sungguh-sungguh siap; tidak bersedia untuk mengikuti-Nya di dalam penderitaan.

  • ”... jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku(Mrk 8:34);
  • ”... jika seseorang ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Mrk 9:35);
  • ”dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hen daklah ia menjadi hamba untuk semuanya” (Mrk 10:44).

Yesus memberikan pengajaran itu ketika dalam perjalanan menuju ke Yerusalem, membuat pesan itu semakin tajam: siapa saja yang tidak mau mengikuti Yesus di jalan salib, ia akan tertinggal.

Jangan menceritakan kepada siapa pun ...

Di dalam Injil Markus, kita membaca berkali-kali Yesus melarang para murid-Nya menceritakan bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan. Seperti tertulis: ”Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacammacam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia” (Mrk 1:34; lih juga Mrk 3:11-12). Orang-orang yang telah disembuhkan-Nya diminta untuk berdiam diri. Yesus berkata kepada seorang yang disembuhkan dari pe nyakit kusta: ”Ingat, jangan katakan sesuatu kepada siapa pun juga, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam ...” (Mrk 1:44; lih juga Mrk 5:43; 7:36; 8:26). Pada saat pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, tertulis: ”Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia” (Mrk 8:30). Ketika pada akhir kisah Yesus dimuliakan di atas gunung, Markus menulis: ”Pada waktu turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati” (Mrk 9:9).

Dari uraian-uraian tersebut, ada dua hal yang ditegaskan dalam Injil Markus. Pertama, Yesus tahu bahwa Ia adalah Mesias, dan Ia menerima pengakuan mengenai hal itu dari murid-murid-Nya. Kedua, pada saat yang sama, Yesus tidak mau mereka mengatakan kepada orang lain siapakah Dia dan berapa besar kuasa-Nya. Hal yang kedua itu bisa dimengerti karena orang-orang yang ada di sekitar Yesus memiliki pengharapan yang sangat berbeda dari apa yang dibuat Yesus ketika Ia datang. Yesus datang untuk menderita dan melayani. Selama orang-orang belum mengerti hal itu, mereka belum bisa mengikuti teladan-Nya.

Akhirnya, ketika Yesus diadili di depan Sanhedrin dan Imam Besar Kayafas, di saat itu pula Yesus menegaskan bahwa Dia adalah Mesias (lih Mrk 14:61-62). Namun, melalui pengakuan itu, Yesus pun divonis hukuman mati.

1.4. PEMBAHASAN

1. Daftar keturunan dalam Matius 1

Cetaklah nas Matius 1:1-17 pada kertas folio dengan ukuran margin/tepi kertas yang luas. Tiap orang menggarisbawahi bagian-bagian yang menceritakan hal yang lebih dari sekadar hanya ”x memperanakkan y”. Setelah itu, tariklah kesimpulan. Menurut Anda, hal apa saja yang mencolok dan pertanyaan manakah yang muncul? Diskusikanlah bagian itu bersama-sama. Pesan manakah yang terdapat di dalam bagian-bagian yang di garisbawahi?

Diskusi dapat dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Mengapa Matius menekankan Yesus sebagai anak Daud dan anak Abraham?
  • Bagaimana Anda melihat kembali dalam pola terbitnya, nyalanya, dan terbenamnya? Apa artinya bagi kedatang an Yesus?
  • Siapa saja perempuan-perempuan yang disebutkan? Mengapa harus mereka? Pesan apa saja yang ditujukan kepada kita?
  • Menurut Anda, apa yang menarik pada ayat 16? Apakah artinya?

2. Apakah Yesus mengucilkan orang Yahudi?

Bacalah Matius 8:10-12 dan 21:42-45 bersama-sama. Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Apa status bangsa Israel dalam bacaan itu?
  • Mengapa hal itu tidak berarti bahwa bagi bangsa Israel tidak ada tempat di dalam Kerajaan Yesus?
  • Sering dikatakan bahwa di samping perjanjian dengan bangsa Israel, Allah juga mengadakan perjanjian dengan ”jemaat” perjanjian baru. Apakah yang dikatakan dalam bacaan di atas tentang hal itu?

3. Khotbah di Bukit

Bagikanlah kertas folio yang memuat hasil salinan bagian Khotbah di Bukit: Matius 5:17–6:8. Selanjutnya bacalah bersama-sama bagian itu,

yang menjelaskan arti jalan yang sempit dan jalan yang lebar. Diskusikanlah keterangan itu agar dimengerti dengan baik. Kemudian bentuklah kelompok-kelompok kecil. Bacalah Matius 5:17–6:8 yang disalin pada kertas folio yang dibagikan dan garis bawahilah kalimat-kalimat yang di dalamnya menyebutkan dua jalan itu; garis putus-putus untuk jalan yang sempit, dan garis tebal untuk jalan yang lebar. Diskusikanlah hasilnya bersama-sama.

4. Perumpamaan-perumpamaan

Buatlah kartu-kartu dengan menuliskan perumpamaan-perumpamaan berikut ini:

  • Perumpamaan tentang seorang penabur (Mat 13:1-9 dan 18-23).
  • Perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Mat 13:24-30 dan 36-43).
  • Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Mat 13:31-33).
  • Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga (Mat 13:44-45).
  • Perumpamaan tentang pengampunan (Mat 18:23-35).
  • Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur (Mat 20:1-16).
  • Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat 25:1-13).
  • Perumpamaan tentang talenta (Mat 25:14-30).
  • Perumpamaan tentang penghakiman terakhir (Mat 25:31-46).

Bagikanlah kartu-kartu itu kepada tiap kelompok. Tiap kelompok mendapat tugas untuk mempelajari perumpamaan-perumpamaan yang diterimanya dan menjelaskan artinya secara singkat. Kemudian tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

5. Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur

Salinlah Matius 20:1-16 bersama dengan petunjuk untuk menjelaskan perumpamaan sebagaimana diterangkan di dalam pasal ini. Bacalah bersama-sama perumpamaan mengenai para pekerja kebun anggur. Berikanlah waktu sejenak kepada tiap orang untuk merenungkan Matius 20:1-16 dan membuat catatannya.

Bentuklah kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 orang. Pakailah petunjuk-petunjuk untuk menjelaskan perumpamaan itu, dan cobalah bersama-sama menyimpulkan arti perumpamaan dengan merumuskan temanya dalam satu kalimat. Tiap orang dipersilakan menjawab pertanyaan: ”Anda pekerja seperti apa?”

Tiap kelompok tampil ke depan untuk membawa hasilnya. Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Apa yang dikatakan dalam bacaan tentang anugerah Allah?
  • Apa yang dikatakan dalam bacaan tentang pemilihan?

6. Secara menyeluruh

Buatlah suatu kesepakatan untuk membaca (atau mendengar) seluruh Injil Markus sekaligus. Tuliskan suatu catatan singkat tentang apa yang menarik perhatian Anda. Berkumpullah agar secara berurutan tiap orang menceritakan secara singkat pengalamannya dengan membaca Injil Markus. Selanjutnya, Anda membahas per pasal pertanyaan-pertanyaan dan komentar-komentar yang Anda catat.

Pertanyaan untuk diskusi

1. Hal apa yang menarik perhatian Anda ketika membaca bab ini?
2. Bayangkan seseorang yang belum pernah membaca Alkitab ingin membaca Injil-injil itu. Jika Anda harus memilih antara Matius dan Markus, Injil manakah yang akan Anda sarankan kepadanya? Mengapa?
3. Bacalah Matius 5, bagian pertama dari Khotbah di Bukit. Ketika membaca bagian itu, apakah reaksi Anda; hal apa yang membuat Anda terkesan? Berdiskusilah dengan sesama Anda.
4. Matius menyoroti peralihan bangsa Israel ke jemaat Kristus sebagai umat Allah yang baru (msl, Mat 8:11-12, 21-43). Apakah artinya peralihan itu dalam kaitan hubungan kita dengan umat Israel masa kini?
5. Mengapa Yesus menceritakan perumpamaan-perumpamaan? Bandingkanlah cara Yesus tersebut dengan popularitas cerita-cerita pada masa kini dan di dalam kebudayaan Anda.
6. Bacalah Markus 8:27-33. Teks itu berisi empat elemen, yaitu 1) sebuah pengakuan yang jelas bahwa Yesus adalah Mesias. 2) Sebuah larangan untuk mengabarkan hal itu. 3) Pemberitahuan bahwa Ia telah datang untuk menderita. 4) Reaksi Petrus atas berita itu. Diskusikanlah relasi keempat elemen itu.
7. Bacalah Markus 10:32-45. Simaklah apa yang terjadi di dalam bacaan itu. Menurut Anda hal apa yang mencolok dari sikap para murid. Apakah artinya bagi Anda bahwa justru dalam bagian itu terdapat ayat-ayat yang memperlihatkan dengan jelas maksud penderitaan Yesus (ay 44-45)?

Persiapan bab selanjutnya

Persiapan masuk ke bab 2

Setelah Injil Matius dan Injil Markus, pilihan bacaan selanjutnya adalah Injil Lukas dan Yohanes. Saya telah memilih sebanyak mungkin bagian yang tidak muncul di dalam Injil Matius dan Injil Markus.

  • Lukas 1-2
  • Lukas 4
  • Lukas 7:18-8:3
  • Lukas 10
  • Lukas 15
  • Lukas 22-23
  • Yohanes 1
  • Yohanes 3:1-21
  • Yohanes 4:1-42
  • Yohanes 8
  • Yohanes 13
  • Yohanes 14-17
  • kelahiran dan masa remaja
  • pencobaan di padang gurun dan penyataan diri
  • Tuhan bagi orang-orang berdosa
  • arti sesungguhnya Kerajaan Allah
  • mencari yang terhilang
  • penderitaan dan kematian-Nya
  • kata pendahuluan yang penuh arti
  • percakapan dengan Nikodemus
  • percakapan dengan perempuan Samaria
  • Yesus memperlihatkan siapakah Dia
  • contoh yang mengesankan
  • persiapan, penguatan, dan doa kepada murid-murid

Saran

Mungkin Anda telah membaca atau mendengar keseluruhan Injil Markus secara utuh. Lakukanlah seperti itu pada Injil Yohanes. Anda akan me nemukan bahwa Injil Yohanes memiliki pesan yang sangat berbeda.

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Jasper Klapwijk
  3. ISBN:
    978-602-1006-05-4
  4. Copyright:
    © 2015, LITINDO
  5. Penerbit:
    YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH