6. Anda Terpanggil

Bagaimana secara pribadi kita mendapat bagian dalam pemilihan itu? Jawabannya: Karena kita dipanggil oleh Allah.

Jawaban itu kita temukan dengan sangat jelas di dalam Roma 8: ”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gam bar Anak-Nya (...). Mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.

Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. (Rm 8:29-30)

Gereja menyebut rangkaian jawaban pemanggilan itu sebagai ”rantai emas keselamatan kita”3. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring dalam kutipan Roma 8:29-30 tadi adalah mata-mata rantai emas itu.

Jika Allah mengenal dan memilih kita dari semula (mata rantai yang pertama), hal itu tidak hanya berarti bahwa Dia mengetahui dari semula bagaimana kita jadinya nanti. Tetapi, itu juga berarti bahwa Dia mengenal kita dalam kasih. Sebagai contoh, jika seorang pemuda telah belajar mengenal seorang gadis, berarti pemuda tersebut mengenal gadis itu dalam cinta. Dengan demikian, Allah mengenal orang-orang kepunyaan-Nya dari semula dalam kasih.

Tidak hanya sampai di situ. Tuhan juga menentukan kita dari semula untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya (mata rantai yang kedua). Hal itu pun dapat kita bandingkan dengan cinta di antara pemuda dan gadis tadi.

Tentu mereka mempunyai sebuah ketentuan (komitmen) bersama, yaitu perkawinan. Mereka merindukan agar tujuan mereka itu tercapai.

Lalu mereka terarah pada tujuan itu.

Dengan demikian, Tuhan bekerja dalam pe milihan-Nya ke arah yang ditentukan-Nya bagi kita. Dia merindukan agar kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya Tuhan Yesus.

Karena kita akan hidup sebagai anak-anak Allah, sama seperti Tuhan Yesus.

Siapa pun yang menganggap bahwa hal pemilihan hanya semacam nasib/takdir, agaknya tidak akan mene mukan penghiburan dalam dua mata rantai yang pertama tadi. Jika Allah pernah (jauh pada zaman dahulu kala, atau di dalam kekekalan) memilih sejumlah orang yang telah ditetapkan dan menentukan tujuan mereka dari semula, mana mungkin seseorang bisa mengetahui apa kah dia juga termasuk di dalam pilihan itu? Kita akan menyimak mata rantai ketiga. Siapa saja yang dipilih oleh Allah dalam kasih dari semula dan yang ditentukan tujuannya dari semula, dia juga dipanggil-Nya. Panggilan itu tidak jauh dari kita, sudah terjadi dalam kekekalan. Panggilan itu langsung datang kepada kita. Bukan baru hari ini atau kemarin. Dan juga bukan baru pada saat kita dilahirkan. Tetapi, langsung setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan telah memulainya. Pada saat itu pula, Tuhan memanggil manusia umat manusia pada zaman itu supaya datang kepada-Nya, ketika Dia berkata, ”Di manakah engkau?” (Kej 3:9).

Berabad-abad kemudian, Allah memanggil Abram dari Ur-Kasdim, dari antara para penyembah berhala (Kej 12:1; Yos 24:2-3) ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepada Abram.

Panggilan Abram itu maknanya mencakup selu ruh dunia, ”... dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej 12:3).

Setelah berabad-abad berlalu, Nabi Yoel bernubuat, ”dan setiap orang yang dipanggil Tuhan akan termasuk orang-orang yang terlepas” (Yl 2:32; Kis 2:21).

Panggilan itu pun ditujukan untuk kita, yaitu:

  • ketika Tuhan Yesus memberikan perintah, ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15),
  • ketika Roh Kudus menyuruh Paulus untuk menyeberang ke Eropa (bnd Kis 16:9, dst),
  • ketika berabad-abad kemudian para misionaris Irlandia memberitakan Injil didaerah-daerah Belanda,
  • ketika para pengabar Injil (misionaris) dari Belanda ke Nusantara,
  • dan akhirnya, ketika kita sendiri dilahirkan, kini dan di sini. Pada saat itu panggilan Allah itu juga menyapa kita.

Pada kenyataannya, kebanyakan kita lahir dalam lingkungan perjanjian Allah itu dan bahkan telah dibaptis. Melalui hal itu, Allah telah meletakkan tangan-Nya ke atas kita. Dan gereja telah berdoa untuk kita, supaya oleh Roh Kudus Allah senantiasa menuntun kita agar kita ”menerima pengajaran Kristen dan hidup saleh serta bertumbuh dan bertambah dewasa dalam Tuhan Yesus Kristus”.4 Dengan cara itu, kebanyakan kita dipanggil melalui jalan perjanjian yang mungkin kelihatannya biasa saja bagi kita. Sedangkan tidak sedi kit orang yang belajar mengenal Tuhan Yesus ditempuh melalui cara yang berbeda.

Tetapi, bagaimanapun, kita sendiri perlu membaca Injil sehingga tiap kali kita merasakan panggilan secara langsung.

”Jadi, kami ini utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” (2Kor 5:20)

Calvin mengatakan bahwa sebenarnya pang gilan Allah dapat dinamakan ”kesaksian dan pemberitahuan tentang pemilihan” (Institutio III.24.1).5 Dan ketika Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, menulis dalam 2 Petrus 1:10: ”Karena itu, Saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pemilihanmu makin teguh”. Ada penafsir yang secara tepat menjelaskan, sambil me rujuk pada Roma 8:30, bahwa sesungguhnya pemilihan men dahului panggilan. Namun dalam ayat ini, Rasul Petrus mendahulukan panggilan, oleh karena berdasarkan panggilan itu kita diyakinkan tentang pemilihan kita.

Mata rantai keempat, yaitu ”mereka yang di panggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya”.

Artinya, mereka dinyatakan bebas dari dosa.

Seperti diuraikan Katekismus Heidelberg (KH), katanya, ”seolah-olah aku belum pernah dihinggapi dosa atau berbuat dosa bahkan seolah-olah aku sendirilah yang mengerjakan segala ketaatan, yang dikerjakan oleh Kristus untuk ku” (p/j 60).6 Mata rantai kelima, ”mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya”. Artinya, ”kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar”, yaitu oleh Tuhan yang adalah Roh (lih 2Kor 3:18), hingga akhirnya dalam kehidupan kekal kita bersih dan mulia dengan sempurna.7 Semuanya itu tidak akan dapat kita lakukan sendiri. Allah yang telah melakukannya.

Bahkan, hingga sekarang pun Ia masih melakukannya. Dia yang memanggil kita, karena:

”Allah berkenan mengutus pewarta-pewarta kabar yang amat gembira itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan bilamana Dia menghendaki-Nya.”8

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    H. Westerink
  3. ISBN:
    978-602-1006-03-0
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 2000
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih