2. Lukas dan Yohanes

2.1. INJIL LUKAS: PENDAHULUAN

Penulis

Menurut sumber-sumber kuno Perjanjian Baru, Lukas adalah penulis Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul (bnd Luk 1:1-4 dan Kis 1:1-3). Lukas adalah dokter (lih Kol 4:14), teman seperjalanan dalam pelayanan Rasul Paulus. Ketika kita membaca Kisah Para Rasul, kadang kala ungkapan ”kami” muncul sebagai pokok kalimat (lih Kis 16:10-17). Kata ”kami” menunjukkan bahwa pada waktu itu Lukas sedang bersama Paulus. Di dalam 2 Timotius 4, Paulus menulis dari dalam penjara di Roma, di mana hanya Lukas yang ada bersamanya (lih 2Tim 4:11). Kemungkinan Lukas berkebangsaan Yunani (lih Kol 4:11, 14).

Lukas mengatakan bahwa ia menulis Injilnya ”... setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu” (Luk 1:3). Secara pribadi, Lukas mengenal Markus (lih Flm 1:24) dan penginjil Filipus (lih Kis 21:8); ia juga telah bertemu dengan Yakobus, saudara Yesus (lih Kis 21:18). Saat Paulus berada di dalam penjara selama 2 tahun di Yerusalem dan Kaisarea, Lukas mendapat kesempatan berta nya kepada orang-orang yang mengenal Yesus, serta para saksi yang melihat mukjizat-mukjizat dan mendengar pengajaran-pengajaran Yesus.

Ciri-ciri

Melalui Injilnya, Lukas menunjukkan bahwa Yesus adalah penye lamat dunia. Lukas menekankan bahwa Injil ditujukan kepada semua orang. Hal itu sepadan dengan karakter Lukas sebagai dokter. Lukas mempunyai perhatian untuk semua orang, khususnya orang-orang miskin, orang-orang sakit, para pekerja/buruh, para pemungut cukai, orangorang Samaria, dan lain-lain. Belas kasihan yang ditunjukkan Yesus adalah tema yang sangat penting dalam Injilnya. Lukas 19:10 me rangkum dengan indah inti pesan Injil ini: ”Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.

Perbandingan dengan Matius dan Markus

Lukas membahas banyak hal yang bisa kita temukan pula di dalam Injil Matius dan Injil Markus, namun tuturan Lukas berdasarkan penelitiannya sendiri. Lukas banyak menceritakan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus. Lukas juga menceritakan peristiwa-peristiwa pada waktu perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem melalui Perea (lih Luk 9:51; 19:28). Tetapi, Lukas tidak menceritakan semua itu secara kronologis. Misalnya, Lukas 4:16-30. Bagian itu ditempatkan Lukas di awal Injilnya karena pada bagian tersebut Yesus memberitahukan tujuan-Nya untuk datang ke dunia, yaitu ”untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan”. Bagian itu menjadi titik tolak seluruh Injil Lukas.

2.2. INJIL LUKAS: BERBAGAI ASPEK

Dua kitab sejarah yang ditulis kepada ”Teofilus yang mulia”

Jika kita membandingkan kata pembuka pada Injil Lukas (lih Luk 1:1-4) dan kata pembuka pada Kisah Para Rasul (lih Kis 1:1-3), maka kita akan mene mukan bahwa kedua kitab itu ditulis oleh penulis yang sama dan di tujukan kepada orang yang sama pula: ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus yang mulia. Kita tidak mengetahui siapakah Teofilus itu. Tetapi, tentu saja dia seorang tokoh penting. Kemungkinan dia adalah orang Roma yang terkemuka. Injil Lukas ditujukan kepada Teofilus yang belum menerima Yesus. Kemungkinan Teofilus belum menjadi Kris ten, tetapi pasti ia sudah mendengar informasi tentang Yesus Kristus (lih Luk 1:4).

Selain dari kata pembuka, terbukti juga dari lanjutan Kisah Para Rasul 1, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul sebenarnya satu kitab yang terdiri dari dua bagian. Pada waktu itu, cara yang biasa untuk memulai bagian kedua dari satu kitab adalah mengulang akhir bagian pertama di awal bagian kedua. Itulah yang dilakukan Lukas dalam Kisah Para Rasul 1:1-14.

Sekalipun Lukas sendiri bukanlah seorang saksi Yesus sejak awal, Lukas mengadakan penelitian saksama dan menulis kitabnya berdasarkan apa yang ia dengarkan dari saksi-saksi mata dan para pendengar. Pada awal kedua kitabnya, Lukas menunjuk kepada saksi-saksi itu sebagai sumber informasinya. Orang-orang yang tidak percaya biasanya mengesampingkan Kitab-kitab Injil dan menganggapnya sebagai legenda dan mitos. Bagi tiap orang yang paham kesusastraan akan menerima Injil-injil itu bukan sebagai legenda dan mitos, tetapi sebagai sejarah. Lagi pula, pada waktu itu jenis sastra prosa dan fiksi belum ada. Oleh karena itu, hanya ada dua kemungkinan: pertama, apakah Injil-injil itu adalah pemalsuan sejarah yang disengaja? Atau, kedua, apakah Injil-injil itu benar-benar merupakan penuturan saksama mengenai segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sesuai ungkapan Lukas sendiri di dalam Injil Lukas 1 dan Kisah Para Rasul 1?

Satu sejarah untuk seluruh dunia

Ketika Lukas menceritakan sejarah Yesus, ia menempatkannya di dalam skema sejarah dunia. Misalnya, di beberapa bagian Injilnya, Lukas menyebut penguasa-penguasa yang berkuasa di dunia waktu itu: ”Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyu ruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi gubernur di Siria” (Luk 2:1-2; lih juga Luk 3:1-2).

Berulang kali Lukas menunjukkan bahwa Yesus adalah penye lamat dunia, misalnya:

  • Daftar keturunan Yesus (Luk 3:23-38) Ada perbedaan yang menonjol antara daftar keturunan Yesus di Injil Matius dan Injil Lukas: Matius kembali melalui Daud sampai kepada Abraham, leluhur orang Yahudi, tetapi Lukas kembali sampai ke Adam, leluhur semua manusia. Yesus datang sebagai penyelamat seluruh dunia.
  • Benang merah Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul dimulai di Yerusalem (Zakharia di Bait Suci, lih Luk 1), dan berakhir di Roma, yang pada waktu itu adalah pusat peradaban dunia (Kis 28). Yesus telah datang sebagai penyelamat seluruh dunia.
  • Perintah Pekabaran Injil menurut Lukas
    Setelah kebangkitan-Nya dari kematian, Yesus menerangkan kepa da murid-murid-Nya bahwa Kitab Perjanjian Lama sudah menunjukkan bahwa ”... dalam nama-Nya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa” (Luk 24:44-48). Yesus telah datang sebagai penyelamat dunia.
  • Perhatian untuk bangsa-bangsa yang lain
    Dalam Injilnya, Lukas memperlihatkan bahwa keselamatan tidak hanya untuk bangsa Yahudi, tetapi juga untuk bangsa-bangsa lain. Lukas mengutip seorang yang bernama Simeon, yang berkata pada saat ia melihat bayi Yesus ”terang yang menyatakan kehendak-Mu bagi bangsa-bangsa lain ...” (Luk 2:32). Ketika mene rangkan tugas Yohanes Pembaptis, seperti Matius dan Markus, Lukas mengutip Kitab Yesaya. Namun, Lukas lebih banyak me ngutip Yesaya dengan menambah kalimat ”dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan” (Luk 3:6; bnd Mat 3:3 dan Mrk 1:3). Hanya Lukas yang menceritakan bagaimana Yesus berada di Sinagoge, di Nazaret, dan membuat para pendengar menjadi sangat marah karena kasih karunia keselamatan pun diterima oleh semua orang (non-Yahudi). Alasan Lukas menyebutkan peristiwa di rumah ibadat Yahudi itu karena Elia pun diutus Allah kepada seorang janda di Sarfat dan Elisa menahirkan Naaman, orang Siria itu (lih Luk 4:20-30). Yesus datang sebagai penyelamat semua bangsa.

Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang

Lukas melukiskan Yesus sebagai pribadi yang bergaul dengan orang berdosa, yang berbelaskasihan kepada orang yang tersesat, serta memedulikan nasib orang miskin. Yesus selalu memedulikan nasib orang yang berada pada kelas terendah dalam strata sosial, seperti para perempuan, anak-anak, orang-orang sakit, dan para pemungut cukai.

  • Gembala-gembala
    Hanya Lukas yang menceritakan tentang gembala-gembala yang mendengar berita kelahiran Yesus dan yang pertama menjumpai bayi Yesus. Pada masa itu, gembala adalah orang paling rendah dalam strata sosial.
  • Orang-orang miskin Tidak ada Injil lain yang memberikan begitu banyak perhatian kepada kaum miskin dan begitu banyak nasihat kepada orang kaya. Perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Luk 12:16-21), bendahara yang tidak jujur (Luk 16:1-13), serta orang kaya dan Lazarus yang miskin (Luk 16:19-31), hanya diceritakan dalam Injil Lukas.
  • Perhatikanlah bahwa kata ”miskin” di dalam Alkitab tidak hanya merujuk pada kemiskinan secara ekonomi. Kata ”miskin” dapat juga merujuk pada sikap rohani seseorang yang mengaku bahwa dia bergantung pada anugerah Allah sepenuhnya. Justru oleh karena itu, orang kaya harus waspada supaya kemandiriannya secara finansial tidak menuntunnya pada kemandiriannya secara rohani. Sebab itu dapat membinasakan dia.
  • Orang-orang berdosa
    Lukas selalu menekankan belas kasihan Allah terhadap orang-orang berdosa dan pengampunan bagi mereka. Hanya Lukas yang menceritakan tentang si penjahat yang disalibkan bersama-sama Yesus. Yesus berkata kepada dia, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43; bnd Mat 27:44 dan Mrk 15:32). Perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai (Luk 18:9-14), dan tentang anak yang hilang (Luk 15:11-32) hanya kita baca di dalam Injil Lukas. Begitu pula dengan cerita perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus di rumah Simon (Luk 7:36-50). Dengan demikian, Lukas menyampaikan bahwa orang-orang berdosa hidup lebih dekat dengan Kerajaan Allah, daripada banyak orang yang kehidupan agamanya baik, tetapi munafik. Perempuan berdosa itu bahkan menjadi teladan bagi Simon, orang Farisi itu. Pemungut cukai pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, tetapi tidak demikian dengan orang Farisi. Anak bungsu yang hilang itu pada akhirnya merayakan pesta dengan ayahnya, sementara anak sulung berdiri di luar. Menurut Injil Lukas, masuk ke dalam Kerajaan Allah membutuhkan pertobatan dan ke percayaan yang sungguh. Siapa saja yang hanya memperlihatkan suatu kehidupan yang baik secara lahiriah, pasti tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
  • Perempuan-perempuan
    Pada masa kehidupan Yesus, tidak lazim bila seorang rabi mempunyai murid-murid perempuan. Berdasarkan Kejadian 18:15 (ke tika Sara menyangkal bahwa ia tertawa), para rabi Yahudi mengajarkan bahwa karakter perempuan adalah suka berbohong. Dibandingkan dengan penulis Injil yang lain, Lukas lebih menekan kan presentasi perempuan-perempuan dalam kelompok murid-murid Yesus. Lukas juga menyebutkan lebih banyak nama perem puan (lih Luk 8:1-3; 24:10). Hanya Lukas yang menceritakan bahwa sekalipun banyak kesibukan, Maria―yang menimbulkan kejengkelan Marta―sebagai murid yang duduk dekat kaki Yesus, dan betapa Yesus menanggapi hal itu dengan positif (lih Luk 10:38-42). Selain itu, perumpamaan tentang janda dan hakim yang tidak jujur (lih Luk 18:1-8) hanya dapat dibaca di Injil Lukas.
  • Orang (bangsa) Samaria
    Bangsa Israel memandang rendah orang Samaria. Alasannya, orang Samaria tidak menyembah Allah seperti yang diharus kan. Tetapi, Yesus peduli terhadap nasib orang Samaria. Hanya Lukas yang memberi banyak perhatian tentang hal itu. Orang Samaria juga diang gap sebagai golongan masyarakat yang terendah, namun dijadikan contoh yang baik bagi orang Israel. Misalnya, kisah tentang orang Samaria yang membantu laki-laki yang berada di pinggir jalan, sementara imam dan orang Lewi melewati laki-laki itu begitu saja dari seberang jalan (lih Luk 10:30-37). Ketika Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta, hanya orang Samaria yang kembali kepadaNya untuk berterima kasih dan menyembah-Nya (lih Luk 17:11-19).

Apa yang dapat kita pelajari dari perhatian khusus yang diberikan Yesus kepada orang-orang lemah dan rendah? Perhatian Yesus terhadap para pemungut cukai dan orang-orang berdosa menyebabkan banyak kritik an dari pihak orang Yahudi yang saleh dan setia pada hukum Taurat (lih Luk 15:1-2). Pada masa kini, banyak pelacur dan pemungut cukai seperti yang disebut dalam Alkitab, hampir-hampir dipandang sebagai orang suci. Tidak sedikit orang Kristen masih bergumul dengan pandangan bahwa pembunuh (yg disalibkan di samping Yesus) begitu mudahnya masuk surga. Dan mengapa anak bungsu yang tidak serius itu dihargai dengan pesta yang sangat besar? Dengan contoh-contoh itu, Lukas menunjukkan bahwa kehidupan Kristen sesungguhnya sangat berbeda dengan hidup tertib menurut hukum Taurat. Sebaliknya, kehidupan semacam itu memperlihatkan cara penebusan (yaitu penebus an diri sendiri) yang bertentangan dengan penebusan oleh Kristus: kita hidup baik. Oleh karena itu, kita menuntut kebaikan dari Allah Bapa yang harus siap menerima kita dengan pesta besar (bnd Luk 15:29).

Di pihak lain, Yesus juga tidak selalu secara otomatis memilih kaum miskin dan kaum yang tertindas, seperti yang diusung oleh Teologi Pembebasan. Bapa tidak mengasihi anak bungsu lebih daripada kakaknya. Cintanya berlimpah untuk keduanya. Tetapi, jika orang berpikir bahwa mereka layak diterima Allah berdasarkan kebaikan mereka, atau jabatan mereka, justru orang seperti itulah yang tidak layak di hadapan Allah. Siapa yang tidak bersikap solider terhadap orang berdosa, siapa yang tidak mau mengakui bahwa ia pada hakikatnya sama dengan sang pembunuh yang disalibkan di sisi Yesus, gagal memahami Injil Yesus. Penebusan terjadi hanya oleh anugerah Allah saja.

Dari Galilea ke Yerusalem

Matius dan Markus hanya dalam satu ayat saja menceritakan bahwa Yesus, menjelang kematian-Nya, meninggalkan Galilea untuk berjalan menuju ke Yudea (lih Mat 19:1 dan Mrk 10:1). Lukas menggunakan 5 pasal untuk menceritakan semua yang terjadi pada perjalanan itu (lih Luk 9:51–14:35). Lukas memulai bagian itu dengan kalimat: ”Ketika hampir tiba waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem”. Selama perjalanan itu, berkali-kali Lukas, dalam penuturannya, mengingatkan kembali para pembacanya bahwa Yesus berada dalam perjalanan menuju Yerusalem (lih Luk 10:1, 38; 13:22, 33; 14:25). Demikianlah Lukas sepenuhnya mengarahkan perhatian pada tujuan perjalanan Yesus, yang juga menjadi tujuan kehidup an
Nya. Yesus datang ke dunia bukan untuk mendirikan Kerajaan di dunia, tetapi untuk menderita bagi orang-orang kepunyaan-Nya, dan―melalui penderitaan―mencapai kemuliaan-Nya di surga.

2.3. INJIL YOHANES: PENDAHULUAN

Penulis

Penulis kitab Injil keempat adalah Rasul Yohanes. Dalam Yohanes 21:24 tertulis bahwa rasul yang disebut ”murid yang dikasihi Yesus” (lih Yoh 21:20) adalah penulis Injil tersebut. Dalam Injil Yohanes, berkali-kali kita membaca tentang ”murid yang sangat dikasihi Yesus” (lih Yoh 13:23; 19:26; 20:2; 21:7). Informasi-informasi itu menyimpulkan bahwa yang dimaksudkan adalah Yohanes sendiri. Kesimpulan tersebut juga sesuai dengan sumber-sumber informasi dari naskah-naskah gereja kuno. Sejak abad kedua, ada naskah yang menyebutkan bahwa Yohaneslah penulis Injil keempat ketika ia berada di Efesus.

Ciri-ciri

Ketika Yohanes menulis Injilnya, ketiga Injil (Matius, Markus, dan Lukas) sudah dikenal orang. Oleh karena itu, Yohanes memilih kata-kata dan tindakan-tindakan pelayanan Yesus yang belum disebutkan oleh ketiga Injil itu. Yohanes sangat menekankan keilahian Yesus. Yohanes ingin menekankan kepada para pembacanya agar sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Yohanes sendiri merumuskan tujuan Injilnya sebagai berikut, ”tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31).

Struktur

Secara umum Injil Yohanes dapat dibagi menjadi tiga bagian, yang dilengkapi dengan pendahuluan dan penutup. Perhatikan bagan berikut:

PENDAHULUAN Yohanes 1:1-18
Firman telah menjadi manusia.
BAGIAN I Yesus memperkenalkan diri-Nya (Yoh 1:19–12:50)
Perhatian utamanya adalah penuturan tujuh mukjizat. Yesus mengiringi mukjizat-mukjizat itu dengan pengajaran-pengajaran yang menjelaskan bahwa mukjizat-mukjizat adalah tanda-tanda yang membuktikan siapakah Dia dan tujuan-Nya di dunia ini.
BAGIAN II Percakapan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya (Yoh 13:1–17:26)
Percakapan pada Perjamuan Malam yang terakhir, perjalanan menuju Getsemani, dan doa Yesus untuk murid-murid-Nya.
BAGIAN III Penyaliban dan kebangkitan (Yoh 18:1–20:31)
Sama seperti para penulis Injil lain, bagi Yohanes Penyaliban dan kebangkitan merupakan klimaks sejarah Yesus.
PENUTUP Yohanes 21
Murid-murid menjadi penjala manusia.

2.4. INJIL YOHANES: BERBAGAI ASPEK

Yohanes dan Injil-injil yang lain

Yohanes menulis Injilnya sebagai pelengkap tiga kitab Injil yang sudah ada. Bila dibandingkan dengan Injil Matius, Markus, dan Lukas, maka akan tampak perbedaan-perbedaan yang jelas. Hal apa saja yang dapat dilihat sebagai perbedaan-perbedaannya?

  • Peristiwa-peristiwa yang lain
    Yohanes menceritakan peristiwa-peristiwa yang tidak disebutkan dalam ketiga Injil. Contohnya, Yesus membasuh kaki murid-muridNya (lih Yoh 13:1-20), penampakan Yesus kepada Tomas (lih Yoh 20:24-29), penampakan Yesus kepada murid-murid di Danau Tiberias (lih Yoh 21:1-14). Banyak peristiwa yang sudah ada di dalam ketiga Injil tidak diceritakan Yohanes. Contohnya, kemuliaan Yesus di atas gunung dan penetapan Perjamuan Malam.
  • Mukjizat-mukjizat yang lain
    Yohanes hanya menceritakan tujuh mukjizat. Empat dari mukjizatmukjizat itu tidak diceritakan di dalam ketiga Injil. Mukjizatmukjizat yang ada di dalam Injil Yohanes sering kali sangat luar biasa: Penyembuhan laki-laki yang lumpuh selama 38 tahun; Penyembuhan laki-laki yang buta sejak lahir; serta kebangkitan Lazarus yang sudah meninggal 4 hari. Yohanes memperlihatkan mukjizat-mukjizat itu sebagai tanda. Sama seperti suatu penunjuk jalan tidak menunjuk pada dirinya sendiri, tetapi pada tempat tertentu. Demikian pula dengan mukjizat-mukjizat itu bukanlah pusat per hatian, melainkan Yesus dan kedatangan Kerajaan-Nyalah yang menjadi pusat perhatian. Setelah mukjizat memberi makan lima ribu orang, Yesus menegaskan: ”... Akulah roti kehidupan” (Yoh 6:35). Pada saat penyembuhan orang yang buta sejak lahir, Yesus berkata: ”Akulah terang dunia” (Yoh 9:5), dan sebelum Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, Ia memberitahukan: ”Akulah kebangkitan dan hidup . . (Yoh 11:25).
  • Percakapan dan pernyataan yang lain
    Yohanes menulis secara luas tentang pengajaran dan pembicaraan Yesus yang tidak disebutkan di dalam ketiga Injil. Contohnya, percakapan Yesus dengan Nikodemus (lih Yoh 3:1-21), percakapan dengan perempuan Samaria (lih Yoh 4:1-42), percakapan dengan orang-orang Yahudi di Yerusalem (lih Yoh 5 dan 8), percakapan dengan orang-orang di Galilea (lih Yoh 6:1-15, 22-59), percakapan dengan murid-murid-Nya pada malam sebelum Dia ditangkap (lih Yoh 14–16), dan percakapan dengan Bapa-Nya dalam doa untuk murid-murid-Nya (lih Yoh 17).
  • Waktu dan tempat yang lain
    Ketiga Injil banyak menceritakan tentang pekerjaan Yesus di Galilea, tetapi sama sekali tidak menceritakan tentang jumlah perjalanan Yesus ke Yerusalem. Yohanes menceritakan paling sedikit empat kali perjalanan Yesus ke Yerusalem. Yohanes menyoroti apa yang dikatakan dan dikerjakan Yesus di Yerusalem. Hanya melalui laporan Yohanes dalam Injilnya, kita tahu bahwa masa pelayanan Yesus berlangsung selama 3 tahun. Karena Yohanes menyebutkan tiga kali pesta Paskah (lih Yoh 2:13; 6:4; 11:55), sementara ketiga Injil hanya menceritakan tentang pesta Paskah yang terakhir (pada malam sebelum kematian Yesus).
  • Penekanan atas pribadi Yesus Yohanes menekankan keilahian dan kemuliaan Yesus, sedangkan ketiga penulis Injil lainnya lebih menekankan pada kerendahan hati dan penderitaan Yesus.

Yesus, Anak Allah

Ketiga Injil menggambarkan Yesus sebagai Mesias yang harus menderita dan melalui jalan penderitaan itu kemuliaan akan terwujud. Mereka menggambarkan Yesus sebagai manusia (Anak Manusia) yang harus menderita. Yohanes menekankan bahwa Yesus sesungguhnya adalah Allah (Anak Allah). Bahkan, penderitaan pada kayu salib langsung ditempatkan Yohanes dalam terang kemuliaan yang akan datang (lih Yoh 3:14; 12:23, 32-33; 17:5). Jadi, hal yang ditekankan Yohanes terus-menerus dalam penuturan Injilnya adalah keilahian Yesus.

  • Kata pendahuluan
    Matius dan Lukas mengawali Injil mereka dengan kisah kelahiran Yesus di Betlehem. Yohanes mengawali Injilnya dengan berkata: ”pada mulanya”. Yohanes menggiring pemahaman para pembaca nya pada keadaan sebelum dunia diciptakan. Yohanes memperlihatkan bahwa Anak (Yesus) sudah ada dengan Allah sejak semula dan bahwa Dia adalah Allah (lih Yoh 1:1-18). Yohanes menyebut Anak Allah, ”Firman”. Demikianlah Yohanes memperlihatkan kemuliaan keilahian Yesus. Melalui Yesus, Allah telah menciptakan dunia, melalui Firman-Nya, Allah memperkenalkan diri. Siapa saja yang ingin belajar mengenal Allah, harus mendengarkan Yesus. Di dalam Yesuslah, Allah Bapa memperkenalkan diri-Nya.
  • Anak Allah
    Dengan kata ”Anak Allah” atau hanya ”Anak”, Yohanes merujuk pada hubungan yang unik antara Yesus dan Bapa-Nya. Tidaklah sia-sia Yesus disebut satu-satunya Anak Allah (lih Yoh 1:14, 18; 3:16). Yesus sebagai Anak Allah tidak setingkat dengan kita, manusia, yang juga disebut anak-anak Allah. Oleh karena itu, Yesus berbicara tentang ”Bapamu dan Bapa-Ku, Allahmu dan Allah-Ku” (Yoh 20:17). Ketika Yesus berbicara tentang Bapa-Nya, Dia selalu menekankan kesatuan-Nya de ngan Allah, Bapa-Nya. Di dalam Yesus, kita bertemu dengan Allah sendiri (lih Yoh 5:19-26; 10:30; 17:21).
  • Akulah ...Di dalam Injil Yohanes, 7 kali Yesus menggunakan perbandingan yang dimulai dengan kata ”Akulah”:6:35, 48 Akulah roti kehidupan;
  • 6:35, 48
  • 8:12; 9:5
  • 10:7, 9
  • 10:11
  • 11:25
  • 14:6
  • 15:1, 5
  • Akulah roti kehidupan;
  • Akulah terang dunia;
  • Akulah pintu bagi domba-domba;
  • Akulah gembala yang baik;
  • Akulah kebangkitan dan hidup;
  • Akulah jalan dan kebenaran dan hidup;
  • Akulah pokok anggur yang benar.

Ada beberapa bagian di mana Yohanes mengutip kata ”Aku adalah” sebagai kata tersendiri. Contohnya, Yohanes 8:58, Kata Yesus kepada mereka, ”Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku telah ada”. Di dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK): Yesus menjawab, ”Sungguh Aku berkata kepadamu: sebelum Abraham lahir, Aku sudah ada”. Terje mahan Leydekker (1733) menerjemahkan dengan: Berkatalah Xisaj pada marika ’itu: ’amin, ’amin djuga ’aku bersabda pada kamu, dihulu deri pada ’Ibrahim djadi, ’aku ’ini ’ada. Yang paling cocok di sini adalah terjemahan ”Aku adalah!1” (lih Kel 3:14). Bagi orang-orang Yahudi kata itu berisi pernyataan yang luar biasa. Berdasarkan kata itulah orang Yahudi menuduh Yesus menghujat Allah. Pada ayat 59 kita melihat bagaimana reaksi para pendengar Yahudi: ”Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah” (Yoh 8:59).

  • Mukjizat-mukjizat
    Mukjizat-mukjizat yang diceritakan Yohanes mengacu pada keilahian Yesus. Oleh karena itu, Yohanes mengatakan pada akhir Injil nya: ”tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31).
  • Pengakuan Tomas
    Injil Yohanes memulai dengan kalimat yang menjelaskan bahwa Yesus adalah Allah (lih Yoh 1:1). Pada pasal 20, sebelum Yohanes menunjukkan tujuan utama Injilnya, kita membaca bahwa Tomas Si Peragu mengaku imannya kepada Yesus yang telah bangkit dengan kata-kata ”Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28).

Jadi, Yohanes terus-menerus menekankan bahwa Yesus adalah Allah. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa Yohanes menyangkal kemanusiaan Yesus! Pada pendahuluan Injilnya, Yohanes telah me ngatakan dengan jelas: ”Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita ...” (Yoh 1:14). Di bagian-bagian lain Injilnya, Yohanes pun memperlihatkan bahwa Yesus sesungguhnya adalah manusia. Yohanes menceritakan bahwa Yesus letih (lih Yoh 4:6), Yesus haus (lih Yoh 4:7, 9), dan Yesus menangis (lih Yoh 11:35).

2.5. PEMBAHASAN

1. Hubungan Lukas dan Kisah Para Rasul

Buatlah di sebuah kertas folio dua kolom. Kolom yang pertama memuat Lukas 24:44-53 dan kolom yang kedua Kisah Para Rasul 1:1-14. Bacalah kedua bagian itu bersama-sama. Berikanlah waktu kepada tiap-tiap orang untuk membandingkan kedua bacaan itu dan membuat catatan hasil perbandingan itu. Apa persamaan dan perbedaannya? Diskusikanlah hasilnya bersama-sama dan tuliskanlah hasilnya di papan tulis.

2. Empat kali perintah Pekabaran Injil

Bentuklah empat kelompok dengan nama tiap kelompok sesuai nama keempat Injil. Tiap kelompok ditugaskan untuk mencari pe rintah pekabaran Injil sesuai nama Injil yang diterima (Mat 28:18-20; Mrk 16:15-20; Luk 24:46-49; Yoh 21:19-23). Kemudian tiap kelompok membuat sebuah poster yang berisi pokok-pokok penting perintah tersebut. Gantunglah pos ter-poster itu secara berdekatan. Bahaslah perbedaan-perbedaannya. Apa kah artinya bagi kita saat ini?

3. Dua ucapan bahagia

Cetaklah atau salinlah Lukas 6:20-26 di samping Matius 5:1-12 pada kertas folio. Bacalah kedua bagian itu bersama-sama. Berikanlah waktu pada tiap orang untuk membandingkan kedua bagian tersebut serta menjelaskannya. Catatlah perbedaan-perbedaannya. Hal apakah yang ditekankan oleh Lukas, tetapi tidak ditekankan Matius? Apakah itu sepadan dengan ciri-ciri kitab Injil sebagaimana diterangkan di dalam bab ini?

4. Anak yang terhilang

Bacalah bersama-sama Lukas 15:1-2, 11-32.Bentuklah empat kelompok. Tiap kelompok akan membahas satu tokoh cerita berikut:

  • Anak bungsu sebelum ia mengambil keputusan untuk kembali ke rumah;
  • Anak bungsu setelah tiba kembali di rumah;
  • Bapak;
  • Anak sulung.

Silakan Anda membuat gambaran sejelas mungkin dari tokoh ini.

Apa yang ia lakukan? Mengapa ia lakukan hal itu? Apakah yang menarik? Kemudian, bahaslah pertanyaan berikut: Hal-hal apakah yang Anda ketahui dalam hidup Anda sendiri dan juga pada orang lain? Persilakan tiap kelompok menunjuk satu orang untuk memerankan tokoh itu di depan umum. Mengapa secara tematis perumpamaan itu cocok dalam Injil Lukas?

5. Yohanes dan tanda-tanda mukjizat Yesus

Bacalah bersama-sama Yohanes 4:46-54. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Mengapa Yesus tidak pergi bersama pegawai istana, tetapi mengutus dia ke rumah dengan memberitahukan bahwa anak nya hidup?
  • Di dalam ayat 50 dan 53 muncullah kata ”percaya”. Apakah per bedaan antara percaya yang pertama (ay 50) dan kedua (ay 53)?
  • Apa arti keluhan Yesus dalam Yohanes 4:48: ”Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya”?
  • Letakkanlah Yohanes 20:30-31 sejajar dengan Yohanes 4 ini. Bagaimana Anda terdorong untuk percaya?
  • Apakah Anda sendiri berharap melihat tanda dan mukjizat? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa? Apa yang bisa kita pelajari dari Yohanes?

6. Ucapan ”Akulah ...”

Ambillah 7 kertas besar dan tulislah pada tiap kertas itu salah satu dari ke-7 ucapan Yesus ”Akulah ...”. Pada tiap kertas, diskusi kanlah artinya dan catatlah arti itu di atas kertas tersebut.

Pertanyaan untuk diskusi

1. Apakah yang menarik bagi Anda setelah membaca bab ini? Diskusikanlah hasilnya bersama-sama.
2. Apa yang dikatakan Lukas 1:1-4 tentang kebenar an Injil?
3. Lihatlah awal dan akhir daftar keturunan Yesus di dalam Lukas 3:23-38. Hal-hal apakah yang mencolok?
4. Bacalah Lukas 12:33-34. Bagaimana Anda sendiri melakukan perintah ini, ”Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusak ngengat”?
5. Sering kali secara kontras Lukas menggambarkan orang-orang yang sangat saleh dan orang-orang yang hidup dalam dosa. Sebutkanlah contoh-contohnya. Apakah yang dapat kita pelajari?
6. Pada dua bagian di dalam Injilnya, Yohanes menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya Anak Allah (lih Yoh 1:18 dan 3:16). Apa yang terlihat dalam petunjuk ini?
7. Di dalam Yohanes, kita melihat mukjizat-mukjizat yang makin besar disertai dengan perlawanan yang makin besar juga terhadap Yesus. Apa artinya itu?
8. Penampakan Yesus kepada Tomas (lih Yoh 20:24-29) rupanya merupakan klimaks Injil Yohanes. Jelaskanlah maksud itu.

Persiapan bab selanjutnya

Persiapan masuk ke bab 3

Di bawah ini saya menyarankan 14 bagian Kitab Kisah Para Rasul untuk Anda baca, yaitu:

  • Kisah Para Rasul 1:1-11 dan 2:1-40
  • Kisah Para Rasul 2:41-4:31
  • Kisah Para Rasul 4:32-5:42
  • Kisah Para Rasul 6:1-8:4
  • Kisah Para Rasul 8:4-40
  • Kisah Para Rasul 9 dan 11:19-30
  • Kisah Para Rasul 10 dan 12
  • Kisah Para Rasul 13
  • Kisah Para Rasul 15:1-16:3
  • Kisah Para Rasul 16-17
  • Kisah Para Rasul 20
  • Kisah Para Rasul 21:15-22:29
  • Kisah Para Rasul 26:1-27:13
  • Kisah Para Rasul 27:14-28:31
  • awal yang kecil: kekuatan yang besar
  • pekerjaan Roh Kudus
  • penyembuhan dan peng hakiman
  • penderitaan menghasilkan penyebaran Injil
  • Injil meruntuhkan batas-batas
  • penganiaya yang dipanggil
  • keselamatan untuk orangorang kafir
  • perjalanan pekabaran Injil pertama
  • ajaran Yahudi tidak menjadi hambatan
  • Injil terus diberitakan
  • perpisahan yang mengharukan
  • Paulus dibelenggu, firman Allah tidak
  • naik banding
  • tiba di Roma

Saran

Akan sangat baik bila Anda membaca kitab ini seluruhnya.

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Jasper Klapwijk
  3. ISBN:
    978-602-1006-05-4
  4. Copyright:
    © 2015, LITINDO
  5. Penerbit:
    YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH