Penulis
Menurut sumber-sumber kuno Perjanjian Baru, Lukas adalah penulis Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul (bnd Luk 1:1-4 dan Kis 1:1-3). Lukas adalah dokter (lih Kol 4:14), teman seperjalanan dalam pelayanan Rasul Paulus. Ketika kita membaca Kisah Para Rasul, kadang kala ungkapan ”kami” muncul sebagai pokok kalimat (lih Kis 16:10-17). Kata ”kami” menunjukkan bahwa pada waktu itu Lukas sedang bersama Paulus. Di dalam 2 Timotius 4, Paulus menulis dari dalam penjara di Roma, di mana hanya Lukas yang ada bersamanya (lih 2Tim 4:11). Kemungkinan Lukas berkebangsaan Yunani (lih Kol 4:11, 14).
Lukas mengatakan bahwa ia menulis Injilnya ”... setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu” (Luk 1:3). Secara pribadi, Lukas mengenal Markus (lih Flm 1:24) dan penginjil Filipus (lih Kis 21:8); ia juga telah bertemu dengan Yakobus, saudara Yesus (lih Kis 21:18). Saat Paulus berada di dalam penjara selama 2 tahun di Yerusalem dan Kaisarea, Lukas mendapat kesempatan berta nya kepada orang-orang yang mengenal Yesus, serta para saksi yang melihat mukjizat-mukjizat dan mendengar pengajaran-pengajaran Yesus.
Ciri-ciri
Melalui Injilnya, Lukas menunjukkan bahwa Yesus adalah penye lamat dunia. Lukas menekankan bahwa Injil ditujukan kepada semua orang. Hal itu sepadan dengan karakter Lukas sebagai dokter. Lukas mempunyai perhatian untuk semua orang, khususnya orang-orang miskin, orang-orang sakit, para pekerja/buruh, para pemungut cukai, orangorang Samaria, dan lain-lain. Belas kasihan yang ditunjukkan Yesus adalah tema yang sangat penting dalam Injilnya. Lukas 19:10 me rangkum dengan indah inti pesan Injil ini: ”Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.
Perbandingan dengan Matius dan Markus
Lukas membahas banyak hal yang bisa kita temukan pula di dalam Injil Matius dan Injil Markus, namun tuturan Lukas berdasarkan penelitiannya sendiri. Lukas banyak menceritakan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus. Lukas juga menceritakan peristiwa-peristiwa pada waktu perjalanan dari Galilea menuju ke Yerusalem melalui Perea (lih Luk 9:51; 19:28). Tetapi, Lukas tidak menceritakan semua itu secara kronologis. Misalnya, Lukas 4:16-30. Bagian itu ditempatkan Lukas di awal Injilnya karena pada bagian tersebut Yesus memberitahukan tujuan-Nya untuk datang ke dunia, yaitu ”untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan”. Bagian itu menjadi titik tolak seluruh Injil Lukas.
Dua kitab sejarah yang ditulis kepada ”Teofilus yang mulia”
Jika kita membandingkan kata pembuka pada Injil Lukas (lih Luk 1:1-4) dan kata pembuka pada Kisah Para Rasul (lih Kis 1:1-3), maka kita akan mene mukan bahwa kedua kitab itu ditulis oleh penulis yang sama dan di tujukan kepada orang yang sama pula: ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus yang mulia. Kita tidak mengetahui siapakah Teofilus itu. Tetapi, tentu saja dia seorang tokoh penting. Kemungkinan dia adalah orang Roma yang terkemuka. Injil Lukas ditujukan kepada Teofilus yang belum menerima Yesus. Kemungkinan Teofilus belum menjadi Kris ten, tetapi pasti ia sudah mendengar informasi tentang Yesus Kristus (lih Luk 1:4).
Selain dari kata pembuka, terbukti juga dari lanjutan Kisah Para Rasul 1, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul sebenarnya satu kitab yang terdiri dari dua bagian. Pada waktu itu, cara yang biasa untuk memulai bagian kedua dari satu kitab adalah mengulang akhir bagian pertama di awal bagian kedua. Itulah yang dilakukan Lukas dalam Kisah Para Rasul 1:1-14.
Sekalipun Lukas sendiri bukanlah seorang saksi Yesus sejak awal, Lukas mengadakan penelitian saksama dan menulis kitabnya berdasarkan apa yang ia dengarkan dari saksi-saksi mata dan para pendengar. Pada awal kedua kitabnya, Lukas menunjuk kepada saksi-saksi itu sebagai sumber informasinya. Orang-orang yang tidak percaya biasanya mengesampingkan Kitab-kitab Injil dan menganggapnya sebagai legenda dan mitos. Bagi tiap orang yang paham kesusastraan akan menerima Injil-injil itu bukan sebagai legenda dan mitos, tetapi sebagai sejarah. Lagi pula, pada waktu itu jenis sastra prosa dan fiksi belum ada. Oleh karena itu, hanya ada dua kemungkinan: pertama, apakah Injil-injil itu adalah pemalsuan sejarah yang disengaja? Atau, kedua, apakah Injil-injil itu benar-benar merupakan penuturan saksama mengenai segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sesuai ungkapan Lukas sendiri di dalam Injil Lukas 1 dan Kisah Para Rasul 1?
Satu sejarah untuk seluruh dunia
Ketika Lukas menceritakan sejarah Yesus, ia menempatkannya di dalam skema sejarah dunia. Misalnya, di beberapa bagian Injilnya, Lukas menyebut penguasa-penguasa yang berkuasa di dunia waktu itu: ”Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyu ruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi gubernur di Siria” (Luk 2:1-2; lih juga Luk 3:1-2).
Berulang kali Lukas menunjukkan bahwa Yesus adalah penye lamat dunia, misalnya:
Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang
Lukas melukiskan Yesus sebagai pribadi yang bergaul dengan orang berdosa, yang berbelaskasihan kepada orang yang tersesat, serta memedulikan nasib orang miskin. Yesus selalu memedulikan nasib orang yang berada pada kelas terendah dalam strata sosial, seperti para perempuan, anak-anak, orang-orang sakit, dan para pemungut cukai.
Apa yang dapat kita pelajari dari perhatian khusus yang diberikan Yesus kepada orang-orang lemah dan rendah? Perhatian Yesus terhadap para pemungut cukai dan orang-orang berdosa menyebabkan banyak kritik an dari pihak orang Yahudi yang saleh dan setia pada hukum Taurat (lih Luk 15:1-2). Pada masa kini, banyak pelacur dan pemungut cukai seperti yang disebut dalam Alkitab, hampir-hampir dipandang sebagai orang suci. Tidak sedikit orang Kristen masih bergumul dengan pandangan bahwa pembunuh (yg disalibkan di samping Yesus) begitu mudahnya masuk surga. Dan mengapa anak bungsu yang tidak serius itu dihargai dengan pesta yang sangat besar? Dengan contoh-contoh itu, Lukas menunjukkan bahwa kehidupan Kristen sesungguhnya sangat berbeda dengan hidup tertib menurut hukum Taurat. Sebaliknya, kehidupan semacam itu memperlihatkan cara penebusan (yaitu penebus an diri sendiri) yang bertentangan dengan penebusan oleh Kristus: kita hidup baik. Oleh karena itu, kita menuntut kebaikan dari Allah Bapa yang harus siap menerima kita dengan pesta besar (bnd Luk 15:29).
Di pihak lain, Yesus juga tidak selalu secara otomatis memilih kaum miskin dan kaum yang tertindas, seperti yang diusung oleh Teologi Pembebasan. Bapa tidak mengasihi anak bungsu lebih daripada kakaknya. Cintanya berlimpah untuk keduanya. Tetapi, jika orang berpikir bahwa mereka layak diterima Allah berdasarkan kebaikan mereka, atau jabatan mereka, justru orang seperti itulah yang tidak layak di hadapan Allah. Siapa yang tidak bersikap solider terhadap orang berdosa, siapa yang tidak mau mengakui bahwa ia pada hakikatnya sama dengan sang pembunuh yang disalibkan di sisi Yesus, gagal memahami Injil Yesus. Penebusan terjadi hanya oleh anugerah Allah saja.
Dari Galilea ke Yerusalem
Matius dan Markus hanya dalam satu ayat saja menceritakan bahwa Yesus, menjelang kematian-Nya, meninggalkan Galilea untuk berjalan menuju ke Yudea (lih Mat 19:1 dan Mrk 10:1). Lukas menggunakan 5 pasal untuk menceritakan semua yang terjadi pada perjalanan itu (lih Luk 9:51–14:35). Lukas memulai bagian itu dengan kalimat: ”Ketika hampir tiba waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem”. Selama perjalanan itu, berkali-kali Lukas, dalam penuturannya, mengingatkan kembali para pembacanya bahwa Yesus berada dalam perjalanan menuju Yerusalem (lih Luk 10:1, 38; 13:22, 33; 14:25). Demikianlah Lukas sepenuhnya mengarahkan perhatian pada tujuan perjalanan Yesus, yang juga menjadi tujuan kehidup an
Nya. Yesus datang ke dunia bukan untuk mendirikan Kerajaan di dunia, tetapi untuk menderita bagi orang-orang kepunyaan-Nya, dan―melalui penderitaan―mencapai kemuliaan-Nya di surga.
Penulis
Penulis kitab Injil keempat adalah Rasul Yohanes. Dalam Yohanes 21:24 tertulis bahwa rasul yang disebut ”murid yang dikasihi Yesus” (lih Yoh 21:20) adalah penulis Injil tersebut. Dalam Injil Yohanes, berkali-kali kita membaca tentang ”murid yang sangat dikasihi Yesus” (lih Yoh 13:23; 19:26; 20:2; 21:7). Informasi-informasi itu menyimpulkan bahwa yang dimaksudkan adalah Yohanes sendiri. Kesimpulan tersebut juga sesuai dengan sumber-sumber informasi dari naskah-naskah gereja kuno. Sejak abad kedua, ada naskah yang menyebutkan bahwa Yohaneslah penulis Injil keempat ketika ia berada di Efesus.
Ciri-ciri
Ketika Yohanes menulis Injilnya, ketiga Injil (Matius, Markus, dan Lukas) sudah dikenal orang. Oleh karena itu, Yohanes memilih kata-kata dan tindakan-tindakan pelayanan Yesus yang belum disebutkan oleh ketiga Injil itu. Yohanes sangat menekankan keilahian Yesus. Yohanes ingin menekankan kepada para pembacanya agar sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Yohanes sendiri merumuskan tujuan Injilnya sebagai berikut, ”tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31).
Struktur
Secara umum Injil Yohanes dapat dibagi menjadi tiga bagian, yang dilengkapi dengan pendahuluan dan penutup. Perhatikan bagan berikut:
PENDAHULUAN |
Yohanes 1:1-18 Firman telah menjadi manusia. |
---|---|
BAGIAN I |
Yesus memperkenalkan diri-Nya (Yoh 1:19–12:50) Perhatian utamanya adalah penuturan tujuh mukjizat. Yesus mengiringi mukjizat-mukjizat itu dengan pengajaran-pengajaran yang menjelaskan bahwa mukjizat-mukjizat adalah tanda-tanda yang membuktikan siapakah Dia dan tujuan-Nya di dunia ini. |
BAGIAN II |
Percakapan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya (Yoh 13:1–17:26) Percakapan pada Perjamuan Malam yang terakhir, perjalanan menuju Getsemani, dan doa Yesus untuk murid-murid-Nya. |
BAGIAN III |
Penyaliban dan kebangkitan (Yoh 18:1–20:31) Sama seperti para penulis Injil lain, bagi Yohanes Penyaliban dan kebangkitan merupakan klimaks sejarah Yesus. |
PENUTUP |
Yohanes 21 Murid-murid menjadi penjala manusia. |
Yohanes dan Injil-injil yang lain
Yohanes menulis Injilnya sebagai pelengkap tiga kitab Injil yang sudah ada. Bila dibandingkan dengan Injil Matius, Markus, dan Lukas, maka akan tampak perbedaan-perbedaan yang jelas. Hal apa saja yang dapat dilihat sebagai perbedaan-perbedaannya?
Yesus, Anak Allah
Ketiga Injil menggambarkan Yesus sebagai Mesias yang harus menderita dan melalui jalan penderitaan itu kemuliaan akan terwujud. Mereka menggambarkan Yesus sebagai manusia (Anak Manusia) yang harus menderita. Yohanes menekankan bahwa Yesus sesungguhnya adalah Allah (Anak Allah). Bahkan, penderitaan pada kayu salib langsung ditempatkan Yohanes dalam terang kemuliaan yang akan datang (lih Yoh 3:14; 12:23, 32-33; 17:5). Jadi, hal yang ditekankan Yohanes terus-menerus dalam penuturan Injilnya adalah keilahian Yesus.
|
|
Ada beberapa bagian di mana Yohanes mengutip kata ”Aku adalah” sebagai kata tersendiri. Contohnya, Yohanes 8:58, Kata Yesus kepada mereka, ”Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku telah ada”. Di dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK): Yesus menjawab, ”Sungguh Aku berkata kepadamu: sebelum Abraham lahir, Aku sudah ada”. Terje mahan Leydekker (1733) menerjemahkan dengan: Berkatalah Xisaj pada marika ’itu: ’amin, ’amin djuga ’aku bersabda pada kamu, dihulu deri pada ’Ibrahim djadi, ’aku ’ini ’ada. Yang paling cocok di sini adalah terjemahan ”Aku adalah!1” (lih Kel 3:14). Bagi orang-orang Yahudi kata itu berisi pernyataan yang luar biasa. Berdasarkan kata itulah orang Yahudi menuduh Yesus menghujat Allah. Pada ayat 59 kita melihat bagaimana reaksi para pendengar Yahudi: ”Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah” (Yoh 8:59).
Jadi, Yohanes terus-menerus menekankan bahwa Yesus adalah Allah. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa Yohanes menyangkal kemanusiaan Yesus! Pada pendahuluan Injilnya, Yohanes telah me ngatakan dengan jelas: ”Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita ...” (Yoh 1:14). Di bagian-bagian lain Injilnya, Yohanes pun memperlihatkan bahwa Yesus sesungguhnya adalah manusia. Yohanes menceritakan bahwa Yesus letih (lih Yoh 4:6), Yesus haus (lih Yoh 4:7, 9), dan Yesus menangis (lih Yoh 11:35).
1. Hubungan Lukas dan Kisah Para Rasul
Buatlah di sebuah kertas folio dua kolom. Kolom yang pertama memuat Lukas 24:44-53 dan kolom yang kedua Kisah Para Rasul 1:1-14. Bacalah kedua bagian itu bersama-sama. Berikanlah waktu kepada tiap-tiap orang untuk membandingkan kedua bacaan itu dan membuat catatan hasil perbandingan itu. Apa persamaan dan perbedaannya? Diskusikanlah hasilnya bersama-sama dan tuliskanlah hasilnya di papan tulis.
2. Empat kali perintah Pekabaran Injil
Bentuklah empat kelompok dengan nama tiap kelompok sesuai nama keempat Injil. Tiap kelompok ditugaskan untuk mencari pe rintah pekabaran Injil sesuai nama Injil yang diterima (Mat 28:18-20; Mrk 16:15-20; Luk 24:46-49; Yoh 21:19-23). Kemudian tiap kelompok membuat sebuah poster yang berisi pokok-pokok penting perintah tersebut. Gantunglah pos ter-poster itu secara berdekatan. Bahaslah perbedaan-perbedaannya. Apa kah artinya bagi kita saat ini?
3. Dua ucapan bahagia
Cetaklah atau salinlah Lukas 6:20-26 di samping Matius 5:1-12 pada kertas folio. Bacalah kedua bagian itu bersama-sama. Berikanlah waktu pada tiap orang untuk membandingkan kedua bagian tersebut serta menjelaskannya. Catatlah perbedaan-perbedaannya. Hal apakah yang ditekankan oleh Lukas, tetapi tidak ditekankan Matius? Apakah itu sepadan dengan ciri-ciri kitab Injil sebagaimana diterangkan di dalam bab ini?
4. Anak yang terhilang
Bacalah bersama-sama Lukas 15:1-2, 11-32.Bentuklah empat kelompok. Tiap kelompok akan membahas satu tokoh cerita berikut:
Silakan Anda membuat gambaran sejelas mungkin dari tokoh ini.
Apa yang ia lakukan? Mengapa ia lakukan hal itu? Apakah yang menarik? Kemudian, bahaslah pertanyaan berikut: Hal-hal apakah yang Anda ketahui dalam hidup Anda sendiri dan juga pada orang lain? Persilakan tiap kelompok menunjuk satu orang untuk memerankan tokoh itu di depan umum. Mengapa secara tematis perumpamaan itu cocok dalam Injil Lukas?
5. Yohanes dan tanda-tanda mukjizat Yesus
Bacalah bersama-sama Yohanes 4:46-54. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
6. Ucapan ”Akulah ...”
Ambillah 7 kertas besar dan tulislah pada tiap kertas itu salah satu dari ke-7 ucapan Yesus ”Akulah ...”. Pada tiap kertas, diskusi kanlah artinya dan catatlah arti itu di atas kertas tersebut.
1. Apakah yang menarik bagi Anda setelah membaca bab ini? Diskusikanlah hasilnya bersama-sama.
2. Apa yang dikatakan Lukas 1:1-4 tentang kebenar an Injil?
3. Lihatlah awal dan akhir daftar keturunan Yesus di dalam Lukas 3:23-38. Hal-hal apakah yang mencolok?
4. Bacalah Lukas 12:33-34. Bagaimana Anda sendiri melakukan perintah ini, ”Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusak ngengat”?
5. Sering kali secara kontras Lukas menggambarkan orang-orang yang sangat saleh dan orang-orang yang hidup dalam dosa. Sebutkanlah contoh-contohnya. Apakah yang dapat kita pelajari?
6. Pada dua bagian di dalam Injilnya, Yohanes menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya Anak Allah (lih Yoh 1:18 dan 3:16). Apa yang terlihat dalam petunjuk ini?
7. Di dalam Yohanes, kita melihat mukjizat-mukjizat yang makin besar disertai dengan perlawanan yang makin besar juga terhadap Yesus. Apa artinya itu?
8. Penampakan Yesus kepada Tomas (lih Yoh 20:24-29) rupanya merupakan klimaks Injil Yohanes. Jelaskanlah maksud itu.
Persiapan masuk ke bab 3
Di bawah ini saya menyarankan 14 bagian Kitab Kisah Para Rasul untuk Anda baca, yaitu:
|
|
Saran
Akan sangat baik bila Anda membaca kitab ini seluruhnya.