19. Itu Tuhan!

Murid-murid Yesus sedang susah! Sepanjang malam mereka bekerja tanpa menangkap seekor ikan pun. Lalu, atas perintah orang yang tak mereka kenal, yang berdiri di pantai, mereka menebarkan jala di sebelah kanan perahu.

Dan ternyata begitu banyak ikan yang mereka tangkap! Maka Yohanes (lih Yoh 21:7) berkata, ”Itu Tuhan!”. Tentu saja, tidak wajar kisah ini disebut sebagai salah satu bukti pemilihan Allah. Dan memang, itu juga bukan maksud saya menyebutkannya. Hal yang menjadi pokok perhatian bagi saya adalah perkataan Yohanes yang mengejutkan, ”Itu Tuhan!” Semua orang percaya yang menengok ke belakang, ke masa lalu hidupnya, akan mengenal pengalaman yang mengejutkan, ”Itu Tuhan!”.

Itulah Tuhan, itulah kebaikan Tuhan, itulah Tuhan yang telah mengenalku, yang telah menarik aku, dan yang telah menyelamatkanku.

Dengan cara melihat dari belakang itulah orang-orang percaya akan mengerti bahwa di dalam kehidupannya, Allah sungguh-sungguh:

”turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rm 8:28)

Mendengar itu, kita tidak bersikap sombong.

Itu yang membuat kita merasa rendah.

Itu yang membuat kita bersukacita.

Itu yang membuat kita merasa tenteram.

Karena kita aman dalam kedamaian kasih Allah. (Ny. Rohani . . . ...)

Karena itu, alangkah menyedihkan bila masih ada orang-orang percaya yang tidak suka merenungkan pemilihan Allah, oleh karena hal itu membuat mereka merasa takut. Menyedihkan pula bila masih ada orang lain yang sama sekali tidak memedulikan ajaran tentang pemilihan Allah, oleh karena bagi mereka ”Injil yang lengkap” hanya berdasarkan pada kebenaran bahwa ”manusia diselamatkan oleh karena iman semata-mata”. Dan alangkah menyedihkan, jika anak-anak yang dibaptis yang menganggap diri mereka terpilih dengan sendirinya, sehingga mereka merasa tidak perlu lagi untuk sungguh-sungguh memperhatikan panggilan Allah: ”Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku ....” (Ams 23:26)

Memang hal itu sangat menyedihkan, seperti perkataan Tuhan Yesus tentang anak-anak Israel yang tidak percaya: ”... Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.” (Mat 8:11-12)

Tetapi, yang paling menyedihkan lagi adalah kasih Allah di dalam Kristus diingkari. Padahal, karena kasih yang menyelamatkan itu, Allah telah mengenal dan memilih kita dari semula. Ya, kasih itulah yang mereka ingkari.

Lalu, berapa banyak orang berdosa yang akan diselamatkan tanpa kasih yang memilih itu? Tidak seorang pun! Sebab: ”Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1Yoh 4:10)

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    H. Westerink
  3. ISBN:
    978-602-1006-03-0
  4. Copyright:
    © De Vuurbaak 2000
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih