10. Hal-hal yang Tersembunyi

Jadi, kita diyakinkan mengenai pemilihan kita, ”masing-masing pada waktunya, walau tingkatnya berbeda-beda dan kadarnya tidak sama”.

Kendatipun dengan ungkapan demikian, persoalan belum selesai. Dalam PAD I.12, kita diperingatkan akan suatu bahaya terbesar, yaitu bahwa manusia, berkeinginan untuk memahami semua hal, bahkan manusia ingin agar semua hal seolah ”tembus pandang”. Itu memang baik.

Allah telah menciptakan kita sebagai manusia yang berakal budi. Melalui akal budinya itulah, ilmu pengetahuan dapat mencapaikemajuan-kemajuan yang besar. Mengenai hal-hal yang dinyatakan Allah kepada kita di dalam Alkitab, kita pun perlu mempunyai pengetahuan.

Akan tetapi, hendaklah kita menyadari bahwa bagi Allah, ada hal-hal yang di rahasiakanNya, misalnya, rahasia keselamatan. Adahal-hal tersembunyi yang mustahil kita pahami, sekalipun kita mengerahkan seluruh perhatian dan daya akal kita. Hal-hal yang tidak mu dah kita pahami, misalnya, siapakah yang mampu memahami ketritunggalan Allah secara sempur na? Apa artinya kemahakuasaan Allah itu? Bagaimana terjadinya kelahiran kembali? Siapa yang mampu memahami kasih Kristus secara mendalam? Demikian juga dengan soal pemilihan Allah. Siapa pun yang bisa menyelidiki pekerjaan Allah itu, yang mampu membuatnya menjadi sungguh-sungguh jelas, yang bisa memahaminya secara logis, pasti akan hanyut ke dalamnya; sama seperti berada pada kisaran air yang deras dan sangat dalam. Tidak seorang pun tahu apa yang terdapat di dalam dirinya selain rohnya sendiri: ”Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.” (1Kor 2:11)

Ada hal-hal yang memang harus kita terima di dalam terang iman, tanpa kita bisa memahaminya. Seperti yang dikatakan Ulangan 29:29: ”Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ia lah bagi kita dan bagianak-anak kita ....” Seperti yang kita baca dalam PAD I.12: ”Keyakinan ini tidak didapatkan orang pilihan dengan cara mengusut hal-hal yang tersembunyi dan rahasia-rahasia Allah yang dalam.” Jika kita memberontak atas pemilihan Allah itu, atau orang-orang yang tidak percaya menyerang kita dengan argumen bahwa secara akal sehat seluruh ajaran tentang pemilihan Allah itu tidak benar, maka hanya ada satu hal yang dapat kita lakukan, yaitu menyerahkannya kepada Allah dengan penuh iman, sambil mengingat kata-kata Mazmur 147:5-6: ”Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.

Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi merendahkan orang-orang fasik sampai ke bumi.”

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    H. Westerink
  3. ISBN:
    978-602-1006-03-0
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 2000
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih