18. Tetapi Bagaimana Bila ...?

Allah yang memilih kita, Dia yang memanggil kita dari kematian. Tetapi, apakah sampai saat ini Anda masih belum yakin akan pemilihan Anda itu? Bagaimana kalau Anda mencarinya sambil berdoa untuk menerimanya, namun Anda tidak mendapatkan ketenangan? Ada ajaran gereja yang menghibur dan menguatkan: ”Ada orang yang belum merasakan dengan ampuh dalam dirinya iman yang hidup kepada Kristus atau keyakinan hati yang teguh, kedamaian hati nurani, pelaksanaan ketaatan bagaikan seorang anak, dan hal bermegah dalam Allah oleh Kristus, meskipun mereka memakai segala sarana yang, menurut janji Allah, dipakai-Nya untuk mengerjakan semua itu di dalam diri kita.”24

Apakah Anda mengenali diri Anda sendiri dalam kata-kata tersebut? Anda memang mencari dan meminta keyakinan, memakai segala sarana, seperti berdoa, beribadah, dan membaca Alkitab, namun .... Apakah itu semua membuat Anda merasa takut bahwa Allah yang memanggil Anda, dan yang benar-benar menyelamatkan orang lain, malah membiarkan Anda binasa? Apakah Allah agaknya akan ... menolak Anda? Kalau demikian keadaan Anda, dengar apa yang gereja katakan selanjutnya: ”Akan tetapi, janganlah hati mereka menjadi tawar, bila mereka mendengar orang berbicara tentang penolakan, dan janganlah mereka menganggap diri termasuk orang-orang yang ditolak. Sebaliknya, hen daklah mereka tetap memakai saranasa rana itu dengan rajin, sangat merindukan saat karunia akan di anugerahkan dengan lebih berlimpah, dan menantikannya dengan penuh hormat serta rendah hati. Apa lagi mereka yang sungguh ingin bertobat kepada Allah, yang hanya mau berkenan kepada-Nya saja, dan ingin dilepaskan dari tubuh maut ini, namun belum dapat maju di jalan kesalehan dan iman sejauh mereka kehendaki, mereka tidak usah merasa takut berhadapan dengan ajaran penolakan ini. Karena Allah yang penuh belas kasihan telah berjanji, bahwa sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya dan buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya.”25 Siapa pun yang sungguh-sungguh mencari Tuhan, tidak perlu takut bahwa mereka akan ditolak. Perhatikan kalimat berikut, ”Akan tetapi, ajaran ini dengan selayaknya menakutkan mereka yang tidak mempeduli kan Allah dan Kristus Sang Juruselamat, dan yang seluruhnya meng abdi kepada urusan-urusan dunia ini serta kepada hawa nafsu daging setidak-tidaknya selama mereka tidak bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah.”26

Apakah Anda termasuk golongan itu, yaitu golongan orang-orang yang ”tidak memedulikan Allah dan Kristus”, yang suka mengikuti jalan mereka sendiri? Atau, apa kah Anda termasuk persekutuan orang-orang yang ingin ”bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah,” sekalipun Anda tidak berani mengatakannya terus terang? Ketika masih remaja, saya pernah mendengar tentang seorang perempuan yang terkadang masih bingung dengan keinginannya menjadi milik Tuhan. Lalu ia pun berdoa, ”Ya Tuhan, kalau keinginanku untuk menjadi milikMu, belum sungguh-sungguh di dalam hatiku, tolong sungguhkanlah ya, Tuhan”. Rupanya melalui doanya itu, meskipun tanpa ia sadari bahwa Tuhan sudah atau akan menjawab permohonannya itu, ia sudah berjalan maju melawan arus dunia. Sebab, kita tahu bahwa ”sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya dan buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya”.

Mengenai beberapa sarana yang diberikan Allah, telah saya sebutkan tadi. Namun, sekali lagi, saya menyebutkan Alkitab sebagai sarana yang paling utama. Selalu Alkitab! Misalnya, Mazmur 25; Mazmur 62; Yesaya 42:3; Matius 12:20; Roma 7; Roma 8:18, dan seterusnya; Efesus 1 dan 2; 1 Korintus 1:9; Filipi 3:12; 1 Tesalonika 5:24; Ibrani 11. Dan masih banyak contoh lagi yang bisa saya sebutkan. Berikut, 1 Yohanes 3:1: ”Lihatlah betapa Allah mengasihi kita, sehingga kita diakui sebagai anak-anakNya. Dan memang kita adalah anak-anak Allah.” Sesungguhnya, kita ini adalah anak-anak Allah. ”Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!” (Mzm 103:1)

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    H. Westerink
  3. ISBN:
    978-602-1006-03-0
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 2000
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih